Methodology for TWG II
Renewable Energy Action Plan
Outline of Final Report
1. Introduction 2. Current Situation of Renewable Energy Utilization • Current Policy – National Policy – Regional Policy • Current Implementation 3. Renewable Energy Development Opportunities • Renewable Energy Potential • Supply – Demand Analysis • Development Opportunities 4. Renewable Energy Development Action Plan • Target of RE Development • Implementation Strategy • Action PlanChapter 1. Introduction
• latar belakang dilakukannya kajian ini:
– yaitu perlunya acuan pengembangan energy terbarukan di
Propinsi XYZ, dalam rangka mencapai target energy primer mix sebagaimana tercantum di dalam Kebijakan Energi Nasional.
• Kebijakan Energi Nasional yang diacu dalam kajian ini adalah PerPres No 5 Tahun 2006, karena merupakan peraturan perundangan yang berlaku saat ini.
• Acuan ini akan disesuaikan/diganti jika telah terbit Kebijakan Energi Nasional yang baru.
• Dalam introduction dijelaskan juga secara singkat gambaran isi kajian.
Chapter 2. Current Situation of
Renewable Energy Utilization
• Pada bab kedua ini disampaikan kebijakan
energy saat ini (khususnya energy terbarukan) dan pelaksanaannya di propinsi XYZ.
• Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kebijakan energy saat ini dan status
pelaksanaannya, sebagai dasar untuk melakukan analisa lebih lanjut
2.1 Current Policy
2.1.1 National Policy
• Dimaksudkan untuk membahas acuan‐acuan
kebijakan yang bersifat nasional, yang harus/akan diacu dan dilaksanakan oleh daerah.
• DJLPE (akan) menerbitkan RIPEBAT • Jumlah halaman: 1 – 2 halaman
2.1 Current Policy
2.1.2 Regional Policy
• Disampaikan kajian/tinjauan terhadap
kebijakan/perundangan yang terkait dengan pengembangan energy terbarukan yang
diterbitkan oleh daerah.
• Pembahasan mengenai kebijakan daerah ini akan menjadi bagian yang menarik, karena akan menyentuh langsung kasus‐kasus di daerah.
2.2 Current Implementation (1)
• Disampaikan status dan kondisi pengembangan energy terbarukan di propinsi XYZ saat ini:
– menjadi titik awal dari rencana tindak
– sebagai dasar penentuan titik akhir (target pengembangan energy terbarukan).
• Angka yang dihasilkan:
– Pemanfaatan energi terbarukan saat ini
– Persentase energi terbarukan dalam energi mix saat ini
• Jumlah halaman: 1 – 4 halaman, data rinci disampaikan di dalam lampiran
2.2 Current Implementation (2)
• Menghitung pemanfaatan ET saat ini:
– Kumpulkan data potensi/kapasitas produksi
energi terbarukan Æ Profil Energi, data dari Dinas
– Survey untuk memperkirakan tingkat
pemanfaatan potensi/kapasitas
– Contoh: PLTS yang pernah dipasang 1000 unit,
diasumsikan 10% tidak beroperasi
• Menghitung persen ET dalam energi mix:
– Pemakaian ET dibagi Total Pemakaian Energi dari
Chapter 3. Renewable Energy
Development Opportunities
• Disampaikan kajian tentang peluang
pengembangan energi terbarukan di propinsi XYZ, untuk mencapai target Kebijakan Energi Nasional.
3.1 Renewable Energy Potential (1)
• Data potensi energy terbarukan terutama berasal dari Profil Energi, yang telah di‐ update/diverifikasi melalui survey.
• Data yang ditampilkan di dalam laporan utama hanya ringkasan.
• Rincian data potensi dan pemanfaatan energy terbarukan per lokasi ditampilkan pada
lampiran .
3.1 Renewable Energy Potential (2)
Type of Energy Potential Installed Capacity Utilization
Hydro Mini/Micro hydro Geothermal Biodiesel Bioethanol Biomass Biogas Wind Solar Other
3.2 Development Opportunities (1)
• Pendekatan yang dilakukan adalah bottom up. Artinya, peluangpengembangan energi terbarukan berdasarkan kondisi riilnya di lapangan. • Hal ini berbeda dengan pendekatan top down dari Kebijakan Energi
Nasional. Di dalam KEN, target ditetapkan tanpa mempertimbangkan kondisi riilnya di lapangan.
• Hasil analisa ditampilkan di laporan utama dalam bentuk satu tabel ringkasan, rinciannya ditampilkan di dalam lampiran.
• Dalam tabel tersebut disampaikan jenis energi terbarukan, kemungkinan penggunaannya, dan kapasitas maksimum yang mungkin dibangun.
• Tabel ini akan menjadi masukan dalam analisa supply demand pada sub bab selanjutnya, yang akan menganalisa tahapan pengembangan
kapasitas dari kondisi saat ini sampai dengan kapasitas maksimumnya. • Jumlah halaman: 1 ‐ 2 halaman
3.2 Development Opportunities (2)
Type of Energy Development Opportunity Maximum Capacity Mini/micro hydro Regency ABC : commercial, connect to grid Regency DEF : rural electrification Industry GHI : reduce oil fuel consumption Biofuel Regency ABC : commercial, sell to Pertamina Regency DEF : household use Biogas Regency DEF : cooking (household use) Industry GHI : reduce oil fuel consumption Biomass Regency DEF : cooking (household use), electricity, etc Industry GHI : reduce oil fuel consumption Solar Regency DEF : electricity, direct thermal, pumping City PQR : water heater, direct thermal, electricity Wind Regency DEF : electrification, pumping3.3 Supply – Demand Analysis (1)
Supply Demand Micro
• Analisa supply demand micro dilakukan dari pengamatan lapangan.
• Analisa dilakukan karena sifat dan peluang penggunaan energy terbarukan sangat “site specific”.
• Potensi energy yang ada belum tentu dapat dimanfaatkan secara maksimal. • Analisa ini dimaksudkan agar dapat menghasilkan angka pemanfaatan energy
terbarukan yang tepat, tidak over‐estimate.
• Dari pengamatan lapangan yang dilakukan, kemudian dibuat generalisasi semua potensi energy terbarukan yang ada pemanfaatannya mengikuti kasus yang diamati.
Supply Demand Macro
• Supply demand macro dimaksudkan untuk menghitung persentase pemakaian energy terbarukan di dalam energy primer mix.
– Data pemakaian energy terbarukan diperoleh dari kajian ini
3.3 Supply – Demand Analysis (2)
• Supply demand analysis ini mencakup supply demand energy terbarukan saat ini dan perkiraannya sampai dengan tahun 2025.
• Perhitungan supply demand dapat dibuat dengan Excel atau LEAP.
• Penulisannya di dalam laporan dilakukan sebagai berikut:
– Sampaikan supply demand micro dari beberapa kasus yang diamati, untuk menjustifikasi supply demand macro
– Sampaikan supply demand macro yang berisi perkiraan supply demand energy terbarukan tahun 2010 – 2025, serta persentase pengembangan energy terbarukan yang dapat dicapai dalam
energy primer mix.
3.3 Supply – Demand Analysis (3)
Type of Energy Location 2010 2015 2020 2025 Mini/micro hydro Regency ABC Regency DEF City PQR Biofuel Regency ABC Regency DEF City PQR Biogas Regency ABC Regency DEF City PQR Biomass Regency ABC Regency DEF City PQR Solar Regency ABC Regency DEF City PQR Wind Regency ABC Regency DEF City PQRChapter 4. Renewable Energy
Development Action Plan
4.1 Target of RE Development
• Target pengembangan energy terbarukan diperoleh dari kesepakatan bersama dengan stakeholder, khususnya Dinas Pertambangan dan Energi.
• Target yang disepakati ini didasarkan pada analisa supply demand. • Target ini dapat berbeda dengan target yang telah diterbitkan oleh
pemerintah daerah sebelumnya (jika ada).
• Diharapkan target yang ditetapkan ini dapat menjadi acuan bagi dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah daerah.
• Pada laporan utama, disampaikan ringkasan target pengembangan energy terbarukan untuk level propinsi.
• Rincian target pengembangan energy terbarukan untuk level kabupaten/kota disampaikan pada lampiran.
Target of Renewable Energy
Development
Type of Energy 2010 2025 Hydro Mini/Micro hydro Geothermal Biodiesel Bioethanol Biomass Biogas Wind Solar Other4.2 Action Plan (1)
• Rencana aksi pada dasarnya adalah
rincian/breakdown dari target pengembangan energy terbarukan.
• Pembahasan rencana aksi dibuat per jenis
energy sesuai dengan kondisi masing‐masing propinsi.
• Pada tiap jenis energi, dibahas rencana pengembangannya untuk masing‐masing lokasi (kabupaten).
4.2 Action Plan (2)
Jenis energi: 1. Hydro 2. Mini/microhydro 3. Geothermal 4. Biodiesel 5. Bioethanol 6. Biomass 7. Biogas 8. Wind 9. Solar4.2 Action Plan (3)
Name Location 2010 2015 2020 2025 ABC Regency ABC 5 MW 5 MW 10 MW 10 MW DEF Regency DEF 0 0 400 MW 400 MW Total 5 MW 5 MW 410 MW 410 MW Contoh: Hydro4.3 Implementation Strategy
• Strategi implementasi adalah cara‐cara untuk melaksanakan rencana aksi yang disampaikan pada sub bab 4.2.
• Strategi implementasinya antara lain:
– Membentuk dan menjalankan kelembagaan
pelaksana
– Menyusun dan menerapkan skema pendanaan
– Menyiapkan SDM dan teknologi
4.3.1 Kelembagaan Pelaksana
Contoh kelembagaan di level propinsi:
Nama lembaga : Tim Pengembangan Energi Terbarukan Ketua Umum : Gubernur
Ketua Harian : Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Pengembangan Hydro
• Koordinator : Kepala Dinas Pekerjaan Umum
• Anggota : Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
• Kepala PLN Wilayah
Pengembangan Mini/Micro hydro
• Koordinator : Kepala PLN Wilayah
4.3.2 Skema Pendanaan
• Skema pendanaan dapat berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada jenis energi dan
skala proyeknya.
• Pada dasarnya skema pendanaan ini akan
dirumuskan oleh lembaga yang dibahas pada sub bab 4.3.1.
• Contoh‐contoh skema pendanaan dapat
4.3.3 SDM dan Teknologi
• Identifikasi SDM dan teknologi yang diperlukan
4.3.4 Rencana Detail Implementasi
• Rencana detail implementasi adalah turunan dari rencana aksi yang disampaikan pada sub bab 4.2 • Disusun oleh masing‐masing coordinator dalam
lembaga pengembangan energy terbarukan yang disampaikan pada sub bab 4.3.1.
• Rencana aksi level propinsi ini menjadi acuan bagi kabupaten/kota untuk menyusun rencana detail implementasi untuk wilayahnya masing‐masing.
Workplan
• Deadline from TOR : September 2011
• Currently : 50% or more
• Internal Deadline : April 2011 (6 months) • April – Sept 2011 :
– Revision