• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Menggunakan Metode “Simple Additive Weigthing(Saw)”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Menggunakan Metode “Simple Additive Weigthing(Saw)”"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan bagian yang akan membahas tentang penyelesaian masalah yang akan ditemukan jalan keluarnya melalui pembahasan-pembahasan secara teori dan sebagai panduan untuk menyelesaikan suatu studi. Dengan adanya teori-teori yang dibutuhkan, diharapkan penulis tidak akan menemukan banyak kesulitan dalam menyelesaikan sistem informasi. Adapun tinjauan pustaka yang dilakukan adalah :

Darwin Henry (2011), yang berjudul “Perancangan Aplikasi Perekrutan Karyawan Pada PT. Simar Jaya Promotion Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Dalam menyeleksi dan memilih karyawan masih terlihat kurang tepat, karena penilaian dan perhitungan hasil dari tes dilakukan secara manual, sehingga kemungkinan kesalahan dalam memberikan hasil akhir dari penyeleksian.

(2)

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian yang akan dibahas tentang pemecahan masalah melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Teori yang dimaksud yaitu yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Dengan adanya teori-teori yang dibutuhkan yaitu dengan sistem pendukung pengambilan keputusan dengan implementasi metode SAW untuk pemberian beasiswa dan menghasilkan keputusan yang objektif serta efektif dan efisien.

2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu. Dengan harapan dapat menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat.

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (Desicion Support System/DSS) Tujuan dari DSS adalah Raymond Leond (2008).

(3)

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manager dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manager.

3. Mendukung penilaian manajemen bukan mencoba menggantinya 4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambilan

keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas, pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi.

Menurut Simon (2012:2) mengatakan bahwa pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase yaitu :

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkungan problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

(4)

3. Choise

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.2 Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Sudirman dan Widjjani (2006:37) mengemukakan Keputusan Merupakan sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan memecahkan masalah maupun mengkomunikasikan untuk masalah semi terstruktur.

Menurut pradjudi (2009:47) mengemukakan setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen didalam nya. Kerangka kerja yand ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan

b. Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncanakan atau dituju)

c. Situasi sipengambil keputusan

d. Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problema)

(5)

2.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan interaktif.

Peranan sistem pendukung keputusan dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi. Terdapat tujuh karakteristik dasar sistem pendukung keputusan yang efektif, yaitu :

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi.

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi. 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model. 5. Menggunakan baik data eksternal maupun data internal.

6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis. 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif.

2.2.4 Mulitiple Criteria Decision Making (MCDM)

Multiple Criteria Desicion Making (MCDM) adalah suatu metode

pengambilan keputusan untuk menerapakn alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan kriteria tertentu.Kriteria biasanya berupa ukuran – ukuran ,aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan.berdasarkan tujuannya,multiple criteria desicion making dapat dibagi menjadi dua model (zimmermann,2008) : Multi attribute desicion

(6)

desicion making menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif Sedangkan Multi Objective Desicion Making merancang alternatif terbaik.

Ada beberapa fitur umum yang akan digunakan dalam Multile

Criteria Desicion Making(janko,2008), yaitu :

a. Alternatif

Alternatif adalah objek-objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keutusan. b. Atribut

Atribut sering juga disebut sebagai karasteristik ,komponen,atau kriteria keputusan.

c. Konflik antar kriteria

Beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya,misalnya kriteria keuntungan memiliki konflik dengan kriteria biasanya.

d. Bobot keputusan

Bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W= ( w1,w2,...,wn)

e. Matriks keputusan

(7)

2.2.5 Konsep Dasar Multi Atteibute Decision Making (MADM)

Pada dasarnya proses muti attribute desicion making ,dilakukan melalui tiga tahap ,yaitu penyusunan terhadap komponen-komponen situasi ,analisis,dan sintesis informasi (Rudolphi,2008).

Sebagian besar pendekatan multi attribute desicion making dilakukan melalui dua langkah ,yaitu pertama melakukan agregasi terhadap keputusan –keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif dan kedua melakukan perangkingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.

Dengan demikian,bisa dikatakan bahwa masalah multi attribute desicion making adalah mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,....,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j=1,2,...,m), dimana setiap atribute saling tidak tergantung satu dengan yang lainnya.Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X diberikan sebagai :

X=

11 12 … 1

22 … 2

… … … …

(8)

Dimana xjj merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke –j .nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif terhadap atribute ,yang diberikan sebagai:

W = {W1,W2,...,Wn}

Rating kinerja (X) dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan .masalah multi attribute desicion making diakhiri dengan proses perangkinan untuk mendapatkan alternatif terbaik diperoleh berdasarkan nilai keseluruhaan preferesi yang diberikan (Yeh,2012)

2.2.6 Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighthing sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighthing adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (fishburn,2009) (MacCrimmon, 2010). Metode SAWmembutuhaan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

(9)

Dimana rjj adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif AI pada atribut Cj; i=1,2,....,m dan j = 1,2,...,n.Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

Vi =

j rij

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai leih terpilih.

