• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1004934 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1004934 chapter1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Asep Mugianara, 2014

Pembelajaran Mengetik Awas Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan mengetik, menjadi poin penting dan menentukan saat

mengerjakan pekerjaan yang melibatkan pengetikan atau pengoperasian

komputer. Banyak yang beranggapan bahwa kemampuan mengetik hanya

diperlukan seorang yang awas saja. Itu tentu pernyataan yang keliru karena

kemampuan mengetik diperlukan setiap orang yang bekerja dengan komputer,

tidak terkecuali seseorang yang mengalami hambatan penglihatan dimana

kemampuan mengetik menjadi syarat utama bagi tunanetra untuk dapat

melakukan aktivitas pengetikan atau pengoperasian komputer dengan benar.

Penguasaan keyboard atau keyboarding bagi tunanetra merupakan salah satu

keterampilan dasar yang sangat penting dalam pembelajaran mengetik awas,

sehingga pemahaman konsep ruang (spatial concept) tentang posisi

tombol-tombol keyboard komputer dapat kuasai dengan baik. Pembelajaran mengetik

awas akan mempermudah tunanetra mengenali bagian-bagian keyboard,

menjelaskan tanda-tanda baca dan tanda lainnya pada tuts, menghasilkan sikap

duduk yang benar pada waktu mengetik, menjelaskan fungsi jari-jari pada tuts

(keyboarding), mengetik kalimat pendek dan dapat mengoperasikan komputer,

serta melakukan berbagai aktivitas seperti word processing, accounting, internet

browsing, programming.

Hilangnya fungsi penglihatan, maka tunanetra akan mengalami

keterbatasan dalam melakukan mobilitas termasuk juga dalam kegiatan mengetik

awas, sehingga untuk melakukan secara mandiri, tunanetra harus menggunakan

teknik alternatif yaitu teknik yang digunakan dengan memanfaatkan indera-indera

lain untuk menggantikan fungsi indera penglihatan diantaranya indera perabaan

dan pendengaran, karena kedua indera ini adalah saluran penerima informasi yang

paling efektif dan efisien setelah indera penglihatan. Tarsidi:2005)

(2)

2

Asep Mugianara, 2014

Pembelajaran Mengetik Awas Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanpa menggunakan alat bantu khusus) yang memanfaatkan indera-indera

nonvisual atau dilakukan dengan indera penglihatan.

Teknik alternatif yang memungkinkan tunanetra dapat mengetik awas

adalah dengan menggunakan teknik-teknik mengetik yang memaksimalkan

fungsi jari dengan benar dan juga didukung bantuan teknologi pembantu yang

memudahkan mereka untuk melakukan akses informasi, salah satu teknologi

pembantu yang paling populer adalah aplikasi pembaca layar JAWS atau Job

Access With Speech dan Non Visual Desktop Access (NVDA) sebuah pembaca

layar (screen reader) yang berguna untuk membantu tunanetra mengetik awas

dengan menggunakan perangkat komputer dimana penggunanya dapat

mendengarkan apa saja yang muncul pada layar. (Tarsidi:2005) mengemukakan

bahwa keuntungan software ini adalah tunanetra akan dapat sepenuhnya

memanfaatkan kedua belah tangannya untuk mengoperasikan keyboard..

Kemandirian siswa tunanetra khususnya dalam pembelajaran mengetik

awas memerlukan dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak sekolah terutama

dalam menyediakan fasilitas pembelajaran yang akses terhadap semua peserta

didiknya, mulai dari kurikulum, sarana prasarana pembelajaran dan tenaga

pendidiknya. Peranan guru di sekolah luar biasa memiliki tugas dan tanggung

jawab besar dalam membimbing dan mengembangkan minat dan bakat anak

didiknya agar mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik dan

kemampuan masing-masing siswa, khususnya siswa tunanetra memiliki kesamaan

hak untuk mendapatkan pengajaran yang mampu menjadikan mereka lebih

mandiri dalam mendapatkan layanan akses informasi digital. SLBN-A Citeureup

Cimahi menyelenggarakan pembelajaran mengetik awas bagi siswa tunanetra

sebagai prasyarat utama keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa sebelum

mengikuti pembelajaran komputer.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pembelajaran mengetik awas di sekolah luar biasa khususnya

di SLBN-A Citeureup Cimahi yang bertujuan untuk mengungkap bagaimana

pembelajaran mengetik awas bagi siswa tunanetra di sekolah luar biasa

(3)

3

Asep Mugianara, 2014

Pembelajaran Mengetik Awas Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Fokus Masalah

Adapun fokus pada penelitian ini adalah :

Bagaimana pembelajaran mengetik awas bagi siswa tunanetra di sekolah

luar biasa.

Pertanyaan penelitian yang akan coba dijawab melalui penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran mengetik awas bagi siswa tunanetra di

sekolah luar biasa?

2. Bagaimana proses pembelajaran mengetik awas bagi siswa tunanetra di

sekolah luar biasa?

3. Hambatan apa saja yang dialami siswa di sekolah luar biasa dalam proses

pembelajaran mengetik awas?

4. Bagaimana upaya siswa tunanetra mengatasi hambatan yang dihadapinya?

5. Hambatan apa saja yang dialami guru mata pelajaran TIK di sekolah luar

biasa dalam mengajarkan materi pembelajaran mengetik awas terhadap siswa

tunanetra?

6. Bagaimana upaya guru mata pelajaran TIK mengatasi hambatan yang

dihadapinya?

7. Bagaimana upaya guru mata pelajaran TIK mengatasi hambatan yang dialami

siswa tunanetra?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:

a. Memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran mengetik awas bagi

siswa tunanetra di sekolah luar biasa.

b. Memperoleh data tentang proses pembelajaran mengetik awas bagi siswa

tunanetra di sekolah luar biasa

c. Memperoleh data tentang hambatan yang dialami siswa tunanetra dalam

proses pembelajaran mengetik awas serta upaya siswa mengatasi

(4)

4

Asep Mugianara, 2014

Pembelajaran Mengetik Awas Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Memperoleh data tentang hambatan yang dialami guru mata pelajaran

TIK dalam mengajarkan materi pembelajaran terhadap siswa tunanetra

serta upaya guru mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

e. Memperoleh data tentang upaya guru mengatasi hambatan yang dialami

oleh siswa tunanetra.

2. Kegunaan

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

a. Membantu mengatasi hambatan yang dialami siswa tunanetra dalam

proses pembelajaran mengetik awas.

b. Memberikan informasi kepada sekolah luar biasa segala sesuatu yang

berhubungan dengan pembelajaran mengetik awas.

c. Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran TIK mengenai

pembelajaran mengetik awas sehingga siswa tunanetra dapat memahami

Referensi

Dokumen terkait

IT Expenditures IT Assets IT Impacts Organizational Performance SOA Governance & Conversion Activities Appropriate Use & Reuse.

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Jika terdapat sebuah sampel non-random berukuran n dengan rata-rata dan standar deviasi s, maka untuk keperluan tes harus dihitung frekuensi teoritis (Fo) dan

candidate should organize this application in a separate file, adding the DAAD application form , a motivation letter with reference to the current occupation, professional

Pada bulk-fill untuk mengurangi polimerisasi shrinkage produsen menambahkan suatu bahan yaitu shrinkage stress reliever, merupakan suatu filler khusus yang sebagian

[r]

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk