BAB II
DASAR TEORI
2.1 Umum
Pada bab ini dijelaskan mengenai buffering, teknologi IEEE 802.11, standar
fisik IEEE 802.11, parameter kinerja jaringan dan simulator Pamvotis 1.1.
2.2 Pengertian Buffering
Buffering adalah proses penyimpanan data ketika data sedang dipindahkan
antara dua device. Buffering dilakukan untuk tiga buah alasan. Alasan pertama
adalah untuk mengatasi masalah error yang terjadi karena perbedaan kecepatan
antara pengirim dengan penerima. Penggunaan buffering juga membuat proses
pengiriman dan penerimaan data lebih efisien. Alasan lain adalah, dengan
buffering, peralatan-peralatan yang mempunyai kecepatan berbeda dapat saling
berkoordinasi. Tugas Akhir ini menyelidiki penggunaan buffering pada transport
layer protocol di jaringan 802.11 [2].
2.3 Wireless Local Area Network (WLAN)
Jaringan wireless adalah jaringan yang memungkinkan pengiriman data antar
host dilakukan tanpa menggunakan media kabel. Jaringan wireless atau teknologi
wireless ini menggunakan gelombang elektromagnetik untuk membawa informasi
antara satu host dengan host lainnya. Tentunya gelombang elektromagnetik ini
akan merambat melalui media udara [3]. Jaringan wireless memiliki kelemahan
dalam pengiriman paket data [4]. Standar WLAN mengacu pada IEEE 802.11
yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1997. IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineers) merupakan lembaga independen yang berfokus pada
pengembangan inovasi teknologi dan perbaikan untuk kebaikan manusia [5].
Gambar 2.1 menunjukkan komponen utama WLAN. Mode infrastruktur
memungkinkan pengguna mengakses jaringan WLAN melalui sebuah Access
Point (AP). Sementara jaringan ad hoc adalah jaringan yang tidak memiliki
kendali terpusat atau tidak menggunakan AP [6].
Gambar 2.1 Arsitektur dari WLAN IEEE 802.11 [4]
2.4 Standar Fisik IEEE 802.11
IEEE 802.11 memiliki beberapa jenis standar jaringan. Standarisasi dirancang
untuk memastikan peralatan wireless dapat berkomunikasi dengan baik.
Standarisasi tersebut berisikan beberapa informasi penting yang harus disertakan
pada saat perangkat wireless tersebut dibuat. Beberapa informasi tersebut adalah
spektrum Radio Frequency (RF) yang akan digunakan, kecepatan pengiriman data
masih banyak spesifikasi penting lainnya yang harus dipenuhi [3]. Tugas Akhir ini
mengkaji standar IEEE 802.11b dan IEEE 802.11g.
2.4.1 IEEE 802.11b
Standar 802.11b muncul pada tahun 1999. Standar 802.11b merupakan
standar WLAN pertama yang menggunakan spektrum frekuensi 2.4 GHz. Standar
ini memiliki kecepatan maksimum sebesar 11 Mbps. Jarak yang bisa dijangkau
standar ini adalah sekitar 46 meter untuk didalam ruangan dan 96 meter untuk
diluar ruangan [3].
2.4.2 IEEE 802.11g
Standar 802.11g muncul pada tahun 2003. Standar 802.11b juga
menggunakan spektrum frekuensi 2.4 GHz. Namun standar ini memiliki
kecepatan maksimum sebesar 54 Mbps, lebih besar dari 802.11b [3]. Standar
802.11g kompatibel dengan standar 802.11b sehingga dapat saling berkomunikasi
atau bertukar data [7].
Setiap standar memiliki karakteristik seperti yang ditunjukan pada Gambar
2.1 [6].
