• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 900/5147/BAPP/2019 NOMOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 900/5147/BAPP/2019 NOMOR"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR

NOMOR : 900/5147/BAPP/2019

NOMOR : 172.4.1/10/DPRD/2019

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN CIANJUR

TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

2019

(2)
(3)
(4)

KU-APBD Kabupaten Cianjur Tahun 2020 i Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR ISI

hal

NOTA KESEPAKATAN

Daftar Isi ... i

Daftar Tabel ... iii

Daftar Grafik ... iv

Daftar Gambar ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan KU-APBD ... 1

1.3 Dasar Hukum Penyusunan KUA ... 2

1.4 Sistematika Penyusunan ... 4

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH 5 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro pada Tahun Sebelumnya ... 5

2.1.1 Kondisi Perekonomian ... 5

2.1.1.1 Kondisi Perekonomian Nasional Tahun 2018 ... 5

2.1.1.2. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 ... 10

2.1.1.3. Kondisi Perekonomian Ekonomi Kab. Cianjur Tahun 2014-2018 ... 16

2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun Perencanaan ... 19

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2020 ... 20

3.1 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBN 2020 ... 20

3.2 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBD Provinsi Jawa Barat Tahun ... 21

3.3 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBD Kabupaten Cianjur Tahun 2020 ... 22

3.3.1 Tantangan dan prospek perekonomian Tahun 2020 ... 22

3.3.2 Arah kebijakan Ekonomi ... 23

3.3.3 Lain-lain Asumsi ... 24

BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ... 25

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Cianjur .... 25

4.2 Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2020 ... 28

4.2.1 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kab. Cianjur Tahun 2020 ... 28

(5)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

4.2.1.2 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun

2020 ... 37

4.3 Kebijakan Pendapatan Daerah ... 54

4.3.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah ... 54

4.3.2 Strategi Pendapatan Daerah... 56

4.4 Belanja Daerah ... 56

4.4.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah ... 56

4.5 Pembiayaan Daerah ... 59

(6)

KU-APBD Kabupaten Cianjur Tahun 2020 iii Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR TABEL

hal Tabel 2.1 Proyeksi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah . 10 Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat berdasarkan

Pengeluaran (%, yoy) ... 12 Tabel 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat berdasarkan

Komponen Pengeluaran (%, yoy) ... 13 Tabel 2.4 IHK dan Laju Inflasi Gabungan 7 Kota di Jawa Barat Bulan

Desember 2018 Menurut Kelompok Pengeluaran (IHK 2012 = 100) ... 14 Tabel 2.5 Inflasi Januari-Desember Gabungan 7 Kota Jawa Barat

Tahun 2014-2018 ... 14

Tabel 2.6 Perkembangan PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2018 ... 17

Tabel 2.7 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Seri 2010 Per Sektor Tahun 2014 - 2018 (juta rupiah) ... 18 Tabel 2.8 Perbandingan Proyeksi Indikator Makro Pembangunan

Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur Tahun 2019-2020 ... 19 Tabel 3.1 Asumsi Indikator Ekonomi Makro Nasional... 21 Tabel 4.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran cianjur lebih

Maju dan Agamis ... 26 Tabel 4.2 Matrik Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun

2018, Isu Strategis Perubahan RPJMD 2016-2021 Untuk Dasar Identifikasi Isu Strategis ... 28 Tabel 4.3 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan dan

Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur ... 30 Tabel 4.4 Prioritas Daerah dan Program Prioritas Tahun 2020 yang

mendukung Target Sasaran, Indikator Sasaran RPJMD Tahun 2020 ... 36 Tabel 4.5 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun

2014-2018 ... 55

Tabel 4.6 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2016-2018 ... 56

Tabel 4.7 Realisasi SILPA 2018 untuk perencanaan Perubahan

(7)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR GRAFIK

hal Grafik 2.1 Asumsi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

(%,YoY) ... 6 Grafik 2.2 Proyeksi Inflasi (%, YoY) ... 8 Grafik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Jabar dan Nasional ... 11 Grafik 2.4 Perkembangan Lapangan Usaha Tahun 2015 dan Tahun

2016 ... 12 Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat .. 13 Grafik 2.6 Andil Inflasi/Deflasi Barang dan Jasa Desember 2018

(persen) ... 15 Grafik 2.7 Andil Inflasi/Deflasi Kelompok Pengeluaran Desember 2018

(persen) ... 15 Grafik 2.8 LPE Tahun 2013-2017... 16 Grafik 2.9 Nilai inflasi rata-rata Tahun 2014-2019 Provinsi Jawa Barat 17 Grafik 3.1 Proyeksi Inflasi Tahun 2019 (%, YoY) ... 21

(8)

KU-APBD Kabupaten Cianjur Tahun 2020 v Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 2.1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau

Jawa (%, yoy) ... 11 Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan I ... 21

(9)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

LAMPIRAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR

NOMOR : 900/5147/BAPP/2019 NOMOR : 172.4.1/10/DPRD/2019 TANGGAL : 26 JULI 2019

TENTANG : KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN ANGGARAN 2020

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD

Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah; kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program utama atau prioritas pembangunan dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan sinkronisasi kebijakan pusat dan kondisi riil di daerah; kebijakan pembiayaan daerah yang menggambarkan sisi defisit dan surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah berdasarkan asumsi kondisi ekonomi makro daerah meliputi kondisi pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan; asumsi dasar penyusunan RAPBD Tahun 2020 meliputi laju inflasi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan indikator ekonomi makro daerah.

Keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program kegiatan terutama dalam strategi pembangunan yang terkait dengan penurunan angka kemiskinan (pro-poor), penurunan tingkat pengangguran (pro-job), peningkatan pertumbuhan ekonomi growth), kelestarian lingkungan hidup

(pro-environment) serta pengembangan program-program percepatan pengurangan

kemiskinan. Keterpaduan dan siknkronisasi sebagaimana dimaksud dengan tetap memperhatikan kebijakan Suitanable Development Goals (SDGs) dan keadilan untuk semua (justice for all). Hal ini merupakan tantangan yang membutuhkan penyatuan persepsi dalam penyusunan program kegiatan.

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 sebagai penjabaran dari kebijakan umum dan arah pembangunan dalam bentuk perencanaan keuangan daerah berorientasi pula pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Cianjur tahun 2016-2021 dan visi misi jangka panjang Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2025. Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 memegang peranan penting dalam mengarahkan sumber daya fiskal daerah baik dari sisi pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah tahun berkenaan untuk mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021.

(10)

Pemerintah Kabupaten Cianjur 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN KU-APBD

Maksud penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU-APBD) adalah tersedianya dokumen Kebijakan Umum APBD sebagai penjabaran kebijakan pembangunan pada RKPD Tahun 2020 untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PPAS APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020. Selanjutnya dokumen ini akan menjadi pedoman bagi seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan melalui APBD Tahun Anggaran 2020.

Adapun tujuan disusunnya Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU-APBD) Tahun 2020:

1. Mengetahui kerangka ekonomi makro daerah tahun 2020 yang akuntabel yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indikator makro lainya guna dijadikan dasar dalam perencanaan pembangunan daerah dan APBD tahun anggaran 2020, menyusun asumsi dasar penyusunan APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 yang rasional dan realistis yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan APBD Kabupaten Cianjur tahun anggaran 2020.

2. Menjamin terciptanya keterkaitan, konsistensi dan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan secara terpadu, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Barat.

3. Sebagai pedoman penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 yang memuat prioritas program dan pagu anggaran OPD dan selanjutnya menjadi pedoman penyusunan APBD Tahun 2020.

1.3 DASAR HUKUM PENYUSUNAN KUA

Landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Sebagaimana Telah Diubah Beberapakali Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815) ;

(11)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52,mn Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah supaya disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri 86 Tahun 2017 tentang Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah dan Rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta tata Cara perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 465);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 611);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 611);

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jabar Tahun 2018-2023;

(12)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

18. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 08 Tahun 2011 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011 Nomor 36 Seri D);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 09 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011 Nomor 37 Seri D);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2012 Nomor 45 Seri C);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cianjur (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016 Nomor 8);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021;

24. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 91 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur (Berita Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2018 Nomor 91);

25. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 25 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020 (Berita Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2019 Nomor 25).

1.4 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2020 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, tujuan, dasar hukum dan sitematika penyusunan KUA Tahun Anggaran 2020.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Menguraikan perkembangan kondisi ekonomi makro daerah tahun 2018 serta perkiraan tahun 2019 dan tahun 2020.

BAB III ASUMSI - ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN APBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2020

Menguraikan asumsi dasar yang digunakan RAPBN dan RAPBD Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur.

BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

Menguraikan Kebijakan Pembangunan Daerah, Pendapatan Daerah yang akan dilakukan pada tahun 2020. Kebijakan Belanja Daerah yang meliputi kebijakan belanja tidak langsung dan belanja langsung serta Pembiayaan Daerah, meliputi kebijakan penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan.

(13)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Kerangka Ekonomi Makro Daerah dalam Kebijakan Umum APBD Tahun 2020 memberikan gambaran mengenai perkembangan ekonomi daerah meliputi pertumbuhan ekonomi, PDRB serta inflasi. Selain itu juga memberikan gambaran mengenai rencana target makro ekonomi daerah Tahun 2020 yang meliputi perkiraan pertumbuhan ekonomi, perkiraan laju inflasi, perkiraan PDRB harga berlaku dan harga konstan.

2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO PADA TAHUN SEBELUMNYA

Indikator Makro Ekonomi merupakan suatu analisis perkembangan ekonomi yang dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa depan. Jadi ada dua fungsi utama dari "indikator makro ekonomi" yaitu menganalisis perkembangan ekonomi sampai saat kini, dan memprediksi perkembangan ekonomi di masa datang. Perkembangan indikator ekonomi indikator penting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Dari perkembangan ekonomi yang positif disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang mantap dan berkualitas akan berpengaruh terhadap pembangunan suatu daerah, sehingga peran indikator ekonomi makro pada tahun sebelumnya sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi.

2.1.1. Kondisi Perekonomian

2.1.1.1. Kondisi Perekonomian Nasional Tahun 2018 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur tingkat ekonomi suatu negara yang erat kaitannya dengan berbagai indikator pembangunan lainnya seperti kesempatan kerja dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi memiliki peran ganda yang tidak hanya menjadi target pencapaian ekonomi namun juga menjadi dasar arah kebijakan fiskal sehingga penyusunan APBN, baik penerimaan, belanja maupun pembiayaan menjadi lebih kredibel. Oleh karena itu, penentuan besaran asumsi pertumbuhan ekonomi berperan penting dalam pembangunan ekonomi mendatang.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional cenderung menurun sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2016 merupakan masa-masa pemulihan ekonomi dari dampak krisis keuangan global tahun 2009. Ketidakpastian ekonomi global dan masih lemahnya volume perdagangan dunia sepanjang periode ini turut memberikan pengaruh pada ekonomi domestik, termasuk realisasi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tren penurunan harga komoditas dunia, kebijakan taper tantrum oleh AS, kebijakan debt ceilling oleh negara-negara Eropa dan AS serta tren penurunan pertumbuhan Tiongkok turut mempengaruhi kinerja ekonomi global. Namun demikian, masih cukup baiknya domestic demand yaitu stabilnya konsumsi masyarakat dan membaiknya investasi, perkiraan perbaikan perdagangan internasional, serta kinerja sektoral yang diperkirakan semakin meningkat memberikan optimisme terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN.

(14)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Baik dalam APBN maupun APBN-P, Pemerintah dan DPR selalu berupaya untuk menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang realistis dan kredibel sesuai dengan perkembangan ekonomi terkini serta mempertimbangkan potensi serta risiko ekonomi kedepan. Dengan melihat risiko ekonomi terutama yang berasal dari sisi eksternal yang cukup berat yaitu masih rendahnya volume perdagangan dunia sehingga mempengaruhi kinerja perdagangan internasional, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P mengalami penyesuaian untuk mengantisipasi dampak risiko tersebut terhadap postur anggaran. Namun demikian, tekanan perlambatan ekonomi dan volume perdagangan serta penurunan harga komoditas dunia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada periode 2012-2016 memberikan pengaruh yang lebih besar dari yang diperkirakan, terutama pada kinerja ekspor dan impor serta investasi. Perencanaan asumsi anggaran masih terdapat deviasi antara APBN dengan realisasinya, namun demikian, apabila dilihat dari tren yang ada, deviasi tersebut semakin mengecil.

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2018

Grafik 2.1

Asumsi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi (%, YoY)

Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,0 dan setelahnya menunjukkan tren penurunan yang pada tahun 2015 mencapai titik terendah yaitu sebesar 4,9 persen. Namun demikian, pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perbaikan yaitu tumbuh sebesar 5,0 persen. Perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh tingkat konsumsi masyarakat yang terjaga seiring dengan inflasi yang terjaga, pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak multiplier pada aktivitas ekonomi dalam negeri. Selain itu, perbaikan kinerja perdagangan internasional juga terjadi, meskipun pertumbuhan ekspor dan impor masih negatif, namun pertumbuhan negatif tersebut tidak sedalam tahun sebelumnya.

Memasuki tahun 2017, pertumbuhan PDB pada kuartal I 2017 menunjukkan keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik. Pada kuartal I 2017, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,0 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 4,9 persen. Peningkatan kinerja ekspor dan impor yang cukup signifikan sejak akhir tahun 2016 menjadi faktor pendorong ekonomi. Selain itu, konsumsi dan investasi yang tumbuh relatif stabil turut mendukung perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017.

