161
Lampiran 1
PERTANYAAN WAWANCARA
Sumber Wawancara
:
Jabatan
:
Tanggal Wawancara
:
Tempat
:
1. Bagaimana hasil USBN setelah ada kebijakan pengintegrasian
soal HOTS ke dalam soal USBN tersebut?
2. Bagaimana anda menerapkan pembelajaran HOTS di kelas
Anda? Adakah kendala dalam melaksanakan pembelajaran
HOTS? Jika ada, bisa dijelaskan kendala apa yang dihadapi,
baik dari faktor internal maupun eksternal.
3. Saat berbicara pembelajaran HOTS, tidak bisa dipisahkan
dengan penilaian HOTS. Bagaimana kualitas soal evaluasi
yang disusun oleh guru berkaitan dengan kaidah penulisan soal
HOTS (dilihat dari soal PTS, PAS, PAT, US selama ini)?
4. Melihat kondisi saat ini, sebenarnya apa yang paling
162
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018
khususnya
tentang
pembelajaran
berorientasi
pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order
Thinking Skill (HOTS)?
5. Pernahkah ada pelatihan-pelatihan tentang HOTS? Jika sudah
pernah, materi apa yang sudah pernah dibahas?
6. Bagaimana hasil dari pelatihan tersebut?
7. Menurut Anda, model pelatihan seperti apa yang paling efektif
dilaksanakan?
8. Jika dilaksanakan pelatihan, dalam lingkup mana pelatihan
sebaiknya dilaksanakan? Apakah sekolah, KKG, Kecamatan,
atau Kota?
163
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Guru SD
Guru
Pertanyaan
Guru 1 (FK) Guru 2 (YO) Guru 3 (IP) Guru 4 (AS) Guru 5 (WN) Guru 6 (MA) Guru 7 (NI)“Bagaimana hasil
Ujian Sekolah
setelah
diintegrasikannya
soal HOTS dalam
ujian sekolah?”
“Hasil USBN mengalami penurunan. Dibuktikan dr dokumen dakol nilai 3 tahun terakhir. Awalnya, 3 tahun berturut-turut masuk peringkat 10 besar Tingkat Kota Salatiga, di tahun pelaksanaan kebijakan tsb menjadi peringkat 27.” “Ada yg hasilnya kurang memuaskan, karena tingkat kesulitan soal yg cukup rumit.” “Hasil US setelah ada kebijakan tersebut adalah "terjun bebas". Hal tersebut terjadi karena soal-soal US HOTS sedang guru dan siswa dalam pembelajaran sehari2-hari tidak HOTS. Sehingga siswa tidak terbiasa untuk menalar. Saat menjumpai soal ujian yang HOTS, alhasil siswa tidak mau mikir dan ngarang saja.” “Hasil belum optimal karena bagaimanapun juga murid belum sepenuhnya siap untuk menerima pembelajaran HOTS. Hal tersebut berkaitan dengan kelas-kelas sebelumnya. ” “Dengan adanya penilaian secara HOTS, ternyata nilai evaluasi siswa mengalami penurunan.” “Memang pada awalnya kurang sesuai dengan apa yang mereka targetkan karena pola pembelajaran ini masih terbilang baru untuk mereka, tetapi lambat laun nilai yang mereka dapatkan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa mendapatkan soal yang berorientasi HOTS.” “Hasil US masih kurag dari harapan, karena guru dan siswa belum terbiasa.”“Bagaimana anda
menerapkan
pembelajaran
HOTS di kelas
Anda? Adakah
kendala dalam
melaksanakan
pembelajaran
HOTS? Jika ada,
bisa dijelaskan
kendala apa yang
dihadapi, baik
dari faktor
internal maupun
eksternal.”
“Sejauh yang saya lakukan sampai saat ini, memfasilitasi siswa dalam penanaman konsep materi pembelajaran dengan menggunakan daya pikir/bernalar siswa dengan menyiapkan media dan alat peraga pembelajaran. Kendala faktor eksternal adalah adanya tugas dinas tambahan selain mengajar yang membutuhkan waktu dan menuntut tanggung jawab, sehingga “Kalau saya belum terlalu menggunakan karena mengajar di kelas rendah (kls1) masih mencoba membuat siswa memahami soal yang sederhana dahulu.” “Mungkin juga salah saya sebagai guru yang tidak bisa masuk mendalami dan meresapi karakter peserta didik. Tidak bisa mengelola kelas. Menggunakan model dan metode yang tepat.” “Di kelas yang saya ampu, belum bisa menerapkan pembelajaran HOTS. Kendala yang dialami karena di rumah anak tidak mendapatkan pendampingan belajar dari orang tua, sehingga untuk belajar 100% bergantung pada guru.” “Penerapan pembelajaran HOTS di kelas saya masih mengalami kendala, diantaranya: a. Secara internal: kemampuan kognitif siswa dalam memahami dan menjawab soal tidak sama, guru belum terbiasa menyusun soal secara HOTS b. Secara eksternal: ada beberapa siswa yang tidak “Pembelajaran HOTS dikelas, kami mulai dengan diskusi ringan serta tanya jawab seputar topik yang sedang dibahas, kemudian memancing anak untuk mencaritahu semua hal yang sedang mereka pelajari melalui berbagai media dan narasumber yang ada di sekitar mereka, hal terakhir yang dilakukan untuk memperkuat pemahaman mereka terhadap topik tersebut adalah menuangkannya “Saya sepenuhnya belum melaksanakan. kendalanya saya belum mengerti yg sesungguhnya keseluruhan tentang pembelajaran HOTS.”164
tidak terfokus pada pembelajaran. Kendala faktor internal adalah kurangnya pembekalan tentang praktek pembelajaran HOTS. Selama ini, diklat yang didapatkan hanya terbatas pada pembuatan soal HOTS. Padahal, pada kegiatan pembelajaran masih mengalami kesulitan dalam menstimulus siswa untuk menggunakan daya pikirnya mengkonstruksi konsep/materi pembelajaran.” mendapat dukungan dari lingkungan maupun keluarga dalam bentuk projek.” Kendala yang kadang terjadi adalah pada keterbatasan media dan sumber belajar yang ada di sekolah serta karakter individu yang sangat variatif (ABK dan Non ABK). Di kelas saya terdapat 4 siswa ABK yang memiliki kondisi berbeda, sehingga butuh penangaan yang berbeda pula untuk setiap ABK tersebut, sedangkan saya sebagai single teacher di kelas ini.”“Saat berbicara
pembelajaran
HOTS, tidak bisa
dipisahkan
dengan penilaian
HOTS.
Bagaimana
kualitas soal
evaluasi yang
disusun oleh guru
berkaitan dengan
kaidah penulisan
soal HOTS
(dilihat dari soal
PTS, PAS, PAT,
US selama ini)?”
“Bisa ditanyakan langsung ke Korwil supaya lebih akurat.” “Ada yang sudah memahami penulisan soal HOTS hasilnya cukup bagus, tetapi ada juga guru yang belum memahami sehingga kualitas soalnya cenderung membingungkan siswa.” “Kualitas soal evaluasi masih belum bagus. Masih banyak soal dengan level kognitif L1. Kadang sudah menggunakan stimulus, tapi stimulusnya tidak memiliki arti maksudnya tanpa melihat stimulus soal sudah dapat dikerjakan.” “Kualitas soal HOTS belum bisa dikatakan baik, karena belum mampu untuk melaksanakan pembelajaran HOTS.” “Dilihat dari soal-soal yang diberikan, kualitas soal evaluasi yang disusun oleh guru dalam pembelajaran HOTS masih sangat rendah. Hal itu disebabkan mungkin karena guru yang membuat soal evaluasi kurang mendapat pelatihan atau mungkin juga guru sudah masa bodoh dengan soal yang dibuatnya.” “Untuk kualitas soal evaluasi yang kami susun selama ini sudah berorientasi pada soal HOTS (walaupun belum 100% dari soal yang kami buat adalah soal HOTS). Keberagaman karakteristik dan daya serap siswa menjadi salah satu pertimbangan kami dalam pembuatan soal HOTS.” “Saya sudah berusaha mencoba membuat sepengetahuan saya, sebenarnya membuat anak lebih tertantang harus lebih kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah /soal (namun yang saya buat itu apakah sudah benar atau blm?)”“Melihat kondisi
saat ini,
sebenarnya apa
yang paling
“Diklat pembelajaran HOTS. Guru dilatih bagaimana “Sebaiknya semua guru (bukan hanya yang mengajar di kelas 6 saja) “Pelatihan yang lebih mendalam, jangan hanya pengawas yang jadi narasumber “Guru membutuhkan pelatihan pembelajaran HOTS secara “Yang dibutuhkan guru adalah pelatihan yang benar-“Yang paling dibutuhkan guru saat ini adalah Workshop Pembuatan Soal “Butuh pelatihan atau workshop yang diikuti pendamping165
dibutuhkan oleh
guru berkenaan
dengan kebijakan
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan
tahun 2018
khususnya
tentang
pembelajaran
berorientasi pada
Keterampilan
Berpikir Tingkat
Tinggi atau
Higher Order
Thinking Skill
(HOTS)?”
