• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 1002196 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 1002196 Chapter3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Sinta Dewi, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan

dalam mengkaji permasalahan dalam skripsi yang berjudul “Peran New Zealand Dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-1985.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Metode

historis menurut Sjamsuddin (2005: 34) adalah “bagaimana mengetahui sejarah”. Sedangkan menurut Gottschalk (1975: 32) metode sejarah adalah proses menguji

dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut

Ismaun (2005: 34) metode historis terdiri dari empat langkah yaitu;

1. Heuristik

Heuristik adalah pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan

setelah eksplorasi literatur. Heuristik dalam bahasa Jerman disebut dengan

Quellenkunde yaitu pengetahuan tentang sumber-sumber sesuatu yang secara

langsung atau tidak langsung memberi pengetahuan mengenai

peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau

(Ismaun, 2005: 41). Sumber sejarah terbagi menjadi dua yaitu sumber tertulis

dan sumber tidak tertulis. Sumber tertulis misalnya seperti sumber

dokumenter, sumber korporal (berwujud benda) sedangkan sumber tidak

tertulis misalnya sumber lisan.

2. Kritik

Kritik adalah suatu proses untuk menilai sumber-sumber sejarah. Kritik

dalam hal ini terbagi menjadi dua macam yaitu kritik eksternal dan kritik

internal. Kritik eksternal atau kritik luar yaitu menilai otentisitas sumber

sejarah. Dalam kritik ekstern dipersoalkan bahan dan bentuk sumber, umur

dan asal dokumen, kapan dibuatnya, oleh siapa dibuatnya, dari instansi mana,

atas nama siapa dan apakah sumber itu asli atau salinan dan masih utuh atau

sudah berubah. Sedangkan kritik internal adalah kritik dalam untuk menilai

(2)

tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan dengan

kesaksian-kesaksian yang ada pada sumber lain agar mendapatkan sumber

yang dapat dipercaya.

3. Interpretasi

Setelah melakukan heuristik dan kritik (baik kritik eksternal maupun kritik

internal) tahap selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi merupakan

kegiatan menuliskan sumber-sumber yang sudah diperoleh dan berusaha

membayangkan bagaimana gambaran pada masa lampau.

4. Historiografi

Historiografi merupakan menyusun fakta-fakta sejarah yang kemudian

menyimpulkan dan merumuskan dari data yang didapat dari penelitian

terhadap evidensi-evidensi di dalam sumber sejarah. Historiografi adalah

proses penyusunan dari hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga

menjadi satu kesatuan yang utuh.

Selanjutnya, peneliti membagi langkah-langkah penelitian tersebut ke dalam

tiga pembahasan yaitu pembahasan mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian dan laporan penelitian.

3.1 Persiapan Penelitian

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Penentuan dan pengajuan tema dalam penelitian merupakan hal yang sangat

penting di mana dalam mengajukan sebuah karya ilmiah haruslah didasarkan pada

penentuan tema yang menarik untuk dibahas. Ketertarikan peneliti dalam

membahas peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand,

United States) ini adalah ketika peneliti membaca sebuah artikel karya Wawan

Darmawan, S.Pd. M. Hum yang berisi 18 lembar yang membahas tentang Aliansi

Australia Dalam ANZUS Treaty (1951). Di dalam artikel tersebut, terdapat

pernyataan bahwa dengan bergabungnya New Zealand dan Australia dalam Pakta

ANZUS dikhawatirkan akan mengganggu hubungan antar kedua negara tersebut.

Dengan adanya pernyataan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih

(3)

Ketertarikan dalam mengkaji permasalahan tersebut, peneliti pun

selanjutnya mencari sumber-sumber yang relevan dengan pembahasan yang akan

dikaji seperti buku-buku, jurnal, skripsi, tesis dan lain sebagainya. Ketika

pencarian sumber-sumber dirasa cukup, peneliti pun memberanikan diri untuk

mengajukan sebuah proposal penelitian yang berjudul “Peran New Zealand

Dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-1985”

ke pihak Tim Pertimbangan Penelitian Skripsi (TPPS). Pengajuan judul skripsi

ke-TPPS dilakukan peneliti pada pertengahan bulan Juli 2014, yang selanjutnya di

tindaklanjuti dengan penyusunan proposal penelitian.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah peneliti melakukan pengajuan Judul kepada pihak TPPS,

selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian yang terdiri dari:

1. Judul

2. Latar Belakang Penelitian

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat Penelitian

6. Metode Penelitian

7. Kajian Pustaka

8. Struktur Organisasi Skripsi

9. Daftar Pustaka

Selanjutnya setelah proposal penelitian disetujui oleh pihak TPPS, peneliti

diizinkan untuk melaksanakan seminar proposal skripsi yang diadakan pada

tanggal 17 September 2014 di Laboratorium Departemen Pendidikan Sejarah,

lantai empat Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS),

Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasil dari seminar proposal itu pun tidak ada perubahan yang signifikan,

hanya saja ada tambahan-tambahan dibagian latar belakang penelitian agar dalam

(4)

dikaji. Selain tambahan dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah pun

tidak lepas dari perhatian dosen pembimbing.

3.1.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam melakukan

sebuah penelitian. Dengan adanya bimbingan, peneliti bisa mengkonsultasikan

permasalahan dalam penelitian. Proses bimbingan ini dilaksanakan dengan dua

orang dosen pembimbing yang berkompetensi dengan tema yang akan dikaji.

Kompetensi itu lebih merujuk pada sejarah Australia yang lebih dikhususkan pada

negara New Zealand. Berdasarkan surat penunjukan pembimbing skripsi nomor

10/TPPS/JPS/PEM/2014 yang telah dikeluarkan oleh TPPS, dalam penyusunan

skripsi ini, peneliti dibimbing oleh Wawan Darmawan, S.Pd. M. Hum sebagai

pembimbing I dan Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd sebagai pembimbing II. Dengan diketahuinya kedua pembimbing tersebut yang berkompeten dengan

permasalahan yang akan dikaji, proses bimbingan pun menjadi lebih mudah.

Konsultasi dengan para pembimbing berguna untuk memberikan

masukan-masukan untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Proses bimbingan

dilakukan setiap satu minggu sekali sesuai dengan yang dijadwalkan oleh para

pembimbing.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Tahap ini merupakan tahap awal dari peneliti mencari sumber-sumber yang

relevan dengan permasalahan yang akan dikaji baik dalam bentuk sebuah buku,

jurnal, skripsi, tesis, koran atau majalah dan sumber internet. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik studi literatur. Dalam kegiatan pencarian sumber dan

pengumpulan sumber ini, peneliti mencari di sekitar Kota Bandung seperti

mengunjungi toko-toko buku yaitu toko buku Palasari, toko buku Toga Mas dan

toko buku Gramedia. Selain mengunjungi toko-toko buku, peneliti pun

mengunjungi perpustakaan-perpustakaan, seperti Perpustakaan Universitas

(5)

Perpustakaan Universitas Parahiyangan. Adapun sumber-sumber yang telah

ditemukan yang sesuai dengan kajian peneliti sebagai berikut;

Lokasi pertama yang dikunjungi peneliti adalah Perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI). Peneliti pun mendapatkan sumber-sumber yang

berkaitan baik berupa buku ataupun jurnal. Buku yang didapatkan peneliti adalah

karya Roderic Alley yang berjudul “New Zealand and The Pacific”, “Alliance Policy in the Cold War” karya Arnold Wolfers. Selain buku, peneliti mendapatkan sumber jurnal yang diakses secara online melalui situs resmi UPI

yaitu www.sagepublications.com. Peneliti mendapatkan beberapa jurnal seperti “Keith Holyoake” karya Barry Gustafso, “Norman Kirk, Robert Muldoon, David Lange, And Helen Clark - And John Key” karya Colin James, The Prevention Of

War: Dilemmas For Policy Making In New Zealand karya Guy Wilson dan

Roberts, Small States And Cyber Security: The Case Of New Zealand karya Joe

Burton.

Selain sumber buku dan jurnal, peneliti pun memperoleh

sumber-sumber yang lain melalui media internet seperti buku, artikel, jurnal, penelitian

terdahulu (skripsi atau tesis) yang relevan dengan penelitian peneliti. Sumber-sumber yang diperoleh yaitu “Why New Zealand Took Itself out of ANZUS:

Observing “ Opposition for Autonomy” in Asymmetric Alliances” karya Ami L

Catalinac, “Keluarnya New Zealand Sebagai Keanggotaan ANZUS 1985” karya Made Selly Dwi Suryanti, “The United Nations And New Zealand Security Policy 1945-1960” karya John Martin, “From ANZUS to SEATO A Study Of Australian

Foreign Policy 1950-1954” karya Hiroyuki Umetsu.

Lokasi kedua yang peneliti kunjungi adalah Perpustakaan Konperensi Asia

Afrika yang dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2014. Peneliti menemukan

beberapa sumber buku yang relevan dengan kajian penelitian. Buku-buku yang

diperoleh adalah buku karya Terence Wesley-Smith yang berjudul “New Zealand and its Southeast Asian Neighbours, Beyond New Zealand: the Foreign Policy

(6)

peneliti melakukan pencarian sumber berkala pada Perpustakaan Konperensi Asia

Afrika ini.

Lokasi ketiga yang peneliti kunjungi adalah Perpustakaan Universitas

Parahiyangan yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014. Peneliti menemukan

beberapa sumber yang relevan dengan kajian penelitian. Buku-buku yang

diperoleh adalah buku karya Dian Wirengjurit yang berjudul “Kawasan Damai

dan Bebas Senjata Nuklir: Pengertian, Sejarah dan Perkembangannya”. Selain

itu, peneliti pun menemukan buku yang berjudul “de Domestic Sources of New Zealand Security Policy in Comparative Perspective” karya David Campbell.

Setelah sumber-sumber sudah didapatkan, peneliti pun mulai mengkaji

sumber-sumber tersebut. Sebagian besar sumber berbahasa Inggris sehingga agar

lebih memudahkan peneliti dalam mengkaji maka terlebih dahulu diterjemahkan.

Selanjutnya peneliti membaca dan mencoba memahami lebih mendalam terkait

dengan penelitian peneliti. Hal tersebut berguna untuk memudahkan peneliti agar

lebih mudah dalam menuangkan hasil temuan-temuan yang telah didapatkan.

3.2.2 Kritik Sumber

Setelah melakukan pencarian sumber-sumber yang relevan dengan kajian

peneliti, selanjutnya peneliti tidak secara langsung menggunakan sumber-sumber

tersebut. Sumber yang sudah diperoleh itu selanjutnya memasuki tahap kritik.

Data yang diperoleh dikritik dan disaring sehingga memperoleh data yang

benar-benar akurat. Kritik sumber biasanya dilakukan pada sumber utama atau sumber

primer. Hal ini menyangkut verifikasi sumber yang berhubungan dengan benar

atau ketepatan sumber tersebut. Menurut Ismaun (2005: 49) setelah memperoleh

sumber-sumber yang berkaitan diperlukan untuk menentukan apakah sumber itu

otentik atau hanya sebagian yang otentik, seberapa banyak sumber yang otentik

tersebut yang dapat dipercaya.

Proses kritik ini dalam metode sejarah terbagi atas dua cara yaitu kritik

eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah cara pengujian dari aspek

luarnya sedangkan kritik internal adalah cara pengujian dilihat dari isi sumber

(7)

3.2.2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah kritik luar untuk menilai otentisitas sumber sejarah.

Menurut Sjamsuddin (2007: 132) kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek “luar” dari sumber sejarah. Kritik eksternal dilakukan untuk menilai terlebih dahulu kelayakan sumber-sumber

sejarah yang dijadikan bahan penunjang dalam penelitian skripsi ini dari aspek

luarnya sebelum melihat isi dari sumber tersebut. Menurut Sjamsuddin (2007:

134);

Kritik eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini (authenticity), kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan (uncorrupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau penghilangan-penghilangan yang substansial (integrity.)

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini, peneliti mengalami kesulitan

dalam mencari sumber primer. Sumber primer yang berkaitan dengan

permasalahan peneliti ini sulit untuk didapatkan. Sebagian besar sumber-sumber

yang diperoleh peneliti adalah sumber sekunder seperti buku-buku sehingga

peneliti tidak melakukan kritik eksternal.

3.2.2.2. Kritik Internal

Kritik internal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian dari dalam

yaitu berdasarkan isinya. Menurut Sjamsuddin (2007: 143) mengungkapkan bahwa kritik internal ialah lebih menekankan pada aspek “dalam” yaitu isi dari sumber, kesaksian (testimoni). Senada dengan pendapat Sjamsuddin, menurut

Ismaun (2005: 50) kritik internal adalah;

Menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatnya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian sumber lain.

Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan kaji banding terhadap isi buku

New Zealand and The Pacific yang ditulis oleh Henderson dan buku Kawasan

(8)

yang ditulis oleh Dian Wirengjurit. Dalam bukunya Roderic Alley, peneliti

menemukan bahwa dalam menentukan kebijakan politik luar negeri New Zealand

seringkali berbeda pandangan. Hal ini disebabkan karena ada dua partai besar di

New Zealand yang berkuasa yaitu Partai Nasional dan Partai Buruh. Partai Buruh

lebih condong menerapkan kebijakan anti nuklir, akan tetapi pandangan dari

Partai Nasional berbeda. Seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Robert

Muldoon yang terpilih tahun 1975 yang berasal dari Partai Nasional, menyatakan bahwa “larangan kunjungan kapal bertenaga nuklir seperti halnya usulan zona bebas senjata nuklir tidak sesuai dengan keanggotaan New Zealand dengan aliansi ANZUS” (Henderson, 1984: 98).

Sedangkan dalam bukunya Dian Wirengjurit peneliti menemukan bahwa

setelah masa pemerintahan Partai Nasional yang dipimpin oleh Robert Muldoon

berakhir, maka masa baru Partai Buruh pun berkembang. Partai Buruh berhasil

memenangkan Pemilihan Umum tahun 1984 yang dipimpin oleh David Lange.

Kebijakan anti nuklir yang diterapkan oleh Perdana Menteri yang berasal dari

Partai Buruh yang telah lama mengalami proses naik turun akhirnya dipertegas

pada masa pemerintahan David Lange. David Lange mengerluarkan kebijakan

yang melarang segala jenis senjata nuklir baik dari darat, laut dan udara ke

wilayah teritorialnya. Kebijakan tersebut menimbulkan adanya ketegangan antara

New Zealand dengan Amerika Serikat yang pada saat itu pemerintahan Ronald

Reagan meminta izin untuk mengirim kapal destroyer USS Buchanan untuk

berlabuh di Selandia Baru dalam rangka latihan tahunan Pakta ANZUS. Menurut

Wirengjurit (2002: 73) menyatakan bahwa;

Selandia Baru semakin tegas dengan sikap dan kebijakan anti nuklirnya dan pada bulan juni 1987 mengeluarkan undang-undang “the New Zealand Nuclear Free Zone, disarmament and arms control act”. Di bawah undang-undang ini seluruh wilayah Selandia Baru dinyatakan sebagai bebas nuklir, warga negaranya tidak diperbolehkan membuat, mendapatkan, menempatkan atau memiliki kontrol atas senjata nuklir.

Setelah melakukan kaji banding terhadap kedua buku tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa pada dasarnya kedua buku itu adalah sama yaitu kebijakan

(9)

condong diterapkan oleh pemerintah yang berasal dari Partai Buruh. New Zealand

menginginkan wilayah kawasannya terbebas dari persenjataan nuklir. Walaupun

kebijakan tersebut membuat adanya gesekan politik antara New Zealand dengan

Amerika Serikat, pemerintah New Zealand tetap bersikukuh dengan keputusannya

dalam mengambil kebijakan anti nuklir di kawasan New Zealand yang pada

akhirnya membuat New Zealand keluar dari Pakta ANZUS.

3.2.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Proses selanjutnya setelah peneliti melakukan kritik, baik kritik internal

maupun kritik eksternal adalah interpretasi. Menurut Ismaun (2005: 34)

interpretasi merupakan kumpulan informasi-informasi yang sudah didapatkan

kemudian berusaha untuk membayangkan bagaimana gambaran masa lampau.

Pendapat lain diungkap oleh Sjamsuddin (2007: 158) yang menyatakan bahwa ‘’ketika para sejarawan menulis, disadari atau tidak, diakui atau tidak, dinyatakan secara eksplisit atau implisit, mereka berpegang pada salah satu atau kombinasi

beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar penafsirannya’’.

Dalam melakukan interpretasi ini, peneliti menggunakan pendekatan

interdisipliner. Pendekatan ini menggunakan bantuan dari disiplin ilmu lain yaitu

ilmu politik. Penggunaan ilmu bantu ini dimaksudkan untuk mempertajam hasil

analisis. Ilmu politik peneliti gunakan untuk menjelaskan konsep politik luar

negeri New Zealand.

3.2.4 Historiografi

Historiografi merupakan langkah terakhir dalam metode sejarah. Menurut

Ismaun (2005: 34) historiografi adalah tahapan menyampaikan hasil-hasil

rekontruksi imajinatif dari masa lampau sehingga sesuai dengan jejak-jejaknya

maupun dengan imajinasi ilmiah. Menurut Sjamsuddin (2007: 156) menjelaskan

bahwa;

(10)

menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi. Historiografi merupakan penulisan sejarah yang telah menggunakan

langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang sesuai dengan metodologi penelitian.

Pada tahap terakhir ini seluruh hasil penelitian dituangkan oleh penulis dalam

sebuah tulisan yang ilmiah dan sesuai kaidah keilmuan. Tahap historiografi ini

pula akan peneliti laporkan dalam sebuah tulisan berbentuk skripsi dan disusun

berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

3.3 Laporan Hasil Penelitian

Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah di lingkungan UPI, maka

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian. Pada bab ini juga

dijelaskan mengenai ketertarikan peneliti dalam memilih permasalahan yang

dibahas yaitu mengenai peran New Zealand dalam Pakta ANZUS tahun

1951-1985. Agar permasalahan yang dikaji tidak melebar dari konteks maka

dicantumkan perumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penulisan

skripsi ini. Kemudian ada tujuan penelitian dan juga dicantumkan struktur

organisasi skripsi yang akan menjadi kerangka dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teoretis berisi tentang sumber-sumber

buku dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan bahasan yang dikaji

seperti jurnal, artikel dan penelitian terdahulu (skripsi atau tesis) mengenai

peran New Zealand dalam Pakta ANZUS tahun 1951-1985. Selain itu karena

pendekatan yang digunakan peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner,

bab ini juga berisi mengenai teori-teori beserta konsep yang digunakan

penulis untuk mengkaji permasalahan yang diteliti. Hal tersebut dilakukan

agar analisis yang dilakukan lebih mendalam.

3. Bab III Metode Penelitian diuraikan mengenai kegiatan-kegiatan dan

cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan adalah

(11)

atau proses pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah

dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan atau

historiografi. Setiap langkah-langkah tersebut nantinya akan dijelaskan lebih

rinci lagi. Metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang

digunakan adalah studi literatur.

4. Bab IV Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS tahun 1951-1985

merupakan pembahasan dari penelitian yang dilakukan dan menjawab

pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah dan pembatasan masalah.

Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang bergabungnya New

Zealand dalam Pakta ANZUS, bentuk kontribusi New Zealand dalam Pakta

ANZUS dan dampak bergabungnya New Zealand dalam Pakta ANZUS

terhadap hubungan diantara Australia, New Zealand dan Amerika Serikat

5. Bab V Simpulan dan Saran merupakan bab terakhir dari rangkaian

penyusunan dan penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Gottschalk. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. (32)

Henderson, J. (1984). “New Zealand Foreign Policy” dalam New Zealand and The Pacific. Colorado: Westview Press. (98)

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu Dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press. (34)

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. (34)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan tugas dan kewenangan jabatannya tersebut, adakalanya Notaris melakukan kesalahan, misalnya; kesalahan mengenai ketidakwenangan Notaris dalam membuat

Produk luaran yang nanti akan dihasilkan adalah Kue Klemis yang merupakan jajanan tradisional siap saji dengan bahan dasar tepung ketan yang dilengkapi dengan

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan anestesi berupa minyak pala lebih efektif daripada minyak cengkeh, minyak mentol, dan minyak sereh untuk prakondisi (respon

Potensi ekstrak petroleum eter umbi teki (Cyperus rotundus L.) sebagai antibakteri dapat dibandingakan dengan amoksisilin dengan cara membuat kurva standar dari

biaya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan diusahakan agar tidak. ada kontak pribadi antara pegawai dengan masyarakat terkait

Apakah penerapan Model Kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan jenis pekerjaan dapat meningkatkan hasil belajar

و ي غ يابتخا يهف ةمدختس ا ثحبلا اذ تاودأ امأ .ةقباسلا ةيورذ ا ةياهم ثحابلا جيدغ ،يلبقلا يابتخاا ةطساوب .يدعب يابتخاو ىلبق يابتخا

Kondisi tersebut memunculkan pengertian bahwa analisa yang digunakan untuk dasar perencanaan strategis harus selalu waspada terhadap perubahan sekecil apapun baik dari