Halaman | i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se-Kabupaten Bulukumba, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.
Laporan Kinerja (LKj) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Laporan kinerja merupakan laporan tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai sasaran strategis.
Laporan Kinerja (LKj) berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance. Semua itu memerlukan dukungan dan peran serta secara aktif baik dari aparatur pemerintah daerah, masyarakat umum maupun dunia usaha. Dukungan tersebut merupakan pendorong utama dalam menyusun laporan kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami telah berupaya secara maksimal, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, masukan dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan serta penyempurnaan penyusunan laporan kinerja di tahun yang akan datang. Semoga pada penyampaian laporan tahun berikutnya dapat lebih terarah dan dapat memenuhi harapan sesuai ketentuan.
Wabillahi taufiq Walhidayah
Bulukumba, Maret 2017
BUPATI BULUKUMBA,
Halaman | ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2016, yang diformulasikan dari hasil kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan setiap SKPD dibentuk untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta mempertanggungjawabkan program dan kegiatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Laporan kinerja tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai sarana yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja ke depan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-pratek penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten Bulukumba tahun 2016 dilaksanakan dengan mengacu pada Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Revisi Perjanjian Kinerja tersebut, memuat sasaran dan target kinerja yang ingin dicapai pada tahun 2016.
Laporan kinerja ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelaksanaannya, selain itu juga mengungkapkan strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di masa mendatang agar sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Laporan Kinerja Kabupaten Bulukumba tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban tahun pertama atas Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021, yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bulukumba 2016-2021. Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen seluruh aparat Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk “Masyarakat Bulukumba yang sejahtera dan Terdepan melalui Optimalisasi Potensi Daerah dengan Penguatan Ekonomi Kerakyatan yang Dilandasi pada Pemerintahan yang Demokratis dan Religius”.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba menunjukkan beberapa kesimpulan:
Halaman | iii
(11), (12), (15), (22) dan (26); dan 1 sasaran dengan predikat kurang memuaskan yaitu sasaran strategis (30); Secara kumulatif, rata-rata capaian ke-33 sasaran strategis sebesar 146,12 persen atau dengan predikat Sangatmemuaskan.Kedua: Dari 41 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bulukumba yang mendukung sasaran strategis dalam RPJMD, maka terdapat 33 indikator kinerja yang telah memenuhi kriteria sangat memuaskan atau 80,49 persen, 3 indikator kinerja yang telah memenuhi kriteria memuaskan atau 7,32 persen, 1 indikator kinerja dengan kriteria kurang memuaskan atau 2,44 persen, dan 4 indikator kinerja lainnya dengan kriteria tidak memuaskan atau dan 9,76 persen.
Ketiga: Indikator kinerja yang mendukung 33 sasaran strategis dari pelaksanaan rencana pembangunan tahun 2016 sebanyak 128 Indikator.
Keempat: Dari 128 indikator sasaran strategis tahun 2016 terhadap target jangka menengah didapatkan hasil yakni 65 indikator sasaran dengan notifikasi hijau (sudah tercapai), 30 indikator sasaran dengan notifikasi kuning, 33 indikator sasaran dengan notifikasi merah (sulit untuk dicapai).
Kelima: Kinerja anggaran yang diukur yakni program/kegiatan yang mendukung keberhasilan sasaran strategis tahun pertama RPJMD Kabupaten Bulukumba tahun 2016-2021 dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp.647.257.945.631,60 dan dari jumlah tersebut terealisasi sebesar Rp.528.436.197.795 atau 81,64 persen. Anggaran tersebut di luar dari anggaran program pelayanan administrasi kantor, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program peningkatan disiplin aparatur dan program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan dengan anggaran sebesar Rp.88.026.281.472,90 atau 11,97 persen dari belanja langsung.
Halaman | iv
Ketujuh: Dari hasil kinerja pemerintah Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016 telah berhasil meraih beberapa penghargaan yakni:1. Penghargaan dari BPK RI dalam meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2015.
2. Penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
3. Piala Adipura Buana kategori Kota Kecil Tahun 2016 untuk keempat kalinya sebagai lambang supremasi/penghargaan atas kebersihan Kabupaten/kota di Indonesia.
4. Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2016 untuk SMPN 6 Bulukumba.
5. Penghargaan dari Manteri Pendidikan dan Kebudayaan Atas Kinerja dan Kepedulian yang Tinggi dalam Percepatan Penuntasan Buta Aksara.
6. Penghargaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asazi Manusia sebagai Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM).
7. Penghargaan Program Kampung Iklim Tahun 2016 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
8. Menerima Tropy Penghargaan “Wahana Tata Nugraha” Tahun 2016 sebagai Kabupaten Tertib Berlalu Lintas dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
9. Penghargaan Percepatan Penuntasan Buta Aksara dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan.
10. Penghargaan Atas Peran Aktif dengan Kesungguhan, Sikap dan Upaya dalam Mewujudkan Pembinaan dan Kepedulian Pengembangan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dari Gubernur Sulawesi Selatan.
11. Juara I Lomba Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Tahun 2015 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
12. Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 dengan Predikat nilai “CC” dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
13. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tahun 2016 yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup sebanyak 7 sekolah.
Beberapa permasalahan yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba tahun 2016 diantaranya adalah:
1. Rendahnya serapan anggaran yang disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah pusat terkait pemotongan Dana Alokasi Khusus melalui Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : SE-10/MK.07/2016 tanggal 8 April 2016 tentang Pengurangan/Pemotongan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik secara Mandiri Tahun Anggaran 2016, sebagaimana disebutkan di dalamnya memerintahkan agar melakukan pemotongan secara Mandiri sebesar minimal 10% (sepuluh persen) DAK Fisik.
Halaman | v
3. Masih terdapat indikator sasaran yang tidak berorientasi hasil dan tidakmenggambarkan output penting terhadap kinerja sasaran yang akan dicapai serta tidak sinkron dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan.
4. Rendahnya pemanfaatan Sistem Informasi perencanaan dan pengendalian perencanaan pembangunan daerah serta rendahnya kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Dan sebagai tindaklanjut terhadap permasalahan yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba maka direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Percepatan pelaksanaan kegiatan fisik terkait proses tender dan percepatan pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
2. Membangun sistem informasi perencanaan dan pengendalian perencanaan pembangunan daerah yang berbasis teknologi serta peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah.
3. Melakukan Revisi RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021 dengan menyesuaikan Organisasi Perangkat Daerah yang telah dibentuk dan pembagian urusan dan kewenangan antara pusat dan daerah serta target dan indikator sasaran yang tidak berorientasi hasil atau tidak menggambarkan output penting yang ingin dicapai.
4. Memastikan Organisasi Perangkat Daerah melaksanakan Permenpan dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam penyusunan dokumen Laporan Kinerja OPD.
5. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.
6. Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan masyarakat serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan.
Bulukumba, Maret 2017
BUPATI BULUKUMBA,
Halaman | vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Ringkasan Eksekutif ... ii
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... viii
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 1
1.3 Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba ... 2`
1.4 Kondisi Geografis Daerah ... 3
1.5 Gambaran Demografi Daerah ... 5
1.6 Kondisi Perekonomian Daerah ... 9
1.7 Struktur Pemkab Bulukumba ... 14
1.8 Sumberdaya Manusia Pemkab Bulukumba ... 17
1.9 Metode Pengukuran Kinerja ... 18
1.10 Permasalahan Utama ... 20
1.11 Sistematika Penulisan ... 20
BAB II Perencanaan Kinerja 2.1 RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021 ... 22
2.2 Perjanjian Kinerja dan Rencana Anggaran ... 31
BAB III Akuntabilitas Kinerja 3.1 Capaian Kinerja ... 45
3.2 Realisasi Anggaran ... 142
BAB IV Penutup ... 148
Halaman | vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba ADHB dan ADHK Tahun 2010-2014 ... 10 Tabel 2 Perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten
Bulukumba Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-2014 ... 11 Tabel 3 Peranan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
tahun 2010-2014 (persen) ... 12 Tabel 4 Laju pertumbuhan riil PDRB menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku tahun 2010-2014 (persen) ... 13 Tabel 5 Rata-rata PDRB perkapita penduduk Kabupaten Bulukumba dan
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010-2014 (rupiah) ... 14 Tabel 6 Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemkab
Bulukumba Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2015 ... 17 Tabel 7 Rencana Belanja Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran
2015 ... 39 Tabel 8 Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten
Halaman | viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten Bulukumba ... 3 Gambar 2 Luas wilayah Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (Km²)
Tahun 2015 ... 4 Gambar 3 Jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan
(jiwa) Tahun 2014 ... 5 Gambar 4 Persentase jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba berdasarkan
jenis kelamin Tahun 2014 ... 6 Gambar 5 Relevansi perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Bulukumba (metode baru) dengan IPM Provinsi Sulawesi Selatan dan IPM nasional (Indonesia) Tahun 2010-2014 6 Gambar 6 Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan
metode baru Tahun 2006-2014 ... 7 Gambar 7 Perkembangan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (jiwa) ... 8 Gambar 8 Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba
dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan Tahun 2014 (jiwa) ... 8 Gambar 9 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ... 9 Gambar 10 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba
Tahun 2003-2014 (persen) ... 9 Gambar 11 Pertumbuhan PDRB Kab. Bulukumba Tahun 2010-2014 ADHB
dan ADHK dengan metode lama dan metode baru ... 11 Gambar 12 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin .... 17 Gambar 13 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan ... 18 Gambar 14 Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berdasarkan golongan ... 18 Gambar 15 Perbandingan antara target dan realisasi pendapatan Pemerintah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2014-2015 ... 145 Gambar 16 Perbandingan antara target dan realisasi belanja Pemerintah
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Semangat reformasi dan otonomi daerah telah menimbulkan perubahan yang strategis dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Pemerintah semakin menjadi sorotan masyarakat yang menghendaki agar pemerintah dapat menerapkan
paradigma pemerintahan yang baik (good governance).
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance), sedikitnya harus terdapat 3 prinsip utama yang mendasari
penyelenggaraan kepemerintahan tersebut yakni: partisipasi, transparansi, dan
akuntabilitas. Berdasarkan prinsip tersebut, maka penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam mengukur keberhasilan/kegagalan proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 201 4 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Tujuannya memberikan informasi yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dan ditandatangani diawal tahun dengan fokus utama pada pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan anggaran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka laporan kinerja tingkat pemerintah kabupaten disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BPPN, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 2
Tujuan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 adalah:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
1.3.
Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba
Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah, dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap Kolonial Belanda dan Jepang menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 diawali dengan terbentuknya “Barisan Merah Putih” dan “Laskar Brigade Pemberontakan Bulukumba Angkatan Rakyat”.
Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita-cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Dari sisi budaya Bulukumba telah tampil menjadi sebuah “legenda modern”, dalam kancah percaturan kebudayaan nasional. Bahkan melalui industri budaya
dalam bentuk perahu baik itu perahu jenis Pinisi, Padewakkang, Lambo, Pajala,
maupun jenis Lepa-lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba didunia
internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subyek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.
Masyarakat Bulukumba juga telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam sejak awal abad ke-17 Masehi, yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran Agama Islam ini dibawa oleh 3 ulama besar dari Pulau Sumatera yang masing-masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu). Ajaran Agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid
“appasewang” atau meng-Esakan Allah SWT.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 3
1.4.
Kondisi Geografis Daerah
1.4.1.
Batas Administrasi
Kabupaten Bulukumba berjarak 153 km dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan, berada diantara 05º20´-05º40´ LS dan 119º58´-120º28´ BT dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan Kabupaten Sinjai;
- Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone dan Pulau Selayar
- Sebelah Selatan berbatasan Laut Flores;
- Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng;
Gambar 1.
Peta Administrasi (Desa/ Kelurahan) per kecamatan Kabupaten Bulukumba.
Sumber: Bappeda Kabupaten Bulukumba, 2016
Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan, 109 desa, dan 27 kelurahan, dengan perincian sebagai berikut:
- Kecamatan Gantarang, terdiri atas 18 desa dan 3 kelurahan;
- Kecamatan Ujungbulu (ibukota kabupaten), terdiri atas 9 kelurahan;
- Kecamatan Ujung Loe, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Bontobahari, terdiri atas 4 desa dan 4 kelurahan;
- Kecamatan Bontotiro, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Herlang, terdiri atas 6 desa dan 2 kelurahan;
- Kecamatan Kajang, terdiri atas 17 desa dan 2 kelurahan;
- Kecamatan Bulukumba, terdiri atas 14 desa dan 3 kelurahan;
- Kecamatan rilau Ale, terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan;
- Kecamatan Kindang, terdiri atas 12 desa dan 1 kelurahan.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 4
Selain itu Kabupaten Bulukumba juga mempunyai 2 buah pulau yang terdapat di Kecamatan Bontobahari yakni Pulau Liukang Loe (berpenghuni) dan Pulau Kambing (tidak berpenghuni).
Panjang garis pantai Kabupaten Bulukumba yakni 128 km dengan luas laut +
204,83 km2 menjadikan Kabupaten Bulukumba sebagai daerah bahari/maritim
dengan potensi unggulan perikanan dan kelautan.
1.4.2.
Luas Wilayah
Kabupaten Bulukumba tercatat memiliki luas 1.154,67 km² atau 1,85 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Ditinjau dari segi luas wilayah maka
Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Bulukumpa merupakan dua wilayah
kecamatan terluas masing-masing seluas 173,51 km² dan 171,33 km² atau sekitar 30 persen dari luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan yang terkecil adalah Kecamatan Ujungbulu yang merupakan pusat kota kabupaten dengan luas 14,40 km² atau hanya sekitar 1 persen.
Gambar 2.
Luas wilayah Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (km²) Tahun 2016.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukmba Dalam Angka Tahun 2016)
1.4.3.
Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28 persen maka dataran tinggi mencapai 49,72 persen.
Berdasarkan ketinggian tempat maka wilayah Kabupaten Bulukumba memiliki topografi yang bervariasi antara 0 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang dapat dibagi ke dalam 3 satuan ruang morfologi yaitu:
- Morfologi Daratan
Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s.d. 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, dan Kecamatan Herlang.
- Morfologi Bergelombang
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 5
Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
- Morfologi Perbukitan
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan ketinggian 100 s.d. diatas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 ºC– 27,68 ºC. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan dengan klasifikasi iklim lembab atau agak basah.
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah Latosol dan
Mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah Alluvial Hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat di pesisir pantai dan sebagian di
daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada
daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
1.5.
Gambaran Demografi Daerah
1.5.1.
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2015 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba berjumlah 410.485 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Gantarang mempunyai jumlah penduduk terbesar yakni 74.061 jiwa dan Kecamatan Bontotiro tercatat memiliki jumlah penduduk terkecil yakni 22.075 jiwa.
Gambar 3.
Jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba menurut kecamatan (jiwa) Tahun 2015.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukumba Dalam Angka Tahun 2016)
Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu dari 407.775 jiwa tahun 2014 menjadi 410.485 jiwa di tahun 2015, sehingga bertambah sebanyak 2.710 jiwa atau meningkat sebanyak 0,66 persen dibandingkan tahun lalu.
Penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk berjenis kelamin laki-laki yakni 216.472 jiwa perempuan atau 52,74 persen dan
194.013 jiwa laki-laki atau 47,26 persen, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 90,
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 6
Gambar 4.
Persentase jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba berdasarkan jenis kelamin Tahun 2015.
Sumber: BPS Kab. Bulukumba (Bulukumba Dalam Angka Tahun 2016)
Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 yakni 355 orang per km² yang berarti bertambah 2 orang per km² dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ujungbulu yakni 3.659 orang per km², hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut merupakan ibukota Kabupaten Bulukumba.
1.5.2.
Kondisi IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba dengan metode baru dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, indeks pembangunan manusia Kabupaten Bulukumba tahun 2015 sebesar 65,58 atau mengalami peningkatan 0,34 dari tahun 2014 yang sebesar 65,24.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 menduduki peringkat 18 dari 24 kabupaten/kota atau turun satu peringkat jika dibandingkan tahun 2014 yang berada pada peringkat 17 dari 24 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi selatan. IPM tertinggi tahun 2015 ditempati oleh Kota Makassar yakni sebesar 79,94 sedangkan IPM yang terendah ditempati oleh Kabupaten Jeneponto yakni sebesar 61,61.
Gambar 5.
Relevansi perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba (metode baru) dengan IPM Provinsi Sulawesi Selatan dan IPM Indonesia (Nasional) Tahun 2010-2015
Sumber: BPS Provinsi Sulsel (Indikator Makro Sosek Sulsel Triwulan IV Tahun 2016)
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 7
Saat ini perhitungan IPM oleh BPS di Indonesia menggunakan metode baru, Metode tersebut mengadopsi teknik perhitungan IPM yang telah digunakan oleh
United Nations Development Programme (UNDP) dalam penyusunan laporan
tahunan pembangunan manusia (Human Development Report) sejak tahun 2010.
Penggunaan metode baru dalam perhitungan IPM memberi sejumlah konsekuensi yang patut diperhatikan oleh para pengguna data, terutama ketika IPM dengan metode baru dijadikan dasar perencanaan dan evaluasi capaian pembangunan manusia. Pertama, perubahan metode perhitungan berdampak penurunan level IPM. Secara umum, skor IPM dengan metode baru lebih rendah dibanding skor IPM dengan metode lama untuk tahun yang sama. Kedua, peringkat IPM menurut provinsi juga mengalami perubahan. Karena itu, perbandingan peringkat antarwaktu dengan menggunakan metode IPM yang berbeda tidak bisa dilakukan.
Walaupun memberi sejumlah konsekuensi berbeda, IPM dengan metode baru tetap memberi gambaran yang sama ihwal tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memacu capaian pembangunan manusia. Salah satu tantangan tersebut adalah tingginya disparitas atau kesenjangan capaian pembangunan manusia antarwilayah, baik antarprovinsi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi. Kesenjangan tidak hanya terjadi secara agregat tapi juga pada masing-masing komponen pembangunan manusia (kesehatan, pendidikan, dan standar hidup). Karena itu, pemerataan pembangunan, baik antar wilayah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena tanpa pemerataan pembangunan, pembangunan manusia Indonesia akan sulit ditingkatkan.
Sebagai perbandingan perbedaan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba perhitungan dengan metode lama dan metode baru, berikut akan kami gambarkan perbandingan IPM Kabupaten Bulukumba mulai tahun 2006-2015 sebagai berikut:
Gambar 6.
Perkembangan IPM Kabupaten Bulukumba metode lama dengan metode baru Tahun 2006-2015
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba (Indeks Pembangunan Manusia Kab. Bulukumba Tahun 2015)
1.5.3.
Penduduk Miskin
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 8
Selama kurun waktu 2011-2015 terjadi naik turun (fluktuatif) jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba tetapi hal tersebut berlaku secara umum hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal tersebut lebih disebabkan oleh perkembangan dinamika kebijakan nasional seperti kenaikan harga BBM yang memicu naiknya inflasi barang kebutuhan pokok yang berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Gambar 7.
Perkembangan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2015 (jiwa)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2016)
Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 yakni 33.360 jiwa atau 4,18 persen dari jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 797.720 jiwa dan 0,12 persen dari jumlah penduduk miskin Indonesia (Nasional) yaitu 28.592.790 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk miskin, maka jumlah penduduk miskin Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 berada pada posisi 15 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Penduduk miskin terendah adalah Kota Pare-Pare yakni 8.410 jiwa, dan tertinggi Kabupaten Bone yakni 75.010 jiwa.
Gambar 8.
Posisi relatif jumlah penduduk miskin Kab. Bulukumba dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan Tahun 2015 (jiwa)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2016)
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 9
Gambar 9.
Perkembangan Tingkat
Kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2014 (persen)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
Posisi relatif persentase tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 masih lebih rendah yakni 8,13 persen jika dibandingkan dengan persentase tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 9,39 persen dan persentase tingkat kemiskinan Indonesia (Nasional) yaitu 11,22 persen.
Jika diurut berdasarkan rendahnya persentase tingkat kemiskinan kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, maka persentase tingkat kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2014 berada pada urutan 6 (enam) terendah dengan persentase 8,23 persen, tingkat kemiskinan terendah adalah Kota Makassar dengan 4,38 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dengan 16,70 persen.
Gambar 10.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bulukumba Tahun 2003-2014 (persen)
Sumber: TKPKD Kab. Bulukumba/ Bappeda Kab. Bulukumba
(LP2KD Kab. Bulukumba 2015)
1.6.
Kondisi Perekonomian Daerah
Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada indikator ekonomi yang merupakan cermin dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor serta pergeseran struktur perekonomian daerah, maka diperlukan penghitungan PDRB Kabupaten.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 10
(PBB) yang tertuang dalam System of National Account (SNA 2008). SNA 2008
merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan perhitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Manfaat perubahan tahun dasar PDRB menyebabkan informasi perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas data PDRB, dan menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha metode baru menggunakan KBLI 2009, sebelumnya PDRB dengan tahun dasar 2000 terdiri dari 9 klasifikasi jenis usaha dan PDRB dengan tahun dasar 2010 menjadi 17 klasifikasi jenis usaha.
Berdasarkan penghitungan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2015, jumlah PDRB Kabupaten Bulukumba atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 9.584.320,10** (Juta Rupiah), dan PDRB atas dasar harga konstan yaitu Rp. 6.777.428,70** (Juta Rupiah). Terdapat 3 sektor dengan kontribusi terbesar bagi peningkatan PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2015 yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba dari tahun 2011-2015 berfluktuasi, pertumbuhan PDRB tahun 2015 ADHB tumbuh melambat menjadi 14,29 persen dibandingkan tahun 2014 yakni 16,67 persen, demikian juga dengan pertumbuhan PDRB ADHK yang tumbuh melambat menjadi 5,66 persen dibandingkan tahun 2014 yakni 8,54 persen. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2011-2015 sebesar 15,14 persen (ADHB) dan 7,42 persen (ADHK).
Tabel 1. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba ADHB dan ADHK Tahun 2011-2015
Tahun Jumlah Harga Berlaku Harga Konstan (Tahun 2010)
(Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) (Juta Rupiah) Jumlah Pertumbuhan (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
2011 5.306.438,50 11,94 5.000.759,80 5,49
2012 6.243.256,30 17,65 5.483.244,70 9,65
2013 7.187.333,60 15,12 5.909.290,80 7,77
2014* 8.385.782,40 16,67 6.414.139,10 8,54
2015** 9.584.320,10 14,29 6.777.428,70 5,66
Rata-rata 15,14 7,42
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2016
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 11
Gambar 11.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2011-2015 ADHB dan ADHK
Sumber:
BPS Kab. Bulukumba, 2016
Kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 sebesar 2,80 persen, dan secara akumulatif rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Bulukumba terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 5 tahun terahir mencapai 2,76 persen.