Tabel 2.1 Karateristik Standar IEEE 802.11 [6]
Standar 802.11b 802.11g
Frekuensi 2.4 – 2.485 GHz 2.4 – 2.485 GHz
2.5 Teknologi Multiple Access IEEE 802.11
Ada dua jenis teknologi multiple access pada standar IEEE 802.11 yaitu
mekanisme Basic Access danmekanisme RTS / CTS.
2.5.1 Basic Access
Prinsip kerja dari Basic access yaitu ketika stasiun mengirimkan sebuah
paket, maka stasiun tersebut harus menunggu channel menjadi idle. Ketika idle
terdeteksi DIFS (DCF Inter Frame Space), maka akan menghasilkan sebuah nilai
initial backoff time. Nilai DIFS menunjukkan periode bahwa stasiun harus
menambah waktu tunda sebelum transmisi [8].
Protokol MAC memiliki dua jenis dasar pada standar IEEE 802.11 yaitu
Point Coordination Frame (PCF) dan Distributed Coordination Frame (DCF).
PCF adalah mode transmisi yang mengirimkan frame dalam Wireless LAN
menggunakan mekanisme poling. Sementara DCF adalah metode akses yang
diterapkan pada standar IEEE 802.11 dan digunakan untuk semua pemancar
wireless LAN untuk access pada media transmisi (RF) yang menggunakan
protokol CSMA / CA ( Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance ).
Jenis interframe space dari DCF yaitu DIFS (DCF Inter Frame Space) yang
mempunyai interframe space yang lebih panjang dan digunakan untuk pemancar
IEEE 802.11 dan berfungsi sebagai pendistribusi. Berbeda dengan DIFS, SIFS
(Short Inter Frame Space) merupakan space inter frame yang pendek serta
digunakan sebelum dan sesudah untuk semua tipe dari pesan yang telah terkirim.
Jenis – jenis dari SIFS yaitu RTS (Request to Send) dan CTS (Clear to Send).
merespon access point frame RTS yang berhubungan dengan pemancar.
Arsitektur dari mekanisme basic access ditunjukkan oleh Gambar 2.2 [8].
Gambar 2.2 Arsitektur pada mekanisme Basic Access [8]
Mekanisme backoff time pada CSMA / CA IEEE 802.11 berguna untuk
mencegah terjadinya collision. Backoff time dapat dirumuskan seperti Persamaan
(2.1)[8]:
Backoff Time = INT (CW x Random (0.1)) x Slow Time…... (2.1)[8]
Keterangan dari Persamaan (2.1) yaitu:
1. Random (0.1) adalah nomor pseudo acak antara 0 dan 1 pada distribusi
uniform.
2. CW adalah bilangan bulat dalam rentang nilai CWmin dan CWmax. Nilai
CW = 2x - 1 (x dimulai dari sebuah integer didefenisikan oleh stasiun). CW
(Contention Window) meningkat secara eksponensial untuk setiap pengiriman
ulang.
3. Nilai dari durasi Slot Time tergantung dari nilai karakteristik physic. Slot Time
Stasiun tidak dianjurkan untuk menunggu waktu yang lama sebelum
mengirimkan frame untuk keadaan utilasasi yang rendah. Namun, apabila utilisasi
jaringan yang tinggi, stasiun akan menunggu untuk periode yang lebih lama agar
meminimalkan kemungkinan stasiun melakukan transmisi pada saat yang sama.
Selanjutnya backoff time kembali menurun ketika channel tersebut idle pada
periode DIFS. Ketika mencapai waktu nol, paket data akan ditransmisikan [8].
2.5.2 RTS / CTS
Pada standar 802.11 terdapat fitur berupa mekanisme RTS/CTS (Request to
Send / Clear to Send). RTS/CTS dapat diaktifkan ataupun tidak diaktifkan. Tujuan
dari penggunaan mekanisme RTS/CTS adalah untuk mengatasi terjadinya Hidden
Node Problem. Dimana tiap node dapat mendeteksi keadaan base station dan
dapat dideteksi oleh base station, akan tetapi antara node tidak dapat saling
mendeteksi. Hal ini dapat menyebabkan collision karena tiap node akan
mengirimkan data ke base station. Mekanisme RTS/CTS akan membuat setiap
node harus menunggu CTS dari base station sebelum melakukan transmisi [9].
Gambar 2.3 menjelaskan tentang prosedur pertukaran frame pada mekanisme
RTS / CTS sebelum pengirim melakukan transmisi paket data. Ketika stasiun A
ingin mengirim paket ke stasiun C, langkah awal yang dilakukan yaitu stasiun A
harus mengirimkan frame RTS (panah 1), yang diterima oleh stasiun B dan C
(panah 2) dan terletak pada cakupan pengirim. Stasiun B dan C lalu mengirim
frame CTS (panah 3) yang diterima oleh semua stasiun (panah 4). Stasiun D, yang
tersembunyi dari pengirim (keluar dari jangkauan stasiun A), meskipun tidak
CTS dari stasiun C, sehingga akan menahan diri untuk melakukan transmisi.
Setelah menerima frame CTS, stasiun A akan memulai melakukan transmisi paket
data [10].
Gambar 2.3 Proses pertukaran frame pada mekanisme RTS / CTS [10]
2.6 Parameter Kinerja Jaringan
Parameter kinerja jaringan merupakan parameter yang digunakan untuk
melihat kualitas sebuah jaringan dalam memberikan layanan yang baik. Beberapa
parameter kinerja jaringan yaitu media access delay, throughput, dan utilization.
2.6.1 Media Access Delay
Media access delay adalah waktu suatu paket yang ditransmisi dari sebuah
titik ke titik lain yang menjadi tujuan selanjutnya. Waktu tunda ini bisa
dipengaruhi oleh jarak (misalnya akibat pemakaian satelit), atau kongesti (yang
memperpanjang antrian), atau bisa juga akibat waktu olah yang lama (misalnya
untuk digitizing dan kompresi data). Satuan yang digunakan pada perhitungan
Nilai media access delay pada jaringan IEEE 802.11 dapat didekati dengan
Persamaan (2.2) [ 11 ].
�� = −��� ��+�+� ̅ +�/ �+� ………....(2.2)[11]
Keterangan dari Persamaan (2.2) yaitu :
� : nilai rata-rata sebenanya setelah pengiriman ulang
� : waktu collision
� : delay propagasi
̅ : nilai yang diharapakan dari slot backoff di transmisi.
� : waktu transmisi
� : agregat beban lalu lintas yang ditawarkan dalam saluran nirkabel
2.6.2 Throughput
Throughput merupakan banyaknya bit yang diterima perdetik dengan
berhasil pada sebuah sistem atau media komunikasi dalam selang waktu tertentu
yang pada umumnya dilihat dalam satuan kbps. Nilai throughput pada jaringan
IEEE 802.11 dapat didekati dengan Persamaan (2.3) [12].
= 8 � �
_ � �+ _� �+ �+ �� + �� +̅̅̅̅̅………..(2.3)[12]
Keterangan dari Persamaan (2.3) yaitu :
_ : delay transmisi data
_ : delay transmisi ACK
� : delay propagasi
�� : waktu DIFS
�� : waktu SIFS
̅̅̅̅̅ : Rata-rata waktu backoff
2.6.3 Utilization
Utilization adalah persentase jumlah data ditransmisikan pada medium
wireless. Nilai utilization pada jaringan IEEE 802.11 dapat didekati dengan
Persamaan (2.4) [11].
= +� � � �⁄�………..…(2.4)[11]
Keterangan dari Persamaan (2.4) yaitu :
: waktu rata-rata transmisi dari paket payload
� : periode rata-rata idle
� : probabilitas tidak ada paket yang tiba
� : waktu transmisi
2.7 Netbeans IDE 8.2
Netbeans IDE 8.2 merupakan sebuah software text editor dan compiler bahasa
pemrograman Java, JavaScript, HTML5, PHP, dan C/C++ [13].
