• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan

Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity

Joko Sampurno

1, a)

dan Sabariah

1

1Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak, Indonesia, 78124

a) [email protected] (corresponding author)

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi kadar gula buah salak (Salacca edulis) berdasarkan tekstur kulitnya dengan menggunakan metode fraktal lacunarity. Proses penelitian terdiri atas beberapa tahapan diantaranya: penyiapan sampel, uji kadar gula, pengolahan citra, analisis lacunarity dan penentuan korelasi antara kadar gula dan lacunarity. Sampel yang digunakan berupa 10 (sepuluh) buah salak. Kadar gula diukur dengan menggunakan Refractometer Brix, sementara citra digital tekstur diambil dengan menggunakan Kamera DSLR. Pengolahan citra dimulai dengan pemotongan citra (cropping), penentuan nilai ambang (thresholding) dan pengubahan citra RGB menjadi citra biner dengan metode Otsu. Proses selanjutnya adalah penghitungan nilai lacunarity untuk masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai lacunarity tekstur kulit salak dapat digunakan untuk mengidentifikasi kadar gula buah tersebut dan sebuah model matematis telah dibuat untuk menggambarkan hubungan kedua parameter ini.

Kata-kata kunci: Salak, Kadar Gula, Fraktal, Lacunarity

PENDAHULUAN

Morfologi tanaman/buah-buahan adalah studi yang berfokus pada upaya untuk memeriksa dan mengidentifikasi tanaman/buah-buahan berdasarkan karakteristik fisik yang dapat dilihat dengan mata telanjang manusia. Studi ini memainkan peranan penting dalam berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan manusia seperti pertanian dan perkebunan. Hal ini dikarenakan hasil studi tersebut dapat dimanfaatkan manusia untuk membuat perencanaan terkait produk tanaman/buah-buahan yang dihasilkannya. Identifikasi tanaman/buah-buahan jika diperkuat dengan sistem berbasis komputer memiliki peluang keberhasilan lebih baik. Proses identifikasi juga akan berlangsung lebih cepat dan akurat. Kelebihan lainnya, proses identifikasi dapat dilakukan tanpa merusak sampel, misalnya dengan memanfaatkan citra tekstur kulit tanaman/buah tersebut.

Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk membantu proses identifikasi tanaman dan buah-buahan adalah metode fraktal [1]. Metode ini telah banyak digunakan dalam analisis citra dan pengenalan pola, dimana dimensi fraktal digunakan untuk mengukur kompleksitas bentuk geometris dan tekstur dari benda-benda yang berdimensi pecahan [2, 3]. Namun, ada kemungkinan bahwa dua benda dengan pola yang berbeda akan cenderung untuk menampilkan nilai dimensi fraktal yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, Mandelbrot [4] memperkenalkan konsep lacunarity yang mampu mengukur gap distribusi spasial dengan ukuran tertentu pada tekstur gambar [5].

Pada penelitian ini, analisis fraktal lacunarity diterapkan pada citra tekstur kulit buah salak (Salacca edulis) dan dihubungkan dengan kadar gula buah untuk melihat keterkaitan antara kedua parameter. Hubungan kedua parameter tersebut dinyatakan dalam bentuk model matematis. Model ini diharapkan dapat digunakan untuk

(2)

METODOLOGI

DATA

Pada penelitian ini digunakan sepuluh buah citra kulit salak yang diambil dengan menggunkan kamera DSLR. Tiap sampel memiliki ukuran 5152 x 3864 pixel dalam format penyimpanan JPG (Gambar 1).

Gambar 1. Sampel buah salak yang digunakan

Sampel yang telah disiapkan diuji kadar gulanya dengan menggunakan alat refraktometer (Gambar 2). Selain itu, citra yang telah diambil akan diproses melalui beberapa tahapan untuk menghasilkan citra binner yang siap dianalisis dengan metode fraktal lacunarity. Proses tersebut diantarannya: penentuan Region of

Interest (ROI), deteksi tepi dan proses pengambangan (tresholding) (Gambar 2). Penentuan ROI bertujuan

untuk memilih bagian citra yang dianggap mewakili kontur kulit salak. Deteksi tepi bertujuan untuk mendapatkan pola kulit salak. Tresholding bertujuan untuk mengubah citra masukan (dalam bentuk citra RGB) menjadi citra binner (black and white).

(3)

Pola kulit salak dalam bentuk citra binner sebagai hasil dari keseluruhan tahapan di atas dapat dilihat pada Gambar 3. Citra yang sudah dalam bentuk binner ini yang kemudian dianalisis menggunakan metode fraktal lacunarity.

Gambar 3. Citra sampel dalam format binner

METODE LACUNARITY

Lacunarity diperkenalkan pertama kali untuk membedakan objek fraktal yang memiliki pola yang berbeda tetapi memiliki dimensi yang sama. Dalam analisis tekstur sebuah citra, Lacunarity tinggi mengindikasikan bahwa pola tekstur citra tersebut bersifat heterogen, sementara Lacunarity rendah berarti pola tekstur citra tersebut homogen (Gambar 4) [6].

Gambar 4. Perbandingan tampilan citra dengan lacunarity yang berbeda [6].

Salah satu algoritma untuk menentukan lacunarity adalah algoritma Glidding-Box [5]. Dalam algoritma

Glidding-Box, proses perhitungan nilai lacunarity suatu citra dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah

pertama, jika S adalah jumlah massa (nilai pixel) yang dimiliki oleh sebuah citra, maka jumlah kotak yang berukuran r dan mengandung S dinyatakan sebagai n(S,r) dan total seluruh kotak adalah N(r). Jika ukuran penampang citra adalah M, maka jumlah total kotak dihitung dengan persamaan [7]:

2

N(r)=(M-r+1) (1)

Langkah berikutnya adalah menghitung nilai distribusi probabilitas (Q) untuk tiap ukuran S dan r melalui persamaan [8]:

n(S,r)

(4)

Selanjutnya, dihitung nilai momen pertama dan momen kedua untuk distribusi tersebut melalui persamaan [9]: (1) Z =

S Q(S,r) (3) dan (2) 2 Z =

S Q(S,r) (4)

Akhirnya, nilai lacunarity saat ukuran kotaknya r didefinisikan sebagai [10]:  

 

(2) 2 (1) Z = Z r  (5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan kadar gula dan lacunarity untuk seluruh sampel diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perhitungan kadar gula dan lacunarity

Kode Sampel Kada Gula ( 0Brix )

Box Counting Lacunarity Gliding Box Lacunarity

S1 15.35 0.0917 0.0188 S2 18 0.5598 0.2698 S3 17 0.2726 0.1252 S4 15 0.5588 0.2743 S5 16.1 0.0964 0.0269 S6 20 0.6011 0.2614 S7 18 0.4497 0.2152 S8 18 0.2935 0.138 S9 18 0.5278 0.2372 S10 18.8 0.6346 0.2687

Ket: 10 Brix adalah 1 gram sukrosa per 100 gram larutan.

Berdasarkan data pada Tabel 1, hubungan antara nilai lacunarity (yang dihitung dengan metode

Box-Counting dan metode Glidding-Box) dan kadar gula seluruh sampel ditentukan dengan menggunakan metode

pencocokan kurva. Hubungan antara Lacunarity yang dihitung dengan metode Box-Counting dan kadar gula diperlihatkan oleh Gambar 5.

(5)

Pada Gambar 5, hubungan antara lacunarity dan kadar gula didekati dengan persamaan polynomial orde 4 menghasilkan model matematis sebagai berikut:

4 3 2

( ) 0.08539* 0.1655 * 0.1243 * 0.4309* 0.3487

BC

L GGGGG (6)

LBC (G) adalah nilai lacunarity yang dihitung dengan metode Box-Counting dan G adalah nilai kadar gula. Model tersebut (Persamaan 6) memiliki R-square sebesar 0.8074 dan RMS Error sebesar 0.1208. Nilai ini menunjukan bahwa kedua parameter ini memiliki hubungan yang kuat dan model matematis yang digunakan dapat diterima.

Berikutnya adalah menganilisis hubungan antara nilai lacunarity yang dihitung dengan metode

Glidding-Box dan kadar gula. Hubungan kedua parameter ini, yang didekati dengan metode pencocokan kurva,

diperlihatkan oleh Gambar 6.

Gambar 6. Pencocokan kurva antara lacunarity yang dihitung dengan metode Glidding-Box dan kadar gula

Hubungan antara kedua parameter pada Gambar 6 didekati dengan persamaan polynomial orde 4 menghasilkan model matematis sebagai berikut:

4 3 2

( ) 0.06184* 0.08463* 0.1181* 0.2056* 0.1702

GB

L GGGGG (7)

LGB (G) adalah nilai lacunarity yang dihitung dengan metode Glidding-Box dan G adalah nilai kadar gula. Proses pencocokan kedua model tersebut (Persamaan 7) memiliki R-square sebesar 0.6609 dan RMS Error sebesar 0.05824. Dibandingkan dengan model sebelumnya (Box-Counting), Nilai R-square pada model ini lebih besar dan nilai RMS Error nya lebih kecil. Hal ini dapat dipahami bahwa pendekatan dengan menggunakan lacunarity algoritma Glidding-Box lebih presisi dibandingkan dengan pendekatan dengan metode Box-Counting.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode lacunarity dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kadar gula pada salak. Selain itu, model matematis yang menghubungkan antara kadar gula buah salak dan nilai lacunarity citra kulitnya telah berhasil dibuat. Berdasarkan model tersebut, dapat diketahui bahwa perhitungan lacunarity dengan metode Glidding-Box lebih presisi dibandingkan dengan motode Box-Counting.

(6)

REFERENSI

1. Sabariah, Nurhasanah, J. Sampurno, Aplikasi Metode Fraktal untuk Identifikasi Kadar Gula pada Salak

Berdasarkan Pola Kulitnya, Prisma Fisika 5.1, pp.17-20 (2017)

2. Allain, C., and M. Cloitre. Characterizing the lacunarity of random and deterministic fractal sets. Physical review A 44.6, pp. 3552 (1991).

3. Dong, Pinliang. Test of a new lacunarity estimation method for image texture analysis. International Journal of Remote Sensing 21.17, pp. 3369-3373 (2000)

4. Mandelbrot, Benoit B. The fractal geometry of nature. Vol. 173. Macmillan (1983).

5. Backes, André Ricardo. A new approach to estimate lacunarity of texture images. Pat-tern Recognition Letters 34.13, pp. 1455-1461 (2013).

6. https://imagej.nih.gov/ij/plugins/fraclac/FLHelp/Lacunarity.htm

7. Beghin, Thibaut, et al. Shape and texture ba-sed plant leaf classification, Advanced Con-cepts for Intelligent Vision Systems. Springer Berlin Heidelberg (2010).

8. Kadir, Abdul, et al. Leaf classification using shape, color, and texture features0, arXiv pre-print arXiv: 1401.4447 (2013).

9. Du, Ji-Xiang, Xiao-Feng Wang, and Guo-Jun Zhang. Leaf shape based plant species re-cognition, Applied mathematics and compu-tation 185.2, pp. 883-893 (2013)

10. Du, Ji-xiang, Chuan-Min Zhai, and Qing-Ping Wang. Recognition of plant leaf image based on fractal

Gambar

Gambar 2. Proses penentuan kadar gula buah dan penyiapan citra sampel
Gambar 4. Perbandingan tampilan citra dengan lacunarity yang berbeda [6].
Gambar 5. Pencocokan kurva antara Lacunarity yang dihitung dengan metode Box-Counting dan kadar gula

Referensi

Dokumen terkait

 GBP/USD. Bias bearish dalam jangka pendek namun diperlukan break ke bawah area 1.6050 untuk memicu momentum bearish lanjutan menuju area 1.5990. Resisten terdekat ada di sekitar

Karena susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat-zat gizi esensial lain dalam bentuk yang mudah dicernakan dan diserap, maka susu terutama dianjurkan sebagai unsur

Hasil uji koefisien regresi berganda diperoleh nila F hitung sebesar 2,071 yang nilainya lebih kecil dari F tabel sebesar 2,90. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Sebagai lembaga yang sama-sama lahir dan mendapat atribusi kewenangan dari konstitusi maka secara hierarki keberadaan MA dan BPK tidak berada lebih rendah dari

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.. Ini merupakan satu hal yang menarik, bahwa struktur visual relief dapat diamati, diteliti dan dikaitkan seperti struktur visual yang

Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.416/BPSDM.P – 2014 Tentang Kurikulum Silabi, Persyaratan Administrasi Dan Akademik Bagi Peserta Diklat Teknis Fungsional Transportasi

Melihat semangat Adi Shixiong dan 17 relawan Tzu Chi pada saat pengambilan gambar, merupakan bentuk nyata dari salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang

HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Konstruksi Realitas Pemenggalan Dua Warga Amerika Serikat dan Seorang Warga Inggris oleh Islamic State