(15)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sepanjang tahun 2017, tren peningkatan harga komoditas global, termasuk batu bara, diperkirakan terus berlanjut dan menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja pertumbuhan ekspor beberapa kuartal ke depan. Tidak hanya pada perdagangan internasional, tren tersebut juga diperkirakan mampu meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan terutama pada sektor yang terkait dengan sektor pertambangan. Dampak positif peningkatan aktivitas ekonomi dari sektor tersebut terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan mulai terjadi pada paruh kedua tahun 2017. Selain faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi global dan volume perdagangan ekonomi dunia yang diperkirakan membaik diharapkan turut mendorong perekonomian nasional. Perekonomian tahun 2017 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2016.

Perekonomian nasional tahun 2018 diperkirakan tumbuh lebih baik dari tahun 2017 yaitu pada kisaran sebesar 5,4 hingga 6,1 persen. Kinerja ekonomi diperkirakan lebih baik dengan dukungan tidak hanya berasal dari sisi eksternal namun juga perbaikan perekonomian domestik. Pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi terus diupayakan sebagai bentuk bagian dalam mendorong investasi langsung non-pemerintah. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga dijaga melalui stabilisasi tingkat inflasi dan daya beli masyarakat agar mampu menjaga momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2018, pembangunan ekonomi akan diarahkan untuk menumbuhkan ekonomi kawasan timur dengan meningkatkan keterkaitan ekonomi dengan kawasan lain. Kawasan Maluku Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Bali Nusa Tenggara diupayakan dapat meningkatkan keterkaitan dengan Pulau Jawa dan Sumatera yang merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomian. Peningkatan dan pembangunan infrastruktur, baik konektivitas maupun ketersediaan energi merupakan kunci dari upaya pemerataan ekonomi ini. Selain itu, pengembangan daerah perbatasan juga menjadi prioritas agar menjadi pintu gerbang transaksi perdagangan internasional sehingga tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian di daerah terluar namun juga perekonomian secara nasional.

Pertumbuhan ekonomi pada periode 2018 hingga 2021 diperkirakan terus membaik dengan dukungan kondisi ekonomi global yang juga diperkirakan terus mengalami perbaikan. Pertumbuhan volume perdagangan internasional diperkirakan mendukung momentum perbaikan ekonomi domestik melalui peningkatan ekspor, baik komoditas mineral maupun hasil industri. Namun demikian, sebagaimana telah dipahami bersama, salah satu isu penting yang dihadapi Indonesia dalam jangka menengah-panjang adalah risiko middle income trap, yang merupakan tantangan bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera secara merata. Berbagai kajian yang telah dilakukan mengisyaratkan bahwa untuk mengatasi risiko tersebut, dibutuhkan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan teratasinya masalah ketimpangan yang masih ada. Pemerintah akan terus mengarahkan strategi pembangunan untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat yang tinggi dan stabil dari tahun ke tahun. Aspek inklusifitas akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari strategi pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan demikian, jalannya pembangunan Indonesia akan lebih mampu mewujudkan tercapainya masyarakat yang sejahtera secara adil dan merata.

(16)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Penguatan sumber-sumber pertumbuhan dan keterkaitan perekonomian antar wilayah akan terus menjadi strategi pembangunan mendasar selama beberapa tahun ke depan. Pemerintah juga akan terus berupaya untuk meningkatkan iklim investasi melalui berbagai upaya seperti sinkronisasi kebijakan investasi pusat dan daerah serta kemudahan izin usaha. Penguatan infrastruktur yang lebih merata di berbagai daerah menjadi bagian penting dari implementasi strategi pembangunan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, penguatan daya saing dan kapasitas produksi berlandaskan kemampuan dan karakteristik daerah akan terus diperkuat untuk lebih memberikan dampak yang lebih nyata bagi masyarakat. Penguatan perekonomian domestik juga akan terus ditempuh, khususnya untuk mengatasi berbagai tantangan eksternal yang mungkin terjadi. Langkah-langkah tersebut juga akan disertai perbaikan-perbaikan regulasi dan administrasi pemerintahan sesuai dengan kondisi yang ada melalui keberlanjutan reformasi anggaran dalam rangka mewujudkan anggaran yang lebih efisien, produktif, dan sustain. Dengan berbagai program dan kebijakan pembangunan tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh tinggi serta target pembangunan lainnya seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran dapat dicapai. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pemerintah akan terus mengupayakan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan di periode 2019 hingga 2021 pada kisaran 5,9 hingga 6,9 persen.

2. Laju Inflasi

Laju inflasi memainkan peran penting baik dalam pencapaian sasaran pembangunan maupun dalam penyusunan postur APBN dan arah kebijakan fiskal. Dalam pencapaian sasaran pembangunan, laju inflasi akan berpengaruh pada daya beli dan konsumsi masyarakat serta tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Laju inflasi juga akan mempengaruhi garis batas angka kemiskinan. Dalam kaitan ini, pemerintah akan terus menjaga laju inflasi pada tingkat yang rendah sehingga tidak terjadi tekanan pada jumlah masyarakat miskin. Dengan memperhatikan pentingnya tingkat inflasi tersebut, pemerintah akan menyusun program-program kerja yang mampu menjaga inflasi di tingkat yang rendah dan stabil. Dalam kaitannya dengan penyusunan APBN, tingkat inflasi akan menjadi faktor penting dalam perhitungan dan penyusunan penerimaan dan belanja negara.

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2018

Grafik 2. 2

(17)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Di tahun 2017, laju inflasi diperkirakan meningkat namun tetap berada pada kisaran sasaran inflasi 4+1 persen. Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian dan kapasitas produksi domestik serta meningkatnya daya beli dan pendapatan masyarakat. Di samping itu, terdapat beberapa faktor risiko tekanan inflasi pada tahun 2017, terutama berasal dari kelanjutan program pemerintah untuk menciptakan kebijakan subsidi energi yang lebih tepat sasaran serta tren peningkatan harga energi di pasar global. Pemerintah menyadari bahwa kelanjutan reformasi kebijakan subsidi energi tersebut dapat mendorong peningkatan laju inflasi dalam jangka pendek. Namun kebijakan tersebut perlu dilakukan untuk menghilangkan distorsi pasar dan mendorong tercapainya efisiensi dalam perekonomian. Realokasi anggaran subsidi energi akan digunakan pada kegiatan pembangunan yang lebih produktif, misalnya infrastruktur dan program perlindungan sosial. Pembangunan infrastruktur akan memungkinkan perluasan kapasitas produksi dan penguatan sisi penawaran dalam perekonomian yang pada gilirannya menjadi faktor yang mampu menurunkan tekanan inflasi. Perbaikan infrastruktur juga berdampak positif pada kelancaran distribusi barang kebutuhan dan penurunan biaya logistik. Di sisi lain, dampak perubahan iklim La Nina dan tren kenaikan harga komoditas global cenderung berpotensi minimal pada laju inflasi komponen harga bergejolak.

Di tahun 2018, inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga dalam rentang sasaran inflasi. Perbaikan kapasitas produksi nasional yang didukung program-program untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilisasi harga akan mampu menjaga keseimbangan sisi penawaran dan permintaan dalam negeri. Sementara dari sisi eksternal, faktor tekanan harga komoditas global masih relatif rendah. Faktor risiko inflasi masih mungkin dihadapi sebagai akibat dampak cuaca terhadap harga komoditas pangan namun kebijakan-kebijakan pengendalian inflasi akan terus dijalankan untuk memitigasi sumber tekanan tersebut. Pemerintah akan terus melanjutkan komitmen untuk tetap mengendalikan stabilitas harga yang diatur Pemerintah. Di samping itu program kerja Pemerintah diarahkan untuk tetap melanjutkan pengalokasian subsidi pangan dan dana cadangan pangan yang digunakan untuk pelaksanaan operasi pasar dan penyediaan pangan bagi rakyat miskin.

Pemerintah Pusat juga mendorong peran aktif Pemerintah Daerah untuk menjaga laju inflasi di masing-masing wilayah. Pemerintah tetap berkomitmen dalam upaya pemantauan dan pengendalian inflasi, mengingat sasaran inflasi telah ditetapkan dengan tren penurunan secara jangka menengah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkoordinasi dengan Bank Sentral dalam menciptakan bauran kebijakan fiskal, moneter, dan riil yang mendukung pengendalian inflasi. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas, maka laju inflasi tahun 2018 diperkirakan bergerak dalam rentang sasaran inflasi sebesar 3,5 ± 1,0 persen.

Untuk jangka menengah, Pemerintah akan terus memegang komitmen untuk mengendalikan inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil guna mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan program-program pembangunan infrastruktur dan penguatan investasi yang telah dimulai akan membawa dampak peningkatan kapasitas produksi nasional dan perbaikan jalur distribusi sehingga ketersediaan pasokan barang-barang kebutuhan masyarakat lebih terjamin. Kebijakan-kebijakan perlindungan sosial dan peningkatan pendapatan masyarakat juga akan memberikan dampak pada penguatan daya beli masyarakat.

(18)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Penguatan koordinasi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil akan terus ditempuh untuk lebih mendukung terjaminnya stabilitas harga di dalam negeri. Koordinasi kebijakan tersebut juga diwujudkan melalui penguatan keterlibatan Pemerintah Daerah dalam mengendalikan tingkat harga di masing-masing daerah. Dengan memperhatikan strategi-strategi tersebut, Pemerintah memperkirakan bahwa tingkat inflasi pada periode 2019-2021 dapat dijaga pada kisaran 2,0-4,5 persen dengan tren menurun.

Tabel 2. 1

Proyeksi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018

2.1.1.2. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2018 tumbuh melambat dibanding triwulan II 2018. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Barat melambat dari 5,65% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi 5,58% (yoy) pada triwulan III 2018. Namun, realisasi ini lebih tinggi dibanding rata-rata LPE triwulan III pada kurun waktu 2015-2017 yang tercatat sebesar 5,39%. Begitupun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,20% (yoy), realisasi LPE triwulan III masih tetap lebih tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan III melambat antara lain karena tertahan oleh melambatnya kinerja LU perdagangan seiring dengan melambatnya konsumsi RT. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan masyarakat setelah sebelumnya pada triwulan II terdapat momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri, serta Pilkada serentak 2018. Kinerja pertanian juga terpantau melambat, akibat musim kemarau panjang yang melanda Jawa Barat cukup panjang. Namun, perlambatan ini tertahan oleh meningkatnya konsumsi pemerintah seiring dengan persiapan pemilihan umum 2019, serta peningkatan ekspor khususnya ekspor ke Amerika Serikat.

Dibandingkan dengan kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2018 berada pada urutan keempat setelah DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Banten. Jika dilihat dari arah pertumbuhan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah mengalami perlambatan pada triwulan III 2018. Di sisi lain, pertumbuhan DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Banten tercatat meningkat dibandingkan triwulan II 2018. (Gambar 2.1)

(19)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018.

Gambar 2.1

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa (%, yoy) Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2018 kembali tercatat di atas Nasional yang tumbuh 5,17% (yoy). Sama halnya dengan Jawa Barat, LPE Nasional pada triwulan III 2018 tercatat melambat dibandingkan triwulan II 2018 (5,27%) (Grafik 3.3). Pada triwulan III 2018, Jawa Barat masih menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional dengan pangsanya yang mencapai 12,93%, tertinggi ketiga setelah DKI Jakarta (17,51%) dan Jawa Timur (14,67%). Berbeda dengan DKI Jakarta dan Jawa Timur yang sumbangan terhadap nasional meningkat, sumbangan PDRB Jawa Barat terhadap nasional ini mengalami penurunan dibanding triwulan II 2018 (13,07%) (Grafik 3.4). Meskipun demikian, pangsa PDRB Jawa Barat masih tercatat tinggi pada triwulan III 2018. Tingginya kontribusi Jawa Barat terhadap nasional disebabkan karena Jawa Barat merupakan kontributor sektor industri pengolahan terbesar terhadap nasional dengan pangsa mencapai 23,51%.

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018.

Grafik 2. 3

(20)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018.

Grafik 2. 4

Pangsa Perekonomian Kawasan Jawa Terhadap Nasional

Dari sisi pengeluaran, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2018 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi RT, konsumsi LNPRT serta investasi. Konsumsi RT melambat pada triwulan III 2018 disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kembali normal setelah pada triwulan II 2018 terdapat momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri serta pelaksanaan Pilkada serentak. Berlalunya Pilkada 2018 juga mempengaruhi pertumbuhan konsumsi LNPRT di Jawa Barat. Investasi juga terpantau mengalami perlambatan pada triwulan III 2018. Hal ini karena investor masih cenderung wait and see dalam melakukan investasi setelah Pilkada 2018 dan menjelang Pemilu 2019.

Tabel 2. 2

Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Pengeluaran (%, yoy)

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018. Ket : *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara ; r) Angka Revisi

(21)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2. 3

Sumber Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%, yoy)

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018. Ket : *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara ; r) Angka Revisi

Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Barat, November 2018. Ket : *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara ; r) Angka Revisi

2. Laju Inflasi

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat tercatat bahwa pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,55 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,71 pada November 2018 menjadi 133,44 pada Desember 2018. Laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Desember 2018) sebesar 3,54 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Desember 2018 terhadap Desember 2017) tercatat sebesar 3,54 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,31 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,31 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,26 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,19 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,42 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,28 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Keuangan sebesar 0,55 persen.

Pada Grafik 2.5 di bawah ini terlihat pergerakan inflasi dari Desember 2017 sampai dengan Desember 2018.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Grafik 2.5

(22)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Sementara pada Tabel 2.4 terlihat pergerakan IHK selama dua belas bulan terakhir terjadi inflasi sebesar 3,54 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Kelompok Sandang sebesar 5,09 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 4,95 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 4,28 persen, Kelompok Bahan Makanan sebesar 3,93 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 3,04 persen, Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 3,02 persen, dan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 2,20 persen.

