• Tidak ada hasil yang ditemukan

K.S.O SIGNAL DEGRADATION.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "K.S.O SIGNAL DEGRADATION."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

K.S.O

SIGNAL DEGRADATION

(2)

SIGNAL DEGRADATION

Degradasi sinyal dalam fiber:

 Redaman (Attenuation)  Dispersion

Redaman (Attenuation) diklasifikasikan:

•Absorpsi

•Scattering loss •Efek geometri

(3)

LIGHT-MATTER INTERACTION EFFECT

Attenuation Dispersion Nonlinearity Reflectance Waveform after 1000 km Transmitted data waveform

Attenuation

Dispersion

Nonliniarity

(4)
(5)

SIGNAL ATTENUATION & DISTORTION

• What are the loss or signal attenuation mechanism in a fiber?

Signal attenuation (fiber loss) largely determines the maximum repeaterless separation between optical transmitter & receiver.

• Why & to what degree do optical signals get distorted as they propagate down a fiber? Signal distortion cause that optical pulses to broaden as they travel along a fiber, the overlap between neighboring pulses, creating errors in the receiver output, resulting in the limitation of information-carrying capacity of a fiber.

(6)

ATTENUATION (FIBER LOSS)

Z=0 P(0) mW Z= l l p e P l P( )  (0)  mW

z

p

e

P

z

P

(

)

(

0

)

] km / 1 [ 343 . 4 ) ( ) 0 ( log 10 ] dB/km [ p l P P l         

(7)

ATTENUATION (FIBER LOSS)

• Fiber loss in dB/km

Where [dBm] or dB milliwat is 10log (P[mW]).

]

km

[

]

dB/km

[

]

dBm

)[

0

(

]

dBm

)[

(

l

P

l

P

Z = 0 P(0)[dBm] Z = l P(0) mW

(8)
(9)

ABSORPSI

Rugi-rugi absorpsi:

• Intrisik

• Ekstrinsik

(10)

ABSORPSI

Intrinsik:

• Sifat alamiah gelas menyerap cahaya

• Intrinsic absorption (fundamental lower limit): electronic absorption band (UV region) & atomic bond vibration band (IR region) in basic SiO2.

• Sangat kuat pd daerah ultra violet  tdk berpengaruh pd siskom optik

• Pada daerah inframerah terjadi puncak pd 7 μm dan 12 μm.

(11)

ABSORPSI

Ekstrinsik:

• Ketidakmurnian fiber.

• Jenis : ion transition metal dan ion OH

• Fe, Cu, V, Co, Ni, Mn, Cr menyerap secara kuat pd daerah yg dinginkan

• Ketidak lengkapan pengisian sel elektron dalam, penyerapan cahaya

mengakibatkan elektron bergerak dr level energi rendah ke level lebih tinggi.

(12)

ABSORPSI

Kerusakan atom:

• Ketidak sempurnaan struktur atom seperti kehilangan molekul, cluster kerapatan tinggi grup atom, atau kerusakan oksigen dalam struktur gelas.

• Umumnya rugi-rugi ini dapat diabaikan dibandingkan dengan intrinsik dan ekstrinsik.

• Rugi-rugi ini signifikan jika terjadi radiasi nuklir yg tinggi, misalnya di reaktor nuklir saat terjadi ledakan nuklir.

(13)

ABSORPTION VS SCATTERING LOSS

Both are linear effects that lead to “attenuation”. Rayleigh scattering effects dominate much more than absorption (in lower wavelengths, but decreases with wavelength)

(14)

SCATTERING LOSS

Small (compared to wavelength) variation in material density, chemical

composition, and structural inhomogeneity scatter light in other directions and

absorb energy from guided optical wave.

The essential mechanism is the Rayleigh scattering. Since the black body

radiation classically is proportional to

(this is true for wavelength typically

greater than 5 micrometer), the attenuation coefficient due to Rayleigh

scattering is approximately proportional to

. This seems to me not precise,

where the attenuation of fibers at 1.3 & 1.55 micrometer can be exactly

predicted with Planck’s formula & can not be described with Rayleigh-Jeans

law.

4 

4 

(15)

SCATTERING LOSS

Therefore it’s believed that the more accurate formula for scattering loss is

1 5 ) exp(          T k hc B scat    e Temperatur : , JK 10 3806 . 1 Js, 10 626 . 6 34 k 23 -1 T h    B   

(16)

BENDING LOSS

Macrobending Loss

: The curvature of

the bend is much larger than fiber

diameter. Lightwave suffers sever loss

due to radiation of the evanescent field

in the cladding region. As the radius of

the curvature decreases, the loss

increases exponentially until it reaches

at a certain critical radius. For any

radius a bit smaller than this point, the

losses suddenly becomes extremely

large. Higher order modes radiate

away faster than lower order modes.

(17)

BENDING LOSS

Microbending Loss:

microscopic

bends of the fiber axis that can arise

when the fibers are incorporated into

cables. The power is dissipated

through the microbended fiber,

because of the repetitive coupling of

energy between guided modes & the

leaky or radiation modes in the fiber.

(18)
(19)

DISPERSION

Dispersi dalam komunikasi serat optik adalah proses pelebaran pulsa optik ketika mereka berjalan melewati serat optik. Penyebaran ini terjadi karena kecepatan pulsa optik tidak sama. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh indeks bias yang berbeda.

Group velocity: kecepatan energi suatu modus tertentu bergerak sepanjang fiber. Gejala yang mengakibatkan terjadinya pelebaran pulsa disebut dispersi.

(20)

DISPERSI

Ada 3 (tiga) jenis dispersi pada fiber optic:

1. Intermodal dispersion

2. Intramodal dispersion

3. Total dispersion

(21)

INTERMODAL DISPERSION

Dispersi yang terjadi karena tiap mode dalam fiber optik memiliki jarak dan jalur perambatan yang berbeda, sehingga ketika sampai di photodetector, mereka tidak bersamaan. Dispersi modal hanya terjadi pada multi mode fiber. Pada single mode fiber hal ini dapat diatasi. Karena single mode hanya memiliki satu jalur

(22)

INTERMODAL DISPERSION

Penyebab Intermodal dispersion:

Dua buah sinar yang merambat ke dalam serat optik akan memasuki serat optik pada saat bersamaan dan memiliki kecepatan perambatan yang sama, namun terjadi perbedaan jarak tempuh antara sinar A dan sinar B, yang mengakibatkan pulsa cahaya yang dibentuk oleh kedua sinar ‘memuai’ di dalam serat optik. Efek pemuaian ini disebut dengan dispersi.

Cahaya dari sumber masuk ke dalam serat optik multimode dirambatkan dalam beberapa mode. Setiap mode menempuh alur yang berbeda-beda, ada yang

merambat sejajar sumbu inti dan ada pula yang merambat zigzag. Dengan demikian Jarak yang ditempuh oleh tiap mode akan berbeda-beda. Jarak terpendek adalah yang sejajar dengan sumbu inti. Karena kecepatan tiap mode sama, maka tiap mode akan mempunyai waktu tempuh yang berbeda.

(23)
(24)

INTERMODAL DISPERSION

Kecepatan perambatan cahaya di dalam serat optik ditentukan oleh indeks bias. Rumus untuk menentukan kecepatan ini adalah:

Solusi untuk Intermodal dispersion:

• Mengubah indeks bias secara kontinu dan progresif, dari bagian pusat inti hingga ke bagian pinggirannya

• Bagian pusat inti akan memiliki indeks bias tertinggi, dan semakin menjauhi pusat ke arah pinggir, indeks bias akan terus turun hingga mencapai nilai terendah di permukaan inti.

• Dengan demikian, sinar – sinar yang merambat melewati jalur yang berada di pinggiran inti akan merambat lebih cepat dibandingkan dengan sinar –sinar yang menempuh jalur di dekat pusat inti.

bias indeks hampa ruang di cahaya kecepatan bahan dalam di cahaya kecepatan 

(25)

INTERMODAL DISPERSION

• Pada tiap – tiap perbatasan dua lapisan yang berbeda, indeks bias akan berubah dan sinar akan mengalami sedikit pembiasan ( pembelokan ) dari arah rambatan sebelumnya • Pada akhirnya, sinar akan mendekati permukaan inti dengan sudut datang yang melampui

sudut kritis, dan terjadilah pemantulan sempurna

• Saat telah melewati pusat inti, sinar akan kembali memasuki lapisan-lapisan dengan indeks bias yang semakin kecil, dan proses sebelumnya akan berulang kembali

