• Tidak ada hasil yang ditemukan

D I S Q U A L I F I C A T O I R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D I S Q U A L I F I C A T O I R"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Eksepsi yang menyatakan Penggugat tidak

memiliki

kapasitas/kedudukan sebagai

Penggugat

dalam perkara ini.

D I S Q U A L I F I C A T O I R

(2)

Eksepsi yang bertujuan untuk menunda

diajukan gugatan, bisa dikarenakan batas

waktu perjanjian belum jatuh tempo atau

D I L A T O I R

waktu perjanjian belum jatuh tempo atau

ada kesepakatan penundaan

pelaksanaan kewajiban

(3)

Tangkisan karena gugatan diajukan telah

melampaui waktu (kadaluarsa) atau

Tergugat telah dibebaskan dari

P E R E M T O I R

Tergugat telah dibebaskan dari

membayar.

(4)

Eksepsi ini dibagi menjadi 2

• Eksespsi Error in Persona

• Espsepsi Subjectum Litis

E X E P T I O P L U R I U M

L I T I S C O N S O R T I U M

(5)

Tergugat menyatakan gugatan penggugat

salah alamat.

Seharusnya bukan tergugat yang digugat,

tetapi pihak lain yang harus bertanggung

Eksespsi Error in Persona

tetapi pihak lain yang harus bertanggung

jawab (sebagai Tergugat)

(6)

• Gugatan Penggugat kurang subjek

• Seharusnya ada pihak lain yg ikut digugat

Cth :

dlm perkara waris, seluruh ahli waris harus jd pihak

Eksepsi Subjectum Litis

dlm perkara waris, seluruh ahli waris harus jd pihak dalam gugatan

Dlm perkara pembatalan perjanjuan jual beli, seluruh pihak yg terlibat dlm transaksi sebelumnya harus ikut digugat

(7)

• LIHAT MATERI KD 1

NEBIS IN IDEM

(8)

Eksepsi HARUS

diajukan bersama-sama

dengan Jawaban.

Kecuali eksepsi temtang Kompetensi

Absolut. Setiap waktu sebelum Putusan

Absolut. Setiap waktu sebelum Putusan

dapat diajukan Eksepsi Kompetensi

Absolut (134 HIR)

(9)

JAWABAN TENTANG POKOK PERKARA

Jawaban Konpesi dapat berisi :

Pengakuan,

K

O

N

P

E

N

S

I

Pengakuan,

bantahan atau

referte.

(10)

Jawaban Tergugat dapat berisi

Pengakuan tentang apa yang didalilkan

Penggugat.

Pengakuan dapat dlm bentuk pengakuan

PENGAKUAN

Pengakuan dapat dlm bentuk pengakuan

seluruhnya atau Pengakuan Sebagian

(11)

Membantah dalil-dalai Gugatan

Penggugat

Tergugat memiliki alur kronologi sendiri

yang berdeda dengan Penggugat

BANTAHAN

yang berdeda dengan Penggugat

(12)

Menyerahkan segalanya pada

kebijaksanaan hakim (Pasrah Bongkokan)

Tergugat tidak melakukan pengakuan,

tidak juga melakukan bantahan

REFERTE

tidak juga melakukan bantahan

Tergugat hanya bersikap menunggu

Putusan

(13)

• Gugatan balasan/gugatan balik yang diajukan oleh Tergugat kepada Penggugat karena

terdapat hubungan hukum lain, selain perkara konpensi.

R

E

K

O

N

P

E

N

S

I

konpensi.

• Rekonpensi HARUS diajukan bersama-sama dengan Jawaban, baik tertulis maupun lisan (132b (1) HIR)

(14)

Penggugat dalam Konpensi

berkedudukan sebagai Tergugat

Rekonpensi

Tergugat dalam Konpensi berkedudukan

Tergugat dalam Konpensi berkedudukan

sebagai Penggugat Rekonpensi

(15)

• Para Pihak sama dan memiliki kapasitas yang sama

• PN berwenang mengadili perkara rekonpensi tersebut

• Bukan perkara dalam rangka melaksanakan isi suatu

SYARAT GUGATAN REKONPENSI

• Bukan perkara dalam rangka melaksanakan isi suatu putusan Pengadilan/eksekusi

• Dlm perkara rekonpensi tidak berlaku ketentuan ttg kompetensi Relatif

(16)

