• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RINAI KABUT SINGGALANG KARYAMUHAMMAD SUBHAN : SUATU TINJAUANPSIKOLOGI SASTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RINAI KABUT SINGGALANG KARYAMUHAMMAD SUBHAN : SUATU TINJAUANPSIKOLOGI SASTRA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RINAI KABUT SINGGALANG KARYAMUHAMMAD SUBHAN :

SUATU TINJAUANPSIKOLOGI SASTRA Silvia Wina Putri¹, Gusnetti², Romi Isnanda²

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta Padang E-mail: Silviawinaputri@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to describe the main character behavior of novel Rinai Kabut Singgalang by Muhammad Subhan who observe from personality aspect like id, ego, and super ego. The theory in this research is theory by Sigmund Freud. This research is qualitative research with descriptive method. The technique of data analysis who used in this research following: (1) data classification based on personality aspect behavior of main character like id, ego, and super ego, (2) data interpretasion who describe the caracter behavior, and (3) making a conslusion. Based on analysis data it founded 21 id aspect, 15 ego aspect, and 24 super ego aspect on novel Rinai Kabut Singgalang by Muhammad Subhan. Super ego aspect can controlled the boost who cause by id aspect and ego, it proven when character of Fikri have a living problem who make him give up of his live. Condition of ego at that moment making Fikri try to end his live, but the super ego booster making Fikri character realize that all problems on his life is only a trial and there is a wisdom from that all. Super ego aspect who more arise on novel Rinai Kabut Singgalang by Muhammad Subhan.

Keyword: Personality Of Especial Figure, Psychology Art, Novel.

PENDAHULUAN

Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu berasal dari akar kata sas yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, atau instruksi, sedangkan –tra berarti alat atau sarana.

Kata sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran yang baik dan indah(Rokhmansyah 2014:1). Sumardjo dan saini(dalam Rokhmansyah,2014:2) menyatakan sastra adalah ungkapan

pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Sebuah karya sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama saja. Ia harus dilihat secara keseluruhan: tema, amanat, dan struktur, serta nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra itu.

(2)

Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah karya sastra. Nilai-nilai itu adalah Nilai-nilai estetika, Nilai-nilai-Nilai-nilai moral, dan nilai- nilai yang bersifat konsepsional (Ahadiat, 2007:9). Melalui karya sastra, seorang pengarang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra artinya berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam karya sastra ( Rokhmansyah, 2014:2).

Salah satu karya sastra adalah novel. Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) yang mana di dalam novel tersebutmemiliki konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara para pelakunya. Di dalam novel juga diungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, pemusatan kehidupan yang tegas(Ahadiat, 2007:25).

Di dalam novel terdapatunsur yang membangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun di dalam karya sastra yang meliputi penokohan, tema, alur, latar dan gaya bahasa. Sedangkan, unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang membangun karya sastra meliputi

psikologi, ideologi, politik, kebudayaan dan lainnya.

Menurut Minderop (2011:54-55) psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah sastra secara psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauhmana keterlibatan psikologis, pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan.

Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kiasan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya sastra memungkinkan untuk ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, Endraswara (dalam Minderop, 2011:55).

Keberadaan tokoh sangatlah menarik dalam studi psikologi sastra. Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus melakukan tindakan psikologis.

(3)

Jadi, peran tokoh dalam sebuah karya sastra memegang peranan penting dalam menarik atau tidaknya sebuah karya sastra bagi pembaca, dilihat dari bisa atau tidaknya seorang pengarang menghidupkan tokoh-tokoh dengan kepribadian yang menarik bagi pembaca.

Kepribadian adalah suatu totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak di dalam tingkahlakuyang unik (Sujanto dkk, 2006:12). Selanjutnya Minderop (2011:12) mengatakan kepribadian adalah suatu integrasi dari semua aspek kepribadian yang unik dari seseorang menjadi organisasi yang unik, yang menentukan, dan dimodifikasi oleh upaya seseorang beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah.

Salah satu novel yang mengemukakan tentang aspek kepribadian tokohnya adalah novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan. Di dalam penelitian ini yang akan diteliti ialah aspek kepribadian pada tokoh utama yang meliputi id, ego dan superego.

Alasan memilih novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan untuk diteliti karena novel ini merupakan salah satu novel yang menonjolkan aspek psikologi tokohnya yang digambarkan melalui karakter yang sangat kuat pada setiap penokohan dan mempunyai konflik batin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku tokoh utama berdasarkan aspek kepribadian (id, ego, superego) yang terdapat dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis dari perilaku yang diamati (Moleong, 2010:4 yang mengutip pendapat Bodgan dan Taylor).

Sumber data penelitian ini adalah novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan. Objek penelitiannya adalah aspek kepribadian tokoh utama yang terdapat dalam Novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan dengan tinjauan psikologi sastra yang meliputi id, ego, superego.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) membaca dan memahami isi novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan secara keseluruhan, (2) menandai dan mencatat data-data yang berhubungan dengan objek penelitian, dan (3) mencatat data berdasarkan permasalahan-permasalahan penelitian.

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis data adalah

(4)

sebagai berikut (1) mengklasifikasi data sesuai dengan aspek kepribadian perilaku tokoh utama yang meliputi id, ego, dan super ego, (2) menginterpretasikan data yang menggambarkan perilaku tokoh berdasarkan aspek kepribadian (id, ego, super ego) dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan, dan (3) membuat kesimpulan secara keseluruhan hasil analisis data untuk melihat aspek kepribadian tokoh utama novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan.

Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini adalah ketekunan pengamatan. Menurut Meleong (2010:329) ketekunan pengamatan adalah teknik keabsahan data yang bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan menceritakan kisah seorang pemuda bernama Fikri yang ingin merantau ke Padang setelah ditinggal oleh ayahnya untuk selama-lamanya. Kedua orangtua Fikri sangatlah miskin dikarenakan dulu pernikahan mereka tidak disetujui dan mereka diusir dari kampung. Penderitaan-penderitaan mulai ditanggung

Fikri ketika ia sampai di kampung ibunya di Kajai, Pasaman. Fikri mengetahui kalau mamaknya (kakak dari ibunya) mengalami gangguan jiwa karena menanggung malu akibat perbuatan ibu Fikri yang nekat menikah dengan ayah Fikri walaupun tidak disetujui.

Hidup Fikri semakin menderita ketika mamaknya meninggal lantaran dibunuh karena menyelamatkannya. Setelah mamaknya meninggal, Fikri yang ingin kuliah melanjutkan kehidupannya di Padang. Namun, penderitaan demi penderitaan pun dialamainya di sana. Adik Fikri di Aceh juga mengabarkan melalui surat bahwa ibu Fikri meninggal. Kehidupan Fikri semakin diuji ketika Aceh dilanda tsunami yang menewaskan Annisa, adik kandungnya. Sekarang hidup Fikri sebatang kara.

Tidak hanya itu, persoalan lain juga sudah menunggu Fikri. Rahima, Gadis yang dicintainya dijodohkan dengan oranglain lantaran Fikri merupakan “orang-datang” atau “orang-pinggang” , hal yang sama dengan apa yang dialami oleh ayah dan ibunya dulu. Fikri hampir putus asa dan menganggap hidupnya begitu tidak adil, bahkan ia dituduh sebagai penyebab kematian orang-orang yang ditinggalkannya. Namun, Fikri percaya kalau semua masalah yang dialaminya merupakan ujian dan pasti ada hikmah dibalik itu semua.

(5)

Tokoh dalam karya sastra adalah gambaran yang ditampilkan pengarang dalam sebuah cerita. Ada dua jenis tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh sampingan. Tokoh utama adalah tokoh yang sering terlibat dalam cerita, sedangkan tokoh sampingan merupakan kebalikan dari tokoh utama, yang mana keterlibatannya hanya sedikit.

Berikut tokoh-tokoh yang terdapat di dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan:

a. Fikri, merupakan tokoh utama. b. Rahima, gadis pujaan hati Fikri. c. Yusuf, sahabat Fikri.

d. Bu Aisyah, ibu Rahima. e. Munaf, ayah Fikri. f. Maimunah, ibu Fikri. g. Ningsih, kakak Rahima. N h. Mak Tuo, saudara dari ibu Fikri. i. Mak Bujang, saudara dari ibu Fikri. j. Bu Rohana, orang tua angkat Fikri. k. Pak Usman, orang tua angkat Fikri. l. Annisa, adik Fikri.

m. Suami Ningsih, merupakan tokoh yang patuh terhadap istrinya,

Tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra.

Novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan bertemakan

tentangkasih yang tak sampai seorang pemuda yang terhalang karena miskin harta dan dianggap orang pendatang (orang pinggang) yang tak beradat.

Alur merupakan unsur fiksi yang penting, hal itu karenakejelasan alur dan kejelasan tentang kaitan antarperistiwa yang dikisahkan secara linear, akan mempermudah pemahaman kita terhadap cerita yang ditampilkan. Kejelasan Alur berarti kejelasan cerita, kesederhanaan Alur berarti kemudahan cerita untuk dimengerti.

Dalam novel Rinai Kabut Singgalang Karya Muhammad Subhan, alur yang digunakan adalah alur maju, di mana peristiwa-peristiwa dikisahkan secara kronologis yaitu perjalanan hidup Fikri yang ingin merubah nasibnya setelah kematian ayahnya. Fikri merantau ke Padang dan berharap akan meraih kesuksesan di sana. Pada akhirnya apa yang diharapkan Fikri tercapai, ia menjadi seorang penulis yang terkenal. Namun, kesuksesannya tidak sejalan dengan perjalanan cintanya. Kisah cintanya yang tidak sampai kepada wanita pujaan hatinya, karena wanita itu telah dijodohkan dengan laki-laki lain.

Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar yang terdapat pada novel Rinai Kabut Singgalang secara umum adalah di

(6)

Padang, di Rumah gadang, di Kajai Pasaman, di Bukittinggi, dan di Teluk Bayur. Latar waktu pada novel Rinai Kabut Singgalang adalah pada pagi hari, siang, malam, satu bulan, dua bulan, setahun. Namun, latar tempat lebih ditonjolkan pada novel ini.

Analisis Data

Aspek id merupakan aspek biologis sekaligus psikis. Id merupakan dunia batin yang tidak memiliki hubungan langsung dengan dunia objektif. Aspek id mengandung unsur-unsur bawaaan manusia sejak lahir, termasuk instink-instink.

Aspek ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme individu. Aspek ego ini timbul untuk menghubungkan dunia batin dan dunia nyata. Dalam fungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan.

Fungsi super ego adalah menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak. Yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah konsep-konsep, pikiran-pikiran, rencana-rencana, dan sebagainya. Super ego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Pembahasan

Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori Freud,Freud membagi atas tiga aspek kepribadian, yaitu: id (aspek biologis), ego (aspek psikologis).dan super ego (aspek

sosiologis). Walaupun ketiga aspek tersebut mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan terhadap tingkah laku manusia.

Berdasarkan analisis data, maka ditemukan aspek kepribadian pada tokoh utama dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan yang meliputi id, ego, dan super ego. Dalam novel Rinai Kabut Singgalangkarya Muhammad Subhan, terdapat banyak konflik yang dialami oleh tokoh Fikri.

Tokoh Fikri adalah seorang pemuda yang banyak mengalami permasalahan kehidupan namun tetap tegar menghadapi segala permasalaham hidup. Hal itu tergambar ketika Fikri dihadapi oleh kenyataan ketika ayahnya meninggal, dan ia pergi merantau ke kampung Ibunya di Kajai. Di sana ia mengetahui bahwa mamaknya mengalami gangguan jiwa dan dipasung di tengah hutan. Setelah mamaknya meninggal, ia pindah ke Padang dan bertemu dengan gadis yang sangat ia cintai.

Namun, ia harus menerima kenyataanbahwa Rahima, kekasih punjaan hatinya dijodohkan oleh Ningsih, kakaknya dengan orang lain, lantaran Fikri dianggap sebagai orang yang tidak memilik apa-apa. Akibat permasalahan yang dihadapi oleh tokoh Fikri, maka timbullah dorongan-dorongan yang

(7)

berhubungan dengan psikologi tokoh yang meliputi id, ego, dan seperego.

Aspek id

Aspek Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek lain tumbuh. Aspek id menggerakkan ego dan superego. Id mengandung prinsip kesenangan, dengan kata lain id menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengerjar keenakan. Aspek id merupakan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Dalam novel Rinai Kabut singgalang karya Muhammad Subhan, aspek id pada tokoh utama jarang terlihat. Tokoh Fikri mampu kurang mampu mengontrol dorongan yang disebabkan oleh aspek id. Terbukti ketika tokoh Fikri tidak menerima ketika dirinya dihina oleh Ningsih lantaran Fikri hanyalah pemuda miskin. Oleh sebab itulah Ningsih memutuskan tali cinta diantara Fikri dan Rahima, Fikri hanya bisa menangis dan tidak mampu menahan kesedihannya ketika diperlakukan kurang baik oleh Ningsih. Fikri juga merupakan seseorang yang tidak dapat mengontrol dorongan id pada dirinya, terbukti ketika Fikri dilanda permasalahan hidup karena penghinaan yang diberikan oleh Ningsih, ia sering menangis dan berlarut-larut dalam kesedihan.

Aspek ego

Aspek Egoadalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Ego berpegang pada “prinsip kenyataan” atau “prinsip realitas” dan bereaksidengan proses sekunder (proses berpikir realistis). Tujuannya ialah mencari objek yang tetap (serasi) untuk mereduksikan tegangan yang timbul dalam diri seseorang. Dapat terlihat tokoh utama dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan tidak mampu mengontrol dorongan aspek ego. Terbukti ketika Bu Rohana dan Pak Usman meminta Fikri agar tidak pergi dan tetap tinggal bersama mereka, Fikri tetap pergi dan tidak mendengarkan permohonan Bu Rohana dan Pak Usman, terlihat egopada tokoh Fikri tidak mampu terkontrol, karena ia tetap pergi walaupun Bu Rohana dan Pak Usman meminta agar ia tetap tinggal bersama mereka.

Aspek Super ego

Aspek Superego adalah aspek sosiologi kepribadian yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyrakat sebagaimana ditafsirkan orangtua kepada anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan. Superego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu superego dapat juga dianggap sebagai aspek moral kepribadian yang

(8)

berfungsi menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Tokoh Fikri mampu menggunakan super ego dengan baik, terbukti ketika Fikri merawat mamaknya yang mengalami gangguan jiwa, ia merawat mamaknya dengan penuh kesabaran. Setiap hari Fikri membersihkan gubuk mamaknya dan memberikan mamaknya makan, Fikri menjaga mamaknya dengan penuh ketekunan, walaupun mamaknya dianggap gila, namun ia merasa mamaknya tidak seperti yang dibicarakan orang-orang. Dia merasa mamaknya sama seperti manusia lainnya. Fikri juga merupakan tokoh yang mampu mempergunakan aspek super ego dengan baik, terbukti ketika Fikri merasa bahwa hidupnya tidak adil dan ia mencoba menceburkan diri ke laut karena tidak mampu menahan penderitaan demi penderitaan yang dialaminya, namun, dorongan super ego membuat Fikri tidak jadi melakukan hal itu, karena Fikri sadar bahawaia tidak patut melakukan hal itu, karena semua cobaan yang diberikan oleh Allah pasti ada hikmahnya. Tokoh Fikri mampu mengontrol dorongan super ego, namun kurang mampu mengontrol dorongan aspek id dan ego namun tetap mengutamakan aspek super ego. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa aspek

kepribadian tokoh utama dari id, ego, dan super egopada novel Rinai Kabut Singgalang lebih menonjolkan aspek super ego.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annes Prima Dianti mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang, dengan judul “ Penokohan dalam Novel Seoul Sonata Karya Putu Felisia: Tinjauan Psikologi Sastra”.Terlihat bahwa tokoh mengalami konflik psikologi akibat pengaruh dari id, ego, dan super ego yang menimbulkan permasalahan pada diri tokoh.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan yang ditinjau dari id, ego, dan superego. Data yang berkaitan dengan aspek kerpibadian tokoh utama terdapat 51 data yang menyangkut aspek kepribdian tokoh , yang terdiri dari 08 data yang merupakan aspek id, 23 data yang merupakan aspek ego, dan 20 data yang merupakan apek super ego.

Tokoh utama dalam novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan ini yaitu tokoh Fikri yang memiliki prilaku yang didasari oleh

(9)

nilai-nilai kebaikan dan mampu mengontrol dorongan yang disebabkan oleh aspek id dan ego. Tokoh Fikri lebih menonjolkan dorongan yang disebabkan oleh aspek superego, terlihat ketika tokoh Fikri merawat mamaknya yang mengalami gangguan jiwa dan dipasung di tengah hutan, Fikri sangat tekun merawat mamaknya. Aspek super ego pada tokoh Fikri juga terlihat ketika Fikri yang merasa hidupnya tidak adil karena begitu banyak permasalahan yang dialami, dimulai dari kematian ayah, ibu, adik dan mamaknya lalu cintanya yang tak direstui oleh kakak Rahima, gadis pujaan hatinya. Namun, dorongan superego mampu membuat tokoh Fikri menyadari jika semua itu hanya cobaan hidupnya dan setiap cobaan pasti ada hikmah dibalik itu semua, cobaan demi cobaan yang dialami tokoh Fikri, mengantarkannya menjadi penulis yang terkenal karena kisah hidupnya yang pahit ia jadikan sebagai inspirasi dari karya-karyanya.Dari permasalah yang dialami, tokoh Fikri mampu menonjolkan dorongan aspek superego dengan baik.

Saran

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Siswa, disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan salah satu masukan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya sastra agar dapat

menambah wawasan siswa tentang sastra Indonesia.

2. Guru, disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan salah satu bahan pembelajaran sastra, khususnya novel. Serta guru juga harus kritis dalam menyakinkan siswa untuk menunjukan sisi positif dan negatif dari perilaku tokoh.

3. Peneliti lain disarankan untuk menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dan bahan perbandingan dalam menganalisis karya sastra yang berkaitan dengan aspek kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA

Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Kesusasteraan. Padang: Bung Hatta University Press.

Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: UNP Press.

Delara, Elma Jueta. 2014. “ Konflik dan Kaitannya dengan Watak Tokoh Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye Suatu Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.

Dianti, Annes Prima. 2014. “ Penokohan dalam Novel Seoul Sonata Karya Putu Felisia: Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.

Marlina, Devi. 2012. “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra”. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

(10)

Minderop, Albertine. 2011.Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, J. Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subhan, Muhammad. 2013. Rinai Kabut Singgalang. Kediri: FAM Publishing Sujanto, Agus. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi

Kepribadian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tarigan, Hendry Guntur. 2011. Prinsip – Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Zulfikar. 2012. “Psikologis Tokoh Utama Novel Edensor Karya Andrea Hirata”. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Referensi

Dokumen terkait

roses Remove aplikasi dapat dilakukan dengan dua cara, cara yang pertama yaitu dengan meng-klik menu Uninstall yang terdapat pada Start Programs eSPT PPh Tahunan Orang Pribadi

Hasil uji kuat tekan 5,28 MPa, kuat tarik 1,18 MPa dan kuat lentur 1,82 MPa, menunjukkan bahwa beton dengan agregat kasar dari limbah plastik PET dan limbah serbuk

Teknik analisis untuk mengetahui arahan jumlah pada kecamatan yang masih membutuhkan TPS adalah dengan menghitung selisih produksi sampah total dengan produksi sampah terangkut

Berisi tentang penelitian terdahulu, pengertian manajemen personalia, pengertian produktivitas tenaga kerja, pengukuran produktivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi

Wisatawan yang datang ke Kota Bandung merespon baik dengan adanya konsep green hotel, terlebih dari itu mereka setuju akan penerapan konsep green hotel pada

Wereng yang diinfestasikan pada tanaman rentan Pelita menunjukkan repon ketahanan paling tinggi 234 kali lipat dibandingkan pada tanaman tahan Inpari 13 yang

Bahan baku dan tahap-tahap tersebut menjadi titik kritis karena adanya bahaya yang signifikan pada bahan atau tahap tersebut dan tidak ada proses selanjutnya yang dapat

IFR (Rasio Arus Simpang) : Jumlah dari rasio arus kritis (=tertinggi) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus. PR (Rasio Fase) : Rasio arus kritis