• Tidak ada hasil yang ditemukan

( File)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "( File)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh:

KENAN NATAN IMANUEL ZEBUA

NIM : 1313466021

Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS

TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD

GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016

OLEH :

KENAN N.I. ZEBUA NIM: 1313466021

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui : Dosen Pembimbing

(Fitriana Ritonga SKM, MPH)

Diketahui

Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan

Imelda Medan

(3)

GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS

TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI DI RSUD

GUNUNGSITOLI NIAS TAHUN 2016

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Agustus 2016

Penguji I : Fitriana Ritonga, SKM, MPH ( )

Penguji II : Nataria Yanti Silaban S.Kep, Ns ( )

Penguji III : Giyatno, Amd.Pk S.Kom SKM ( )

Diketahui

Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan

Imelda Medan

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Kenan Natan Imanuel Zebua Tempat Tanggal Lahir : P.Siantar 04 - april - 1996 Agama : Kristen protestan

Anak ke : 2 Dari 3 Saudara

Alamat : Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Yulius Zebua Nama Ibu : Natalia Pekerjaan : Wiraswasta

Almat : Jl. Sutomo no 45 Gunungsitoli Nias

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

2001– 2007 : Mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

2007 – 2010 : Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2010 – 2013 : Mengikuti Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) 2013– 2016 : Mengikuti Program Studi DIII Keperawatan Di STIKES

(5)

Komputerisasi

ABSTRAK

Sistem Komputerisasi Merupakan suatu sistem elektronik yang didesain khusus yang dapat menghasilkan data baik berupa tampilan gambar,perhitungan, statistik, grafik, skema dan bahan yang dirancang dan di organisasikan secara cepat dan tepat yang dapat terhubung secara online serta secara otomatis dapat menerima dan menyimpan data bekerja secara praktis dan efektif yang kemudian diolah dalam bentuk informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan tentang system komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias.Penelitian ini dilaksanakn pada bulann Mei sampai bulan Juni 2016. Penelitian dalam studi ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.Sampel keseluruhan sebanyak 12 responden. Hasil penelitian diketahui bahwa responden yangberpengetahuan baik sebanyak 9 responden (75 %) dan minoritas responden dengan berpengetahuan cukup 3 responden (25%). berdasarkan umur yaitu responden yang berumur 20-24 sebanyak 3 responden (25%) sedangkan responden yang berumur 25-26 tahun sebanyak 5 responden (42%) dan responden yang berumur 30-34 tahun sebanyak 4 responden (33%). berdasarkan pendidikan yaitu responden yang tamat D-III sebanyak 5 orang (42%), dan tamat S1 sebanyak 7 orang (58%). berdasarkan lama bekerja yaitu mayoritas yang lama bekerja 0-2 tahun sebanyak 7 responden (38%), yang bekerja 3-5 tahun sebanyak 3 responden (17%), yang lama bekerja 6-8 tahun sebanyak 2 responden (17%) dan minoritas yang lama bekerja 9-12 tahun sebanyak 1 responden (8%).Diharapkan responden lebih meningkatkan wawasan dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis di Rsud Gunungsitoli Nias

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis ”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di RSUD Gunungsitoli Nias.

Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu : 1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc,selaku ketua Yayasan Imelda Medan.

2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan.

3. dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Fitiriana Ritonga, SKM, MPH selaku dosen pembimbing yang selalu memeberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya penelitian ini.

5. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu member motivasi kepada penulis. 6. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda

Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

(7)

ii

9. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Aulia budi pratama , Fendi jaya kusuma , hendra priyanto, dika sapriandi

10.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.

Medan, Juli 2016 Peneliti

(8)

iii

2.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 17

2.1.9. Manfaat hubungan komputerisasi terhadap kinerja ... 18

2.1.10.Standart Kinerja ... 23

2.1.11 Kinerja Petugas Rekam Medis ... 24

2.1.12.Rekam Medis ... 26

2.1.13.Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ... 28

2.2. Kerangka Konsep ... 35

(9)

iv

3.4.3. Data tertier ... 39

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ... 39

3.5.1 Variabel Defendent ... 40

3.5.2 Variabel Indevendent ... 40

3.5.3 Definisi Operasional ... 40

3.6. Tekhnik Pengukuran ... 42

3.7. Tekhnik Analisa Data ... 43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Data Umum ... 44

4.1.2 Data Khusus ... 47

4.2. Pembahasan ... 48

4.2.1 Pengetahuan Responden... 48

BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 50

(10)

v

DAFTAR TABEL

(11)
(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan.

Lampiran II Surat Balasan Izin Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli Nias.

Lampiran III Surat Keterangan Bahwa Telah Melakukan Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli Nias.

Lampiran IV Kuesioner Responden Lampiran V Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran VI Master Tabel

(13)

1

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization,1948) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuantitatif maupun rehabilitatif suatu. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan, serta untuk pusat penelitian biososial. Rumah sakit harus mampu mengelolah dan menciptakan suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasienya (Rustiyanto ,2010).

(14)

2

Rumah sakit merupakan salah satu sistem atau bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkordinasi dalam sistem tersebut. Pengertian Rumah sakit berdasarkan SK menteri Kesehatan RI NO. 983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,spesifikasi,dan subspesialistik (Depkes RI, 1997).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini mempunyai peranan yang sangat penting,salah satunya di bidang komputer. Terbukti dengan banyaknya lembaga/instansi pemerintah yang menggunakan sistem komputerisasi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kretifitas dan aktifitas para pegawai sehingga memiliki skill yang bagus dan menjadikan lembaga innstansi pemerintah memiliki kompetensi yang tinggi (Depkes RI, 2016).

(15)

informasi sesuai dengan yang di harapkan.Perangkat komputer harus bisa difungsikan secara komperensif (kompak dan bersama-sama) dalam melaksanakan tugasnya yaitu dalam mengelolah data atau informasi. Informasi adalah data yang telah di olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengabilan keputusan saat ini atau mendatang (Sabarguna, dkk, 2008).

Memasuki era globalisasi membuat persaingan antar setiap instalasi semakin meningkat, demikian juga dengan instalasi bidang kesehatan serta mudanya untuk mendapatkan informasi mengenai pelayanan kesehatan membuat masyarakat lebih kreatif dalam penilaian pelayanan dan mutu sebuah Rumah sakit Hal tersebut merupakan tantangan berat bagi tenaga kesehatan terutama tenaga kerja rekam medis sebagai pelayan terdepan bagi rumah sakit.

Untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit haruslah disertai dengan ketrampilan dan pengetahuan petugas rekam medis dalam penerimaan pelayanan serta sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan berbasis database.

Penggunaan komputerisasi pada penerimaan pasien dapat diniai sangat efektif. Tujuan penggunaan komputer adalah agar setiap data yang diolah dapat dihasilkan informasi yang cepat, akurat,informatif dan efesien.Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama,yang mampu memberikan pelayanan terbaiknya (Arikunto, 2010).

(16)

4

dapat lebih menghemat waktu dalam proses pengerjaanya.Berbeda dengan sistem manualisasi yang tidak efesien dalam proses pembuatanya karena membutuhkan banyak waktu,tidak efektif bagi para pekerja rekam medis karena harus mencatat semua laporan kesehatan pasien secara manual dan sering menimbulkan duplikasi nomor rekam medis.

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80-an. Namun tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah sakit-an kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak. Baik buruknya suatu rumah sakit tergantung pada baik buruknya pelayanan yang mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok sasaranya masing-masing. Selain itu juga mempunyai kewajiban administrasi untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien.

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,anamnese penentuan fisik laboratorium,diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

(17)

dan telah memiliki Sistem Informasi Rumah Sakit. Terbukti dari pada saat pasien datang berobat ke RSUD GunungSitoli mulai proses registrasi (pendaftaran), baik itu melalui tempat pendaftaran pasien maupun instalasi Gawat Darurat(Depkes RI. 1997).

(18)

6

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian "Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis di Rsud

Gunungsitoli Nias Tahun 2016"

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.2.1 Faktor-faktor apahka yang dapat mempengaruhi pelayanan rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias?

1.2.2 Apakah sistem komputerisasi berpengaruh pada kinerja petugas rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias?

1.3 Pembatasan masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.3.1 Sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias.

1.3.2 Pemberian pelayanan petugas rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias.

1.4 Rumusan masalah

(19)

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1.5.1 Tingkat pelaksanaan sistem komputerisasi di Rsud Gunungsitoli Nias. 1.5.2 Tingkat kinerja petugas rekam medis terhadap penggunaan sistem

komputerisasi dalam pemberian pelayanan di Rsud Gunungsitoli Nias.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi lembaga (RS) sebagai bahan masukan bagi RS terhadap sistem komputerisasi yang digunakan untuk pelaksanaan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

1.6.2 Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang komputerisasi RM dan mutu pelayanan RS.

(20)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Sistem

Sistem menurut bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang paling berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sistem adalah sekumpulan unsur yang berhubunan antara satu dengan yang lainya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu keseatuan dari berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkaran tertentu( Rustianto, 2010).

Suatu sistem terdiri dari 3 komponen yaitu :

Dalam sistem Input berperan sebagai suatu masukan pada keadaan tertentu, yang kemudian akan di proses menjadi suatu keluaran atau hasil untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya pada program Visual Basic pada sebuah projectkita masukan kode program tertentu yang bersangkutan dengan kondisi yang di tentukan kemudian kode program tersebut akan di proses dan di jalankan

(21)

kemudian dari proses tersebut hasinya akan dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang kita inginkan.Hasil tersebut di sebut keluaran output.

2.1.2 Pengertian Rekam Medis

Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, yang diperbaharui dengan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta.

Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU praktik kedokteran tidak.Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU praktik kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.

(22)

10

pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

2.1.3 Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa aspek diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Aspek administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien.

c. Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

(23)

e. Aspek penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.

g. Aspek dokumentasi. Suatu berkas reka medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan.

2.1.4 Fungsi Rekam Medis

Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis di atas, yang dijelaskan sebagai berikut, yaitu sebagai:

a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien; b. Bahan pembuktian dalam perkara humum;

c. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan; d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan; dan e. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

(24)

12

mencerminkan kualitas/mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan pada pengguna pelayanan kesehatan.

2.1.5 Manfaat Rekam Medis

Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:

a. Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien

b. Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

c. Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

d. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien

(25)

masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu

f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik(www.sainsmini.blogspot.co.id/2015/08).

2.1.6 Komputerisasi

Dizaman yang serba digital dan computerize saat ini mengakibatkan kehidupan kita tidak bisa lepas dari yang namanya komputer. Kata komputer sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani Computareyang berarti menghitung.Berdasarkan arti tersebut, maka secara barafiah komputer bisa diartikan sebagai sebuah alat elektronika yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data informasi yang berapa teks, gambar maupun suara untuk menghasilkan output yang kita kehendaki.

Sistem komputerisasi menurut Robert H.Blismer (2010) adalah suatu cara kerja secara elektronik yang mampu melaksanakan tugas antara lain menerima input, memproses input tadi sesuai dengan programnya,menyimpan dalam bentuk informasi (www.carapedia.com, 2004).

Perubahan rekam medis kertas ke rekam medis komputerisasi sangat efektif dan efesien karena dapat sangat membantu dalam proses pelaksananya mengiat zaman yang serba praktis dan instan juga mudahnya dalam memperoleh informasi sekarang ini,selain itu rekam medis terkomputerisasi juga memiliki faktor-faktor terkait antara lain.

(26)

14

Adalah bagaimana untuk menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk mengakses informasi tersebut,yang menyangkut data pribadi.

2. Integrity

Informasi tidak dapat diubah tanpa izin pemilik informasi. 3..Authentication

Berhubungan dengan kenyakinan bahwa yang memberikan informasi adalah yang benar-benar mempunyaihak melakukan itu.

4.Availability

Berkaitan dengan ketersediaan informasi ketika berhubungan denan pihak tertentu.

5.Access control

Menekankan pengaturan pada akses terhadap informasi. 6. Non-repudiation

Erat kaitan denan suatu transaksi atau perubahan informasi agar tidak menyangkal setelah terjadi perubahan.

7. Complezity

Karena secara langsung perlu melayani berbagai keperluan seperti : A.Dokter

(27)

Maka perlu penyesuaian tampilan dan harus dijamin data aman. 8.Realibility

Secara derajat kepercayaan terhadap privasi kewenanan petugas dan akses (Sabarguna 2009).

Yang menjadi keuntungan rekam medis terkomputerisasi yaitu: a. Fasilitas yang lengkap.

Fasilitas pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian peringatan (alert),reminder,bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter mampu klinis dapat mematuhi protokol klinik yang mencakup pemberian data klinis pasien yang baik berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitalisasi dari alat diagnostik (EKG,radiologi,dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interprestasi klinis.

b. Dapat bergerak pada sistem informasi lain.

(28)

16

c. Sebagai alat bantu yang lengkap.

Rekam medis terkomputerisasi merupakan alat bantu yang sangat efektif dan efesien dalam membantu proses pemberian informasi di rumah sakit serta memudahkan dalam pemberian pelayanan serta sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat berupa sistem komputerisasi berbasis database yang mana cepat,akurat,dan efesien.

d. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis data yang sudah diolah menjadi informasi terkait data seputar pasien kemudian akan terus wajib terisi sesuai perintah-perintah yang telah di sesuaikan sebelumnya seputar langkah selanjutnya guna mengetahui informasi kondisi pasien secara elektronik yang harus diisi guna menunjang kebutuhan data klinis.(sabarguna, 2008)

2.1.10 Rekam Medis

(29)

Pencatatan data riwayat kesehatan pasien adalah hal yang penting dalam dunia medis dan dikenal dengan istilah data rekam medis. Selama pasien melakukan pemeriksaan atau menjalani perawatan medis oleh dokter atau suatu instalasi medis, maka status kesehatan pasien akan dicatat sebagai data rekam medis pasien selanjutnya, sekaligus sebagai bukti tercatat mengenai diagnosis penyakit pasien dan pelayanan medis yang diperoleh pasien.Rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit (Arikunto, 2010).

(30)

18

Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama,waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Hal ini terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis dapat di lakukan pembetulan. Pembetulan dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang bersangkutan (Rustiyanto, 2010).

2.1.13 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peninktan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek,(Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) antara lain:

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi,karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik,karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

(31)

keadilan,dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.

4. Aspek keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/ informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien,informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena sisnya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasi dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

(32)

20

pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum (Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik Revisi I 1997) adalah:

• Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut

ambil bagian didalam memberikan pelayanan,pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

• Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada pasien.

• Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,perkembangan

penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.

• Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,penelitian dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

• Melindungi kepentingan hukum bagi pasien rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainya.

• Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

• Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

• Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai

bahan pertangung jawban dan laporan.

(33)

terperinci, sehingga dokter lain dapat mengetahui bagimana pengobatan dan perawatan kepada pasien dan konsumen dapat memberikan pendapat yang tepat setelah dia memeriksanya ataupun dokter yang bersangkutan dapat memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang prosedur yang telah dilaksanakan.

Tanggung jawab utama terletak pada dokter yang merawat terutama dalam hal melengkapi rekam medis.Data harus dipelajari kembali, dikoreksi dan ditandatangani juga oleh dokter yang merawat.Nilai ilmiah dari sebuah rekam medis adalah sesuai dengan tarif pengobatan dan perawatan yang tercatat. Oleh karena itu di tinjau dari beberapa segi rekam medis sangat bernilai penting karena (Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006):

• Rekam medis berguna bagi pasien, untuk kepentingan riwayat

perkembangan penyakitnya, dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

• Rekam medis dapat melindungi rumah sakit maupun dokter dalam

segi hukum (medico legal). Jika terdapat rekam medis yang tidak lenkap dan tidak benar maka kemungkinan akan merugikan bagi pasien, dokter maupun rumah sakit itu sendiri.

• Rekam medis dapat dipergunakk meneliti rekaman untuk kegiatan

(34)

22

• Jika terdapat diagnosa tidak benar ataupun tidak lengkap maka

secara otomatis kode penyakit pun tidak tepat, hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap pengisian indeks penyakit dan laporan rumah sakit.

Data statistik dan laporan yang di laporkan kepada instansi terkait harus berisi data-data yang akurat dan lengkap.

Petugas rekam medis bertangung jawab untuk mengevaluasi kwalitas rekam medis itu sendiri guna menjamin konsisten dan kelengkapan isinya, sehubungan dengan hal ini, petugas rekam medis harus berpegangan pada pedoman.

(Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II 2006) sebagai berikut:

a. Semua diagnosis dengan benar pada lembaran masuk dan keluar,sesuai dengan istilah terminologi yang dipergunakan,semua diagnosa serta tindakan pembedahan yang dilakukan harus dicatat dalam resume akhir. b. Penggunaan simbol dan singkatan tidak dibenarkan.

(35)

d. Riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,resume akhir serta lembar ringkasan masuk dan keluar harus diisi dengan lengkap dan tidak cukup apabila hanya ditandatangani oleh seorang dokter saja.

e. Laporan riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik harus dicatat dengan lengkap dan berisi semua catatan mengenai diri pasien baik yang positif maupun negatif.

f. Catatan perkembangan, memberikan gambaran kronologis dan analisi klinis mengenai keadaan diri pasien, frekuensi pencatatan ditentukan oleh keadaan perkembangan kesehatan pasien itu sendri.

g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rontogen harus dicatat disertai tanggal dan tanda tangan si pemeriksa.

h. Semua tindakan pengobtan medik ataupun tindakan pembedahan harus dicantumkan tangal serta ditanda tangani oleh dokter.

i. Semua konsultasi harus dicatat secara lengkap serta ditanda tanganin,dan harus dilaksanakan sesuai denan peraturan medik yang berlaku.

j. Hasil konsultasi mencakup penemuan konsulen pada pemeriksaan fisik terhadap pasien termasuk juga pendapat dan rekomendasinya.

(36)

24

l. Apabila pasien merupakan pasien rujukan dari luar,maka catatan observasi dan pengobatan, serta tindakan yang diberikan yang telah ditanda tanganin oleh petugas harus diikuti sertakan pada saat pasien masuk ke rumah sakit. m.Resume akhir ditulis pada saat pasien pulang rawat ataupun meningal.

Resume harus berisi ringkasan tentang pertemuan-pertemuan dan kejadian penting selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang, sarana dan rencana pengobatan selanjutnya.

n. Bila dilakukan otopsi, diagnosis sementara/diagnosa anatomi,segera dicatat (dalam waktu kuran dari 72 jam), keterangan yang lengkap harus dibuat dan digabungkan dengan berkas rekam medis pasien.

o. Analisa kualitatif dilaksanakan oleh petugas rekam medis guna menevaluasi kualitas pencatatan yang dilakukan oleh dokter. Kegiatan tersebut dilakukan guna mengevaluasi mutu pelayanan medik yang diberikan oleh dokter yang merawat. Kualitas pencatatan rekam medis dapat mencerminkan kualitas pelayanan suatu instansi pelayanan kesehatan.

(37)

mengenai kondisi kesehatan pasien merupakan data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan keakuratanya serta up to date.

Penggunaan sistem komputerisasi didalam penyelenggaraan rekam medis sangat membantu didalam proses pengolahan data medis pasien serta pengeluaran informasi menenai besarnya efektifitas dan efesien peleyanan kesehatan serta luasnya cakupan layanan kesehatan oleh suatau instansi pelaynan kesehatan didalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Sehingga data dan informasi yang dihasilkan cepat,tepat,akurat dan up to date.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis disebuah rumah sakit.

Dalam kerangka berpikir diuraikan secara naratif proses penelitian sehina dapat menggambarkan arah penelitian. Dari uraian kerangka teoritis dari kedua variabel penelitian yakni sistem komputerisasi dan kinerja petugas rekam medis maka kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini bahwa dengan dilaksanakanya sistem komputerisasi disebuah rumah sakit maka lebih memudahkan para petugas rekam medis dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien.

(38)

26

Keterkaitan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1: kerangka konsep Pengetahuan

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis di RSUD Kota Gunungsitoli.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Gunungsitoli Nias pada bulan Mei Tahun 2016.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Gunungsitoli yang beralamat di Jalan Ciptomangunkusumo No.15 Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli .

3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

(40)

28

3.3.2 Teknik Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2007). Metode sampling yang digunakan adalah menggunakan teknik total sampling

3.3.3 Sampel

Menurut Arikunto, 2010 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu memilih sampel dengan mengambil seluruh populasi yang ada yakni sebanyak 12 orang.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

(41)

3.4.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan konsep tertulis (Setiadi, 2007).Responden dalam penelitian ini merupakan pegawai rekam medis yang bekerja di RSUD Gunung Sitoli Nias.

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan institusi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007). Data survei awal melalui data kepegawaian mengenai responden peneliti mendapatkan berupa

1. Data kepegawaian 2. Data profil rumah sakit

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati dan mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (setiadi, 2007). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan.

3.5.1 Variabel Penelitian

(42)

30

3.5.2 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama (Setiadi, 2007).

No. Variabel Definisi Operasional

1. Pengetahuan petugas rekam medis

Kemampuan responden dalam menjawab kuesioner yang diberikan untuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas rekam medis tentang system komputerisasi dengan kategori :

A. Baik

B. Cukup

C. kurang

3.6 Teknik Pengukuran

(43)

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan dengan kategori baik, cukup dan kurang total akan dijadikan pengukuran pengetahuan (Machfoedz, 2009 dalam sitorus, 2013).

1. Skor jawaban yang benar adalah 1 2. Skor jawaban yang salah adalah 0 Presentasi digunakan rumus:

F

P = x 100% N

Keterangan : P : persentase

F : jumlah jawaban yang benar N : jumlah soal

Setelah mendapatkan jumlah dari perhitungan melalui rumus diatas, nilai-nilai tersebut dikelompokkan ke dalam 3 kategori.

Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan

No. Kriteria Pengetahuan Skor Jawaban benar Persentase (%)

1. Baik 14-20 80-100

2. Cukup 7-13 60-70

3. Kurang 0-6 <50

3.7 Teknik Analisa Data

(44)

32

3.7.1 Editing

Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai dilakukan terhadap perlengkapan jawaban, keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban.

3.7.2 Coding

Mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori, biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3.7.3 Tabulating

Tabulating yang mempermudah analisa data oengelolah dan pengambilan kesimpulan, maka hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk distribusi, frekuensi dan presentase.

3.7.4 Entry Data

(45)

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap 12 responden dengan judul“ Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis Di Rsud Gunungsitoli Nias Tahun 2016” maka disajikan dalam tabel berikut ini:

4.1.1 Data Umum

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur Tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016

No. Umur ( Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 20-24 3 25

2. 25-29 5 42

3. 30-34 4 33

Total 12 100

(46)

45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan pegawai tentang yaitu Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis mayoritas responden yang tamat S1 sebanyak 7 orang (58%) dan minoritas yang tamat D-III sebanyak 5 orang (42%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016

No. Lama Bekerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 0-2 thn 7 38

2. 3- 5 thn 3 17

3. 6-8 thn 2 17

4. 9-12 thn 1 8

Total 12 100

(47)

4.1.2 Data Khusus

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Respnden Tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016

No. Kategori Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Baik 9 75

2. Cukup 3 25

3. Kurang - -

Jumlah 12 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan respnden tentang pengaruh sistem komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis di Rsud Gunungsitoli Nias Tahun 2016 mayoritas responden perpengetahuan baik sebanyak 9 responden (75%) dan minoritas responden dengan berpengetahuan cukup sebanyak 3 responden (25%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan Responden

Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui uji tes dan melakukan tehnik analisa data yang dilakukan kepada responden. Berdasarkan pengetahuan respnden tentang pengaruh sistem komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016 dari 12 responden diketahui mayoritas perpengetahuan baik sebanyak 9 responden (75%) dan minoritas berpengetahuan cukup 3 responden ( 25%).

(48)

47

Hal ini disebabkan rata-rata responden berpendidikan S1 sebanyak 7 responden (58%) dan mayoritas yang bekerja 0-2 sebanyak 7 responden (38%) sehingga pengetahuan yang di dapat sesuai dengan perkembangan, dan pengalaman yang didapat lebih banyak.

9 respon yang berpengetahuan baik tentang komputerisasi didapatkan 5orang yang kinerjanya baik dan 4 orang yang kinerjanya tidak baik hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo yang menyatakan bahwa.

Menurut Notoadmodjo (2010), menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba.

Menurut Mubarak (2011), Pengalaman atau lama bekerja adalah suatu kejadian yang pernah dialami sesorang dalam berinteraksi dengan lingkungannnya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis dapat menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan sesorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

(49)
(50)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Pengetahuan responden tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias bahwa responden yangberpengetahuan baik sebanyak 9 responden (75 %) dan minoritas responden dengan berpengetahuan cukup 3 responden ( 25%).

5.1.2 Pengetahuan responden tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias berdasarkan umur yaitu responden yang berumur 20-24 sebanyak 3 responden (25%) sedangkan responden yang berumur 25-26 tahun sebanyak 5 responden (42%) dan responden yang berumur 30-34 tahun sebanyak 4 responden (33%).

5.1.3 Pengetahuan responden tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias berdasarkan pendidikan yaitu responden yang tamat D-III sebanyak 5 orang (42%), dan tamat S1 sebanyak 7 orang (58%).

5.1.4 Pengetahuan petugas rekam medis tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias berdasarkan lama bekerja yaitu mayoritas yang lama bekerja 0-2 tahun sebanyak 7 responden (38%), yang bekerja 3-5 tahun

(51)

yang lama bekerja 6-8 tahun sebanyak 2 responden (17%) dan minoritas yang lama bekerja 9-12 tahun sebanyak 1 responden (8%).

5.2 Saran

5.2.1 Institusi Pendidikan Rekam Medis

Diharapkan institusi pendidikan rekam medis secara terus menerus memberikan pengajaran kepada mahasiswa/i khususnya tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias

5.2.2 Pelayanan Kesehatan ( Rumah Sakit)

Diharapkan Rumah Sakit lebih meningkatkan wawasan responden tentang pentingnya mengaplikasikan Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias

5.2.3 Responden

Diharapkan responden lebih meningkatkan wawasan dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias

5.2.4 Peneliti selanjutnya

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-4. Jakarta : Rineka cipta.

DepKes RI. 1997. Pedoman Pe ngolahan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indnesia.Revisi I. Jakarta

_____. 2016.Pedoman Penyelenggara Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia.Revisi II. Jakarta.

Hatta,G,R. 2009. Pedoman Manajemen Informasi kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan.Jakarta: UI-PRESS

Notoatmodjo, S. 2004. Metodologi Penelitian Kesehatan.Revisi III. Jakarta: Rineka cipta

Rustiyanto, Ery, 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sabaruna .S. Boy, S, Sakinah,F. 2008. Keselamatan Dan Keamanan pada Rekam Medis Terkomputerisasi.Jakarta: Uniersitas indonesia.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian :Bandung, Alfabeta

Sumantri, Arif. 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Kencana sainsmini.blogspot.co.id/2015/08/rekam-medis-pengertian-tujuan-fungsi.html (http://www.carapedia.com/pengertian_defenisi_komputer_menrut_para_ahli_inf

o503.2004.html)

(53)

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Alamat :

Menyatakan kesediaan menjadi responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh:

Nama peneliti : Kenan Natan Imanuel Zebua

Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang System Komputerisasi Di Rsud Gunungsitoli Nias Tahun 2016

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh oleh peneliti. Karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya dikemudian hari.

Medan, Juli 2016

Responden

(54)

Quesioner Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang

System Komputerisasi Di Rsud Gunungsitoli

Nias Tahun 2016

A. Petunjuk Umum Pengisian :

1. Responden diharapkan bersedia menjawab setiap pertanyaan yang

tersedia dengan memberikan ( √ ) pada jawaban yang benar dan sesuai yang anda ketahui.

2. Semua pernyataan di isi dengan satu jawaban.

3. Jika ada yang kurang mengerti dapat dipertanyakan pada peneliti secara langsung.

B. Indentitas Responden

No. Responden : (Di Isi OlehPeniliti)

Inisial :

Umur (Tahun) :

Pendidikan Terakhir : D- III D-IV S-1

(55)

C. Quesioner

NO PERNYATAAN Ya Tidak

1. Efektifitas kinerja petugas di rekam medis dalam pemanfaatan sistem komputerisasi

2. Penggunaan sistem komputerisasi dapat berjalan efesien dan di mengerti oleh petugas rekam medis

3. Dalam mengambil keputusan kepala rekam medis memiliki andil yang besar

4. Tingkat pemahaman petugas rekam medis dalam menjalankan sistem komputerisasi berbasis teks

5. Sistem komputerisasi dapat teroganisir dan terintegrasi oleh kinerja petugas rekam medis

6. Keamanan data yang di jalankan oleh pegawai berkas rekam medis.

7. Pemahaman petugas rekam medis dalam melakukan registrasi pasien

8. Dalam melakukan kodding petugas rekam medis dapat melaksanakan dengan efesien menggunakan tracer

(56)

10 Pemahaman petugas rekam medis dalam pengambilan keputusan diagnosa pasien

11. Pengetahuan kinerja petugas rekam medis dalam pedokumentasian data

12. Tingkat kerahasian data pasien di simpan rapi dan teroganisir

13. Dalam pengolahan data petugas rekam medis melakukan evaluasi sebelum menyimpan berkas rekam medis di dalam ruangan rawan terkena air

14. Pengetahuan petugas rekam medis dalam aspek hukum terhadap berkas rekam medis in aktif

15. Skill petugas rekam medis dalam menghadapi masalah yang terdapat dalam berkas rekam medis

16. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis dalam melakukan perlindungan terhadap berkas rekam medis in aktif

17. Tingkat pengetahuan kinerja petugas rekam medis dalam melakukan penyelesaian yang terdapat pada berkas rekam medis

(57)

19. Kuantitas gambaran pengetahuan pegawai rekam medis dalam melakukan pekerjaanya

(58)

KUNCI JAWABAN QUESIONER

Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Komputerisasi di RSUD Gunungsitoli Nias

(59)

Gambaran pengetahuan petugas rekam medis tentang system Komputerisasi terhadap kinerja petugas rekam medis Di RSUD Gunungsitoli Nias tahun 2016

No

Responden

Umur pendidikan Lama

bekerja

Pengetahuan Jumlah % Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

01 20-24 S1 0-2 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 75 Baik

02 30-34 S1 3-5 tahun 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 18 90 Baik

03 30-34 S1 6-8 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 15 75 Baik

04 25-29 S1 0-2 tahun 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12 60 Cukup

05 20-24 D-III 0-2 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 75 Baik

06 30-34 S1 9-12 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 14 70 Baik

07 30-34 D-III 6-8 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 13 65 Cukup

08 25-29 D-III 3-5 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 75 Baik

09 20-24 D-III 0-2 tahun 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 8 40 Cukup

10 25-29 S1 0-2 tahun 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 80 Baik

11 25-39 D-III 0-2 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 75 Baik

(60)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : KENAN NATAN IMANUEL ZEBUA

Nim : 1313466021

Dosen Pembimbing : Fitriani Ritonga SKM, MPH

Judul KTI : GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS

REKAM MEDIS TENTANG SISTEM KOMPUTERISASI TERHADAP KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS

No Hari/Tanggal Materi Yang Dikonsulkan Hasil Konsul Paraf Dosen

Pembimbing

1

2

3 4 5 6 7 8 9 10

Pembimbing

Gambar

Tabel 3.1. Interval Kriteria pengetahuan
Tabel  4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Lama
Tabel 4.4   Distribusi Frekuensi Pengetahuan Respnden Tentang Sistem Komputerisasi  di RSUD Gunungsitoli Nias Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, pestisida biologi yang akan dijual secara komersial harus memenuhi persyaratan yang lebih ketat, antara lain (a) dibuat oleh suatu badan hukum yang

9 tahun yang lalu setelah penawaran itu akhirnya Dazi ikut dengan Paman Yosef untuk bekerja di surat kabar, ia ditempatkan sebagai penjual koran di suatu

Karenanya adalah wajar bila masyarakat melalui norma hukum positifnya melindungi nyawa setiap warganya dari segala upaya pelanggaran oleh orang lain dengan memberi

Dalam konsiderans huruf b dan huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2010 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Grasi menyebutkan bahwa

Metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa metode ini relevan dengan materi penulisan skripsi, dimana penelitian yang dilakukan hanya bersifat deskriptif yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Namun metode AHP tidak efektif digunakan dengan jumlah kriteria dan alternative yang banyak, untuk menutupi kelemahan itu, diperlukan satu metode pengambilan keputusan

Insektisida alami atau insektisida nabati merupakan insektisida dari bahan alami yang terbuat dari tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik,