ABSTRAK Ary Ranjesta Tarigan* Rosnidar Sembiring**
Syaiful Azam***
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk menbentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan yang seharusnya merupakan tempat kebahagiaan dan kedamaian pasangan hidup pada kenyataannya tidak dapat menjamin kelanggengan rumah tangga. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu: bagaimana pandangan hukum Kristen terhadap kasus perceraian dan faktor-faktor serta akibat dari perceraian terhadap perkawinan
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif yang mengelola data-data sekunder dan juga melakukan survei kelapangan atau penulis menjumpai langsung responden untuk mendapatkan informasi. Sumber data yang dipergunakan adalah bahan hukum primer yaitu: Kitab Undang-Undang hukum perdata, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, bahan hukum sekunder yaitu: penjelasan dari bahan hukum primer, serta bahan hukum tersier yang member petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah meskipun adanya larangan dalam agama megenai perceraian terutama dalam agama Kristen dan Katolik, namun kasus perceraian terutama berkaitan dengan perselingkuhan dalam rumah tangga meningkat setiap tahunnya. Perceraian karena perselingkuhan tentu telah melanggar ketentuan agama dan Undang-Undang Perkawinan. Penyebab peningkatan perceraian dalam perkawinan merupakan adanya pertengkaran yang terus menerus berkelanjutan antara pasangan suami-istri hingga mengajukan perceraian. Pertengkaran tersebut dipicu karena hadirnya pihak luar sebagai pihak ketiga yang mengakibatkan rusaknya rumah tangga. Saran dari skripsi ini adalah memperhatian dan melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing pasangan serta mematuhi larangan-larangan bagi pasangan suami-istri yang diatur dalam dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan PP No.9 Tahun 1975 dan bagi Bagi hakim di Pengadilan Negeri sebaiknya melarang dan melaksanakan mediasi sebagaimana ketentuannya.
Kata Kunci: Perceraian, Perselingkuhan di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Pematangsiantar
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Dosen Pembimbing I, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Dosen Pembimbing II, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara