• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PANCASILA

DALAM KONTEKS

MODERN DAN GLOBAL

PASCA REFORMASI

KELOMPOK J

NAMA

: MELANY MUSTIKA DEWI

NIM

: 11.12.6098

JURUSAN

: S1 - SI

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

(2)

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan kurnia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Pembuatan makalah ini didasarkan sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membantu dan menuntun penulis dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang selalu menemani, membantu dan mensuport selama pembuatan makalah ini. Maka, makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari semuanya. Penulis juga berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Walau bagaimanapun makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah pada waktu selanjutnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

(3)

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL………..….i KATAPENGANTAR………..…...ii DAFTAR ISI………...iii ABSTRAK………...1 PENDAHULUAN Latar Belakang………...2 Rumusan Masalah………...3 PENDEKATAN………...4 PEMBAHASAN……….5 PENUTUP Kesimpulan………....10

Kritik dan Saran………...10

(4)

ABSTRAK

Makalah ini secara singkatya membahas tentang keberadaan Pancasila saat ini di era setelah reformasi. Dimana sudah merebak modernisasi dan globalisasi. Bagaimana masyarakat memandang pancasila sudah mulai berbeda karena pengaruh budaya luar yang dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Di zaman sekarang ini masyarakat hanya memandang Pancasila sekedar sebagai “TULISAN” dasar Negara saja. Menganggap bahwa Pancasila hanya perlu “DIHAFALKAN” apa kata – katanya, tetapi tidak memahami makna dan nilai - nilai di dalamnya bahkan ada yang lupa dengan kalimat Pancasila itu sendiri. Sungguh Memprihatinkan. Apalagi ditambah dengan modernisasi dan globalisasi yang semakin melenyapkan budaya asli Indonesia, otomatis Pancasila juga mulai tersingkir karena Pancasila adalah percampuran nilai – nilai budaya Indonesia.

(5)

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia adalah dasar dari segala dasar hukum Indonesia dan juga Pancasila merupakan ideologi Bangsa Indonesia. Yang merupakan gabungan dari nilai – nilai luhur sejarah Indonesia. Inilah yang menjadikan Pancasila panutan dan ciri khas dari perjalanan bangsa Indonesia dari penjajahan hingga kemerdekan menjelang. Tetapi ironisnya, dimana keberadaan ideologi Pancasila ditengah permasalahan Negara dizaman pasca Reformasi. Sekarang ini banyak warga Indonesia sendiri lupa dengan Pancasila, mereka hanya hafal kalimatnya tetapi tidak tahu menahu ataupun paham dengan maknanya. Ini tentu menjadi pertanyaan apa yang terjadi dengan kita sebagai anak bangsa yang mengalami permasalah besar negeri ini belum bisa mengoptimalkan tentang pengamalan nilai-nilai ideologi Pancasila tersebut.

Di dunia pendidikan saat ini, para pendidik pun hanya mendidik mereka untuk menghafal, menjadikan bacaan saat upacara, tetapi tidak mengajarkan untuk menerapkan nilai – nilai fundamentalnya di kehidupan sehari – hari. Lalu bagaimana bisa Pancasila masih dihormati dan dijadikan pedoman apabila makna Pancasila tidak di ajarkan dengan benar. Tidak hanya itu ideologi Pancasila sekarang ini juga telah tergeser oleh ideologi luar yang dianggap oleh kaum muda lebih menguntungkan dan lebih baik. Arus globalisasi dan modernisasi dipercaya telah menenggelamkan posisi ideologi negara yang penuh dengan nilai kebangsaan. Praktik liberalisasi, individualistik, dan sekulerisasi yang turut serta dalam globalisasi lebih diminati. Inilah kenyataaan yang menimpa warga negara Indonesia.

(6)

2. Rumusan Masalah

 Kenapa pasca reformasi masyarakat kurang bahkan tidak mengamalkan Pancasila dalam permasalahan kehidupan sehari – hari?

 Apakah Modernisasi dan Globalisasi menjadi faktor utama kenapa masyarakat melupakan Pancasila?

 Apa hubungannya munculnya modernisasi dan globalisasi dengan eksistensi Pancasila?

(7)

Pendekatan

Makalah ini saya buat dengan Pendekatan Historis karena saya rasa Pancasila dilihat secara historis lebih memperlihatkan sudut – sudut yamg mendetail mengenai perjalanannya sampai sekarang ini. Dan dengan menggunakan pendekatan historis, penulis berharap agar dapat mempermudah dalam tugas akhir mata kuliah pancasila dengan judul Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi.

(8)

Pembahasan

Sebelum membahas eksistensi Pancasila dalam konteks modern dan global pasca reformasi, kita harus mengerti terlebih dahulu pengertian dari modernisasi, globalisasi dan reformasi itu sendiri.

1. Pengertian Modernisasi

Modernisasi adalah keadaan masyarakat yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa -desa terpencil.

2.Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.Yaitu suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang maupun suatu Negara yang saling berhubungan dengan komunitas atau Negara lain akibat kemajuan teknologi komunikasi diseluruh penjuru dunia.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:

Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan

internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar

negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.  Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal

material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

(9)

Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan

semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan

keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Dampak Globalisasi :

o Geger Budaya ( Cultur Shock )

Kondisi goncangan jiwa / mental pada diri seseorang / sekelompok orang akibat belum adanya kesiapan untuk menerima unsur – unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaannya sendiri. Kebudayaan Asing ini secara tiba – tiba akan menyebabkan keconcangan jiwa.

o Kesenjangan Budaya ( Cultur Log )

Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan unsur – unsur kemasyarakatan dan kebudayaan tidak selamanya berubah dalam kecepatan yang sama. Kesenjangan pertumbuhan yang tidak sama cepatnya inilah yang

menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidakseimbangan inilah yang disebut kesenjangan sosial.

3.Pengertian Reformasi

Reformasi merupakan suatu perubahan terhadap suatu sistem secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998

(10)

Sebelum Reformasi, Pancasila nilai – nilainya masih dijunjung tinggi. Pancasila merupakan jawaban dari semua permasalahan. Dasar dari segala dasar hukum Negara. Dan merupakan Ideologi Bangsa. Karena “Pancasila adalah lima mutiara galian dari ribuan tahun sap – sapnya sejarah bangsa sendiri”1. Pancasila merupakan penjelmaan Bangsa Indonesia itu sendiri karena apa yang terkandung dalam Pancasila adalah kepribadian dan nilai – nilai keseharian Bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat menjunjung nilai –nilai tersebut.

Setelah Reformasi, Pancasila ditengah arus global terombang ambing oleh arus ideologi lainnya yang dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Banyak contoh bagaimana Pancasila dikesampingkan demi kepentingan pribadi atau golongan. Masyarakat Indonesia sekarang ini hanya tahu dan hafal apa itu Pancasila tetapi tidak mengamalkan makna didalamnya. Dengan kondisi dan posisi ideologi bangsa seperti ini, jangan berharap mengalami perubahan atau pun lepas dari berbagai ancaman buruk sebuah ideologi baru. Bahkan keluar dari masalah radikalisme Agama saja kita belum bisa berharap besar. Tengok saja pemboman yang terjadi akhir – akhir ini, mereka yang mengatakan membunuh karena jihad, itu adalah salah satu kesalahan pemikiran yang besar karena dipengaruh ideologi luar yang salah. Padahal di dalam ideologi Pancasila tidak mengajarkan hal seperti itu. Renungkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang artinya sendiri Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Termasuk, dalam banyak Undang-Undang RI, yang semestinya dapat berlaku ideal di masyarakat justru bertentangan dengan nilai-nilai fundamental Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sebagai contoh para petinggi Negara kita yang harusnya menyadari bahwa mereka dipercaya masyarakat Indonesia untuk mengurus Bangsa dengan ideologi sendiri, tetapi justru mereka sudah terpengaruh oleh arus global dan modern dimana uang dan kekuasaan adalah segalanya, hingga korupsi tak terelakkan lagi di negeri ini dan Pancasila pun terlupakan lagi. Bagaimana Negara ini akan maju dan bernama di mata dunia apabila petingginya saja tak bisa mempertahankan ideologi negaranya sendiri.

(11)

Dalam era global, pertukaran informasi mudah terjadi sebagai akibatnya pertukaran unsur – unsur budaya asing antar Negara mudah terjadi pula. Pertukaran informasi ini tidak semuanya baik dan cocok bagi semua masyarakat dan Negara. Termasuk ideologi luar yang dengan mudahnya masuk dan diterima oleh masyarakat karena dianggap lebih baik, padahal banyak dari ideologi luar tersebut yang melemahkan nilai Agama dan moral. Padahal di sila pertama Pancasila cukup untuk membentengi iman kita dari pengaruh buruk globalisasi. Tapi globalisasi sudah keburu melenyapkan Pancasila. Berikut adalah pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai Pancasila, Globalisasi meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa ideologi liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang dan Pancasila akan benar – benar tinggal nama. Anak muda juga banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai sesuatu yang keren. Hal ini ditunjukkan dengan cara berpakaian banyak remaja yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak boleh sembarangan diperlihatkan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa sesuai dengan Pancasila.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Contohnya untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, tapi juga handphone. Meraka lebih betah bersama handphone ketimbang bercengkrama bersama keluarga. Sungguh menyedihkan negeri ini.