Kumulasi/penggabungan 2 tuntutan

Menghemat waktu, biaya dan

mempermudah prosedur

TUJUAN REKONPENSI

Menghindari putusan-putusan yang

saling bertentangan satu sama lain

(17)

REPLIK

DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN IDENTITAS

IDENTITAS

TUJUAN UNTUK

MEMBANTAH/MENANGGAPI EKSEPSI, JAWABAN, REKONPENSI DAN

MENGUATKAN DALIL GUGATAN

Huku m Acara Perdat a, FH

(18)

DUPLIK

• DIAJUKAN OLEH TERGUGAT

• DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM

• TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN IDENTITAS

• TUJUAN UNTUK MEMBANTAH/MENANGGAPI

• TUJUAN UNTUK MEMBANTAH/MENANGGAPI

GUGATAN, REPLIK, DAN MENGUATKAN DALIL JAWABAN, REKONPENSI

(19)

PEMBUKTIAN

Definisi :

Memberikan kepastian kepada HAKIM

tentang kebenaran peristiwa yang

menjadi dasar gugatan/dasar bantahan

menjadi dasar gugatan/dasar bantahan

dengan alat-alat bukti yang ada.

(20)

ASAS-ASAS DALAM PEMBUKTIAN

AUDI ET ALTERAM PARTEM

UNNUS TESTIS NULLUS TESTIS

TESTIMONIUM DE AUDITU

ACTORI INCUMBIT PROBATIO

ACTORI INCUMBIT PROBATIO

NEGATIVA NON SUNT PROBANDA

IUS CURIA NOVIT

(21)

APA YANG HARUS DIBUKTIKAN

• Pokok sengketa, yi : semua yg didalilkan dalam gugatan, dan yang dibantah dlm jawaban

• Yang harus dibuktikan adalah PERISTIWANYA, bukan hukumnya.

bukan hukumnya.

• Berupa peristiwa, hak atau hubungan hukum

(22)

Hal-hal yang TIDAK perlu dibuktikan

• Hal-hal yang diakui oleh Tergugat

• Hal-hal yang tidak dibantah oleh Tergugat

• Hal-hal yang diketahui Hakim di dlm persidangan

persidangan

Fakta NOTOIR (Notoir feiten) : pengetahuan umum

(23)

Beban Pembuktian

• Pasal 163 HIR, 1865 BW :

“Barang siapa yang mengaku mempunyai hak,

atau menyebut suatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk

membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau

adanya kejadian itu.”

(24)

• Yang harus membuktikan adalah para Pihak (Penggugat dan Tergugat)

Permasalahan : Permasalahan :

– Apa yg harus dibuktikan oleh Penggugat ?

– Apa yg harus dibutikan oleh Tergugat ?

(25)

Kebenaran yg dicari dlm PEMBUKTIAN

• Dlm Hk. Acara Perdata

– Kebenaran formal

– Hakim bersifat pasif

– Tidak mensyaratkan adanya keyakinan hakim

– Tidak mensyaratkan adanya keyakinan hakim

• Dlm Hk. Acara Pidana

– Kebenaran materiil

– Harus dengan keyakinan hakim

(26)

Alat bukti

Pasal 164 HIR • Surat/tulisan • Saksi • Pengakuan • Pengakuan • Persangkaan • Sumpah

Alat bukti Lain :

• Pemeriksaan Setempat (90 RO)

(27)

1. ALAT BUKTI SURAT

Bukti Surat/Tulis : adalah segala sesuatu yg memuat tanda baca yg dimaksud untuk mencurahkan isi hati atau menyampaikan

buah pikiran seseorang dan digunakan sebagai buah pikiran seseorang dan digunakan sebagai pembuktian.

(28)

BUKTI SURAT/TULIS

Dibagi menjadi 2 : ambtelijk otentik partij partij • Akta dibawah tangan • Bukan akta

(29)

AKTA

• AKTA : Surat sebagai alat bukti yang diberi tanda tangan, yg memuat peristiwa yg

menjadi dasar suatu hak atau perikatan.

• BUKAN AKTA : tidak ada tanda tangan, cth:

• BUKAN AKTA : tidak ada tanda tangan, cth: karcis, buku register, catatan

(30)

• AKTA OTENTIK : akta yang dibuat dlm bentuk yg ditentukan perat per-UU-an oleh/

dihadapan pejabat umum yg berwenang. Akta ambtelijk : akta pejabat publik

Akta ambtelijk : akta pejabat publik Akta partij : akta notaris

• Akta dibawah tangan : akta yg dibuat oleh para pihak sendiri.

(31)

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA

• AKTA OTENTIK : kekuatan pembuktiannya lengkap dan sempurna.

• AKTA DIBAWAH TANGAN : kekuatan

• AKTA DIBAWAH TANGAN : kekuatan

pembuktiannya tergantung diakui atau

tidaknya akta tersebut. Jika diakui kekuatan pembuktiannya sama dengan akta otentik

(32)

2. BUKTI SAKSI

• Kesaksian : kepastian yang diberikan kepada Hakim di persidangan ttg peristiwa yg

disengketakan dgn jalan pemberitahuan scr lisan dan pribadi oleh orang yang

lisan dan pribadi oleh orang yang

bersangkutan, bukan salah satu pihak yg berperkara.

(33)

SAKSI MENJADI BUKTI JIKA :

• Saksi melihat, mendengar atau mengalami sendiri peristiwa yg dipersaksikan.

• Tidak berupa kesimpulan/pendapat dari saksi

• Dapat menjelaskan sumber kesaksiannya

• Dapat menjelaskan sumber kesaksiannya

Tidak Testimonium de auditu

Tidak Unnus testis nullus testis

• Mengucapkan sumpah

(34)

SYARAT SAKSI :

• Dewasa

• Tidak ada hubungan keluarga

• Tidak ada hubungan kerja

(35)

Kekuatan Pembuktian Saksi



BUKTI BEBAS

(36)

3. BUKTI PERSANGKAAN

Persangkaan merupakan bukti sementara, dan bersifat alat bukti tidak langsung, bukan alat bukti yg berdiri sendiri.

Cth. Membuktikan ketidak hadiran seseorang pd suatu waktu di tempat ttt, dgn membuktikan kehadirannya pd waktu yg sama di tempat lain

(37)

Kesimpulan yang ditarik oleh Hakim atau

UU ditarik dari suatu peristiwa yang

terang dan nyata kearah peristiwa lain

yang belum terang keadaannya.

yang belum terang keadaannya.

(38)

PERSANGKAAN dibedakan menjadi:

1. Persangkaan berdasarkan kenyataan 2. Persangkaan berdasarkan hukum

(39)

Persangkaan berdasarkan kenyataan

• Hakim yg berwenang memutuskan kemungkinan kenyataan tsb

(40)

• Perbuatan-perbuatan yg oleh UU dinyatakan batal, karena dari sifat dan keadaannya dapat diduga dilakukan untuk menghindari

ketentuan UU.

Persangkaan Berdasarkan Hukum

ketentuan UU.

(41)

4. Pengakuan

• Pengakuan dapat diberikan di dlm mauoun diluar persidangan

• Tertulis maupun lisan

• Membenarkan seluruh maupun sebagian

• Membenarkan seluruh maupun sebagian

(42)

Pengakuan Murni

• Pengakuan yg sederhana & sesuai dengan tuntutan lawan

• Cth : Penggugat menyatakan tergugat

membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui

membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta

(43)

Pengakuan dengan kualifikasi

• Pengakuan disertai dengan sangkalan terhadap sebagian tuntutan

• Cth :Penggugat menyatakan tergugat membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta,

rumah dr penggugat dgn harga 5 juta,

tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi harganya 3 juta, bukan 5 juta.

(44)

Pengakuan dengan clausula

• Pengakuan yg disertai dgn keterangan tambahan yg bersifat membebaskan

• Cth : Penggugat menyatakan tergugat

membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 membeli rumah dr penggugat dgn harga 5 juta, tergugat dlm jawabannya mengakui membeli rumah dr penggugat, tetapi telah dibayar lunas.

(45)

Pengakuan tidak boleh dipisah-pisahkan

(onsplitsbare aveu)

• Pengakuan harus diterima bulat

• Hakim tidak boleh memisah-misahkan

pengakuan itu dan menerima sebagian dari pengakuan sehingga tidak perlu lagi

pengakuan sehingga tidak perlu lagi

dibuktikan dan menolak sebagian lainnya yang masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

(46)

• Pengakuan di dalam Persidangan LENGKAP

dan MENENTUKAN

Kekuatan Pembuktian Pengakuan

(47)

5. Bukti Sumpah

• Sumpah promissoir : sumpah untuk berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu.

• Sumpah Comfirmatoir : sumpah untuk

• Sumpah Comfirmatoir : sumpah untuk

memberi keterangan bahwa sesuatu benar atau tidak benar

• Sumpah Comfirmatoir dibagi menjadi 2 :

Sumpah supletoir dan sumpah decisoir

(48)

Sumpah Supletoir/Pelengkap

• Ada bukti permulaan/alat bukti lain

• Diperintahkan oleh hakim

• Tidak dapat dikembalikan oleh lawan

• Kekuatan pembuktiannya SEMPURNA

• Kekuatan pembuktiannya SEMPURNA

(49)

sumpah Decisoir

• Sama sekali tidak ada bukti lain

• Dibebankan oleh salah 1 pihak kepada pihak lawan

• Tidak Dapat dikembalikan

• Tidak Dapat dikembalikan

• Kekuatan pembuktiannya MENENTUKAN

(50)

6. Pemeriksaan Setempat

• Pada prinsipnya pemeriksaan persidangan dilakukan di gedung Pengadilan

• Untuk memeriksa benda tetap tidak mungkin dilaksanakan di gedung Pengadilan

dilaksanakan di gedung Pengadilan

• Untuk mendapatkan kepastian, hakim dapat melakukan pemeriksaan setempat di tempat benda tetap berada (Pasal 90 RO)

(51)

• Dapat diajukan oleh para pihak atau oleh Hakim

• Untuk memeriksa kejelasan dan kepastian objek sengketa (letak, batas-batas, luas)

objek sengketa (letak, batas-batas, luas)

• Kekuatan pembuktian bebas

(52)

7. Bukti Saksi Ahli

• Hakim menggunakan keterangan ahli agar memperoleh keterangan yg lebih mendalam ttg sesuatu yg hanya dimiliki oleh seorang ahli tertentu

tertentu

• Dasar hukum 154 HIR/181 RBg/215 RV.

• Hakim atau para pihak dapat mengajukan saksi ahli

(53)

• Kedudukannya dapat digantikan oleh ahli yang sama

• Saksi ahli memberikan pendapat/kesimpulan

• Kekuatan Pembuktian bebas

• Kekuatan Pembuktian bebas

(54)

Pasal 1 angka 1 UU ITE

• Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,

electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau

sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu

memahaminya.

(55)

Pasal 1 angka 4 UU ITE

Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau

sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau

didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,

tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,

rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makan atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

(56)

Pasal 5 UU ITE

(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Undang-Undang ini.

(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:

a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat

dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

Referensi

Dokumen terkait

Moeljatno mengatakan,”orang tidak mungkin dipertanggungjawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana. 22 Alf Ros dalam Hidayat.

 Ketepatan dalam menerapkan pemecahan masalah yang terkait dengan K3 di industri, menguraikan konsep K3 dalam dunia industri, dan merancang program kerja kegiatan

6.1.1 Pelajar-pelajar tidak dibenarkan meninggalkan kelas pada sebarang waktu kecuali waktu kecemasan dan mendapat kebenaran guru. 6.1.2 Sewaktu pembelajaran sedang

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademis guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas

Langkah reaktif untuk memantau kecelakaan, penyakit, insiden (termasuk hampir kena), dan bukti histori lainnya dari kekurangan kinerja K3. Rekaman data hasil pemantauan

¾ Komputer adalah perangkat elektronik, beroperasi dibawah perintah pengendali yang disimpan pada memori komputer, dapat menerima data, memproses data berdasarkan aturan

Di dalam menu tersebut data koordinat potongan melintang sungai dari hasil pengukuran topografi dimasukkan melalui icon ”Cross Section”, contoh masukan data pada Patok 63 adalah

Paling tidak ada empat skema perubahan yang tengah berjalan; pertama, dalam hal penyelesaian hak pihak ketiga melalui Peraturan Menteri Kehutanan No: P.44/MENHUT- II/2012