Tabel 2.4

IHK dan Laju Inflasi Gabungan 7 Kota di Jawa Barat Bulan Desember 2018 Menurut Kelompok Pengeluaran (IHK 2012 = 100)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Bila dilihat menurut andilnya terhadap inflasi/deflasi tahun 2018, pada Tabel 3.4 tampak andil inflasi diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,82 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,87 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,60 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,23 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,12 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,34 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,55 persen.

Perbandingan besarnya inflasi Januari – Desember dalam kurun waktu tahun 2014 sampai 2018 terlihat pada Tabel 2.5 Inflasi gabungan Januari – Desember di Jawa Barat tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 7,41 persen, dan terendah pada tahun 2015 inflasi sebesar 2,73 persen.

Tabel 2.5

Inflasi Januari-Desember Gabungan 7 Kota Jawa Barat Tahun 2014-2018

(23)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Desember 2018 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan/penurunan harga dan memberikan andil inflasi/deflasi cukup siginifikan. Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, tarif kereta api, bawang merah, beras, angkutan udara, wortel, paket liburan, tarif air PAM, nasi, besi beton, rokok kretek filter, bayam, air kemasan.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain cabe merah, ketimun, bawang putih, melon, kentang, ikan kembung, udang basah, lele, minyak goreng, emas perhiasan, buncis.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Grafik 2. 6

Andil Inflasi/Deflasi Barang dan Jasa Desember 2018 (persen)

Besarnya andil inflasi/deflasi per kelompok pengeluaran pada Desember terlihat pada Grafik 2.6 Andil inflasi diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,27 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,06 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,07 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,01 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,02 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,02 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,10 persen.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Grafik 2.7

(24)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.1.1.3. Kondisi Perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2014-2018 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Cianjur selama periode waktu tahun 2014-2018 tumbuh rata-rata sebesar 4,09 persen. Pada tahun 2014 LPE Cianjur mencapai 5,06 persen dan lebih rendah dengan LPE Jawa Barat. Namun untuk tahun berikutnya, yaitu di tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mancapai diatas laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Pertumbuhan yang sangat besar terjadi pada tahun 2016 yang mencapai 6,43 persen. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan dengan capaian sebesar 5,72 persen atau menurun sebesar 0,71 persen. Akan tetapi, pada tahun 2018 diprediksi mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dengan capaian Laju pertumbuhan sebesar 5,94 persen.

Untuk lebih jelasnya Laju Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat pada grafik 2.8 dan tabel 2.6.

Grafik 2.8

LPE Tahun 2013-2017

Melihat proyeksi tingkat LPE Jabar pada Tahun 2018 sebesar 5,50% yang cenderung meningkat dibanding tahun 2017, maka capaian LPE Kabupaten Cianjur pada tahun 2018 dperkirakan mengalami kenaikan dan diperkirakan pada kisaran 0,22 %. Akan tetapi, capaian LPE Kabupaten Cianjur pada tahun 2016 mengalami lonjakan yang cukup besar yang mencapai 6,43%. PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga berlaku tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu, yaitu mencapai sebesar Rp. 38,79 triliun atau meningkat sebesar Rp.3,412 triliun dari tahun 2016. Sedangkan atas dasar harga konstan pada tahun 2017 mencapai sebesar Rp. 28,60 triliun atau meningkat sebesar Rp. 1,626 triliun dari tahun 2016. Sebagai gambaran kemakmuran masyarakat, antara lain dapat dilihat dari perkembangan PDRB per kapita. Pada tahun 2017, PDRB per kapita Kabupaten Cianjur adalah sebesar Rp. 17,19 juta mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,47 juta dari tahun 2016. Adapun Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dalam tahun 2017 mencapai 6,03 persen.

Sebagai gambaran kemakmuran masyarakat, antara lain dapat dilihat dari perkembangan PDRB per kapita. Pada tahun 2017, PDRB per kapita Kabupaten Cianjur adalah sebesar Rp. 17,19 juta mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,47 juta dari tahun 2016. Adapun Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dalam tahun 2017 mencapai 6,03 persen. Gambaran lebih lengkap perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel 2.6.

(25)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 2.6

Perkembangan PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2018

No Uraian Tahun

2016 2017 2018 * 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 35,38 38,55 42,71 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (triliun rupiah) 26,97 28,55 30,22 3 PDRB Perkapita (juta rupiah) 15,72 17,08 18,70

Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur dan BPS Cianjur Keterangan : * Sementara , BPS Cianjur

2. Laju Inflasi

Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk bahan analisis ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Cianjur secara khusus tidak pernah dipantau oleh BPS. Di Provinsi Jawa Barat, BPS hanya memunculkan data IHK meliputi 7 kota yaitu Kota Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Depok. Laju Inflasi yang digunakan sebagai asumsi adalah laju inflasi Provinsi Jawa Barat. Dari data bulan Desember 2018, pantauan IHK di tujuh kota Jawa Barat tersebut, seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,78 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,52 persen, Kota Bandung sebesar 0,71 persen, Kota Cirebon sebesar 0,58 persen, Kota Bekasi sebesar 0,59 persen, Kota Depok sebesar 0,22 persen, dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,25 persen.

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat, bahwa pada Desember 2018 atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,71 pada November 2018 menjadi 133,44 pada Desember 2018, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,55 persen. Laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Desember2018) sebesar 3,54 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Desember 2018 terhadap Desember 2017) tercatat sebesar 3,54 persen.. IHK dari 132,71 di November 2018 menjadi 133,44 di Desember 2018.

Grafik 2.9

Nilai inflasi rata-rata Tahun 2014-2019 Provinsi Jawa Barat 7,6 2,73 2,75 3,69 3,54 3,47 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Inflasi Jawa Barat

(26)

Pemerintah Kabupaten Cianjur 3. Produk Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan pada tahun 2017 sebesar Rp. 28,524 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 5,41% dari tahun 2016. Berdasar Distribusi PDRB yang mengalami kenaikan disumbang dari sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 29,86% yang masih menjadi sektor komoditas dominan di Kabupaten Cianjur. Kemudian didukung oleh sektor lainnya yitu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Ranmor sebesar 18,15%, Transportasi dan Pergudangan, sebesar 8,88%, Konstruksi, sebesar 8,84%, dan sektor Industri Pengolahan dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, masing-masing sebesar kurang lebih 6,29 dan 6,24%.

Untuk lebih jelasnya PDRB Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga Konstan dan berlaku menurut lapangan usaha (juta rupiah) tahun 2015-2018 sebagaimana tercantum dalam tabel 2.7.

Tabel 2.7

Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Seri 2010 Per Sektor Tahun 2014 - 2018 (juta rupiah)

Kat. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018* A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.905.678,90 8.070.824,2 8.442.201,0 8.518.845,7 8.899.097,8 B Pertambangan dan Penggalian 73.691,90 77.573,5 77.465,4 78.147,5 78.147,5 C Industri Pengolahan 1.380.001,70 1.444.296,8 1.546.955,0 1.795.350,6 1.936.689,5 D Pengadaan Listrik dan Gas 22.712,60 22.642,7 24.033,1 24.707,0 26.974,1 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.679,90 8.105,3 8.622,6 9.279,8 9.745,8 F Konstruksi 2.047.572,30 2.166.491,9 2.328.203,9 2.522.784,6 2.721.254,7 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4.453.849,80 4.736.071,4 4.956.812,1 5.177.868,1 5.397.610,3 H Transportasi dan Pergudangan 1.967.303,50 2.144.803,2 2.329.594,2 2.534.622,8 2.760.880,5 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.389.456,00 1.491.615,3 1.636.881,4 1.781.799,7 1.938.359,5 J Informasi dan Komunikasi 822.463,80 919.583,5 1.035.572,4 1.166.931,0 1.280.857,3 K Jasa Keuangan dan Asuransi 537.182,20 575.016,3 643.987,8 662.441,8 696.616,4 L Real Estate 508.209,70 540.014,2 568.262,8 621.068,1 682.662,3 M,N Jasa Perusahaan 160.116,60 170.385,3 184.470,7 201.191,0 219.465,5

(27)

Pemerintah Kabupaten Cianjur Kat. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018* O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 657.943,50 694.345,0 719.014,4 728.147,6 739.602,9 P Jasa Pendidikan 1.034.288,50 1.116.691,4 1.196.366,4 1.299.349,6 1.396.414,2 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 176.324,00 202.013,5 221.633,3 243.253,7 263.728,9 R,S,T,U Jasa lainnya 897.516,50 971.656,5 1.056.291,1 1.158.642,0 1.250.122,5 PDRB TANPA MIGAS 24.041.991,40 25.352.130,2 26.976.367,7 28.524.430,7 30.220.082,4

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur tahun 2018

2.2. RENCANA TARGET INDIKATOR MAKRO PADA TAHUN PERENCANAAN

Recana target indikator makro disesuaikan dengan target yang ditetapkan di dalam RPJMD Perubahan Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021. Jika dibandingkan dengan target provinsi Jawa Barat, ada beberapa target indikator yang besarannya masih di bawah target provinsi seperti IPM, TPT dan penduduk miskin. Untuk lebih jelasnya perbandingan Proyeksi Indikator Makro Pembangunan Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur Tahun 2019-2020 sebagaimana dalam tabel 2.8.

Tabel 2. 8

Perbandingan Proyeksi Indikator Makro Pembangunan Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur

Tahun 2019-2020 No Indikator Makro dan

Pembangunan

Jawa Barat (Tahun) Kab.Cianjur (Tahun)

2019 2020 2019 2020

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

71,4 – 71,91 71,91 – 72,52 64,83 65,08

2. LPE (%) 5,4 - 5,8 5,5 - 5,9 5,96 5,98

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%)

8,0 – 7,9 7,9 – 7,7 10,14 10,12 4. Inflasi (%) 3,8 – 4,0 3,5 – 4,00 3,5 – 4,00 3,5 – 4,00 5. Persentase Penduduk Miskin (%) 6,66 – 6,90 6,07 – 6,31 9,73 9,65 6. Gini Rasio 0,38 – 0,39 0,37 – 0,38 0,35 0,35

Sumber: Perda No 8 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 Perda Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021

(28)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2020

Pada bab ini menguraikan asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam APBN, Laju inflasi baik nasional, regional dan wilayah Kabupaten Cianjur, pertumbuhan PDRB dan asumsi-asumi lain yang menjadi dasar penyusunan RAPBD Kabupaten Cianjur.

3.1. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBN 2020

Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan masih akan berada pada tingkat yang rendah hingga tahun 2020. Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh IMF dalam World Economic Outlook April 2019, pertumbuhan PDB global akan kembali melambat ke tingkat 3,3 persen di 2019 sebelum naik ke 3,6 persen di 2020 (Grafik 3.1). Rendahnya pertumbuhan ekonomi global tersebut terefleksi pada proyeksi pertumbuhan perdagangan global yang diperkirakan berada di bawah 4,0 persen hingga 2020. Tekanan yang terjadi pada perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global antara lain berasal dari prospek pertumbuhan negara-negara maju yang masih lemah serta peningkatan tren proteksionisme.

Grafik 3.1

Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Perdagangan Global 2019-2020

Sektor perdagangan diperkirakan akan tumbuh 5,4-5,8 persen dengan upaya peningkatan perdagangan antar daerah (antara lain beroperasinya tol trans Sumatera dan tol trans Jawa). Sementara itu, sektor konstruksi diperkirakan akan tumbuh 5,7-6,0 persen dengan upaya penyelesaian beberapa proyek strategis nasional dan peningkatan belanja modal Pemerintah.

Sedangkan sektor informasi dan komunikasi diperkirakan akan tumbuh 7,3-7,7 persen sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi

digital.

Berdasarkan gambaran perekonomian global dan domestik maka disusun asumsi dasar ekonomi makro sebagai landasan penyusunan RAPBN Tahun Anggaran 2020 sebagaimana tercantum dalam tabel 3.1.

(29)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 3.1

Asumsi Indikator Ekonomi Makro Nasional

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019

3.2. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBD PROVINSI JAWA BARAT

3.2.1. Tantangan dan Prospek Perekonomian Jawa Barat

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I-2019 terhadap triwulan sebelumnya naik sebesar 0,43 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 26,45 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, peningkatan terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga; dan Ekspor Barang dan Jasa.

Gambar 3.1

(30)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Ada beberapa peristiwa penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan I, antara lain:

1. Peningkatan luas panen dan produksi komoditi pertanian, perikanan/kelautan dan kehutanan di beberapa kabupaten/kota;

2. Peningkatan indeks produksi industri makanan dan minuman; industri tekstil dan pakaian jadi; industri kertas dan barang dari kertas; dan industri komputer, barang elektronik dan optik;

3. Menurunnya realisasi pengadaan semen dan indeks nilai konstruksi yang diselesaikan;

4. Menurunnya jumlah penumpang baik kereta api, angkutan darat dan angkutan udara;

5. Persiapan Kegiatan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif;

6. Komoditas utama ekspor luar negeri Jawa Barat mengalami pertumbuhan negatif;

7. Komoditas utama impor luar negeri Jawa Barat mengalami pertumbuhan negatif kecuali impor kertas/karton.

3.3. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2020

3.3.1. Tantangan dan prospek perekonomian Tahun 2020

Pengaruh perekonomian nasional dan regional yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Cianjur pada tahun-tahun mendatang. Prospek perekonomian semakin berat dengan bermacam kejadian bencana alam yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia yang mengakibatkan semakin tingginya biaya produksi diikuti kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya akan meningkatkan laju inflasi.

Beberapa tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi Kabupaten Cianjur Tahun 2020, antara lain:

1. belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya alam daerah dan komoditi unggulan yang mempunyai nilai tambah tinggi terutama untuk sektor berbasis pertanian, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan,

2. terkait dengan kondisi topografi yang luas dan kontur yang beragam mengakibatkan perbaikan tingkat aksesibilitas terutama sarana jalan membutuhkan effort yang sangat tinggi, upaya peningkatan tersebut membutuhkan biaya investasi yang tinggi,

3. tekanan pembangunan wilayah terutama di bagian utara menimbulkan dampak terhadap sektor pertanian terutama pada ketersediaan lahan-lahan produktif, memerlukan upaya pengendalian secara ketat.

4. masih belum optimalnya pemberdayaan ekonomi terutama untuk kelompok-kelompok ekonomi kecil-menengah, koperasi dan wirausahawan serta kelompok masyarakat miskin.

Sementara itu, berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan perekonomian daerah pada tahun 2020:

1. Adanya pembangunan jalur tol Ciawi-Sukabumi, dan rencana untuk trase Sukabumi-Cianjur-Padalarang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan aksesbilitas kawasan,

2. Pembangunan jalur rel KA ganda antara Bogor-Sukabumi akan mendukung peningkatan ritasi dari KA perintis yang selama ini melayani jalur Cianjur-Sukabumi, disamping itu rencana reaktivasi jalur KA Cianjur – padalarang juga menjadi potensi di masa datang dalam peningkatan arus orang dan barang.

(31)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

3. Meningkatnya kualitas jalan mantap pada tahun 2017 dengan realisasi tercapai 43,27 % dan Tahun 2018 tercapai 52,07 persen yang akan terus ditingkatkan pada tahun 2020 menjadi 58,50 % dalam rangka mempertahankan Percepatan Pembangunan Infrastruktur sebagai penggerak ekonomi dengan pengembangan sektor agribisnis dan pariwisata, 4. Peningkatan aksesbilitas melalui infrastruktur jalan darat dan KA

diharapkan dapat lebih meningkatkan sektor Transportasi/Pergudangan dan perdagangan,

5. Pengembangan sektor industri pengolahan dan investasi dalam negeri melalui kawasan peruntukan industri, sehingga dapat membuka banyak lapangan kerja baru,

6. Pengembangan sektor pariwisata melalui konsep 7 Cluster dimana telah dan akan dibangun destinasi wisata baru serta peningkatan kualitas dan aksesbilitas dari destinasi wisata unggulan yang sudah ada, dapat meningkatkan konstribusi sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,

7. Meningkatnya tingkat pertumbuhan/kebutuhan terhadap perumahan diharapkan dapat meningkatkan konstribusi sektor kontruksi yang pada gilirannya dapat mendorong sektor jasa dan pengadaan utilitas lainnya, 8. penetapan Cidaun sebagai pusat kegiatan wilayah dalam RTRW Nasional

diharapkan dapat menjadi penggerak wilayah selatan melalui sektor perikanan/kelautan, dan pariwisata,

9. Rencana proyek strategis Jawa Barat di Kabupaten Cianjur:

10. Usaha mikro kecil sektor prioritas yang didampingi mengakses dan mengelola kredit (KUR)

11. Kesiapsiagaan dan mitigasi masyarakat dilokasi rawan bencana 12. Pengadaan dan distribusi peralatan kebencanaan

13. Pembangunan Jalan Puncak II (Sentul – Sp. Sukamakmur – Kota Bunga– Cipanas (Cianjur) sepanjang ±67,65 km di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.

14. Kawasan Puncak, khususnya di Kabupaten Cianjur diarahkan pada kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung di KSN Jabodetabekpunjur

15. Pembangunan di WS Cisadea-Cibareni: Waduk Cibuni dan Waduk Cimaskara di Kabupaten Cianjur

16. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi pedesaan, khususnya di Kab. Cianjur

17. Rencana Penataan Pariwisata Tipe II di Kabupaten Cianjur

18. Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa sebagai upaya sharing kewenangan dan kontribusi terhadap peningkatan perekonomian wilayah perdesaan.

3.3.2. Arah kebijakan Ekonomi

Arah kebijakan ekonomi secara jangka menengah dapat terlihat pada RPJMD yang dijabarkan pada dokumen perencanaan tahunan (RKPD). Arah kebijakan ekonomi daerah tahunan disusun dengan tujuan untuk mengimplementasikan program serta dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi makro yang ada. Kebijakan dan kondisi ekonomi makro dapat terlihat antara lain melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan kontribusi sektoralnya, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tenaga kerja, jumlah penduduk miskin, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta tingkat pengangguran terbuka.

(32)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Untuk mencapai sasaran RPJMD dan Sasaran Indiktor Makro, maka pengembangan ekonomi untuk mencapai target perekonomian daerah pada Tahun 2020 sangat diperlukan. Oleh karena itu, arah kebijakan ekonomi untuk mencapai indikator perekonomian daerah sebagai berikut:

1. Peningkatan Daya Saing ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan fokus penguatan koperasi dan UKM berbasis potensi lokal dan komoditas unggulan serta peningkatan nilai tambah produk; 2. Peningkatan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat dengan

peningkatan investasi diberbagai sektor;

3. Meningkatkan produksi dan produktivitas melalui pengadaan bibit unggul, teknologi tepat guna dan perlindungan lahan pertanian yang berkelanjutan serta peningkatan produk pertanian yang kompetitif;

4. Peningkatan kualitas infrastruktur wilayah dengan fokus pada capaian jalan kabupaten yang mantap, pada poros utara-tengah-selatan dan ruas-ruas jalur jalan strategis di wilayah utara, tengah dan selatan

5. Penataan destinasi wisata Kabupaten Cianjur yang terbagi menjadi 7 (tujuh) Cluster Wisata;

6. Meningkatkan kualitas pelayanan investasi daerah melalui akses informasi dan kemudahan perizinan investasi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2020, merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021. Dalam konteks ini, Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Tahun 2020 harus mampu mencapai ketiga misi, yaitu:

1. meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan;

2. meningkatkan pembangunan keagamaan;

3. meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

3.3.3. Lain-lain asumsi

Selain asumsi-asumsi yang berkaitan dengan kondisi pembangunan di atas, pada Tahun Anggaran 2020 ada beberapa asumsi lainnya, yaitu:

1. Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan kebutuhan pada Tahun Anggaran 2020. Selain itu, belanja daerah digunakan juga untuk mendanai urusan wajib dan pilihan yang mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional tahun 2020 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah.

2. Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, bantuan keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota dalam APBD Tahun Anggaran 2020 setelah dikurangi DAK.

3. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, alokasi anggaran fungsi pendidikan diupayakan sekurang - kurangnya 20% dari belanja daerah. 4. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, alokasi anggaran fungsi

kesehatan minimal 10% (sepuluh persen) dari total belanja APBD diluar gaji, sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Penjelasan Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 menegaskan bahwa bagi daerah yang telah menetapkan lebih dari 10% (sepuluh persen) agar tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang belum mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap.

(33)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB IV

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

Kebijakan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Cianjur Nomor 25 Tahun 2019 tentang RKPD Tahun 2020, merupakan penjabaran dari sasaran dan indikator sasaran daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021. Kebijakan pembangunan daerah berfungsi sebagai pedoman dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

4.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

Perwujudan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Cianjur masa bakti 2016-2021 sangat ditentukan oleh penjabaran ke tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Tiga misi pembangunan Kabupaten Cianjur 2016-2021 dijabarkan kedalam 7 (tujuh) tujuan dan 12 sasaran. Tujuan dan sasaran pembangunan memberikan gambaran apa yang menjadi fokus pembangunan Cianjur selama 5 (lima) tahun kedepan. Untuk memberikan fokus yang jelas, maka setiap sasaran dilengkapi dengan indikator sasaran dan target yang jelas dan terukur setiap tahun selama 5 (lima) tahun.

Berikut tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Kabupaten Cianjur berdasarkan misi pembangunan 2016-2021 Sebagaimana dalam tabel 4.1.

(34)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Tabel 4.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran “CIANJUR LEBIH MAJU DAN AGAMIS”

Misi Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Target Tahun

2021 Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Konidis Awal 2016

Realisasi Target Kondisi Akhir RPJMD Sat 2017 2018 2019 2020 2021 1 Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan 1.1 Meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur wilayah yang terintegrasi 1.1.1 Persentase kondisi mantap jalan kabupaten 65,00 1.1.1 Meningkatnya cakupan pelayanan infrastruktur daerah 1.1.1.1 Persentase kondisi mantap jalan kabupaten 37,87 43,17 52,07 57,00 60,00 65,00 65,00 % 1.1.2 Persentase ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 76,96 1.1.1.2 Persentase ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 70,30 72,90 74,56 76,24 76,60 76,96 76,96 % 1.1.3 Persentase Rumah Layak Huni 84,25 1.1.1.3 Persentase Rumah layak huni 83,4 83,65 83,8 83,95 84,1 84,25 84,25 % 1.2 Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan berkelanjutan 1.2.1 Indeks kualitas lingkungan Hidup 71,37 1.2.1 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 1.2.1.1 Indeks Kualitas pencemaran air

N/A N/A 20 25 25 30 30 Poin

1.2.1.2 Indeks Kualitas

pencemaran udara

N/A N/A 97,72 97,72 97,72 97,72 97,72 Poin

1.2.1.3 Indeks Tutupan Lahan N/A 62,98 63,02 63,09 63,10 63,13 63,13 Poin 2 Meningkatkan pembangunan keagamaan 2.1 Meningkatkan kualitas kehidupan beragama di masyarakat 2.1.1 Persentase penerimaan zakat infaq sodaqoh 100 2.1.1 Meningkatnya sikap dan perilaku masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia 2.1.1.1 Persentase penerimaan zakat infaq sodaqoh 68,97 76,82 82,31 82,64 90,91 100 100 % 2.1.2 Jumlah konflik antar umat beragama 0 2.1.2.1 Jumlah konflik antar umat beragama 0 0 0 0 0 0 0 kali 3 Meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi 3.1 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

3.1.1 Indeks pendidikan 0,6045 3.1.1 Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat

3.1.1.1 Indeks pendidikan 0,5504 0,5610 0,5616 0,5828 0,5920 0,6045 0,6045 Poin

3.1.2 Indeks kesehatan 0,7686 3.1.2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

3.1.2.1 Indeks kesehatan 0,7598 0,7614 0,7646 0,7652 0,7669 0,7686 0,7686 Poin

3.2 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 3.2.1 Laju Pertumbuhan ekonomi (%) 6,00 3.2.1 Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi 3.2.1.1 Nilai investasi PMA/PMDN 1,43 0,72 1,69 1,74 1,78 1,82 1,82 Rp. Triliun 3.2.2 Meningkatnya ekonomi sektor agribisnis dan pariwisata 3.2.2.1 Nilai PDRB sektor industri pengolahan 2.112 2.083 2.174 2.264 2.355 2.445 2.445 Rp. Milyar 3.2.2.2 Nilai PDRB sektor pariwisata 3.100 3.241 3.381 3.522 3.663 3.804 3.804 Rp. Milyar 3.2.2.3 Nilai PDRB sektor pertanian 11.559 12.084 12.610 13.135 13.660 14.186 14.186 Rp. Milyar

(35)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Misi Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Target Tahun

2021 Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Konidis Awal 2016

Realisasi Target Kondisi Akhir RPJMD

Sat 2017 2018 2019 2020 2021

3.2.2 Indeks Daya Beli 0,6102 3.2.3 Terwujudnya kemandirian ekonomi daerah berbasis kerakyatan

3.2.3.1 Purchasing Power Parity (paritas daya beli)

7,074 7,300 7,874 7,990 8,147 8,304 8,304 Rp. Juta

3.2.4 Mantapnya

ketahanan pangan masyarakat

3.2.4.1 Skor Pola Pangan Harapan 67,2 68,7 72,9 71 72 73 73 Poin 3.3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat 3.3.1 Persentase penduduk miskin 9,57 3.3.1 Menurunnya angka kemiskinan 3.3.1.1 Persentase penduduk miskin 11,62 11,41 9,81 9,73 9,65 9,57 9,57 % 3.3.1.2 Tingkat pengangguran terbuka 10,20 10,10 10,16 10,14 10,12 10,10 10,10 % 3.4 Mewujudkan kualitas birokrasi yang profesional 3.4.1 Nilai indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik 95,07 3.4.1 Meningkatnya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel 3.4.1.1 Nilai indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik N/A 70,5 75 85 90 95,07 95,07 Poin 3.4.2 Indeks Reformasi Birokrasi 80 3.4.2 Meningkatnya penyelenggaraan tatakelola pemerintahan yang baik

3.4.2.1 Opini BPK WTP ke-3 WTP ke-4 WDP WTP ke-5 WTP ke-6 WTP ke-7 WTP ke-7 Opini

3.4.2.2 Nilai LPPD 3,0256 3,028 3,0294 3,0328 3,0352 3,0376 3,0376 Poin

3.4.2.3 Nilai evaluasi SAKIP 58,85 60,99 62,57 65 68 71 71 Poin

3.4.2.4 Nilai Maturitas

SPIP

0 1,3 2,3 3 3 3 3 Poin

Referensi

Dokumen terkait

Keunikan, mencakup pertanyaan “setelah melakukan trial , apakah responden merasa bahwa unitlink ini benar-benar berbeda dengan unitlink lainnya dan memiliki ciri khas

Hasil penelitian dan pembahasan tentang AnalisaLokasi RSGM UNIMUS di Wilayah KedungMundu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Customer atau pengguna RSGMP terdiri dari dosen

Rahman

Masalah pencemaran di laut tidak akan ada habisnya selama manusia masih melakukan aktivitas atau kegiatan produksi di laut seperti menangkap ikan dengan

[r]

Allah SWT akan menilai hamba- Nya berdasarkan tingkat ketakwaan dan amal (akhlak baik) yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki akhlak mulia akan dihormati

Satu lagi contoh empirikal kefisienan governans ialah pengalaman bandar San Jose yang bertanggung jawab ke atas perkhidmatan kepada pelbagai lapisan penduduk, pekerja dan pelawat

Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa DPK, NPF, dan Bonus SWBI berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia sebesar 99,2%