Tabel 2. Perkembangan PDRB Prov. Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bulukumba atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015
Tahun Sulawesi selatan PDRB
(Miliar Rp)
PDRB Kab. Bulukumba
(Miliar Rp)
% PDRB Kab. Bulukumba terhadap
PDRB Prov. Sulsel
(1) (2) (3) (4)
2011 198.289,10 5.306,40 2,67
2012 228.285,50 6.243,30 2,73
2013 258.836,40 7.187,30 2,78
2014* 299.628,20 8.385,80 2,80
2015** 341.745,30 9.584,30 2,80
Rata-rata 2,76
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2016
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai distribusi sumbangan sektor lapangan usaha terhadap total PDRB. Ini dapat diartikan bahwa peranan sektor di setiap usaha dapat dilihat dari struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak mengalami pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun 2015, dihasilkan oleh beberapa lapangan usaha sebagai berikut:
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
2. Perdagangan Besar dan Eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; 3. Konstruksi;
4. Industri Pengolahan, dan
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 12
Tabel 3. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015 (persen)
NO LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 44,80 44,55 44,17 45,13 43,07 B Pertambangan dan Penggalian 1,51 1,64 1,71 2,03 2,39 C Industri Pengolahan 7,36 7,16 7,13 6,78 6,91 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,15 0,14 0,13 0,13 E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,03 0,03 0,04 0,04 0,03
F Konstruksi 8,42 8,51 8,41 8,27 8,79 G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
13,99 14,08 14,20 14,06 14,57
H Transportasi dan Pergudangan 1,99 2,01 2,02 2,12 2,23 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0,48 0,50 0,52 0,54 0,58 J Informasi dan Komunikasi 2,47 2,70 3,11 3,07 2,85 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,98 3,26 3,23 3,19 3,23 L Real Estate 3,37 3,52 3,89 3,70 3,97 M, N Jasa Perusahaan 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7,98 7,28 6,84 6,53 6,78
P Jasa Pendidikan 2,86 2,93 2,95 2,75 2,76 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1,02 1,04 1,03 1,04 1,09 R,S,T,U Jasa Lainnya 0,59 0,60 0,59 0,59 0,62
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2016
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Perekonomian Bulukumba pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya walaupun laju pertumbuhannya melambat jika dibandingkan tahun lalu. Laju pertumbuhan PDRB Bulukumba tahun 2015 mencapai 5,66 persen, sedangkan tahun 2014 sebesar 8,54 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 16,54 persen.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 13
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015 (persen)
NO LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 2,38 8,73 5,45 10,30 1,69 B Pertambangan dan Penggalian 12,71 18,46 6,44 19,21 16,54 C Industri Pengolahan 6,95 7,92 7,03 4,11 7,97 D Pengadaan Listrik dan Gas 11,89 14,66 6,54 2,56 1,67 E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
13,84 22,78 18,17 18,36 0,51
F Konstruksi 5,82 10,73 7,98 3,50 8,70 G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6,26 11,18 10,66 9,35 9,01
H Transportasi dan Pergudangan 8,39 11,57 7,09 10,61 7,02 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 15,34 14,58 13,87 10,02 12,06 J Informasi dan Komunikasi 11,76 13,98 30,72 15,27 7,93 K Jasa Keuangan dan Asuransi 17,54 15,39 7,08 7,37 8,49 L Real Estate 9,30 14,24 17,44 10,79 12,59 M, N Jasa Perusahaan 10,21 15,21 14,95 25,45 6,28
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7,91 2,18 4,31 2,47 7,02
P Jasa Pendidikan 10,69 15,01 7,50 2,55 8,36 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 8,54 10,26 7,62 9,06 9,34 R,S,T,U Jasa Lainnya 11,80 12,06 8,29 7,15 9,44
Produk Domestik Regional Bruto 5,49 9,65 7,77 8,54 5,66
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2016
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran Kabupaten Bulukumba, salah satu indikator yang dapat dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Bulukumba mencapai 23,35 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 10,16 persen pada tahun 2011 dan berturut-turut sebesar 8,81 persen, 14,00 persen, 15,32 persen, dan 14,07 persen pada tahun 2012-2015.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 14
Tabel 5. Rata-rata PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Bulukumba dan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011-2015 (rupiah)
Tahun Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan
2011 14.314.995,32 24.432.965,10
2012 15.569.605,73 27.872.931,89
2013 17.751.060,27 31.027.923,96
2014* 20.564.728,83 35.533.966,79
2015** 23.348.770,36 40.109.519,57
Sumber: BPS Kabupaten Bulukumba, 2016
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
1.7.
Struktur Pemkab. Bulukumba
Organisasi pemerintah daerah merupakan wadah bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan dan sebagai proses interaksi antara pemerintah dengan institusi daerah lainnya dan dengan masyarakat sebagai pilar pembangunan daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003, memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten dan kota untuk menyusun dan menetapkan organisasi perangkat daerahnya sesuai kebutuhan.
Dengan kewenangan yang diberikan kepada daerah dalam menentukan pola organisasinya, diperlukan dukungan kemampuan teknis dan wawasan yang luas dari
pelaku pemerintahan di dalam merumuskan, merencanakan, dan
mengimplementasikan visi dan misi pemerintah daerah ke dalam pola organisasi pemerintah daerah.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 15
Sekretariat Kabupaten
Sekretariat Kabupaten adalah unsur staf pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang sekretaris kabupaten, berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati. Tugas pokok Sekretariat Kabupaten yakni membantu bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana, serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat kabupaten.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Kabupaten adalah :
a. Koordinasi staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah
dalam lingkungan pemerintah kabupaten dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
b. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan dalam arti mengumpulkan dan
menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta memantau perkembangan penyelenggaraan pemerintahan;
c. Pembinaan pelaksanaan pembangunan dalam arti mengumpulkan dan
menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta memantau perkembangan penyelenggaraan pembangunan perekonomian;
d. Pembinaan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data,
memantau perkembangan penyelenggaraan kemasyarakatan;
e. Pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, prasarana, dan sarana pemerintah
kabupaten.
Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRD dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Untuk menjalankan tugasnya, Sekretariat Dewan mempunyai fungsi:
a. Koordinasi dalam arti mengatur dan membina kerjasama, mengintegrasi, dan
mensinkronisasikan seluruh penyelenggaraan tugas Sekretaris DPRD;
b. Perencanaan dalam arti menyiapkan rencana mengolah, menelaah,
mengkoordinasikan perumusan kebijakan Pimpinan DPRD;
c. Pembinaan administrasi dalam arti membina urusan tata usaha, mengolah dan
membina kepegawaian, mengolah keuangan perbekalan DPRD;
d. Menyelenggarakan persidangan dan pembuatan risalah rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh DPRD;
e. Memelihara dan membina ketertiban serta keamanan.
Dinas Kabupaten
Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris kabupaten. Dinas kabupaten ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 16
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
4. Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, dan Informatika
5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
6. Dinas Bina Marga
7. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air
8. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Cipta Karya
9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
10. Dinas Koperasi, UMKM, Perindag, Pertambangan dan Energi
11. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura
12. Dinas Kelautan dan Perikanan
13. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
14. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
15. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris kabupaten.
Lembaga-lembaga teknis di Kabupaten Bulukumba diatur pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Bulukumba sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014, sebagai berikut :
1. Inspektorat Kabupaten
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
5. Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan, dan Kearsipan
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
7. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
9. Badan Penanaman Modal dan Perizinan
10. Badan Lingkungan Hidup Daerah
11. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
12. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
13. Kantor RSUD H. A. Sultan Dg .Radja
Kecamatan
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 17
1.8.
Sumber Daya Manusia Pemkab. Bulukumba
Pemerintah Kabupaten Bulukumba saat ini memiliki kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tercatat tahun 2016 jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba sebanyak 6.593 orang, dengan komposisi laki-laki sebanyak 2.913 orang (44,18 persen) dan perempuan sebanyak 3.680 orang (55,82 persen).
Gambar 12.
Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2016
Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, maka persentase terbesar adalah jenjang pendidikan S1 (Sarjana) yakni sebanyak 4.071 orang (61,75 persen), kemudian SMA sebanyak 1.088 orang (16,50 persen) kemudian yang ketiga D-I s/d D-IV sebanyak 846 orang (13,83 persen), Selain itu jenjang pendidikan S2 cukup banyak dengan menempati posisi ke empat yakni sebanyak 446 orang (6,76 persen) dan S3 sebanyak 3 orang (0,05 persen). Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba memiliki aparatur SDM yang dapat dikatakan baik dari segi tingkat pendidikannya.
Tabel 6. Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemkab. Bulukumba Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2016
No Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah
(1) (2) (3)
1 S-3 3
2 S-2 446
3 S-1 4.071
4 D-I s/d D-IV 846
5 SLTA 1.088
6 SLTP 89
7 SD 50
Jumlah 6.593
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2016
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 18
Gambar 13.
Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kab. Bulukumba Tahun 2016 berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2016
Sementara jika dipilah lagi berdasarkan golongannya, maka jumlah terbesar berada pada Aparatur Sipil Negara (ASN) golongan III dan golongan IV,yakni masing-masing sebanyak 3.181 orang (golongan III) dan 2.168 orang (golongan IV), selanjutnya Aparatur Sipil Negara (ASN) golongan II dan golongan I yakni masing-masing sebanyak 1.158 orang (golongan II) dan 86 orang (golongan I).
Gambar 14.
Persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 berdasarkan golongan
Sumber: Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, 2016
Melihat perkembangan pemerintahan yang terus mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan kompleks, maka Pemerintah Kabupaten Bulukumba senantiasa melakukan kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur daerah sebagai upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
1.9.
Metode Pengukuran Kinerja
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 19
Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 berpedoman pada RPJMD (2016-2021) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016, selanjutnya dilakukan analisis dokumen RPJMD, IKU, RKPD, APBD, Renstra, dan Renja SKPD untuk memperoleh gambaran mengenai sasaran strategis yang ditargetkan dan capaian pada tahun keempat pelaksanaan RPJMD.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus 1 :
Digunakan apabila semakin tinggi/rendah realisasi, menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik/buruk
Misalnya :
Angka kunjungan wisatawan mancanegara Indeks Pembangunan Manusia
Rumus 2 :
Semakin tinggi/rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin buruk/ baik.
Misalnya :
Angka buta aksara
Prevalensi balita gizi buruk Angka kematian Ibu Melahirkan
Selanjutnya dalam menentukan tingkat keberhasilan dilakukan pembobotan atas pencapaian rata-rata sebagai berikut:
Tidak terlaksana (0%)
Tidak Memuaskan (Di atas 0% - 25%)
Kurang Memuaskan (Di atas 25% - 60%)
Cukup Memuaskan (Di atas 60% - 90% )
Memuaskan (Di atas 90% - 100%)
Sangat Memuaskan (Di atas 100%)
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 20
1.10.
Permasalahan Utama (
Strategic Issued
)
Beberapa permasalahan utama (strategic issued) yang dihadapi oleh
Pemerintah Kabupaten Bulukumba adalah:
1.Pemerataan pembangunan daerah.
2.Penguatan ketahanan pangan daerah.
3.Profesioanlisme ASN dan reformasi birokrasi.
4.Peningkatan kualitas infrastruktur daerah.
5.Peningkatan produktivitas potensi unggulan.
6.Peningkatan kehidupan sosial keagamaan.
7.Peningkatan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan.
8.Penataan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang.
9.Penanganan bencana secara terpadu.
10.Pengurangan angka kemiskinan.
11.Pengendalian kualitas lingkungan hidup.
12.Pengarusutamaan gender
13.Peningkatan dan pembinaan pembangunan desa.
1.11.
Sistematika Penulisan
Laporan kinerja ini mengomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Bulukumba selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance results)
tersebut diperbandingkan dengan rencana kinerja (performance plan) yang telah
ditetapkan/diperjanjikan sebagai tolok ukur keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
memungkinkan dilakukan identifikasi sejumlah celah kinerja (performance gap)
untuk perbaikan kinerja di tahun selanjutnya. Sistematika penyajian Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Bulukumba tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
disajikan secara singkat penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis (sejarah singkat daerah, kondisi geografis, gambaran demografis, kondisi perekonomian, struktur pemerintah daerah, sumber daya manusia), serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II – Perencanaan Kinerja
disajikan muatan rencana pembangunan jangka menengah daerah pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk periode 2016-2021 dan penetapan kinerja/perjanjian kinerja tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 21
kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan pencapaian kinerja, serta menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi.
Bab IV – Penutup
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 22
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1
RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menjadi dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran visi, misi kepala daerah yang penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi. RPJMD ini dijabarkan dalam sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan, dan kegiatan pokok.
RPJMD Kabupaten Bulukumba, merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang memberikan arah yang terukur untuk memudahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah. RPJMD Kabupaten Bulukumba disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan amanat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJM Nasional Tahun 2015-2019. Dengan adanya keterkaitan antar perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah
pengembangan sharing pembiayaan dengan pemerintah pusat untuk
program-program yang akan dilakukan.
Dalam pengukuran dan evaluasi kinerja kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bulukumba, digunakan tata cara evaluasi pengukuran kinerja yang dibagi dalam kinerja sektoral dan kinerja agregat. Kinerja sektoral diharapkan mampu menunjukkan tingkat capaian program-program yang dilaksanakan dan diharapkan dengan dicapainya kinerja sektoral ini kinerja agregat dapat juga dicapai. Namun, disadari bahwa pencapaian kinerja agregat tidak semata-mata merupakan kontribusi Pemerintah Kabupaten Bulukumba, tetapi merupakan kontribusi bersama-sama dari masyarakat, dunia usaha, pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten sesuai dengan bobot dan perannya masing-masing. Kinerja agregat yang digunakan dalam RPJMD Kabupaten Bulukumba ini seperti pertumbuhan ekonomi, pergeseran struktur ekonomi, peranan masing-masing sektor ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan sebagainya.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Bulukumba 2016-2021 dimaksudkan sebagai upaya untuk mengarahkan sumberdaya yang dimiliki dan mengupayakan sumberdaya lain dalam mengimplementasikan program-program pembangunan guna mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
Sedangkan tujuan perumusan RPJMD Kabupaten Bulukumba 2016-2021, sebagai berikut:
1. Menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
perencanaan pembangunan nasional dan provinsi.
3. Menetapkan pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, Rencana Kerja
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 23
2.1.1 Visi dan Misi
Visi Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2016 tanggal 19
September 2016 adalah: “Masyarakat Bulukumba yang Sejahtera dan Terdepan
melalui Optimalisasi Potensi Daerah dengan Penguatan Ekomomi Kerakyatan yang Dilandasi pada Pemerintahan yang Demokratis dan Religius”.
Dalam rangka mewujudkan visi kabupaten, maka ditetapkan 8 misi Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan hak dasar masyarakat di bidang infrastruktur,
kesehatan dan pendidikan yang merata dan berkeadilan.
2. Mengoptimalkan penataan dan pemanfaatan potensi daerah.
3. Mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pada berbagai sektor dan
wilayah.
4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berjiwa kompetitif.
5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan
bersih (clean governance) serta penegakan supremasi hukum dan hak azasi
manusia.
6. Meningkatkan kerjasama antardaerah untuk menciptakan peluang
kesejahteraan masyarakat dan terbangunnya sinergitas antardaerah.
7. Penataan ruang dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, budaya dan
penanggulangan bencana.
8. Mendorong terciptanya iklim demokrasi yang kondusif, suasana aman, tertib
dan religius di dalam kehidupan bermasyarakat.
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai guna mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:
Misi ke -1: Menuntaskan pelayanan hak dasar masyarakat dibidang infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan yang merata dan berkeadilan.
Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan pembangunan,
penguatan, dan pemerataan infrastruktur dasar masyarakat yang berdayaguna.
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas
infrastruktur publik daerah yang berkeadilan.
2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap
sarana dan prasarana dasar permukiman.
2. Mewujudkan penyelenggaraan
kesehatan masyarakat yang berkualitas.
3. Meningkatnya kualitas, kuantitas, dan
cakupan infrastruktur kesehatan masyarakat.
4. Meningkatnya kualitas dan cakupan
pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat dasar dan rujukan.
3. Mewujudkan penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas serta cakupan infrastruktur pendidikan
masyarakat.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 24
seluruh jenjang pendidikan.
7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas
pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Meningkatnya minat dan budaya baca
masyarakat.
Misi Ke-2: Mengoptimalkan penataan dan pemanfaatan potensi daerah.
Tujuan Sasaran
4. Mewujudkan penataan dan
pengelolaan potensi daerah. 9. Meningkatnya produktivitas komoditi pertanian, kehutanan, perkebunan,
peternakan, dan perikanan masyarakat dalam mendorong ketahanan pangan daerah.
10.Berkembangnya potensi dan daya tarik
wisata.
Misi Ke-3: Mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pada berbagai
sektor dan wilayah.
Tujuan Sasaran
5. Peningkatan pendapatan
masyarakat. 11.12.Menurunnya angka kemiskinan masyarakat. Menurunnya tingkat pengangguran daerah.
6. Peningkatan daya saing dan
mendorong pengembangan
ekonomi kreatif.
13.Meningkatnya kapasitas kelembagaan
ekonomi masyarakat.
14.Meningkatnya daya saing dan produktivitas
UMKM.
7. Meningkatkan iklim dan minat
investasi. 15.Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan yang profesional.
16.Meningkatkan pertumbuhan investasi PMA
dan PMDN.
Misi Ke-4: Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berjiwa
kompetitif.
Tujuan Sasaran
8. Menciptakan sumberdaya
manusia yang berjiwa enterpreneur.
17.Meningkatnya daya saing dan
pengembangan kewirausahaan.
