• Tidak ada hasil yang ditemukan

FISIP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: Mei 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FISIP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: Mei 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Corresponding Author : finaandia@gmail.com 351 JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 351-361

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh

(Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh)

Vina Andia Ratna, Taqwaddin

(finaandia@gmail.com, taqwaddinhusin@yahoo.co.id) Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Ombudsman merupakan lembaga negara yang berfungsi mengawasi

penyelenggaraan pelayanan publik. Kehadiran Ombudsman di Aceh sangat dibutuhkan. Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai salah satu pemerintah kota yang wajib memberikan pelayanan publik yang maksimal kepada masyarakat. Namun, kondisi pelayanan publik Kota Banda Aceh masih mengecewakan. Kota Banda Aceh menjadi daerah yang terbanyak laporan atas kasus maladministrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap peran pengawasan Ombudsman Perwakilan Aceh dan pengaruh dari pengawasan Ombudsman Perwakilan Aceh terhadap kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan melalui wawancara dengan informan, sedangkan data kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku, skripsi, jurnal dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peneltian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan Ombudsman menjadi aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan dengan semestinya. Pengawasan dari Ombudsman membawa pengaruh yang besar dalam pemerintahan. Namun, dalam melakukan perubahan sebagaimana yang disarankan oleh Ombudsman masih belum dilakukan dengan maksimal, dibuktikan dengan banyaknya kasus yang dilaporkan

(2)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

352 ke lembaga Ombudsman. Diharapkan Pemerintah Kota Banda Aceh dapat bekerja lebih keras dalam meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga masyarakat puas dalam menerima pelayanan.

Kata Kunci : Persepsi, Ombudsman

Perceptions of Banda Aceh Government Towards The Supervisory Role of Regional Ombudsman In Aceh

(A Study to Department of Youth, Education and Sport and Health Department)

ABSTRACT

Ombudsman is state agency formed to supervise government offices in providing public services. The existence of Ombudsman in Aceh is very important. The government of Banda Aceh as a city government has a responsibility to provide decent public services for its society. However, it is evident that the public services in Banda Aceh are disappointing. Banda Aceh has become as a city receiving most of the complaints due to its maladministration. This study was intended to know perceptions of Banda Aceh government towards the role of Aceh regional Ombudsman and the impacts of Ombudsman's supervising on Banda Aceh goernment’s performance. This was a qualitative study. The data in this study were obtained from field and literature study. The field study was done by conducting an interview to the informants, while literature study was done by reading some books, scripts, journals, laws which were relevant to this study. The results showed that the Ombudsman’s supervision was significant to manage administrative function. However, Banda Aceh government did not completely follow all suggestions provided by the Ombudsman. It is expected that Banda

(3)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

353 Aceh Government works harder and improve their public services in order to ensure public satisfaction over the governance performance.

Keywords : Perception, Ombudsman

PENDAHULUAN

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) yang selanjutnya disebutkan Ombudsman merupakan lembaga negara yang mempunyai kewenangan dalam mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Hukum Milik Negara (BHMN) serta badan swasta dan perseorangan yang diberi tugas untuk menyelenggarakan pelayanan tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja daerah (APBD). (UU No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia).

Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, ditentukan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dengan mendasarkan beberapa asas, yakni; kepatutan, keadilan, non-diskriminasi, tidak memihak, akuntabilitas, keseimbangan, keterbukaan dan kerahasiaan. Adapun tugas dari Ombudsman, antara lain memeriksa laporan atas dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Maladministrasi merupakan perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, dan menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari tujuan wewenang tersebut. Permasalahan mengenai maladministrasi dapat diberantas secara efektif apabila lembaga Ombudsman mendapat laporan dari masyarakat.

Ombudsman tidak memiliki kewenangan untuk menuntut maupun menjatuhkan sanksi kepada instansi yang dilaporkan namun memberikan

(4)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

354 rekomendasi terhadap instansi untuk melakukan koreksi agar pelayanan publik yang diberikan menjadi lebih baik. Rekomendasi merupakan kesimpulan, pendapat dan saran yang disusun berdasarkan hasil pemeriksaan Ombudsman. Rekomendasi diberikan kepada atasan terlapor untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik.

Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus dalam mengurus dan mengatur urusan pemerintahan sendiri dalam semua sektor publik dan urusan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang–undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini untuk sektor pelayanan publik di Aceh telah di atur dalam Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelayanan Publik. Menurut Qanun Aceh No. 8 Tahun 2008 ini, Pelayanan Publik merupakan segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan sesuai dengan perundang–undangan (Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Publik).

Mengacu pada fungsi pelayanan, Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai salah satu Pemerintah Kota wajib memberikan pelayanan publik yang maksimal kepada masyarakat. Pelayanan publik yang diberikan harus secara menyuluruh pada struktur pemerintahan baik di dinas, badan, maupun dikantor tanpa ada diskriminasi..

Dengan melihat kondisi pelayanan publik di Aceh khususnya Kota Banda Aceh masih mengecewakan. Kota Banda Aceh paling sering menjadi pihak terlapor. Menurut Kepala Ombudsman Perwakilan Aceh (Taqwaddin Husin), banyak laporan jenis maladministrasi yang dilaporkan oleh masyarakat menegaskan wajah pelayanan birokrasi di Aceh sendiri belum baik (tempo.co, 2016, di akses pada Tanggal 25 Mei 2016).

Adapun yang menjadi alasan mengapa pentingnya persepsi ataupun penilaian dari Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap Ombudsman adalah karena

(5)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

355 Ombudsman lembaga negara yang dibentuk untuk menangani kasus–kasus maladministrasi yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik itu sendiri. Ombudsman juga merupakan lembaga negara satu-satunya mengawasi pelaksanaan pelayanan publik.

Dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi pemerintah Kota Banda Aceh terhadap peran penawasan Ombudsman Perwakilan Aceh

2. Untuk men getahui pengaruh dari pengawasan yang dilakukan Ombudsman Perwakilan Aceh terhadap kinerja Pemerin tah Kota Banda Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA

Adapun teori yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teori persepsi dan teori peran. Persepsi menurut Ihalauw (2005: 87) menyebutkan bahwa “Persepsi adalah cara orang memandang dunia ini. Dari definisi yang umum ini dapat dilihat bahwa persepsi seseorang dapat berbeda dengan persepsi orang lain, masyarakat dapat membentuk persepsi yang serupa antar warga kelompok masyarakat tertentu”.

Selain secara implisit sudah tampak dalam definisi tersebut, menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005: 288) “Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”. Rahmat dan Prasetio dalam Tangkilisan (2005: 288) “Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Semua ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok–kelompok tersebut karena dua sifat manusia

(6)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

356 yang bertentangan satu sama lainnya disatu pihak dia ingin bekerja sama, dipihak lain dia cenderung bersaing dengan sesama manusia.

Peran Menurut Soejono Soekanto peran adalah “Peran (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, dapat dikatakan dia telah menjalankan suatu peran. Kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya” (Soejono Soekanto, 2009: 212-213).

Menurut Wirutomo (1981: 99-101) peranan yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data disajikan dengan deskriptif, uratif, dan tabulatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dan untuk melengkapi informasi yang diperlukan, dilakukan juga wawancara dengan informan, informan yang peneliti maksud disini ialah orang yang memberikan keterangan berdasarkan pengetahuannya.

Adapun informan utama dalam penelitian ini ialah: 1. Asisten III Pemerintah Kota Banda Aceh

2. Kepala Bagian Organisasi Pemerintah Kota Banda Aceh 3. Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

4. Kepala Bagian Umum Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

5. Koordinator Penyelesaian Laporan Ombudsman Perwakilan Aceh Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data. Adapun data yang digunakanadalah:

(7)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

357 1 Data primer yaitu data Pengumpulan data primer yaitu perolehan

data melalui kegiatan peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2 Data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data baik berupa bahan tertulis maupun dalam bentuk gambar yang dapat digunakan untuk memperluas data yang ada. Oleh karena itu, dengan adanya gambar sesuatu yang diselidiki dapat dilihat dengan jelas

Data diperoleh melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan melalui wawancara dengan informan, sedangkan data kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku, skripsi, jurnal dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peneltian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari data laporan asal daerah pelapor pada Tahun 2016, yang terbanyak berasal dari Kota Banda Aceh 148 laporan. Banyaknya pengaduan masyarakat terhadap pelayanan publik di Kota Banda Aceh ini karena letak dari kantor Ombudsman ini berada di Kota Banda Aceh dan instansi provinsi dan vertikal juga berada di Kota Banda Aceh, jadi akses dan jarak tempuh ke Ombudsman lebih dekat dan mudah dijangkau. Selain itu karena warga Kota Banda Aceh tingkat kecerdasannya lebih tinggi dan tahu akan haknya atas pelayanan publik.

Kondisi ini juga menunjukan tingginya kepedulian masyarakat terhadap permasalahan yang dialami ketika mendapat pelayanan yang tidak semestinya dan kesadaran untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan berkualitas. Selain tingkat kepedulian masyarakat, juga menunjukan kualitas pelayanan yang seharusnya

(8)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

358 mendapat perhatian untuk dilakukan upaya perbaikan dari segi sumber daya manusia, dukungan sarana prasarana, dan mekanisme atau prosedur pelayanannya. Sebagaimana dengan hasil wawancara peneliti dengan Asisten III dan Kepala Bagian Organisasi sebagai pihak dari Pemerintah Kota Banda Aceh menegaskan bahwa persepsi mereka terhadap keberadaannya Ombudsman sangat dibutuhkan, dimana masyarakat bisa memberikan pengaduan langsung maupun tertulis tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Apalagi Ombudsman sama sekali tidak memungut biaya apapun dalam melayani masyarakat. Sesuai dengan teori yang digunakan peneliti, semua harapan–harapan dari pengawasan Ombudsman merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, persepsi atau pandangan kedua instansi yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, mereka sudah merasakan peran Ombudsman dalam pengawasan pelayanan publik. Namun nyatanya dalam melakukan perubahan sebagaimana yang disarankan oleh Ombudsman masih belum dilakukan dengan maksimal. Jika dilakukan dengan maksimal maka tidak ada lagi laporan hal yang sama dalam sebuah instansi. Hal ini karena tidak semua laporan harus

diselesaikan melalui mekanisme rekomendasi. Ombudsman dituntut

mengutamakan pendekatan persuasif agar penyelenggara negara dan

pemerintahan mempunyai kesadaran sendiri dalam menyelesaikan laporan dugaan maladministrasi tersebut.

Output yang paling banyak dihasilkan Ombudsman sebatas klarifikasi. Ketika diminta memberikan klarifikasi, instansi terlapor langsung membenahi. Lembaga Ombudsman tidak bisa berbuat lebih dari apa yang telah ditentukan undang-undang. Negara hanya memberikan kewenangan yang terbatas kepada Ombudsman yakni hanya memberikan rekomendasi. Seharusnya Ombudsman juga berwenang melakukan tindakan tegas dan kuat dalam melakukan

(9)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

359 pengawasan agar kasus–kasus dugaan maladministrasi tidak terjadi berulang– ulang dalam sebuah instansi.

selain itu juga Ombudsman Perwakilan Aceh membawa pengaruh yang besar dalam pemerintahan. Ombudsman telah mendorong komponen-komponen pemerintah untuk fokus pada kualitas pelayanan. Keberadaan Ombudsman di Aceh sangat penting, dimana kondisi dari instansi–instansi pemerintahan Kota Banda Aceh banyak melakukan penyelewengan dalam memberikan pelayanan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh terus melakukan perbaikan kualitas pelayanan, walaupun masih kurang sempurna.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan, makaa peneliti menarik kesimpulan yang berkaitan dengan peran pengawasan yang dilakukan Ombudsman Perwakilan Aceh dan pngaruh dari pengawasan yang dilakukan Ombudsman, yaitu:

1. Persepsi Pemerintah Kota Banda terhadap peran pengawasan yang dilakukan Ombudsman sangat dibutuhkan, dimana masyarakat bisa memberikan pengaduan langsung maupun tertulis tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Apalagi Ombudsman sama sekali tidak memungut biaya apapun dalam melayani masyarakat. Pengawasan Ombudsman merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan dengan semestinya.

2. Ombudsman sebagai lembaga pengawas penyelenggaraan pelayanan publik khususnya di Kota Banda Aceh ini membawa pengaruh yang sangat besar dalam pemerintahan. Ombudsman telah mendorong komponen-komponen pemerintah untuk fokus pada peningkatan kualitas pelayanan.

(10)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

360 Berdasarkan persepsi dari pengawasan yang dilakukan Ombudsman Perwakilan Aceh serta Pengaruh dari pengawasan yang dilakukan Ombudsman ini, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai penyelenggara pelayanan publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menjamin

penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum

pemerintahan. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat dikatakan bermutu bila pelayanan yang diberikan memenuhi atau melebihi harapan masyarakat.

2. Sikap tidak puas menjadi sikap tidak percaya, dimana sikap ini dapat membahayakan bagi keberlangsungan pembangunan. Pemerintah Kota Banda Aceh harus bekerja lebih keras agar masyarakat puas dalam menerima pelayanan. Dan diharapkan laporan pengaduan atas kasus maladministrasi yang dilaporkan langsung oleh masyarakat atau secara tidak langsung ke Ombudsman Perwakilan Aceh ini kedepannya semakin berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-buku

Adam dan Indra Wijaya. 2002. Perilaku Organisasi. Cetakan Ketiga. Bandung: Sinar Baru.

Budhi Masthuri. 2005. Mengenal Ombudsman Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Fathoni Abdurrahmat, 2006. Organisasi dan Manjement. Cetakan Pertama, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta. Depdiknas.

Lijan Poltak Siambela, dkk, 2006 “ Reformasi Pelayanan Publik”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

(11)

Persepsi Pemerintah Kota Banda Aceh Terhadap Peran Pengawasan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh (Kajian Terhadap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) (Vina Andia Ratna,

Taqwaddin)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 351-361

361 Prasetijo, R dan Ihalauw, J. 2005. Perilaku Konsumen. Andi Offset.

Yogyakarta.

Sinambela, Lijan Poltak, dkk, 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Soerjono Soekanto. 2009, Sosiologi suatu pengantar, Edisi Baru: Rajawalli Pers. Jakarta.

Walgiato, Bimo. 2006. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Andi Publisher.

2. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Undang–Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia Peraturan Presiden No. 21Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan, dan

Tata Kerja perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelayanan Publik.

3. Sumber Lain:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/7586, diakses tanggal 23 Maret 2016

https://m.tempo.co/read/news/2016/01/06/058733431/ombudsman-pelayanan-publik-di-aceh-masih-bermasalah, diakses pada tanggal 25 mei 2016

Referensi

Dokumen terkait

Uslu:b Insya:‟iyy Dalam Antologi Imam Shafie Riwayat hidup Imam Shafie Puisi Imam Shafie Ketokohan Imam Shafie Dalam Bahasa Arab Al-Insha:‟ Al-Ṭalabiyy Al-Insha:‟

Artikel ini berisi tahapan pembuatan aplikasi dengan GUI Matlab yang digunakan untuk menganalis sifat lasing kaca tellurite yang didadah ion erbium dengan teori

Persamaan dari kedua stigma, stigma masyarakat dan stigma pada diri sendiri, dapat dilihat pada penilaian yang berupa persepsi, keyakinan dan respon perilaku yang

Pada hasil pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih tegangan tarik maksimum sebesar 6,62 N/mm 2 (6,62MPa),

Dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan

Dimensi knowledge (pengetahuan) cenderung berkembang lebih baik dibanding dua dimensi kompetensi lainnya. Elaborasi hasil analisis terhadap gender dan status

Ej guñeol me`e gak}ekepse duk}l a ja ~pekma ek ej gukaksl y se jl a}ekmepá ibuaj Ej guñeol me`e gak}ekepse duk}l a ja ~pekma ek ej gukaksl y se jl a}ekmepá ibuaj ~ues si se hak

Anemia Defisiensi Asam Folat/ vitamin - ↓ asupan vitamin dan asam folat - Malabsorbsi - Defek enzim kongenital (jarang) - Kebutuhan asam folat ↑: Kehamilan, bayi,