• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MIK 1106081 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MIK 1106081 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata adalah suatu usaha yang menciptakan nilai tambah terhadap

barang atau jasa yang berwujud maupun tidak berwujud. Kata wisata berasal dari

bahasa jawa kuna. menurut kamus bahasa Indonesia, kata itu tergolong verba

(kata kerja) dan bermakna bepergian bersama-sama. Adapun orang yang

menikmati wisata yaitu sering disebut wisatawan atau tourist, dari wisata

terbentuk juga kata pariwisata yang didalam bahasa inggris disebut tourism. Kata

pariwisata berasal dari bahasa jawa kuna yang berarti “semua”segala”sekeliling” atau ”sekitar”. (Pendit, 2006:1)

Saat ini industri pariwisata berkembang cukup pesat salah satunya di

Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat dikenal sebagai provinsi yang memiliki kekayaan

budaya dan pariwisata yang beraneka ragam jenis wilayah. Provinsi Jawa Barat

atau tatar sunda dikenal karena memiliki kekayaan dan keragaman sumber daya

pariwisata yang tinggi, meliputi; Wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat

khusus. Data kunjungan wisatawan ke akomodasi wisata di Provinsi Jawa Barat

tahun 2011 berjumlah 8,412,644 (sumber, Disbudpar Kab./Kota di provinsi Jawa

Barat)

Salah satu kota yang ada di Jawa Barat adalah kota Bandung. Bandung

merupakan ibu kota dari Jawa Barat yang terkenal dengan kepariwisataannya

terutama di sektor kuliner. Di kota ini terdapat banyak restoran dan hotel yang

sangat beragam mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat menengah

keatas. Dalam kepariwisataan perlu didukung dengan adanya akomodasi dalam

bentuk penginapan dan makanan penyelengara akomodasi diantaranya penginapan

berupa hotel, cottage, vila dan guest house.

Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act dalam buku Sulastiyono

(2008:5) mengatakan bahwa; Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh

pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas

kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan

(2)

diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Hal ini yang membuat para pebisnis

bidang kuliner berlomba-lomba membangun industri makanan yang paling utama

yaitu restoran.

Restoran adalah tempat yang bergerak dibidang jasa pelayanan makanan

yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik

berupa makanan maupun minuman (Wiwoho, 2008:1). Syarat dan sifat yang harus

dimiliki oleh petugas restoran yang baik dan berkualitas yaitu, (1) Intelligence,

Hal ini akan nampak sekali pada setiap penampilan selama yang bersangkutan

bekerja direstoran, kecekatan, ketelitian kehati-hatian, keramahan, serta

kegembiraan dalam bekerja, (2)Education, Semakin tinggi pendidikan yang

dimiliki semakin bagus pula hasilnya, (3)Physical & mental healt ,Fisik dan

mentalnya harus sehat, harus pintar bersosialisasi dengan orang lain dengan tamu

restoran maupun staf dan atasan restoran, (3)Manner (Cara berjalan), Kalau anda

seorang pria bersikaplah seperti seorang pria. Tidak boleh lambat malah harus

cekatan, tidak boleh berlari namun anda ditutun supaya cepat, (4)Ability to take

critism (Kesanggupan untuk menerima kritik) Kalau ingin sukses kita harus bisa

menerima kritik dari orang lain, dengan kritik yang didapat dari orang lain kita

bisa berintrofeksi diri dan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik, (5)Loyalilty

(Kestiaan),ini berarti karywan akan selalu taat,setia, memperbaiki, menjujung

tinggi nama perusahaan dan tidak akan mengkritik pekerja apalagi atasan,

(6)Coorperative (kerja sama), seorang pekerja restoran harus bisa bekerja sama

dengan baik, (7)Knowledgeable, pelayan yang baik harus mempunyai wawasan

yang luas tentang hotel dan restoran, (8)Reliable (dapat dipercaya), (9)Tolerance

atau kesabaran (Marsum, 2005: 55-57).

Kota Bandung adalah salah satu kota yang perkembangan restorannya

begitu pesat jenisnya pun beragam mulai dari western, speciality restaurant, dll.

Bandung sangat identik dengan cita rasa sunda yang khas sehingga di Bandung

banyak ditemukan restoran-restoran sunda salah satunya adalah d’Riam Riverside Resort.

d’Riam Riverside Resto and Resort adalah salah satu hotel bintang 3 di Bandung selatan hotel ini memiliki 29 kamar, yang mana terbagi atas lima tipe

(3)

Wisatawan yang datang tidak hanya menginap bahkan ada yang khusus datang

hanya untuk mengunjungi restorannya saja. Adapun restoran yang disediakan

mencakup 2 macam tempat dengan konsep yang berbeda. Yang pertama seperti

restoran pada umumnya dengan konsep modern dan yang kedua dengan berbentuk

saung lesehan dengan aneka makanan pedesaan khas sunda, namun yang akan penulis bahas yaitu khusus restoran khas sunda di d’Riam. Dibawah ini adalah tabel jumlah konsumen dan revenue di Restoran d’Riam:

Tabel 1.1

Data Jumlah Revenue dan Jumlah Konsumen Di Restoran d’Riam pada

Tahun 2012-2014

No Tahun Jumlah konsumen Jumlah revenue

1 2012 6859 Rp. 630167268

2 2013 5979 Rp.546.735.635

3 2014 6394 Rp.585.627.623

Sumber: d’Riam Reverside Resort

Berdasarkan tabel 1.1 jumlah pembelian di d’Riam Reverside Resort mengalami fluktuatif atau naik turunnya revenue (Pendapatan kotor) di setiap

tahunnya misalnya pada tahun 2013 jumlah revenue d’Riam Reverside Resort mengalami penurunan, tetapi pada tahun sebelumnya jumlah revenue mengalami

kenaikan begitupun dengan jumlah konsumen. Pengelolaan yang baik diperlukan

untuk meningkatkan kunjungan konsumen ke d’Riam Reverside Resort. Banyaknya persaingan antar restoran atau kompetitor yang semakin ketat untuk

mendapatkan pangsa pasar dapat menjadi permasalahan yang dihadapi

perusahaan-perusahaan dan memberi dampak ketidak stabilan jumlah pengunjung

yang datang.

Semakin banyak restoran yang bermunculan semakin tinggi pula tingkat

persaingannya. Oleh karena itu sebuah restoran harus mampu memberikan daya

tarik tersendiri bagi konsumennya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan merupakan ukuran kinerja mulai dari produk yang

dihasilkan, tekhnik pelayanan, suasana restoran, kebersihan,dll. Kepuasan

pelanggan telah menjelma menjadi kosa kata wajib bagi setiap analisis bisnis dan

(4)

konteks tertentu, para birokrat dan politisi. Konsep ini hampir selalu hadir di buku

teks standar yang mengupas strategi bisnis dan pemasaran. Lebih lanjut, kepuasan

pelanggan juga berpotensi memberikan sejumlah manfaat spesifik, di antaranya:

(1) berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan; (2) berpotensi menjadi

sumber pendapatan masa depan, terutama melalui pembelian ulang,

cross-selling(Penjualan Silang), dan up-selling (Peningkatan penjualan); (3) menekan

transaksi biaya di masa depan, terutama biaya-biaya komunikasi pemasaran,

penjualan, dan layanan pelanggan; (4) menekan volatilitas dan risiko berkenaan

dengan prediksi aliran kas masa depan; (5) meningkatkan toleransi harga,

terutama kesediaan pelanggan untuk membayar harga premium dan pelanggan

cenderung tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok (Tjiptono, 2012:301).

Penulis menemukan beberapa ketidak puasan dari konsumen di restoran d’riam seperti rasa masakan dan minuman, tingkat pelayanan, kesesuaian harga dengan kualitas makanan & minuman, serta harapan dan kenyataan yang diterima

oleh tamu restoran. Oleh karena itu penulis melakukan pra penelitian pada tanggal 28 september 2015 untuk memastikan ada ketidakpuasan di restoran d’Riam tersebut. Berikut adalah tabel prapenelitian di restoran dRiam:

Tabel 1.2

Tabel Pra Penelitian di d’Riam Restoran

No Karakteristik Meal Experience Puas

Tidak

4 Expectation and identification (Harapan dan

kenyataan) 11

36,66

7 19 63,33 Sumber: d’Riam Riverside Resort

Dengan adanya data pra penelitian di atas maka dapat dismpulkan bahwa

restoran d’Riam belum cukup baik sehingga masih perlu banyak perbaikan padahal restoran tersebut sudah melakukan upaya untuk meningkatkan kepuasan

(5)

Meal experience merupakan hal penting dalam berdirinya suatu restoran,

karena dengan pengalaman makan yang disuguhkan baik atau buruknya suatu

restoran akan diukur oleh pengunjung restoran dan tamu akan menyampaikannya

kepada pihak restoran tersebut sehingga ada perbaikan untuk kemajuan

restorannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi meal experiance

diantaranya food&beverage, variety menu choice, level of service ,price and value

for money,interior design, atmosphere, location and accessibility. Meal

experience merupakan bagian dari kepuasan pelanggan yang nantinya dapat

diukur setelah tamu merasakan pengalaman makan di sebuah restoran

(Davis,2008:23-37). Berikut adalah data tabel meal experience yang sudah

dilakukan di restoran dRiam:

Tabel 1.3

Tabel Meal Experience yang ada di d’Riam Riverside Resort

No Aspek-aspek Meal dan minuman yang kurang diminati oleh tamu. tamu akan penasaran dan ingin mencobanya.

3 Service  Memberikan ucapan selamat datang sesuai waktunya.

 Setiap tamu yang datang akan diminta mengisi guest komen dan menuliskan no telp untuk meninformasikan tentang diskon-dikon yang sedang ada.

Sehingga tamu akan merasa di hargai dan mungkin akan berkunjung kembali ke restoran.

 Menggunakan seragam lengkap dan ganti setiap 3 hari sekali supaya terlihat rapih dan menarik pada saat melayani.

4 Price and value for money

(Harga) 

(6)

No Aspek-aspek Meal Experience

Yang sudah dilakukan di d’Riam

5 Interior design  Memberikan view restoran langsung menghadap ke hutan dan sungai alami.  Dekorasi restoran dibuat sesuai dengan

konsep sundanis dan dibuat senyaman mungkin.

6 Atmosphere (Suasana)  Live musik pada acara tertentu.  Suasana yang sejuk dan asri. Sumber: d’Riam Reverside Resort 2015

Berdasarkan tebel 1.3 restoran d’’Riam telah melakukan upaya dengan menggunakan konsep meal experience namun kepuasan pelanggan masih kurang,

oleh sebab itu maka perlu diteliti penelitian mengenai “PENGARUH MEAL

EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN” (Survei pada tamu

yang berkunjung di Restoran d’Riam Riverside Resort and Resto Ciwidey).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah ini

adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran meal experience di d’Riam Riverside Resort? b. Bagaimana kepuasan pelanggan di d’Riam Reverside Resort? c. Bagaimana pengaruh meal experiance terhadap kepuasan pelanggan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh temuan penelitian tentang tanggapan konsumen

terhadap meal experiance di d’Riam Riverside Resort and Resto. b. Untuk memperoleh temuan penelitian tentang kepuasan pelanggan di

d’Riam Reverside Resort and Resto.

c. Untuk memperoleh temuan penelitian tentang pengaruh meal

(7)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan mencapai manfaat sebagai berikut:

a. Secara teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori

meal experiance .

b. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat

Gambar

Tabel Pra Penelitian di d’Riam Restoran
Tabel Meal Experience yang ada di d’Riam Riverside Resort

Referensi

Dokumen terkait

penambahan tepung daun kelor pada salah satu jenis cake begitu pekat setara. dengan penggunan pewarna makanan 3:1 dari jumlah

pengetahuan gizi siswa SMP terhadap keputusan dalam pembelian makanan. jajanan

Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap kepusan konsumen pada restoran Abuba Steak Jl Prabudimuntur 12 Bandung. 1.3.2

restoran yang dinamakan Meal Experience (pengalaman makan) juga

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kunjungan Wisatawan Asing terhadap Restoran Khas Sunda di Kawasan Bandung Utara.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berikut data jumlah makanan untuk para napi di Polres Cianjur oleh. katering CV Ilham

Penjualan Restoran Baso Bintang Avon Di Kota Bandung ” dengan bertujuan perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara perencanaan volume penjualan dan laba yang baik

Klepon merupakan salah satu kue khas Jawa Barat yang sudah banyak dikenal di. berbagai daerah dan termasuk kedalam kelompok