merancang RPP HOTS, dilatih kiat-kiat khusus mengajarkan materi HOTS agar siswa dapat terstimulus menggunakan daya berpikirnya dalam mencerna materi, serta praktik pengajaran HOTS.” mendapat pelatihan atau bimbingan secara intensif dalam penggunaan KKO ketika menyusun soal HOTS.” karena HOTS nya itu-itu saja dan kadang tidak dapat memberi contoh yang tepat.” berjenjang, sehingga pembelajaran HOTS dapat berlangsung pada setiap jenjang dengan baik dan sesuai.” benar dari narasumber yang menguasai pembelajaran HOTS, dan pelatihan tersebut merata bagi semua guru.” HOTS yang benar-benar mengajak guru untuk berlatih membuatnya bukan sekedar mendengarkan materi dari narasumber.” dari instruktur yg benar benar paham sungguh tentang pembelajaran HOTS atau dari guru yang sudah melaksanakan dan sudah terbukti keberhasilan dalam pembelajaran HOTS tersebut.”“Pernahkah ada
pelatihan-pelatihan tentang
HOTS? Jika
sudah pernah,
materi apa yang
sudah pernah
dibahas?”
“Pernah, materi yang dibahas adalah penyusunan soal HOTS.” “Pernah, tetapi belum intensif karena secara klasikal yg jumlah pesertanya lebih dari 30 orang tanpa ad pembimbingan kelompok. Materi KKO, Level soal HOTS namun belum menyeluruh.” “Sudah, saat KKG narasumbernya pengawas. Yang dibahas ciri-ciri soal HOTS dan contohnya.” “Pelatihan tentang penulisan soal HOTS.” “Sudah pernah ada pelatihan tentang penilaian HOTS, namun saya belum pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut.” “Pernah, materi yang dibahas adalah karakteristik/ciri-ciri soal HOTS serta bagaimana membuat soal HOTS.” “Saya secara detail belum pernah mendapatkan pelatihan, hanya mendapatkan semacam sosialisasi saja jadi bukan pelatihan.”“Bagaimana hasil
dari pelatihan
tersebut?”
“Ditindaklanjuti dalam pembuatan soal HOTS baik dalam pembuatan soal penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah.”“Kurang efektif, dan hanya beberapa orang saja dari satu sekolah yg memahami.”
“Di akhir diminta membuat, tapi hasil nya bayak guru masih lihat google, lihat arsip soal lalu, tapi kalau saya berusaha buat sendiri HOTS dan tak tahu benar apa salahnya karena tidak ada feedbacknya.” “Guru mampu membuat soal HOTS, tetapi untuk implementasi pembelajaran HOTS belum bisa diterapkan.” - “Kami cukup mendapat bekal untuk membuat soal HOTS yang dapat kami berikan kepada siswa di sekolah kami. Karena terbatasnya waktu, kami kurang mendapat feedback dari soal yang telah kami buat, sehingga sebagian dari kami tidak mengetahui bagaimana kualitas soal yang sudah kami buat.” “Belum maksimal, kami sebagai guru masih meraba-raba sendiri pembelajaran yang dinginkan dengan orientasi pada HOTS.”
“Menurut Anda,
model pelatihan
seperti apa yang
“In dan On dengan pendampingan narasumber “Seperti KKG kelas, misal guru kelas rendah dalam 1 “Model pelatihan dari WI yang memang “Pelatihan
tatap muka.” “Menurut saya yang dibutuhkan adalah model “Mini workshop dengan menghadirkan sedikit peserta Workshop secara lengkap dimulai dari:
166
paling efektif
dilaksanakan?
yang berkompeten di bidangnya, terjadwal, dan bertarget agar kegiatan benar-benar sesuai dengan tujuan yg diharapkan. Dengan pola In dan On jam pelatihan juga akan memenuhi 30 jp sehingga peserta akan dapat sertifikat juga” gugus dengan 1 orang pembimbing.” kompeten dalam bidang HOTS. Memberikan materi, peserta mencoba, dan dibahas sehingga tahu benar salahnya. Kalau salah juga bisa membernarkan.” pelatihan seperti workshop atau diklat. Workshop akan menghasilkan produk pelatihan sehingga nanti bisa juga untuk kenaikan pangkat.” workshop agar lebih efektif dan mendapatkan feedback secara langsung. Pelatihan yang tidak hanya berhenti di satu-dua hari saja, tetapi pelatihan yang berkelanjutan dan terpantau.”pemahaman materi apa itu HOTS, pembelajaran berorientasi HOTS, penyusunan perangkat pembelajaran HOTS, pembuatan instrumen penilaian HOTS, dan microtheaching pembelajaran HOTS”