Beberapa keunggulan Netbeans IDE 8.2 [13]:
1. Mendukung dengan sangat baik teknologi bebasis java yang terbaru
2. Mampu melakukan edit kode dengan cepat.
3. Managemen proyek yang mudah dan efisien.
4. Pengembangan antar muka pengguna yang sangat cepat.
2.8 Pamvotis 1.1 – WLAN Simulator
Pamvotis 1.1 WLAN simulator adalah sebuah simulator WLAN untuk semua
standar fisik dari IEEE 802.11 seperti IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, dan IEEE
802.11g. Versi saat ini adalah Pamvotis 1.1.
2.8.1 Fitur dasar dari Pamvotis 1.1 – WLAN Simulator
Pamvotis memiliki beberapa fitur sebagai berikut [14]:
1. Mendukung kemampuan data rate. Ini berarti bahwa setiap node dapat
bekerja pada data rate sendiri, tergantung pada jarak dari penerima.
2. Mendukung hidden terminal problem. Node dapat dikonfigurasi untuk berada
di LOS atau NLOS, agar hidden terminal problem dapat diselidiki.
3. Mendukung berbagai sumber trafik yang berbeda.
4. Mendukung mekanisme CTS to Self.
5. Mendukung semua lapisan fisik baru dari spesifikasi IEEE 802.11g yang
6. Mendukung fungsi 802.11e EDCA IEEE untuk Quality of Service (QoS) dan
Layanan Diferensiasi pada IEEE 802.11 WLAN.
7. Mendukung banyak hasil statistik termasuk utilization, media access delay,
dan throughput.
8. Mendukung kemampuan untuk simulasi waktu yang sangat panjang, hingga
50.737 abad.
9. User interface yang ramah, yang memungkinkan konfigurasi simulasi cepat
dan mudah [10].
2.8.2 Cara Kerja Pamvotis 1.1 – WLAN Simulator
Pamvotis merupakan simulator yang mensimulasikan jaringan dengan
menggunakan rumus-rumus terkait pada analisis jaringan 802.11. Berikut
merupakan tahapan mekanisme simulasinya:
1. Pada awalnya simulator menentukan parameter jaringan seperti yang
dimasukkan oleh pengguna. Parameter tersebut antara lain: seed, totalTime,
nmbrOfNodes, rtsThr, phyLayer, cwMin, sifs, slot; dan lain -lain.
2. Simulator kemudian mengecek setiap terminal yang memiliki trafik untuk
dikirim. Semua terminal yang akan mengirim dibangkitkan/dihitung
probabilitas keberhasilan transmisi dengan memperhitungkan apakah terminal
berada dalam penantian jawaban RTS, apakah dalam cakupan AP, apakah
terganggu oleh hidden terminal,
3. Kemudian dihitung probabilitas transmisi OFDM, yaitu probabilitas sebuah
statsiun OFDM mengirim atau menerima (probOFDM). Selanjutnya pamvotis
lebih besar dari probOFDM, maka stasiun berhasil mentransmisikan paket.
Nilai delay, jitter dan throughput untuk paket tersebut dihitung.
4. Untuk menentukan apakah statsiun lain berhasil menggirim atau tidak,
dihitung waktu yang tersisa untuk transmisi stasiun yang mengirim lebih
dahulu. Jika ternyata beririsan dengan waktu kirim terminal lain, maka
collision terjadi.
5. Setiap node terus menerus dihitung kemungkinan berhasil mengirim, juga
kemungkinan backoff, sampai trafik habis sesuai dengan waktu simulasi yang
diset oleh pengguna.
6. Jika waktu simulasi selesai, maka simulasi akan diulangi sesuai jumlah seed
yang dimasukkan oleh pengguna.
7. Nilai parameter yang dihitung adalah hasil rata-rata dari keseluruhan