(12)

Bukan hanya arus globalisasi, arus modernisasipun menjadi salah satu penyebab hilangnya Pancasila yang tak terelakkan. Salah satu gejala masuknya modernisasi di suatu Negara adalah semakin terdesaknya budaya asli Indonesia dengan masuknya pengaruh budaya dari luar sehingga budaya asli semakin memudar. Jelas terlihat di Indonesia bahwa modernisasi telah masuk dan memudarkan nilai – nilai fundamental Pancasila. Contohnya saja gotong royong dalam masyarakat sudah semakin langka dan diganti dengan budaya komersial.

Dalam dunia Pendidikan pun arus globalisasi dan modernisasi menggerogoti, Pancasila hanya diajarkan untuk dihafalkan saja dan untuk bacaan wajib saat upacara. Padahal banyak yang kita dapat pelajari dari “Pancasila”. Saat ini dimana kecanggihan komunikasi dan semakin mudahnya kemudahan informasi, para anak bangsa lebih memilih untuk mempelajari sesuatu yang dianggap “keren dan gaul”, Pancasila dianggap sebagai sejarah saja, karena budaya – budaya baru yang masuk lebih dianggap maju dan terpandang. Tapi mereka melupakan satu hal, sesungguhnya Pancasila adalah jati diri Bangsa dan Pancasila lebih antik dan berharga tinggi dibanding ideologi lainnya.

Pancasila dengan nilai-nilainya perlu dan harus dikumandangkan kembali terutama kepada generasi muda, agar bangsa ini memiliki karakter yang kuat dan pandangan hidup bernegara sebagai pegangannya. Nilai-nilai Pancasila harus diajarkan dan wajib untuk di terapkan ke semua lingkungan. Kebiasaan dan pemikiran yang buruk karena terpengaruh oleh ideologi lain akan tergeser melalui proses pembelajaran, pola pikir dan kebiasaan yang baik. Kita harus yakin apabila radikalisme ideologi bisa mempengaruhi pola pikir seseorang, maka ideologi Pancasila pun memiliki peluang yang sama. Selain itu kita juga harus bisa menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, dan menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

(13)

Penutup

1. Kesimpulan

Pancasila pada era pasca Reformasi telah meluntur akibat dampak negatif dari Modernisasi dan Globalisasi. Masyarakat Indonesia sudah tidak menerapkan nilai – nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari – hari.

2. Kritik dan Saran

Sebagai warga Negara yang baik, seharusnya kita menjunjung tinggi Dasar Negara dengan tidak melupakan pancasila dan selalu menerapkan di segala aspek kehidupan.

Demikianlah makalah ini disusun dengan ssebaik - baiknya namun penulis tak luput dari kesalahan maka dari itu makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Terima kasih.

(14)

Referensi

http://unnes.ac.id/gagasan/mengisi-kekosongan-ideologi-reformasi/Mengisi Kehampaan Ideologi Reformasi

http://juntakpos.blogspot.com/2010/09/dampak-modernisasi-dan-globalisasi.htmlDampak modernisasi dan Globalisasi terhadap jati diri bangsa Indonesia

http://ayuna.abatasa.com/post/detail/2590/pengertian-modernisasi

www.wikipedia.org

www.google.co.id

http://fahrialz.wordpress.com/2008/12/05/makalah-kuliah-pancasila

Referensi

Dokumen terkait

Alat strategi yang membantu perusahaan untuk melakukan perbaikan kinerja yang berkesinambungan dengan mengacu pada perusahaan lain yang memiliki kinerja superior.. [

Dari analisis yang telah dilakukan terhadap data yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP di Kota Yogyakarta pada tingkatan

Untuk sampai ke pondok pesantren LPI MUDi Mesjid Raya ini bisa melalui jalan menuju pusat kota Samalanga yang karena banyaknya jumlah pesantren yang terletak

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menyediakan beberapa contoh soal kognitif matematika materi Pecahan pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama

Peneliti ini juga mendapatkan kadar endotoksin yang lebih tinggi pada pasien sirosis disbanding kontrol, dan berkolerasi linier dengan beratnya penyakit, tapi tidak ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit pisang kepok (TKPK) sebagai pengganti jagung terhadap penampilan produksi ayam arab yang

Dan saya berkata: Kalau "naga-naga"-nya begini Saudara-saudara "naga-naga"-nya begini, pihak Belanda mengulur-ulur waktu, pihak Belanda tidak lekas- lekas