• Demikianlah seterusnya, sehingga sinar akan merambat melalui sebuah jalur yang berbentuk kurva ( melengkung ) di dalam serat optik

(26)

INTRAMODAL DISPERSION

Intermode – antar mode

(27)

INTRAMODAL DISPERSION

Intramodal dispersion = Group Velocity Dispersion (GVD) = Chromatic dispersion

Material dispersion Waveguide dispersion

Intramodal

/

Chromatic

dispersion

(28)

MATERIAL DISPERSION

Material dispersion berasal dari fakta bahwa indeks bias fiber optik berubah sesuai dengan panjang gelombangnya (Keiser, 1990). Ketika indeks bias berbeda, kecepatan perambatan juga berbeda. Karena sebuah transmitter tidak mungkin menghasilkan satu panjang gelombang saja (pasti memiliki lebar spektrum), maka sinyal optik pasti akan terdispersi ketika melewati fiber optik.

Material dispersoin Terjadi karena variasi indeks bias bahan inti yang merupakan fungsi panjang gelombang, serupa dengan efek prisma menguraikan spektrum,

akibatnya terjadi kecepatan grup berbeda setiap mode yang tergantung pada panjang gelombang, selanjutnya mengakibatkan terjadinya pelebaran pulsa .

(29)

WAVEGUIDE DISPERSION

Waveguide Dispersion. Prinsipnya sama seperti material dispersion. Ada sinyal optik yang masuk ke cladding. Karena indeks bias cladding berbeda dengan indeks bias core, maka kecepatannya akan berbeda. Sehingga tidak sampai ke photodetector secara berbarengan. Dispersi ini hanya signifikan pada single mode fiber.

• Terjadi karena tidak semua cahaya yang diterima detektor melalui inti, tetapi sebagian cahaya merambat melalui kulit.

• Besarnya dispersi pandu gelombang tergantung pada rancangan fiber, karena konstanta propagasi β merupakan fungsi 1/λ.

• Untuk penyederhanaan dlm perhitungan diasumsikan bhw indeks bias material tidak tergantung pada panjang gelombang.

(30)

DISPERSION & ISI (INTER SYMBOL INTERFERENCE)

A measure of information capacity of an optical fiber for digital

transmission is usually specified by the bandwidth distance product

(GHz.km)

For multi-mode step index fiber this quantity is about 20 MHz.km, for graded index fiber is about 2.5 GHz.km & for single mode fibers are higher than 10 GHz.km

(31)

INTRAMODAL DISPERSION

As we have seen from Input/output signal relationship in optical fiber, the output is

proportional to the delayed version of the input signal, and the delay is inversely proportional to the group velocity of the wave. Since the propagation constant, ß(ω), is frequency

dependent over band width sitting at the center frequency , at each frequency, we have one propagation constant resulting in a specific delay time. As the output signal is

collectively represented by group velocity & group delay this phenomenon is called

intramodal dispersion or Group Velocity Dispersion (GVD). This phenomenon arises due to a finite bandwidth of the optical source, dependency of refractive index on the

wavelength and the modal dependency of the group velocity.

In the case of optical pulse propagation down the fiber, GVD causes pulse broadening, leading to Inter Symbol Interference (ISI).

(32)

TOTAL DISPERSION

2 wg 2 bahan 2 intermode total t t t t     

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Tukar Rupiah, Capital Adequacy Ratio, dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Non Performing Financing Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Tahun

"emberantasan dengan $ara ini dikenal sebagai kegiatan 2 7 yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak ;, menutup tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan

Mem!uat kesimpulan tahapan pem!uatan produk multimedia interakti$ !er!asis halaman Men'kom$nikasikan 6asil pem!uatan produk multimedia interakti$ !er!asis halaman T$'as

Pengamatan pada preparat histopatologi menunjukkan bahwa pada ikan kontrol tanpa vaksin mengalami kerusakan yang lebih parah bila dibandingkan dengan ikan yang

permukaan kulit, (3) Massage yang bertujuan untuk memelihara fisiologi otot dan memberikan efek rileksasi, (4) Mirror exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

(2) Memperoleh temuan dimensi- dimensi yang digunakan untuk menilai kualitas UKM yang disesuaikan dengan konteks daerah maupun konteks industri (kain troso)

Langkah risk aversion yang salah satunya tercermin dari pertumbuhan kredit yang sebagian besar masih didominasi oleh kredit konsumsi, akan bermuara pada