TUGAS FARMASI BAHAN ALAM KAPSUL OBAT DIARE
DISUSUN OLEH
KELOMPOK VII
Ni Putu Tia Widya Andari (1408505042/ Konsentrasi Bahan Alam) Rahayu Wirayanti (1408505047/ Konsentrasi Teknologi)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA
Pembuatan Jamu Menurut Usada
A. Formula
Nama Bahan Jumlah yang
digunakan
Fungsi Khasiat
Rimpang Kencur 1 jari BAUK Antibakteri
Daun Dedap 1 lembar BAPK Antibakteri
(Pulasari , 2008). B. Cara Pembuatan
Dalam Usada Dalem untuk mengobati mencret digunakan kencur dan daun dedap yang dikunyah dan langsung disemburkan pada perut (Pulasari , 2008).
C. Khasiat Bahan Secara Ilmiah 1. Kencur (Kaempferia galanga L.)
Rimpang tanaman kencur mempunyai khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan batuk dan mengeluarkan dahak (ekspektoansia), mencuci luka yang bernanah, borok atau kudis. Khasiat lain dari kencur adalah untuk mengobati diare dan menghilangkan darah kotor (Primawati dkk., 2012). Kencur mengandung minyak atsiri yang terdiri dari borneol, methyl-pcumaric acid, cinnamicacid ethyl-ester pentadecane, cinnamic aldehyde, camphene, eucalyptol, carvone. Kencur dengan ekstrak air pada konsentrasi 100 μg/ml mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus faecalis, Bacillus subtilis, E. coli, Salmonella typhi. Selain itu juga mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans (Tewtrakul et al 2005).
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa ekstrak etanol rimpang kencur berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri E. coli, dan Bacillus subtilis. Penelitian dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan control positif ciprofloxasin dan control negatif aquadest. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa uji aktivitas aktibakteri ekstrak kencur memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli. Namun zona hambat yang dibentuk oleh ekstrak kencur tidak melebihi zona hambat yang dibentuk oleh kontrol positif (ciproflocaxin) yaitu sebesar 45,3 ± 0,57 mm dan pada kontrol negatif yang menggunakan aquades tidak memberikin zona hambat, diameter zona hambat yang terbentuk dengan konsentrasi 100% adalah 27 ± 1,00 mm. Sedangkan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis tidak melebihi zona hambat yang dibentuk oleh kontrol positif (ciproflocaxin) yaitu sebesar 51,3 mm sedangkan dengan 100% konsentrasi menghasilkan daya hambat sebesar 29 ± 1,00 mm (Fajeriyati dan Andika, 2017).
2. Daun Dedap (Erythrina lithosperma Miq)
tanaman ini juga dilaporkan memiliki kandungan saponin, flavonoida, polifenol, tannin, dan alkaloida, dimana kandungan zat-zat tersebutlah yang membuat tanaman Dadap Serep memiliki fungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, serta antimalaria (Desianti, 2007).
Menurut penelitian dengan menggunakan metode difusi kertas caram untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun dadap serep terhadap bakteri S. typhi dengan control positif kloramfenikol disk 30 µg dengan diameter 6 mm dan control negative DSMO 10%. Setelah dilakukan pengujian diketahui bahwa ekstrak daun dadap serep memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi, dimana zona hambat yang terbentuk adalah 2 mm dengan zona hambat control positif 14 mm. Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq) yaitu pada konsentrasi 50.000 ppm. Konsentrasi ekstrak etanol daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq) dengan daya hambat lemah, yaitu pada konsentrasi 50.000 ppm sampai konsentrasi 100.000 ppm. Sedangkan konsentrasi dengan daya hambat sedang, yaitu pada konsentrasi 200.000 ppm. ekstrak etanol daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang mempunyai kemampuan sebagai antibakteri (Kholidha dkk., 2016).
D. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkangnya dapat terbuat dari gelatin atau pati atau bahan lain yang sesuai (Syamsuni, 2006). Berdasarkan kosistensinya cangkang kapsul dibagi menjadi cangkang kapsul keras dan lunak Cangkang kapsul keras merupakan kapsul yang diisi di pabrik dan ditutup secara sempurna dengan cara dilekatkan biasanya diisi dengan granull, butiran gula inert dapat dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang memberikan profil lepas lambat (Depkes RI, 1995). Kapsul cangkang lunak merupakan kapsul yang diisi penuh didalamnya mengikuti volume cangkang kapsul (Ansel, 1989).
E. Kelebihan dan Kekurangan Bentuk Sediaan 1. Kelebihan
a. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat b. Mudah untuk ditelan
c. Mudah dalam penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan yang dibutuhkan
d. Dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan mendadak
e. Bahan obat terlindung dari pengaruh luar (cahaya, kelembapan dll) f. Praktis dibawa kemana saja dan tidak memerlukan tempat yang banyak
(Augsburger, 2000) 2. Kekurangan
c. Peralatan pengisi kapsul lebih lambat daripada mesin pencetak tablet sehingga kapsul yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan tablet.
(Augsburger, 2000) F. Aplikasi Bentuk Sediaan dalam Bidang Teknologi
Sediaan obat yang dikunyah dan disemburkan pada usada dalem dapat dibuat dalam bentuk sediaan kapsul. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut (Depkes RI, 1995). Penggunaan ekstrak atau bahan alam sebagai pengobatan cenderung menimbulkan masalah diantaranya bau yang khas dan rasa yang kurang enak oleh karena itu akan lebih mudah penggunaanya jika dalam bentuk sediaan obat yang lebih praktis salah satunya kapsul, sediaan kapsul penggunaanya lebih praktis karena dapat ditelan dan diatur laju disolusinya di dalam tubuh agar sesuai dengan efek yang diinginkan (Ansel, 1989).
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan frekuensi yang lebih dari biasa (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja(menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan lendir, disebabkan oleh berbagai macam factor salah satunya adalah meningkatnya jumlah flora normal pada usus besar yaitu E. coli (Sukut, 2015). Di dalam usade dalem disebutkan bahwa dengan menyemburkan dedap dan kencur yang telah dikunyah dapat menghilakan penyakit diare, namum hal tersebut di era sekarang ini dirasa kurng efektif karena diare yang penyebabnya berupa peningkatan flora normal pada usus besar disebabkan karena makanan maupun lingkungan sekitar kita tidak terjaga sehingga terkontaminasi bakteri yang dapat memicu diare untuk itu maka dibuat formulasi yang lebih praktis dan efektif unutk mengobati penyakit diare degan memformulasi bahan tradisional pada usade tersebut menjadi sediaan kapsul yang dikonsumsi secara oral. Pembuatan kapsul anti diare dilakukan dengan cara daun dedap dan rimpang kecur dicuci hingga bersih. Selanjutnya bahan yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan setelah kering selanjutnya dihancurkan dengan blender hingga halus hingga membertuk serbuk. Serbuk yang telah halus dimasukan ke dalam cangkang kapsul.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaaan Farmasi Ed. 4. Jakarta: UI Press.
Augsburger, L.L. 2000. Modern Pharmaceutics: Hard and Soft Gelatin Capsule Ed. 2. New York: Mercel Dekker.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fajeriyati, N. dan Andika. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli. JCPS.1(1):36-41.
Kholidha, A.N., I.P.W.P. Suherman dan Hartaati. 2016. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Dadap Serep (Erythrina lithosperma Miq) sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Salmonella typhi. ISSN. 4(1):281-290.
Pulasari, J.M. 2009. Nawa Usada Bali. Surabaya: Paramita.
Primawati SR, Nofisulastri, Baiq AN. 2012. Efektifitas Senyawa Bioaktif Ekstrak Kencur (Kaemferia galanga L) Menggunakan Pelarut Aquadest dengan Pelarut Etanol. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Boisaintist”. 1.
Revisika. 2011. Efektifitas Daun Dadap Serep (Erythirna Subumbrans (Hask) Merr) sebagai Penyembuh Luka pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar). Skripsi. Malang: Jurusan Biologi F-MIPA, Universitas Muhammadiyah Malang.
Sukut, S.S., Y.S. Arif, N. Qur’aniati. 2015. Faktor Kejadian Diare pada Balita dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng. Journal Pediomaternal 3(2):230-249.
Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.