1
Rakerkesnas, 01 Maret 2017
021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
Peranan BPJS Kesehatan Dalam
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Disampaikan oleh:
Dr. Maya A. Rusady, M.Kes, AAK
Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan
PENDAHULUAN
PENCAPAIAN JKN TAHUN KETIGA
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
SINERGI PROGRAM KEMENKES-BPJS KESEHATAN
PENUTUP
1
2
3
4
5
AGENDA
I
PENDAHULUAN
Amandemen Ke II UUD 45
Pasal 28 H
semua Penduduk Indonesia
Hak
Pelayanan Kesehatan
Perumahan
Lingkungan
Kesejahteraan
Prinsip
Keadilan dan Kesetaraan
Kemudahan
Menyelenggarakan Jaminan Kesehatan
yang:
• Mencakup seluruh penduduk
Indonesia
• Memberikan pelayanan kesehatan
yang komprehensif
• Menganut prinsip asuransi sosial
dimana peserta yang mampu
membayar iuran dan yang miskin
dan tidak mampu dibayar iurannya
oleh Pemerintah
Mandat BPJS Kesehatan
Tujuan Dasar JKN
Memberikan perlindungan
keuangan (financial protection)
kepada peserta agar mereka tidak
mengalami kesulitan biaya ketika
sakit
Meningkatkan akses peserta ke
pelayanan kesehatan
Membantu meningkatkan status
kesehatan penduduk
Sumber:
UU SJSN Pasal 19, 22, 23, 24, 25 dan 26,
UU SJSN Pasal 17, 19, 20, 27, 28 dan UU BPJS Pasal 19 UU SJSN 47, 48, 49, 50, 51 dan UU BPJS Pasal 39
MANDAT PENYELENGGARAAN PROGRAM JKN
Sasaran kuantitatif RPJMN 2015-2019 terkait penyelenggaraan JKN-KIS:
“Meningkatnya persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan
kesehatan melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Kesehatan, minimal mencakup 95% pada tahun 2019”
• Buku I RPJMN Hal. 6-75
“Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI)
melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari 86,4 menjadi
107,2 juta jiwa”
• Buku II RPJMN Hal. 2-80
VISI BPJS KESEHATAN 2016-2021
“…
TERWUJUDNYA JAMINAN KESEHATAN (JKN-KIS) YANG
BERKUALITAS DAN BERKESINAMBUNGAN
BAGI SELURUH PENDUDUK INDONESIA PADA TAHUN 2019
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG YANG BERKEADILAN MELALUI
BPJS KESEHATAN YANG HANDAL UNGGUL DAN TERPERCAYA...”
BPJS
Kesehatan
Faskes
Primer
Kontak, RNS, PeerReview, RBK ,FKFaskes
Rujukan
FK, Kasus, UCOutcome
• CSI
PSI
• Indek
Kualitas
faskes
• WTA
• Keluhan
PESERTAAmanah
K en d ali Mu tu d an Bia ya Strategic PurchasingASURANSI
KESEHATAN
SOSIAL
• Sesuai kebutuhan medik• Sesuai standar mutu • Pelaksanaan efektif
dan efisien
PPU
PBPU
BP
Performance Based Performance Based Payment
Input Kredensialing/ Rekredensialing Proses KBK Output UR
Demand
Supply
Feb 17II
PENCAPAIAN JKN TAHUN KETIGA
86,4 87,8 91,2 38 54 61 9,1 15, 19,5 133,5 156,8 171,9 0, 45, 90, 135, 180, 225, 2014 2015 2016
PBI Non PBI Tanpa PBPU PBPU Total
Perkembangan Cakupan Kepesertaan
Program JKN s.d Tahun 2016
(Dalam Juta Jiwa)
Tantangan adverse selection dan
willingness to pay, terutama
untuk peserta PBPU yang sehat,
mampu dan produktif
Compliance pemberi kerja untuk
mendaftarkan pekerjanya
• Jumlah peserta bertambah 50.9
Juta Jiwa (42%) dari Januari 2014
• Pertumbuhan peserta terbanyak
pada segmen
Pekerja Penerima
Upah (PPU) Badan Usaha
yaitu
24.5 Juta
• Cakupan kepesertaan JKN
mencapai
67.6%
dari total
penduduk
11
Kerjasama Fasilitas Kesehatan
s.d Desember 2016
1.727 1.783 1.847 1.839 1.910 2.068 1.500 1.600 1.700 1.800 1.900 2.000 2.100 Ja n -1 5 Ju n -1 5 D ec-1 5 Ja n -1 6 Ju n -1 6 D es -1 6FKRTL kerjasama bertambah
sebanyak 959 FKRTL atau 86%
dibandingkan 1 Januari 2014
FKTP kerjasama bertambah sebanyak 4.661 FKTP atau 29% dibandingkan 1 Januari
2014
Jumlah FKTP Kerja Sama
20.708
Jumlah FKRTL Kerja Sama
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
KONTRIBUSI LANGSUNG
KESEHATAN:
Membantu pemulihan
kesehatan dan
pencegahan kecacatan
(+ upaya promotif dan
preventif)
Menjaga masyarakat agar tetap produktif
secara sosial dan ekonomis 2014 (Laporan Audited Des) 2015 (Laporan Audited Des) 2016 (Laporan Non-Audited Des) Pemanfaatan di FKTP (Puskesmas/ Dokter Praktik Perorangan/Klinik Pratama).
66,8 Juta 100,6 Juta 134,9 Juta
Pemanfaatan di
Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit
21,3 Juta 39,8 Juta 50,4 Juta
Pemanfaatan Rawat Inap Rumah Sakit
4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta
13
www.bpjs-kesehatan.go.id 021 –1 500 400
Biaya Pelayanan Kesehatan
42
57
69
87
0 23 45 68 90 113 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Realisasi 2016 Proyeksi 2017Biaya yang dibayarkan kepada Faskes selama 3 tahun sebesar Rp.
166
Triliun
•
Rp.34 Triliun dibayarkan ke FKTP
•
Rp.132 Triliun Dibayarkan ke FKRTL
Proporsi Biaya Primer & Rujukan
20,5
79,5
Kasus dan Biaya
RJTL
Tahun 2014,2015,2016
Berdasarkan CMG
Kasus Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
1. Kasus terbanyakadalah kasus Kontrol Ulang(CMG Q), naik sebesar 4,9 Juta kasusdibandingkan tahun 2015
2. Kenaikan persentasekasus tertinggi pada
kasus fisioterapi(CMG M) sebesar 42% atau 1.05 Juta kasus dibandingkan tahun 2015
Biaya Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
1. Biaya terbesar adalah biaya kasus Kontrol Ulang (CMG Q), naik sebesar Rp. 789 Milyar dibandingkan tahun 2015
2. Kenaikan persentase biaya tertinggipada
kasus Mata (CMG H) sebesar 47% atau Rp. 460 Milyar dibandingkan tahun 2015
Masih tingginya kasus kontrol ulang di FKRTL disebabkan :
15
Kasus dan Biaya
RITL
Tahun 2014,2015,2016
Berdasarkan CMG
Kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan
1. Kasus terbanyak adalah kasus Digestive System (CMG K), naik sebesar 90 ribu kasus dibandingkan tahun 2015
2. Kenaikan persentase kasus tertinggipada
Penyakit Infeksi dan Parasit (CMG A)
sebesar 57% atau 388 ribu kasus
dibandingkan tahun 2015
Biaya Rawat Inap Tingkat Lanjutan
1. Biaya terbesar adalah biaya Penyakit Jantung (CMG I), sebesar Rp. 4,5 Triliun
2. Kenaikan persentase biaya tertinggipada
Penyakit Infeksi dan Parasit (CMG A)
sebesar 46% atau Rp. 985 Milyar
dibandingkan tahun 2015
Kenaikan kasus dan biaya terjadi karena pertumbuhan jumlah peserta dan akses ke fasilitas kesehatan yang semakin terbuka, terjadi kenaikan jumlah FKRTL kerja sama sebesar 12% pada tahun 2016.
Terjadi Double Burden Pembiayaan Penyakit
Infeksi dan Penyakit tidak Menular
Hasil CSPS tahun 2016
(Survey Eksternal)
Terjadi Penurunan Indeks Kepuasan Peserta sebesar 0.3% di tahun 2016
79% 78.3%
Peserta
Indeks Kepuasan
TTB: Top two Boxes
• Peningkatan indeks > 76%
terutama didorong oleh
peningkatan indeks pada
kontak layanan FKRTL
• Peningkatan kepuasan
Faskes tidak dibarengi
dengan peningkatan
kepuasan peserta
yang
turun pada kontak layanan
FKRTL
Sumber: Pengukuran Provider Satisfaction Index (PSI) Tahun 2016
Ctt: Angka yang digunakan untuk penilaian adalah Mean Score
75,9%
69,3%
76,2% 76,8%
Mean TTB
2015 2016
Indeks Kepuasan
FASKES
17
Hasil Pengukuran PSI tahun 2016
(Survey Eksternal)
Data Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat FEB UI
Peta Jalan
Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun 2019
2019
2014
1. Mulai Beroperasi
2. 121,6 juta peserta (49%
populasi)
3. Manfaat medis standar dan manfaat non-medis sesuai kelas rawat
4. Kontrak fasilitas kesehatan 5. Menyusun aturan teknis
6. Indeks kepuasan peserta
75%
7. Indeks kepuasan fasilitas
kesehatan 65%
8. BPJS Dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel
1. Kesinambungan Operasional
2. 257,5 juta peserta (100% populasi)
3. Manfaat medis dan non-medis standar
4. Jumlah fasilitas kesehatan cukup
5. Peraturan direvisi secara rutin
6. Indeks kepuasan peserta 85%
7. Indeks kepuasan fasilitas
kesehatan 80%
8. BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan akuntabel
2017
78,6%
71%
171,9
Juta
Capaian 2016
III
REGULASI
PESERTA
SUPPLY SIDE
READINESS
PURCHASING
STRATEGY
Tantangan Dalam Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
1
2
3
4
ASPEK ASPEK UTAMA :
o Antrian pelayanan di
Faskes
o Peserta tidak dilayani
dokter
o Obat Kosong
Keterbatasan
Ketersediaan Ruang
Rawat Intensif
o Adanya kuota ruang
rawat inap
o Informasi ketersediaan
kamar hanya 10% dari
Iur Biaya
FKRTL membuat Kuota
pelayanan Peserta
• Pembatasan
Pemberian Obat
• Ketersediaan obat
PRB
Pasien disuruh datang
berulang ulang
Kurang adanya informasi
mengenai jenis pelayanan
Keluhan Peserta JKN-KIS Terhadap
Layanan Di Faskes Tahun 2016
Keluhan
Peserta di
Faskes
1
2
3
Jam Praktek Dokter di
FKTP tidak sesuai dengan
4
5
7
8
9
23
Distribusi Peserta di FKTP
tidak merata, Peserta
banyak terdaftar di Faskes
tertentu
Terlalu banyak aplikasi
yang harus dientri
Tarif
Kapitasi dan INACBG kurang
memadai
Obat kosong di
Distributor
Proses pengajuan klaim
lama
Pasien tidak memahami
prosedur pelayanan
Keluhan Faskes Terhadap Kerjasama Dengan
BPJS Kesehatan Tahun 2016
Keluhan
Faskes
1
Proses Kerja Sama Faskes
tidak transparan
2
3
4
5
6
7
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Layanan
Di Fasilitas Kesehatan
Input
Proses
Output
1. Kecukupan Faskes yang bekerja sama
2. Kesesuaian kondisi Faskes dengan Standar : Perizinan Rumah Sakit, Tenaga Medis Akreditasi, Sarana Prasarana (Tenaga Medis, Ruangan
pelayanan, Ruang tunggu, parkir)
3. Kesepahaman dan Komitmen
Bersama untuk melaksanakan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
1. Pelayanan di Rumah Sakit :
Pelayanan medis, obat, laboratorium, penunjang dan administrasi, Sistem Antrian, Sikap petugas Rumah Sakit (Dokter, Perawat, petugas
administrasi), Biaya tambahan, Kejelasan informasi faskes dan prosedur layanan
2. Kecepatan dan pembayaran kepada Faskes
1. Kepuasan Faskes
2. Kualitas layanan Faskes
3. Kepuasan peserta
BPJS Kesehatan melakukan :
1. Penambahan jumlah faskes kerja sama (Re/kredensialing)
2. Mengoptimalkan peran
BPJS Kesehatan melakukan :
1. Meningkatkan kualitas layanan Faskes melalui mekanisme umpan balik keluhan peserta kepada Faskes (WTA)
2. Mengoptimalkan peran dan Fungsi TKMKB
BPJS Kesehatan melakukan :
1. Pembayaran berbasis kinerja, Faskes dibayar berdasarkan kualitas layanan yang diberikan 2. Mengembangkan otomasi bisnis
Strategi Peningkatan Mutu Layanan
1. Peningkatan Kerjasama
Fasilitas Kesehatan
Upaya Peningkatan Kerjasama
Fasilitas Kesehatan
Publikasi kebutuhanfasilitas kesehatan melalui media informasi
Berkoordinasidengan Dinas Kesehatan dan Asosiasi Faskes untuk
pemenuhan kebutuhan faskes
Transparansidalam proses kerjasama melalui aplikasi yang bisa dipantau oleh publik (Health Facilities Information System)
Berkoordinasidengan Dinas Kesehatan dan Asosiasi Faskes dalam
proses kerjasama
Kredensialing untuk faskes yang akan kerjasama &Rekredensialing
untuk faskes yang akan perpanjangan kerjasama
Menyediakan informasi profil fasilitas kesehatanmelalui aplikasi yang dapat diakses publik(Aplicares)
KUANTITAS
KUALITAS
1. Mengajukan pendaftaran
2. Mendapatkan kode akses by email
3. Entri data FKTP/FKRTL by Aplikasi H.F.I.S
Proses Pendaftaran Faskes 1.Entri Data Faskes
2.Upload Dokumen 3.Self Assessment
Proses Seleksi di BPJS Kesehatan 1.Verifikasi berkas
2.Verifikasi self assessment 3.Kredensialing
4.Kontrak (berdasarkan hasil analisa kebutuhan
Melibatkan Dinas Kesehatan dan Asosiasi Faskes
Penambahan Faskes Kerjasama
melalui
Health Facilities Information System (HFIS)
Transparansi kerja sama Faskes
MONITORING VIA WEBSITE BPJS
29
Distribusi FKRTL & Tenaga Kesehatan
Tantangan
Sebaran FKRTLdan Tenaga Kesehatan
Kondisi sarana prasarana FKRTL belum sama di seluruh Indonesia meskipun kelas RS ditetapkan sama
Belum adanya pedoman
standarisasi Ruang Rawat Inap
sebagai dasar pembayaran
Usulan Tindak Lanjut :
Koordinasi antara BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan,
Asosiasi Faskes dalam pemenuhan ketersediaan FKRTL
Tarif RS bukan hanya mengacu
pada penetapan kelas RS tetapi juga kondisi masing-masing RS
Diterbitkannya peraturan tentang
standar ruang kelas rawat inap
Peran Pemerintah Daerah/Dinas
Kesehatan untuk pemenuhan dan
distribusi sarana prasarana, tenaga
kesehatan
SEBARAN FASKES DAN NAKES TERPUSAT DI PULAU JAWA
Proporsi Tempat Tidur Berdasarkan Ruang Kelas
Rawat Inap Rumah Sakit
Rumah Sakit Kerja Sama Keseluruhan
Proporsi VIP 12,3%
Beberapa Propinsi memiliki proporsi ruang kelas VIP lebih dari 15% dari total Ruang Kelas Rawat
Propinsi Balimemiliki proporsi Ruang Kelas VIP sebesar 27%
Besarnya Proporsi Ruang Kelas VIP ini dipengaruhi oleh jumlah Ruang Kelas VIP di
Rumah Sakit Swasta
Kondisi ini dapat menyebabkan peserta
didorong untuk naik kelas perawatan Perlu Regulasi yang mengatur proporsi
Ruang Kelas Rawat Inap terutama VIP, saat ini pengaturan hanya pada proporsi Ruang Kelas III
Dukungan Pemerintah Daerah/ Dinas
Kesehatan dalam ketersediaan tempat tidur
berdasarkan ruang kelas rawat inap sesuai kebutuhan peserta JKN-KIS sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kepuasan peserta
Distribusi Peserta Di FKTP
Sumber Data :
Aplikasi Referensi Online sd 31 Des 2016 Laporan Manual Tenaga Medis Divisi Regional
Data Kapitasi Jan 2017 1. Rasio dokter:peserta = 1:5.0002. Rasio dokter:peserta di Puskesmas
> 1:5.000
Peraturan BPJS Kesehatan tentang
Pemerataan Peserta di Faskes
Secara Nasional jumlah FKTP sudah
mencukupi (rasio 1 : 4.746) namun
distribusi belum merata
1. Terdapat740 Puskesmasdi 27 Provinsi yang tidak
terdapat tenaga Dokter Umum, termasukProvinsi Jawa Barat
2. Pada Provinsi Papua, 144 Puskesmas yang tidak terdapat tenaga Dokter Umum
Provinsi yang paling banyakPuskesmas tanpa Dokter:
Maluku (44%) Papua Barat (38%) Papua (36%)
500 2.417 4.333 6.250 8.167 10.083 NAD KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG JAWA TENGAH BALI KALIMANTAN TENGAH SULAWESI UTARA SULAWESI BARAT PAPUA DPP Klinik Puskesmas
a
Rasio Dokter:Peserta terdaftar di FKTP
Per Provinsi
*Standar Rasio Dokter:Peserta = 1:5.000
5.000
Belum meratanya distribusi peserta per jenis FKTP
Pemerataan peserta di FKTP
Dukungan Pemerintah Daerah dan Asosiasi Faskes
Konsep Pemerataan Peserta Di FKTP
FASILITAS KESEHATAN :1. Kriteria FKTP Sasaran Pemerataan Peserta :
a. Jumlah Peserta melebihi dari jumlah target pentahapan pemindahan Peserta
b. Rasio Dokter berbanding Peserta > 1 : 5.000
2. Kriteria FKTP Tujuan Pemerataan :
a. Jumlah Peserta dibawah target pentahapan pemindahan Peserta b. Rasio Dokter berbanding Peserta < 1 : 5.000
c. Berada dekat dengan domilisi Peserta
3. Mempertimbangkan rekomendasi Dinas Kesehatan setelah berkoordinasi dengan Asosiasi Faskes dan Organisasi Profesi
4. Pemerataan Peserta dilakukan secara bertahap
PESERTA :
1. Sosialisasi secara masif kepada Peserta sebelum pemindahan Peserta 2. Peserta setuju dipindahkan (mempertimbangkan pilihan Peserta)
Komitmen kontrak kerja sama dengan Faskes
• Sebelum penandatanganan PKS, dilakukan pembahasan klausul-klausul kontrak serta penegasan komitmen Faskes terhadap isi kontrak, misalnya dalam hal tidak akan menarik iur biaya
• Melakukan re-assesment pemenuhan kredensialing Faskes secara rutin setiap 6 (enam) bulan.
Upaya Peningkatan Kerjasama
(Aspek Kualitas)
Pelaksanaan Walk Through Audit (WTA) kepada Peserta yang
mendapatkan layanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan
• Mendapatkan umpan balik layanan Faskes yang diterima oleh Peserta khususnya dari dimensi kualitas
• Kriteria yang dinilai adalah administrasi (waktu tunggu, alur pelayanan, iur biaya), pelayanan (ketepatan jadwal, keramahan) dan sarana
35
b
a
FORMULIR
Peningkatan akses layanan melalui penguatan rujukan berjenjang
• Rujukan pelayanan kesehatan didasarkan kompetensi (ketersediaan layanan) yang dimiliki Faskes
• Tidak dibatasi oleh wilayah administratif
• Mengembangkan aplikasi Aplicares (aplikasi pencarian Faskes) untuk memudahkan peserta JKN dalam mencari faskes terdekat sesuai lokasi setempat, memberikan informasi profil singkat tentang faskes dan memudahkan FKTP dalam merujuk pasien sesuai kompetensi FKRTL
37
c
https://faskes.bpjs-kesehatan.go.id/aplicares/#/app/dashboard
APLICARES
Upaya Peningkatan Kerjasama
APLICARES
TUJUAN
• Memudahkan peserta
JKN
dalam mencari faskes terdekat
sesuai lokasi setempat
• Memberikan informasi profiling
singkat tentang faskes
• Memudahkan FKTP
dalam
merujuk pasien sesuai
kompetensi FKRTL
• Memberikan informasi
ketersediaan ruang rawat inap
kepada peserta secara online,
saat ini kurang dai 10 % sistem
Rumah Sakit terkoneksi secara
online ddengan Aplicares
2. Pembayaran Berbasis
Kinerja
Pembayaran Berbasis Kinerja FKTP
Dilaksanakan di Ibukota Provinsi (tahun 2016)
Dilaksanakan pada seluruh FKTP, kecuali DTPK (tahun 2017) Kesepakatan dengan Asosiasi Faskes dan dukungan Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota
Transparansi dalam pengukuran kinerja
Monitoring dan Evaluasi bersama (Dinkes, TKMKB, BPJS Kesehatan) Dasar Hukum:
a. SEB Kemenkes dengan BPJS Kesehatan Nomor HK.03.03/IV/053/2016 dan Nomor 01 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan dan Pemantauan Penerapan KBK Pada FKTP
b. Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kemenkes dan Direktur Utama BPJS kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016 dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran KBK Pada FKTP
ANGKA KONTAK
KOMUNIKASI KUNJUNGAN PROLANIS
INDIKATOR
Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK) di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
ROADMAP PELAKSANAAN KBK
2014
2015
2016
2017
Uji cobapelaksanaan KBK (2 Propinsi) Perluasan Ujicoba pelaksanaan KBK (7 Propinsi) Dasar Hukum: 1. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 (mengatur Norma Kapitasi & KBK) 2. Peraturan BPJS Kesehatan No 3 Tahun 2016 Implementasi KBK di Puskesmas wilayah Ibukota Provinsi (34 Propinsi) Dasar Hukum : 1. SEB Kemenkes &
BPJS Kesehatan ttg KBK 2. Peraturan Bersama Kemenkes & BPJS Kesehatan ttg KBK Perluasan implementasi KBK di: 1. Puskesmas selain Ibukota Provinsi 2. RS D Pratama 3. Klinik Pratama 4. Praktik Dokter KECUALI • FKTP di kawasan terpencil dan sangat terpencil
• Tidak ada Jarkomdat
PELAKSANAAN KBK TAHUN 2016
Target Pelaksanaan 34 Propinsi ( 1065 Pkm)
Sepakat melaksanakan KBK 33 Propinsi di 955 Pkm (93.4%)
* Kecuali Propinsi Jawa Timur
Sosialisasi Mapping Kondisi
Faskes
Persiapan
Pelaksanaan Kesepakatan
Sosialisasi kepada stakeholder terkait secara Nasional & di
daerah untuk penyamaan persepsi, dan terbentuknya komitmen bersama dalam pelaksanaan KBK 1. Ketersediaan Jumlah SDM 2. Kelengkapan sarana prasarana
3. Peer review kasus
non spesialistik 1. Bridging Pcare-Sikda 2. Penyiapan aplikasi 3. Sosialisasi pemanfaatan aplikasi Kesepakatan dilakukan antara BPJS Kesehatan dan Asosiasi Faskes dan Dinas Kesehatan Provinsi
TREN PENCAPAIAN STANDAR INDIKATOR
Tren pencapaian standar indikator cendrung
meningkat :
• Angka Kontak
cenderung meningkat
namun
masih dibawah standar
• Terjadi
penurunan
Rujukan
Non
Spesialistik
• Terjadi
peningkatan
Rasio
Prolanis
Berkunjung
79,33 94,29
115,45 109,96 107,75 118,98 111,73 133,24 116,55
Januari Maret Mei Juli September
Angka Kontak
Capaian Standar Zona Aman
1,84
0,96
1,98 2,04
1,58
1,09 0,86 0,89 0,747
Januari Maret Mei Juli September
Rasio Rujukan Non Spesialistik
Capaian Standar Zona Aman
45,75 55,01
65,41
57,3 61,51 55,47 60,39 64,44 68,073
Januari Maret Mei Juli September
Rasio Prolanis Berkunjung
Capaian Standar Zona Aman
EVALUASI PELAKSANAAN KBK TAHUN 2016
KBK Tahun 2016 berjalan cukup baik
1. FKTP disiplin dalam pencatatan dan pelaporan semua kegiatan
2. Mendorong FKTP aktif meningkatkan kegiatanpromotif dan preventif 3. Rasionalisasi rujukan ke Faskes
rujukan tingkat lanjutan
4. Terjadi kompetisi yang sehat antara Puskesmas untuk Performa terbaik pemberian penghargaan kepada FKTP best performance
1. Kesulitan jaringan komunikasi data
untuk akses aplikasi di beberapa daerah
2. Kecukupan kebutuhan SDM dan sarana prasaranabelum terpenuhi
3. Double entry pencatatan kegiatan antara PCare dengan Simpus/Sikda di daerah yang belum bridging
4. Keberagaman kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani diagnosa non spesialistik
PELAKSANAAN KBK TAHUN 2017
1. KBK Tahun 2017
mengacu pada
Peraturan Bersama
Sekretaris Jenderal
Kemenkes dan Direktur Utama BPJS kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016
dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran KBK
Pada FKTP.
2. Pelaksanaan KBK Tahun 2017
diperluas sesuai tahapan
, yaitu bagi seluruh
Puskesmas (Ibukota Provinsi dan selain wilayah Ibukota Provinsi) serta FKTP
Swasta (DPP, Klinik Pratama dan RS D Pratama)
KECUALI FKTP di wilayah
terpencil dan sangat terpencil.
3. Penetapan fasilitas kesehatan kawasan terpencil dan sangat terpencil yang
mengacu pada ketentuan yang berlaku berdasarkan Permenkes Nomor 90 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kawsan
Terpencil dan Sangat Terpencil
428 Kab/Kota (83.26%) telah sepakat melaksanakan KBK Tahun 2017
13.135 FKTP (63,43%) yang sudah sepakat melaksanakan KBK terdiri dari:
a. 6.866 Puskesmas
b. 3.107 DPP
c. 3.153 Klinik Pratama
d. 9 RS D Pratama
Pembayaran Berbasis Kinerja di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Rujukan Lanjutan (FKRTL)
b
Indikator kinerja FKRTL
• Menetapkan indikator
untuk menilai
kinerja FKRTL
• Melakukan pengukuran kinerja FKRTL tahun 2017
Pembayaran berbasis kinerja di FKRTL
•
Menyusun konsep
dan regulasi
pembayaran berbasis kinerja
di
FKRTL
•
Melakukan
uji coba
pembayaran berbasis kinerja di FKRTL
3. Optimalisasi Peran & Fungsi
TKMKB
Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (TKMKB)
• Sesuai
Permenkes No.71/2013
dan
Peraturan BPJS Kesehatan No.8/2016
,
TKMKB dibentuk oleh BPJS Kesehatan di Kantor Pusat, Kantor Divisi
Regional dan Kantor Cabang
• Anggota TKMKB berasal dari unsur
organisasi Profesi, Akademisi
dan
Pakar Klinis
yang dipilih berdasarkan rekomendasi masing-masing lembaga
Optimalisasi Peran dan Fungsi
TKMKB
Peran dan Fungsi TKMKB
•
Tugas TKMKB melakukan
1. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik 2. profesi sesuai kompetensi;
3. utilization review dan audit medis; dan/atau
4. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan
.
b
a
4. Pengembangan e-Claim
2016
2017-
2018
2019
2020-2021
Existing
vedika
e-claim
+
Mengembangkan Manajemen e-claim
(Vedika)
Manajemen e-claim (Vedika)
51
1. Tujuan
adalah untuk menyederhanakan proses klaim dan
mempercepat pembayaran klaim Faskes
2. Pengembangan e-claim
bukan hanya di Rumah Sakit tetapi di
seluruh
Faskes
termasuk di FKTP
3. Sebelum implementasi e-claim,
dilaksanakan Vedika
(Verifikasi
Di Kantor) sebagai
proses transisi
untuk
mempersiapkan
SDM,
Sarana Prasarana, Sistem Informasi Manajemen (IT) baik di
Rumah Sakit maupun di Kantor Cabang
4. Vedika
dilaksanakan
secara bertahap di
seluruh
Rumah Sakit
,
diharapkan pada Desember 2017 seluruh Rumah Sakit telah
menjalankan Vedika
5. Dilakukan assessment
untuk menilai kesiapan Rumah Sakit dan
Kantor Cabang BPJS Kesehatan dalam menjalankan Vedika
6. Perpindahan Verifikator dari Rumah Sakit ke Kantor Cabang
dilakukan secara bertahap
HASIL UJI COBA VEDIKA
0% 5% 10% 15% 20% 25% 0, 15, 30, 45, 60, 75,Sebelum Vedika Vedika bulan 1 Vedika Bulan 2 Vedika Bulan 3 Vedika Bulan 4
PROGRESS PEMBAYARAN KLAIM DAN PENGEMBALIAN BERKAS KLAIM
Pembayaran Klaim Pengembalian Berkas Klaim
Hari setelah bulan pelayanan diberikan % Berkas Klaim Dikembalikan dibandingkan total klaim oleh BPJS Kesehatan
RS Pelamonia Makasar
Bulan Pelayanan Diberikan Klaim Diajukan Ke BPJS Kesehatan Tanggal 10 Klaim Dibayarkan ke Rumah Sakit Tanggal 28
KONDISI BULAN KE EMPAT UJICOBA VEDIKA
15 Hari Kerja
Berkas klaim yan dikembalikan oleh BPJSK ke Rumah Sakit sebesar 0,4% dari total
klaim. Dilengkapi untuk ditagihkan bulan
berikutnya
RS Pelamonia Makasar Tipe B (RS TNI)
• Jumlah Berkas Klaim 8.500 Per Bulan
• Rata-rata tagihan Klaim 9 Milyar per Bulan • Petugas Tim Administrasi JKN 15 Orang
1. Ketua 2 Orang Dokter Spesialis
2. Verifikator Medis 1 orang Dokter Umum
3. Petugas Entry, Koder, Administrasi Klaim 11 Orang 4. Petugas IT 1 orang
• Sejak Bulan ke empat Tidak Ada Lagi Petugas BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit
53
HASIL UJI COBA VEDIKA
5. Kemitraan Strategis Dengan
Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah
dalam rangka
kontribusi terhadap penyusunan regulasi
jaminan
kesehatan dan dalam pemenuhan kompetensi layanan fasilitas
kesehatan.
Pelaksanaan Kemitraan Strategis
Dengan Stakeholders
Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Asosiasi Profesi
dalam rangka menyusun
standar layanan kesehatan
bagi peserta
JKN-KIS
55
b
a
Koordinasi dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan di tingkat pusat
maupun daerah untuk
peningkatan layanan fasilitas kesehatan
.
Indeks kepuasan provider terhadap BPJS Kesehatan Meningkat dari 75,9 menjadi 76 tahun 2016
Pemahaman
Sistem Pembayaran & Insentif Nakes
• Keluhan atas besaran tarif INACBG
• Perbedaan persepsi dalam memahami
prospective payment system oleh
Dokter maupun Manajemen Rumah
Sakit
• Model pembagian jasa medis masih
menggunakan pola fee for service
INACBG vs Fee For Service
• Kesamaan persepsi dan implementasi
terhadap prospective payment system
oleh Manajemen RS, Dokter dan seluruh
insan RS
• Penerapan sistem remunerasi
Bersama Dinas Kesehatan dan
Asosiasi Faskes meningkatkan
pamahaman tentang sistem
IV
SINERGI PROGRAM KEMENKES-BPJS KESEHATAN
Indikator Keluarga Sehat (Kemenkes)
• Pelayanan KB (jasa pelayanan KB) – alokon disediakan oleh pemerintah (BKKBN)
• Pelayanan ANC
• Pelayanan Imunisasi termasuk dalam kapitasi
• Program Rujuk Balik (PRB)
• Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
• Pendaftaran bisa melalui :
Kantor Cabang BPJS Kesehatan
Peran BPJS Kesehatan dalam Turut
Mewujudkan Keluarga Sehat
Program BPJS Kesehatan
• Edukasi/KIE
• Promosi Kesehatan melalui media
1. Keluarga mengikuti program KB (Keluarga Berencana)
2. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya (ANC)
sesuai standar
3. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan
5. Pemantauan pertumbuhan balita
6. Penderita TB paru yang berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi & DM yang berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat yang diobati 9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok 10. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Mempunyai sarana air bersih
• Benefit JKN (Kapitasi) • Obat Program Pemerintah
SINERGI PROGRAM
KEMENKES – BPJS KESEHATAN
59
Gerakan Masyarakat Sehat
Program Kemenkes
Promotif Preventif
Program BPJS Kesehatan
Kapitasi Berbasis Komitmen
Pelayanan
(Kunjungan Sehat ke Rumah)
Pencegahan Kecurangan
Pencegahan Kecurangan
Mobile Screening
sebuah pengembangan aplikasi sebagai upaya perluasan akses bagi peserta JKN-KIS untuk
mendapatkan skrining riwayat kesehatan
MANFAAT :
• Peserta dapat mengetahui secara langsung hasil skrining riwayat kesehatan setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan.
• Peserta dapat menindaklanjuti hasil skrining riwayat kesehatan.
• Efektif dan efisien dari sisi waktu pengisian, kelengkapan data yang diperoleh dan pembiayaan (paperless dan data yang diberikan dipastikan lengkap karena proses tidak dapat dilanjutkan apabila terdapat pertanyaan yang belum dijawab oleh peserta JKN-KIS).
Merupakan skrining riwayat kesehatan yang dilakukan dengan cara mengakses fitur skrining riwayat kesehatan yang terdapat
pada aplikasi BPJS Kesehatan mobile
Mobile Screening sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu layanan
Skrining Riwayat Kesehatan
Merupakan deteksi dini faktor risiko (rendah, sedang, tinggi) penyakit kronis yang berdampak biaya besar, yaitu : 1. Diabetes Mellitus tipe 2
2. Hipertensi 3. Ginjal Kronik 4. Jantung Koroner
Mobile Screening
TUGAS SATGAS
1. Membuat pedoman pencegahan
dan penindakan fraud
2. Sosialisasi bersama pedoman
pencegahan dan penindakan fraud
3. Penetapan kasus fraud yang dibawa
ke area hukum (pidana)
4. Pembahasan integrity plan pada
daerah terbatas Faskes
5. Persiapan pilot projek akhir tahun
2017
6. Persiapan implementasi
penindakan tahun 2018
• Definisi Fraud dan pembuktian Fraud menjadi area penting untuk dibuat kesepakatan bersama • Penindakan fraud tidak bertujuan untuk menimbulkan rasa takut penyelenggara JKN, namun
KPK
BPJS
Kesehatan
KEMENKES
SATGAS/ TIM BERSAMA
Anti-Fraud Policy Fraud Monitoring Department (FMD) Fraud Detection Preventive Mechanism
1. Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Pasal 46A)
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional
3. Perban BPJS Kesehatan No 7 tahun 2016 tentang system pencegahan kecurangan Fraud dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan
Departemen Manajemen Anti Fraud di Grup MPKP dan MPKR
1. Tim Pencegahan Kecurangan Internal
2. Tim Pencegahan Kecurangan Eksternal (FKRTL)
3. Sosialisasi Pencegahan Kecurangan internal dan eksternal 4. Penguatan Sistem Verifikasi dan blocking system verifikasi 5. TKMKB, DPM, DPK
1. Audit Klaim
2. Analisis Data UR 3. Defrada
4. Supervisi dan monitoring implementasi JKN
Implementasi Pencegahan Kecurangan BPJS Kesehatan
SINERGI STAKEHORLDER
UNTUK PENCEGAHAN KECURANGAN JKN
Kesepakatan bersama KPK, BPJS
Kesehatan dan Kementerian Kesehatan
tentang pencegahan kecurangan
Konsensus tentang Kecurangan pada
JKN
Sosialisasi Pencegahan Kecurangan
Sistem Investigasi
Penindakan
1
2
3
4
5
6
2017
Penguatan Regulasi Anti Fraud &
Pengembangan sistem investigasi
kecurangan JKN
SATGAS PENCEGAHAN
KECURANGAN JKN
(Tim Gabungan KPK, Kemenkes,
BPJS Kesehatan)
2018
Dispute tahun 2015 dan 2016 masih menunggu putusan dan rekomendasi
DPK, TKMKB, DPM dan pembahasan dengan Tim tarif
Dispute akhir tahun 2016 dan 2017 adalah dispute baru yang muncul karena
perbedaan persepsi terhadap perubahan Permenkes No.64/2016 tentang
Standar Tarif JKN dan Permenkes No.76 /2016 tentang Kaidah Koding
INACBG
DISPUTE KLAIM
Sampai Dengan Pembebanan Januari 2017SLA DISPUTE KLAIM
SE DIRYAN NO 51 TAHUN 2016
- Kasus yang dikonsultasikan ke TKMKB adalah Kasus dispute yang membutuhkan pendapat mutu klinis, regulasi, dan/atau aspek etikolegal
- Kasus yang dikonsultasikan ke DPM adalah kasus yang membutuhkan pendapat medis - Jika Kasus tidak dapat diselesaikan oleh TKMKB dan DPM kasus dieskalasi ke Dewan
Pertimbangan Klinis (PMK No.5/2015)
- SLA untuk per satu jenis Dispute sd diberikan rekomendasi penyelesaian
- Tindak lanjut verifikasi Dispute setelah rekomendasi diperoleh mengacu pada SLA Verifikasi - Perhitungan hari adalah hari kerja
Pengembangan Sistem Informasi Terintegrasi Untuk
Penguatan Sistem Rujukan Berjenjang
67
APLIKASI RUJUKAN SIM RS
SEP INA CBG BRIDGING PCARE DENGAN SIM RS
Rujuk
Rujuk Balik
1. Mengurangi waktu antri pelayanan di Rumah Sakit
2. Kepastian waktu pelayanan di Rumah Sakit
3. Informasi Ketersediaan Tempat Tidur
4. Komunikasi dan sharing informasi medis (rujuk balik, telemedicine)
5. Paperless
Sistem Rujukan On Line dan Terintegrasi
V
69
Dukungan Stakeholder untuk:
1.
Berperan aktif dan berkomitmen dalam menyukseskan program JKN-KIS
dan menjaga keberlangsungannya.
2.
Secara konsisten menerapkan pelayanan yang efisien, efektif dan
berkualitas melalui penerapan kaidah-kaidah evidence based.
3.
Memastikan ketersediaan & kecukupan sarana, prasarana dan tenaga
kesehatan Fasilitas Kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
4.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta JKN yang
mengutamakan patient safety, efektivitas dan efisien.
Terima Kasih
Kartu Indonesia Sehat
Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong
@BPJSKesehatanRI Fanpage:BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan @bpjskesehatan_ri bpjskesehatan
,0000 ,2500 ,5000 ,7500 1,0000 NANGGROE ACEH DARUSSALAM
JAMBI KEP. BANGKA BELITUNG D I YOGYAKARTA NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN SELATAN SULAWESI SELATAN MALUKU UTARA KEPULAUAN RIAU
KETERSEDIAAN TENAGA KESEHATAN DI FKTP