2.2.7 Langkah-langkah Penyelesaian

Alam penelitian ini menggunakan metode SAW.

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan di jadikan acuan dalam pengambilan keputusan,yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternati pada setiap kriteria.

(10)

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik sebagai solusi (kusumadewi,20006)

Contoh kasus :

Suatu perusahaan yang ingin membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan menjadi alternatif , yaitu daerah A1, daerah A2 dan daerah A3. Ada 5 kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu :

a) C1 = Jarak dengan pasar terdekat (km)

b) C2 = Kepadatan penduduk disekitar lokasi (orang/km2) c) C2 = Jarak dari pabrik (km)

d) C4 = Jarak dengan gudang yang sudah ada (km) e) C5 = Harga tanah untuk lokasi (x1000 Rp / m2)

(11)

Tabel berikut menunjukkan rating kecocokan dari setiap alternatif pad setiap kriteria. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu :

a) 1 = Sangat rendah b) 2 = Rendah

c) 3 = Cukup d) 4 = Tinggi

e) 5 = Sangat tinggi

Alternatif

Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

A1 4 4 5 3 3

A2 3 3 4 2 3

A3 5 4 2 2 2

Gambar 2.1 Tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria

(12)

W = (5,3,4,4,2)

Matriks keputusan dibentuk dari tabel kecocokan sebagai berikut :

X

=

4 4 5 3 3

3 3 4 2 3

5 4 2 2 2

(13)

r25 = &

!"# {&;&;)} = &

& = 1.00

sehingga diperoleh metriks ternormalisasi R sebagai berikut :

X

=

0.80 1.00 1.00 1.00 1.00

0.60 0.75 0.80 0.67 1.00

1.00 1.00 0.40 0.67 0.67

Proses perangkingan diperoleh berdasarkan persamaan 2.5 sebagai berikut :

V1 = (5)(0.80) + (3)(1.00) + (4)(1.00) + (4)(1.00) + (2)(1.00) = 17.00

V2 = (5)(0.60) + (3)(0.75) + (4)(0.80) + (4)(0.67) + (2)(1.00) = 13.12

V3 = (5)(1.00) + (3)(1.00) + (4)(0.40) + (4)(0.67) + (2)(0.67) = 13.60

Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1, adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, daerah, A1 terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru.

2.2.8. Konsep Manajemen Basis Data

(14)

tersebut, jadi Database Management System (DBMS) terdiri dari database dan satu set program aplikasinya.

Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu umtuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting di dalam sistem informasi, karena befungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem informasi disebut degan database system. Sistem basis data ini merupakan suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam macam di dalam suatu organisasi.

Dalam suatu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, merupakan suatu kumpulan entity yang sseragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam suatu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk mengisi field maka digunakan atribut atau merupaka judul dari suatu kelompok entiny tertentu. Entiny adalah suatu objek yang nyata dan akan direkam.

(15)

2.2.9 Struktur Basis Data

Basis data merupakan salah satu komponen yang paling dalam pada suatu sisytem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan basis data mengandung teks alpa numerik yang berbentuk huruf, bilangan dan simbol khusus sampai dengan membentuk suatu basis data, data mempunyai jenjang mulai dari character-character, item data ( data item ), record, file, kemudian basis data.

Jenjang ini dapat digambarkan pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Struktur Basis Data

Basisdata

FILE

FILE FILE

RECORD

RECORD RECORD

Field

(16)

Keterangan :

1. File adalah kumpulan dari record yang saling berhubungan untuk membentuk suatu file.

2. Record adalah kumpulan dari beberapa field yang saling berhubungan untuk membentuk suatu record .

3. Field adalah elemen yang terkecil dari suatu basis data.

2.2.10 Karakteristik Basis Data

Karasteristik basis data dapat dibagi beberapa yaitu :

1. informasi dari basis data dapat disimpan pada sistem basis data.

2. program aplikasi tidak tergantung pada struktur berkas.

3. kendali terpusat terhadap duplikasi, inkosistensi, keamanan, standarisasi, integrasi, konflik pemakaian data yang sama.

4. mempunyai representasi konseptual.

(17)

2.2.11 Sistem Basis Data

Sistem basis data dapat digambarkan seperti 2.2 :

Database sistem User/Programmer

DBMS Software

Gambar 2.2 Sistem Basis Data Application program/Queles

Software to procces Queries/ Programs

Software To Access Store Data

(18)

2.2.12 Konsep Diagram Alir Data (DAD)

Diagram alir data (DAD) memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem, termasuk nilai masukan,nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. Diagram alir data (DAD) adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati suatu proses yamg mentransformasikan ke tujuan yang lain , yang ada objek lain. Diagram alir data (DAD) Juga tidak memperlihatkan pengorganisasian nilai-nilai dalam suatu objek.

Diagram alir data (DAD) memuat proses yang mentransformasikan data, aliran data yang menggerakkan data. Objek yang memproduksi serta mengkomsumsi data, serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data.

(19)

No Gambar Nama

1 External Entity

2 Process

3 Data Flow

4 Data Store

Gambar 2.3 Contoh Tabel Diagram Alir Data Diagram

Keterangan :

1. External Entity/Kesatuan Luar

a. Entitas yang berada diluar sistem, yang memberikan data kepada sistem atau yang menerima informasi dari sistem. b. Tidak termasuk bagian dari sistem

(20)

2. Process/Proses

a. Menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem.

b. Berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

c. Setiap proses memiliki satu atau beberapa data masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran.

3. Data Flow/Alir Data

a. Menggambarkan aliran data dari suatu entity ke entity lainnya.

b. Arah panah menggambarkan aliran data. c. Aliran data :

1) Antara dua proses yang berurutan

2) Dari data store ke proses dan sebaliknya 3) Dari data sistem ke proses

4) Dari proses ke sistem 4. Data store/Penyimpanan Data

a. Tempat menyimpan data

(21)

2.2.13 Tingkatan Diagram Alir Data

1. Diagram Hubungan level 0 (Contex Diagram) a. Menggunakan level tertinggi dari NAD yang

menggambarkan seluruh input atau output dari sistem. b. Memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. c. Hanya ada satu proses

d. Tidak boleh ada data store 2. Diagram 0, Level 1 (Diagram Zero)

a. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya. b. Keseimbangan input dan output antara diagram 0 dengan

diagram hubungan harus terpelihara.

3. Diagram Rinci (Level 2, Level 3, dan seterusnya)

Merupakan rincian dari diagram 0 atau diagram level di atasnya.

2.2.14 Aturan Penyusunan Data Flow Diagram (Diagram Alir Data) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah :

1. Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu mempresentasikan proses tersebut dalam spesifikasi proses yang jelas. Sehingga seandainya belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.

(22)

c) Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.

d) Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down.

e) Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefenisikan sub-proses pada level n tersebut.

f) Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefenisikan kembali pada level n tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal.

g) Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasikan external events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon.

(23)

3. Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.

4. Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah mengeluarkan output yang disebut sengan istilah “black hole’. 5. Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi

tidak pernah digunakan untuk proses.

6. Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.

7. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang teralalu rumit, dengan memberikan tanda asterik (*) atau garis silang (#), begitu dengan bentuk penyimpanan.

8. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

2.2.15 Perancangan Website

(24)

jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Menurut Achmad Nazrul (2011), website atau situs adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara video, atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Macamnya, bisa sebagai penyedia informasi komersial (toko online), service (layanan web sms), dan penyampaian berita (aplikasi surat kabar online). Website dibentuk dan diciptakan dari rangkaian scrip atau code tertentu dan bahasa pemograman tertentu.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa website dapat bersifat dinamis atau fleksibel. Artinya, website dapat dimanipulasi atau di update datanya ketika website tersebut sedang dalam keadaan online. Misalnya untuk mengupdate berita, cukup membuka bagian administrator lalu isikan data terbarunya. Dengan begitu berita telah ter-update. Sedangkan websitestatis, yaitu website yang datanya tidak bisa diubah atau diupdate secara real time atau ketika sedang online. Untuk mengubah atau mengupdate data website statis harus kembali ke bahasa pemograman. Jadi perbedaan antara website statis dan website dinamis adalah mengenai tingkat keperakatisan dalam pengolahan website tersebut, termasuk pengolahan securitas atau tingkat keamanan website itu sendiri.

(25)

tempatnya berada didalam World Wide Web (WWW) di internet, sebuah web page adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text

Markup Language) yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu

protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Gambar

Gambar 2.1 Tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap
Gambar 2.3 Struktur Basis Data
Gambar 2.2 Sistem Basis Data
Gambar Nama

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan dan mengimplementasikan sistem pendukung keputusan yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, sistem yang dibangun telah berjalan sesuai dengan rancangan, yaitu dapat menampilkan siswa yang layak

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan

Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses penerimaan siswa baru di MAN 1 Kudus dirasakan masih belum optimal karena masih

Sistem pendukung keputusan yang dibuat dapat mempermudah dan mempercepat proses dalam pemilihan calon penerima dana bantuan operasional sekolah; Perangkinga yang

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat

[r]

Dari penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan Pemerintah yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti yang diuji coba dengan Sistem Pendukung Keputusan