• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Stunting tidak hanya masalah tinggi badan, namun berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan nilai IQ anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dan panjang lahir dengan kejadian stunting pada balita (24-59 bulan) di Sumatera Utara tahun 2013.

Penelitian ini menganalisis data Riskesdas 2013 dengan sampel sebanyak 573 balita. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan uji Chi-square (α=0,05). Variabel yang digunakan diantaranya karakteristik balita (usia, jenis kelamin, berat lahir, panjang lahir, riwayat imunisasi, riwayat diare, dan riwayat ISPA), karakteristik rumah tangga (usia ibu, tinggi ibu, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, wilayah tempat tinggal, sumber air dan fasilitas sanitasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Sumatera Utara adalah 40,3%. Variabel karakteristik balita, prevalensi terbesar pada usia balita 24-36 bulan yaitu 34,7%. Prevalensi balita dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 50,1%. Berat lahir normal (≥3000) gram lebih banyak dibandingkan kelompok lainnya yakni 76,4%. Untuk panjang badan lahir, lebih banyak lahir dengan panjang badan pendek (<48cm) yakni 85,3%. Hampir seluruh balita pernah di imunisasi (95,8%), dan tidak pernah mengalami diare (96%) serta tidak memiliki riwayat ISPA (82,4%). Pada variabel karakteristik rumah tangga, tinggi badan ibu paling besar prevalensinya pada kategori 145-150cm yaitu 30,2%. Untuk usia ibu paling banyak pada rentang 24-35 tahun (65,4%), pendidikan ibu sebagian besar sudah berpendidikan tinggi (86,4%). Pekerjaan ibu (80,1%) dan pekerjaan ayah (85,9%) balita sebagian besar tidak berpenghasilan tetap. Jumlah anggota keluarga sebagian besar memiliki anggota keluarga >4 orang (60,9%), dan tempat tinggal lebih dari setengah tinggal di daerah pedesaan 62,8%). Sebagian besar keluarga merokok (80,1%). Hampir seluruhnya rumah tangga telah memiliki sumber air minum yang terlindungi (92,8%) dan fasilitas sanitasi yang baik (71%). Hasil uji Chi square menunjukkan ada hubungan antara usia balita (p=0,044;RP=1,24); tinggi badan ibu(p=0,010;RP=1,35), pendidikan ibu(p=0,013;RP=1,41), pekerjaan ibu(p=0,044; RP=1,34), dan wilayah tempat tinggal (p=0,001;RP=1,48). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang merupakan faktor yang paling besar berpengaruh sebagai determinan kejadian stunting adalah pendidikan ibu (OR=1,9).

Peneliti menyarankan kepada keluarga agar memperhatikan pendidikan khususnya kepada anak perempuan.

Kata Kunci : Stunting, balita 24-59 bulan, pendidikan ibu, tinggi ibu

(2)

ii ABSTRACT

Indonesia has the fifth-highest level of stunting in the world. Stunting is not just a matter of height, but adversely affects the cognitive abilities and their IQ scores. This study aims to determine the relationship between birth weight and birth length with the incidence of stunting in under-five children (24-59 months) in North Sumatra in 2013.

This study analyzed data Riskesdas 2013 with sample of 573 children. Data were collected using a questionnaire and processed using Chi-square test (α = 0.05). Variables used among children characteristic (age, sex, birth weight, length of birth, immunization, diarrhea, and ISPA), household characteristics (maternal age, maternal height, number of family members, mother's education, mother's occupation, father’s occupation, place of residence, source of water, and sanitation facility. Chi square analysis and regression logistic were used to assess the association between risk factors with stunting in children and dominant factor for stunting in children.

The result reveals that prevalence of stunting among children is 40.3%. For children characteristic, the prevalence at age 24-36 months is 37.4%. The prevalence of female children is 50.1%. Children with normal birth weight (≥3000gr) is 76.43% and born with a short body length (<48cm) is 85.3%. Most of under-five children been immunized (95.8%), and never had history of diarrhea (96%), and also had no history of acute upper respiratory tract infection (95.8%). In household characteristics, prevalence of maternal height in category145-150 cm is 30.2%. Most of mother in this research at 24-35 years old (65.4%), maternal education mostly has higher education (86.4%). Both of mothers (80.1%) and fathers (85.9%) occupation have no fixed monthly income. Prevalence the size of family more than four people is 60.9%, and more than half family living in urban region (62.8%). Mostly household have a smoked person (80.1%). Almost all household have a protected source of drinking water (92,8%) and improved sanitation facilities (71%).Chi-square test results showed relationship between the age (p=0,044; RP=1,24), maternal height (p=0,010;RP=1,35), maternal education (p=0,013; RP=1,41), maternal occupation (p=0,044;RP=1,34), dan urban region (p=0,001; RP=1,48). Then, most influence as determinant with stunting in children is maternal education (OR=1.9).

Researchers suggested to the family to pay attention to education, especially for girls.

Keywords: Stunting, children aged 24-59 months, maternal education, maternal height

Referensi

Dokumen terkait

Risiko Kredit diukur dengan Non Performing Loan, Efisiensi Operasional diukur dengan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Kinerja Keuangan Perbankan diukur

Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata perputaran total asset atau aktiva yang dimiliki oleh hotel bintang empat selama periode tahun 2010 – 2013 dalam

Website SMK Pariwisata Panca Sakti ini dibuat untuk memberikan fasilitas yang ditujukan untuk masyarakat luas untuk memperoleh informasi informasi seputar dunia pendidikan khususnya

Apabila Tertanggung tidak meninggal dunia akan tetapi mengalami Cacat Tetap Seluruhnya atau Sebagian, maka Penanggung akan membayarkan manfaat asuransi sebesar persentase dari

BTPN, Tbk yang akan dianalisis adalah data laporan keuangan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, yang didalamnya terdapat rincian pos-pos keuangan yang menjadi

Walaupun tidak terlalu berbeda jauh dengan produk, namun hal yang cukup signifikan terjadi dikarenakan sebuah brand akan cenderung menjadi sebuah pembeda antara layanan

Pengawet alami biasanya tidak terlalu lama dapat mengawetkan paling lama 1 bulan, harga mahal, dan aman. Sedangkan pengawet buatan harganya murah, dapat

(internasional, nasional, wilayah, lokal PT) serta pelaksanaan dan kendala yang dihadapi. Sejak berdirinya Program Studi Magister Agribisnis pada tahun 2014, maka