9. Meningkatkan kreativitas
pemuda dan prestasi olahraga. 18.Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
Misi Ke-5: Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
dan bersih (clean governance) serta penegakan supremasi hukum
dan hak azasi manusia.
Tujuan Sasaran
10. Mewujudkan pemerintahan
yang baik dan bersih 19.Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia aparatur pemerintah daerah dan
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 25
20.Meningkatnya efektivitas kelembagaan
pemerintah
21.Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah.
22.Meningkatnya kualitas pelayanan publik
dan pengelolaan keuangan daerah yang transparan.
23.Meningkatnya pelayanan administrasi
kependudukan.
11. Penegakan Supremasi Hukum
dan HAM. 24.Terwujudnya penegakan hukum, kepastian hukum, dan budaya hukum dalam rangka
supremasi hukum.
25.Meningkatnya kualitas pengarusutamaan
gender, perlindungan perempuan dan anak, dan kesejahteraan sosial.
Misi Ke-6: Meningkatkan kerjasama antardaerah untuk menciptakan peluang
kesejahteraan masyarakat dan terbangunnya sinergitas antar daerah.
Tujuan Sasaran
12. Meningkatkan jejaring
kerjasama antar daerah dan dengan stakeholder dalam pembangunan daerah
26.Meningkatnya kerjasama antar daerah,
masyarakat, dan dunia usaha.
Misi Ke-7: Penataan ruang dan Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan,
budaya, dan penanggulangan bencana.
Tujuan Sasaran
13. Mewujudkan penataan ruang
dan pelestarian lingkungan
hidup, budaya, dan
penanggulangan bencana.
27.Terwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan
ruang secara optimal.
28.Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
daerah.
29.Meningkatnya infrastruktur dan
kesiapsiagaan bencana.
30.Memajukan seni dan budaya serta
memelihara dan melindungi situs sejarah maupun benda-benda kepurbakalaan.
Misi Ke-8: Mendorong terciptanya iklim demokrasi yang kondusif, Suasana
aman, tertib dan religius didalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan Sasaran
14. Menciptakan iklim demokrasi
dan politik yang kondusif 31.Meningkatnya kualitas kehidupan demokrasi dan politik
15. Mewujudkan ketertiban dan
ketenteraman serta suasana religius dalam kehidupan bermasyarakat.
32.Terciptanya ketertiban dan ketenteraman
dalam masyarakat.
33.Meningkatnya pelayanan kehidupan
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 26
2.1.3. Strategi Pembangunan
Penetapan srategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab satu sasaran pembangunan ataupun lebih dari satu sasaran pembangunan, dengan pertimbangan aspek efektifitas dan efiensi.
arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan menjadi dua: (1) perencanaan strategi yaitu perencanaan pembangunan daerah yang menekankan pada pencapaian visi-misi pembangunan daerah; (2) perencanaan operasional yaitu perencanan yang menekankan pada pencapaian kinerja layanan setiap urusan. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksud untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap strategis, ini dijalankan melalui program pembangunan daerah dan program prioritas berdasarkan penyelengaraan urusan pemerintahan melalui program prioritas masing-masing urusan.
Berdasarkan pemahaman demikian, strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
Visi:
Masyarakat Bulukumba yang Sejahtera dan Terdepan melalui Optimalisasi Potensi Daerah dengan Penguatan Ekonomi Kerakyatan yang Dilandasi padaPemerintahan yang Demokratis dan Religius
Misi 1:
Meningkatkan pelayanan hak dasar masyarakat dibidang infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan yang merata dan berkeadilan;
No Tujuan Sasaran Strategi
Pemeliharaan dan peningkatan kapasitas infrastruktur publik berbasis simpul jaringan intra dan ekstra Kabupaten Bulukumba.
Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman.
Penyediaan sarana dasar permukiman. Penyediaan dan penguatan infrastruktur pendukung kegiatan perekonomian masyarakat, dan pemerataan penyebaran tenaga medis dan paramedis pada seluruh tingkatan layanan.
Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat dasar dan rujukan.
Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan secara optimal.
3. Mewujudkan
Penyediaan dan pemerataan infrastruktur pendidikan yang berkualitas
Meningkatnya mutu pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan.
Memantapkan pelaksanaan wajib pendidikan dasar 9 tahun.
Laporan Kinerja (LKj)Kabupaten Bulukumba
2016
Halaman 27
Pemberian bea siswa pada siswa miskin, siswa berprestasi serta mahasiswa dan atlet olahraga berprestasi.
Peningkatan pola pengawasan terpadu terhadap proses penyelenggaraan pendidikan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Peningkatan kapasitas tenaga pendidik melalui diklat sertifikasi serta
pemerataan penyebaran tenaga pendidik dan kependidikan.
Meningkatnya minat dan
budaya baca masyarakat. Penuntasan buta huruf secara terpadu. Misi 2:
Mengoptimalkan penataan dan pemanfaatan potensi daerah. No Tujuan Sasaran Strategi
Penguatan dukungan ketersediaan sarana produksi pertanian, kehutanan,
perkebunan, petenakan, dan perikanan.
Berkembangnya potensi
dan daya tarik wisata. Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata. Peningkatan angka kunjungan obyek wisata di Kabupaten Bulukumba Misi 3:
Mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pada berbagai sektor dan wilayah. No Tujuan Sasaran Strategi
kemiskinan masyarakat. `Peningkatan pendapatan masyarakat kurang mampu Pemberdayaan Kelompok usaha masyarakat miskin
Menurunnya tingkat
pengangguran daerah. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sehingga mempunyai keterampilan yang cukup untuk bersaing dalam dunia kerja. Peningkatan daya
Penguatan dukungan permodalan dan manajemen koperasi yang disertai dengan peningkatan daya saing pasar. Meningkatnya daya saing
dan produktivitas UMKM. Peningkatan kualitas hasil industri UMKM Meningkatkan
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perizinan
Meningkatkan pertumbuhan investasi PMA dan PMDN.
Pemberian kemudahan investasi bagi investor dalam menanamkan modalnya. Misi 4: