• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Alat Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sumbu Vertikal di Desa Klirong Klaten T1 612008032 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Alat Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sumbu Vertikal di Desa Klirong Klaten T1 612008032 BAB IV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil

pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil

perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan

setiap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian

perbagian maupun keseluruhan sistem.

4.1. Pengujian Tip Speed Ratio

Untuk mengetahui kemampuan turbin dalam memanfaatkan tenaga angin dapat diketahui dengan mencari nilai TSR ( Tip Speed Ratio).

Gambar 4.1. Pengujian tip speed ratio

Tip speed ratio

Bila kecepatan kipas 1 ( 2,6 m/s ) maka :

Tip speed ratio (λ) =

=

(2)

25

Bila kecepatan kipas 2 (3,4 m/s) maka :

Tip speed ratio (λ) =

=

= 2,079

Bila kecepatan kipas 3 (4 m/s ) maka :

Tip speed ratio (λ) =

=

= 2,815

Gambar 4.2. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional [8]

(3)

26

4.2. Pengujian Turbin dengan Simulasi Kipas Angin

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bentuk turbin dalam memanfaatkan angin dengan sumber angin yang minim. Maksud minim di sini adalah dengan diameter kipas 0,24 m, apakah turbin mampu memanfaatkan tenaga angin tersebut. Maka dengan kecepatan aliran angin yang kerap berubah – ubah dan luasan tumbukan yang terkadang berubah – ubah karena terhalang oleh pepohonan, gedung yang tinggi ataupun topografi yang rendah, turbin mampu memanfaatkan tenaga angin tersebut.

Tabel 4.1. Hasil simulasi dengan beban resistor 5W1Ω

Konversi kecepatan angin

14,4 km/jam = 4 m/s ; 9,36 km/jam = 2,6 m/s ; 16,3 km/jam = 4,53 m/s ; 12,24 km/jam = 3,4

(4)

27

Pengujian daya yang dihasilkan dengan sumber kipas angin menggunakan beban

resistor 5W1Ω :

1. Pada kecepatan kipas 2,6 m/s (dari pembacaan anemometer) :

Jari – jari kipas = 0,24 m

Luas penampang angin yang menumbuk = .( 0,24 m

= .( 0,0576 m) = 0,181

Daya ( ) = .ρ.A.

= .(1,0743 kg/ ).(0,181 ).

= 1,709 W

ω =

. 2 = 0,052 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 0,052 rad/s . 0,035 m = 0,00183 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 0,001 N

Torsi (τ) = .d = 0,001 N . 0,035 m = 0,00003 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,00003 x 0,052 = 0,00000141

Ƞ

=

(5)

28

2. Pada kecepatan angin 3,4 m/s (dari pembacaan anemometer)

Luas penampang angin yang menumbuk = .(0,0576 m)= 0,181

Daya ( ) = .ρ.A.

= .(1,0743 kg/ ).(0,181 ).

= 3,821 W

ω =

. 2 = 2,828 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 2,828 rad/s . 0,035 m = 0,099 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 2,240 N

Torsi (τ) = .d = 0,078 N . 0,035 m = 0,078 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,078 x 2,240 = 0,222

Ƞ

=

= 5,804 %

3. Pada kecepatan angin 4 m/s (dari pembacaan anemometer)

Luas penampang angin yang menumbuk = .( 0,0576 m )= 0,181

Daya ( ) = .ρ.A.

(6)

29

= 6,223 W

ω =

. 2 = 4,504 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 4,505 rad/s . 0,035 m = 0,158 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 5,682 N

Torsi (τ) = .d = 5,682 N . 0,035 m = 0,199 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,199 x 4,505 = 0,896

Ƞ

=

(7)

30

4.3 Pengujian Aktual di Desa Klirong

Pengujian di daerah persawahan pada tanggal 29 September 2015 dengan

menggunakan beban tetap resistor 470 Ω.

(8)

31

17.00 2,1 2,013

0,004283 28,8 97,45

18.00 1,8 1,514

0,003221 26,2 97,55

19.00 2,0 1,021

0,002172 24,6 97,68

20.00 0 0

0 24,1 97,73

21.00 0,9 0

0 23,9 97,80

Tabel 4.2. Hasil Pengujian di Daerah Persawahan Setiap Jam

Gambar 4.3. Diagram Pengujian

u

w

v

ACV

(9)

32

Gambar 4.4. Grafik Kecepatan Angin Setiap Jam

Berdasarkan grafik di atas kecepatan angin mengalami peningkatan ketika pukul

08.00 yaitu 0,6 m/s dan turbin mulai bisa bergerak dengan kecepatan 1,2 m/s pada pukul

09.00 dan mengalami puncaknya pada pukul 14.00 dengan kecepatan 4,1 m/s.

Gambar 4.5. Grafik Temperatur Setiap Jam

Berdasarkan grafik di atas perubahan suhu tidak terlalu besar terjadi pada pukul

01.00 – 06.00 berkisar antara 19,9 °C – 22,6 °C. Kemudian setelah pukul 06.00

mengalami peningkatan hingga pukul 10.00 berkisar antara 19,9 °C – 34,4 °C. Pada

pukul 10.00 merupakan titik tertinggi suhu yang dialami yaitu pada suhu 34,4 °C. Dan

titik terendahnya terjadi pada pukul 06.00 yaitu pada suhu 19,9 °C.

0

Hubungan Kecepatan Angin Setiap Jam

0

(10)

33

Gambar 4.6. Grafik Tekanan Udara Setiap Jam

Berdasarkan grafik di atas titik tertinggi terjadi pada pukul 08.00 dengan

tekanan 97,85 Pa. Dan titik minimum terjadi pada pukul 97,30 Pa pada pukul 15.00.

Gambar 4.7. Grafik Hubungan Temperatur Dengan Kecepatan Angin

Berdasarkan grafik di atas kecepatan angin mengalami peningkatan ketika suhu

mengalami peningkatan yaitu pada suhu 28,4 °C dengan kecepatan angin 0,6 m/s.

97,1

Hubungan Tekanan Udara Setiap Jam

(11)

34

Gambar 4.8. Grafik Hubungan Tekanan Udara Dengan Kecepatan Angin

Berdasarkan grafik di atas kecepatan angin mengalami peningkatan ketika

tekanan udara mengalami penurunan pada 97,85 Pa dengan kecepatan angin 0,6 m/s.

Kecepatan angin tertinggi terjadi sebelum mencapai titik terendah tekanan udara yaitu

4,1 m/s dengan tekanan udara 97,44 Pa.

Bila angin menumbuk seluruh badan turbin maka diasumsikan jari-jari turbin sebagai

jari-jari sumber angin yaitu 0,25 m

Luas penampang angin maksimal yang menumbuk

= .( 0,25 m =

. 0,063

= 0,196

Misalkan diambil data pada pukul 14.00 yang merupakan kecepatan tertinggi

yang didapatkan saat persatu jam dengan kecepatan angin 4,1 m/s (terbaca anemometer)

memiliki tekanan udara 974,8 hPa pada suhu 33,3 °C. Dan dengan menggunakan beban

470 ohm menghasilkan tegangan 3,3 V dengan arus 0,007021 A.

(12)

35

Maka daya angin adalah :

Daya ( ) maksimal = .ρ.A.

= .(1,099 kg/ ).(0,196 ).

= 7,423 W

Kecepatan sudut turbin adalah :

ω =

. 2 = 4,819 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 4,819 rad/s . 0,035 m = 0,169 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 6,503 N

Torsi (τ) = .d = 6,503 N . 0,035 m = 0,228 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,228 x 4,819 = 1,097

Ƞ =

=

(13)

36

Kecepatan minimum yang dapat menggerakkan turbin terjadi pada pukul 10.00

dengan kecepatan angin 1,2 m/s (terbaca anemometer) memiliki tekanan udara 977,9

hPa pada suhu 34,4 °C. Dan dengan menggunakan beban 470 ohm menghasilkan

tegangan 0,3 V dengan arus 0,000638 A.

Maka daya angin adalah :

Daya ( ) = .ρ.A.

= .(1,099 kg/ ).(0,196 ).

= 0,186 W

Kecepatan sudut turbin adalah :

ω =

. 2 = 0,026 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 0,026 rad/s . 0,035 m = 0,001 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 0,00019 N

Torsi (τ) = .d = 0,00019 N . 0,035 m = 0,000007 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,228 x 4,819 = 0,00000017

Ƞ =

=

(14)

37

Pengujian di desa Klirong pada daerah persawahan tanggal 16 Oktober 2015

dengan menggunakan DC-DC baterai charger.

(15)

38

17.00 3,2 2,9 4,833 0,019 30,4 97,67

18.00 4,7 3,6 6,000 0,024 27,8 97,78

19.00 3,4 2,6 4,333 0,017 26,6 97,87

20.00 2,2 1,5 2,000 0,008 25,1 97,99

21.00 4,8 3,5 5,833 0,023 24,7 98,04

Tabel 4.3. Hasil pengujian di Daerah Persawahan Setiap Jam

Gambar 4.9. Diagram Pengujian Menggunakan Baterai Charger

-

+

w

v Battery Baterai

(16)

39

Rumus untuk mencari tegangan output penguat :

Vout = Vinput / 0,6

Dan untuk mencari arus output penguat :

Iout = Vout / 250

Misalkan menggunakan data pada pukul 21.00 :

Vout = 3,5 / 0,6 = 5,833 V

Iout = 5,833 / 250 = 0,023 A

Nilai tegangan output generator yang didapat pada pukul 18.00 lebih besar

daripada dengan pukul 21.00. Hal ini terjadi karena sebelum pukul 18.00 tepat sudah

terjadi putaran pada turbin oleh kecepatan angin yang cukup besar yaitu 5 m/s dengan

output tegangan generator sebesar 3,7 V yang kemudian menurun sehingga pada pukul

18.00 tepat tercatat kecepatan angin 4,7 m/s dengan tegangan output generator 3,6 V.

Sedangkan sebelum pukul 21.00 berhembus angin dengan kecepatan 3,3 m/s dengan

output tegangan generator sebesar 2,6 V yang terus naik hingga pada pukul 21.00 tepat

tercatat kecepatan angin 4,8 m/s dengan tegangan output generator sebesar 3,5 V.

Gambar 4.10. Grafik Kecepatan Angin Setiap Jam

0

(17)

40

Berdasarkan gambar 4.10 kecepatan angin mengalami peningkatan setelah pukul

05.00 yaitu diatas 0,4 m/s. Dengan menggunakan charger baterai sebagai beban, generator bisa menghasilkan tegangan pada saat kecepatan angin 1,7 m/s pada pukul

01.00 dengan tegangan 0,5 V dan intensitas angin yang berhembus banyak terjadi antara

pukul 17.00 – 18.00 dan tertingginya pada saat pukul 17.57 dengan kecepatan 5 m/s.

Gambar 4.11. Grafik Temperatur Setiap Jam

Berdasarkan grafik di atas perubahan suhu tidak terlalu besar terjadi pada pukul

01.00 – 06.00 berkisar antara 20,4 – 22,4 °C. Kemudian setelah pukul 06.00 mengalami

peningkatan hingga pukul 14.00 berkisar antara 22 – 34,7 °C. Pada pukul 14.00

merupakan titik tertinggi suhu yang dialami yaitu pada suhu 34,7 °C. Dan titik

terendahnya terjadi pada pukul 05.00 yaitu pada suhu 20,4 °C.

0

(18)

41

Gambar 4.12. Grafik Tekanan Udara Setiap Jam

Berdasarkan grafik di atas titik tertinggi terjadi pada pukul 07.00 dengan

tekanan 98,13x Pa. Dan titik minimum terjadi pada pukul 97,57x Pa pada pukul

15.00.

Gambar 4.13. Grafik Hubungan Temperatur Dengan Kecepatan Angin

Berdasarkan grafik di atas kecepatan angin terjadi ketika adanya perubahan suhu

peningkatan ketika suhu mengalami peningkatan yaitu dari suhu 22 °C pada pukul

Hubungan Tekanan Udara Setiap Jam

(19)

42

kecepatan 1,8 m/s, suhu mengalami penurunan hingga pada pukul 21.00 menjadi 24,7

°C dengan kecepatan angin 4,8 m/s.

Gambar 4.14. Grafik Hubungan Tekanan Udara Dengan Kecepatan Angin

Berdasarkan gambar 4.14 di atas pada tekanan udara maksimal 98,13x Pa

menghasilkan kecepatan angin 2,1 m/s. Dan padatekanan udara minimal 97,57x Pa

menghasilkan kecepatan angin 3 m/s. Kecepatan angin yang meningkat terjadi saat

tekanan udara mengalami perubahan. Semakin besar perubahan tekanan udara semakin

besar juga kecepatan angin yang dihasilkan.

Misalkan diambil data pada pukul 21.00 yang merupakan kecepatan tertinggi yang

dihasilkan dengan kecepatan angin 4,8 m/s (terbaca anemometer) memiliki tekanan

udara 98,04x Pa pada suhu 24,7 °C. Dan dengan menggunakan rangkaian penguat

menghasilkan tegangan 5,833 V dengan arus 0,023 A.

(20)

43

Maka daya angin adalah :

Daya ( ) maksimal = .ρ.A.

= .(1,099 kg/ ).(0,196 ).

= 11,911 W

Kecepatan sudut turbin adalah :

ω =

. 2 = 6,495 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 6,495 rad/s . 0,035 m = 0,227 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 11,813 N

Torsi (τ) = .d = 11,813 N . 0,035 m = 0,413 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,413 x 6,495 = 2,685

Ƞ =

=

(21)

44

Kecepatan minimum yang dapat menggerakkan turbin terjadi pada pukul 08.00 dengan

kecepatan angin 1,7 m/s (terbaca anemometer) memiliki tekanan udara 97,85x Pa

pada suhu 28,4 °C. Dan dengan menggunakan rangkaian penguat menghasilkan

tegangan 2 V dengan arus 0,008 A.

Maka daya angin adalah :

Daya ( ) = .ρ.A.

= .(1,099 kg/ ).(0,196 ).

= 0,529 W

Kecepatan sudut turbin adalah :

ω =

. 2 = 0,943 rad/s

Kecepatan poros turbin ( ) = ω.d = 0,943 rad/s . 0,035 m = 0,033 m/s

Gaya sentripetal ( ) = m.( ) = 8 kg .

= 0,249 N

Torsi (τ) = .d = 0,00019 N . 0,035 m = 0,009 Nm

Daya poros turbin ( ) = = 0,228 x 4,819 = 0,008

Ƞ =

=

(22)

45

Gambar 4.15. Grafik Pengujian di Daerah Persawahan

Dengan melihat gambar 4.15 terlihat bahwa tegangan output dari generator bergantung pada kecepatan angin, semakin tinggi kecepatan angin yang menumbuk turbin maka semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan. Dan tegangan output generator tergantung pada kemampuan turbin dalam memanfaatkan daya angin sehingga dapat memutar generator. Kemampuan bentuk turbin ini memiliki efisiensi 22,546 % pada kecepatan angin 4,8 m/s yang kemungkinan masih bisa meningkat bila ditumbuk dengan angin yang lebih besar.

Gambar

Gambar 4.1. Pengujian tip speed ratio
Gambar 4.2. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional
Tabel 4.1. Hasil simulasi dengan beban resistor 5W1Ω
Tabel 4.2. Hasil Pengujian di Daerah Persawahan Setiap Jam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena pesantren merupakan satu tempat yang dipersiapkan untuk memberikan pendidikan agama, sejak dari tingkat rendah sampai ke tingkat belajar lebih lanjut, 11 maka unsur

[r]

4.7 Hubungan Agen Sosialisasi (Keluarga, Kelompok Bermain dan Media Massa) dengan Perilaku Seks pada Siswa di SMA Negeri 1 Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat

Di halaman 19, Anda diminta untuk mengidentifikasi berbagai jenis produk (barang dan jasa) yang menurut Anda sesuai dengan potensi diri dan memiliki prospek yang cerah di masa kini

Aktivitas Penghambatan Minyak Atsiri dan Ekstrak Kasar Biji Pala (Myristica fragrans Houtt dan Myristica fattua Houtt) terhadap Pertumbuhan Bakteri Xanthomonas

Melalui karakteristik Komite Audit berupa independensi, pertemuan dan financial expertise yang baik diharapkan akan memiliki hubungan negatif yang signifikan

5 Desa Desa dan Kawasan Pedesaan Penguatan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan 051 Bimbingan Teknis dan

(Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988) Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan bila terowongan berukuran besar