• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Memengaruhi Kesembuhan Penderita TB Paru di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor yang Memengaruhi Kesembuhan Penderita TB Paru di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis paru atau yang disingkat dengan TB Paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga menyebabkan kematian. Penyakit TB memegang peranan penting dalam kasus kematian dan kesakitan, serta memiliki kecendrungan meningkat mengingat sifat penularan dan perilaku masyarakat. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. TB Paru dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2015, Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia

(2)

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia yang dilaporkan oleh Kemenkes RI (2013-2015) jumlah penderita TB Paru di Indonesia mengalami penurunan. Jumlah penderita TB Paru tahun 2013 sebanyak 327.094 penduduk Indonesia atau sebesar 81% menurun menjadi 285.254 penduduk Indonesia atau sebesar 70% tahun 2014, dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 330.910 penduduk Indonesia atau sebesar 74%. Jumlah angka kesembuhan TB Paru di Indonesia menurut data Kemenkes RI tahun 2013-2015 terdapat 161.365 penduduk atau sebesar 82,8% pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 145.720 penduduk atau sebesar 74,2%, dan pada tahun 2015 sebanyak 193.320 penduduk atau sebesar 78%. Diketahui bahwa dari data tersebut terdapat penurunan angka kesembuhan TB dan angka tersebut belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 85% (Kemenkes RI, 2016).

(3)

2013, tetapi angka ini sudah mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 85% (Dinkes Prov Sumut, 2016).

Berdasarkan data profil kesehatan yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang (2013-2015), jumlah penderita TB Paru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jumlah penderita TB Paru di Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 yaitu sebanyak 2.623 penduduk atau sebesar 113,5%, tahun 2014 sebanyak 2.886 penduduk atau sebesar 123,9%, dan tahun 2015 sebanyak 2.992 penduduk atau sebesar 129,26%. Jumlah angka kesembuhan di Kabupaten Deli Serdang menurut data Dinkes Kab. Deli Serdang tahun 2013-2015 terdapat 2.086 penduduk atau sebesar 93,21% pada tahun 2013, kesembuhan pada tahun 2014 sebanyak 2.011 penduduk atau sebesar 94%, dan pada tahun 2015 sebanyak 2.244 penduduk atau sebesar 91,26%. Walaupun angka ini sudah mencapai target nasional, namun masih merupakan masalah karena masih terdapat beberapa puskesmas di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki angka kesembuhan TB Paru minimal yaitu <85% sehingga risiko penularan masih cukup tinggi (Dinkes Kab. Deli Serdang, 2016).

(4)

Angka kesembuhan adalah jumlah persentase penderita TB paru yang sembuh. Sedangkan angka keberhasilan adalah angka kesembuhan ditambah dengan persentase penderita yang melakukan pengobatan lengkap. Angka kesembuhan merupakan salah satu indikator keberhasilan program penanggulangan TB Paru di suatu wilayah dan harus mencapai target nasional yaitu minimal sebesar 85% dari penderita TB Paru BTA positif (Kemenkes, 2011).

Kategori kesembuhan penyakit TB Paru menurut Depkes RI (2010) dalam Pedoman Nasional Penanggulangan TB dijelaskan bahwa dikatakan sembuh dalam pengobatan TB Paru adalah suatu kondisi dimana individu telah menunjukan peningkatan kesehatan dan telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap, serta pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif pada akhir pengobatan (AP) dan minimal satu pemeriksaan follow-up sebelumnya negatif (Depkes RI, 2010).

Salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan pengobatan (success rate/SR) dan kesembuhan TB Paru (cure rate) adalah keberadaan atau peran dari

Pengawas Menelan Obat (PMO). Penelitian yang dilakukan oleh Zuibadah (2013) menemukan bahwa penderita yang kurang mendapatkan pengawasan dari Pengawas Menelan Obat (PMO) akan berisiko 1,83 kali untuk tidak sembuh dibanding dengan pasien yang diawasi dengan baik oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) (Zubaidah dkk, 2013).

(5)

perhatian dan dukungan keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita untuk minum obat dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita menjadi teratur karena penderita yang tidak teratur berobat akan berisiko untuk menderita TB-MDR. Faktor penting lainnya adalah tingkat pendidikan penderita TB. Pendidikan yang rendah mengakibatkan pengetahuan rendah.

Menurut Effendy (1998), rendahnya angka kesembuhan berkaitan dengan karakteristik penderita diantaranya umur, jenis kelamin, dan tipe penyakit karena terjadinya perubahan keadaan fisiologis, imunitas, dan perubahan kebiasaan makanan ataupun perilaku hidup sehat.

(6)

Rendahnya angka kesembuhan terjadi karena kepatuhan penderita dalam pengobatan yang rendah (Soejadi dkk, 2007). Kepatuhan meminum obat dan menjalani pengobatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pengobatan suatu penyakit sampai sembuh, terutama pada penyakit TB Paru. Tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan sangat tergantung pada berbagai faktor, seperti halnya tingkat pemahaman penderita tentang penyakit TB Paru.

Puskesmas Aras Kabu melayani 6 desa, yaitu Desa Aras Kabu, Desa Tumpatan, Desa Serdang, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Desa Sidourip, dan Desa Pasar VI Kuala Namu. Mayoritas penderita TB Paru berdomisili di Desa Serdang, dengan mayoritas pekerjaan petani dan buruh yang memiliki penghasilan <UMR Kabupaten Deli Serdang (Rp. 2.015.000,-/bulan).

(7)

pengobatan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan, penderita tidak memahami dan mengetahui bahwa sikap tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kekebalan atau resisten terhadap OAT. Penderita juga mengatakan sering tidak teratur dalam mengambil obat ke puskesmas karena terkendala dengan jarak yang terlalu jauh dan ditambah dengan minim atau sulitnya fasilitas angkutan umum di daerah tempat penderita tinggal. Diketahui juga dari pernyataan beberapa penderita yaitu kurangnya motivasi berobat, baik motivasi yang berasal dari individu itu sendiri maupun dari luar dirinya. Salah satu penyebabnya adalah karena penderita merasa lelah dan bosan dalam menjalani pengobatan serta kurangnya pengawasan dalam meminum obat TB Paru (PMO) sehingga penderita TB tidak tuntas dalam pengobatannya.

Berdasarkan wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Aras Kabu, petugas kesehatan mengatakan tempat tinggal penderita yang kumuh dan padat penghuni, sehingga dapat meningkatkan risiko penularan TB Paru. Diketahui juga dari pernyataan petugas kesehatan yang mengatakan mayoritas penderita adalah jenis kelamin laki-laki dengan usia produktif (15-50 tahun), ini dikarenakan laki-laki cenderung memiliki perilaku kesehatan yang buruk dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh sehingga lebih mudah terpapar penyakit TB Paru.

Berdasarkan hal tersebut, maka, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “analisis faktor yang memengaruhi kesembuhan TB Paru di

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, diketahui bahwa rendahnya kesembuhan penderita TB Paru di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kesembuhan TB Paru di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik (pengetahuan, pendidikan, sikap) penderita TB Paru terhadap kesembuhan?

2. Bagaimana dukungan keluarga penderita TB Paru terhadap kesembuhan? 3. Bagaimana dukungan petugas kesehatan terhadap kesembuhan?

4. Bagaimana peran PMO terhadap kesembuhan?

5. Bagaimana kepatuhan penderita dalam meminum OAT terhadap kesembuhan?

6. Bagaimana gambaran tempat tinggal penderita TB Paru di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang terhadap kesembuhan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesembuhan TB Paru di Puskesmas Aras Kabu, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

1.3.2 Tujuan Khusus

(9)

2. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga penderita TB Paru terhadap kesembuhan.

3. Untuk mengetahui gambaran dukungan petugas terhadap kesembuhan.

4. Untuk mengetahui gambaran peran PMO terhadap kesembuhan. 5. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan penderita dalam meminum

OAT terhadap kesembuhan.

6. Untuk mengetahui gambaran lingkungan rumah penderita TB Paru meliputi pencahayaan, jendela dan ventilasi terhadap kesembuhan. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan adalah:

a. Bagi pihak Dinas Kesehatan Deli Serdang diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam menjalan program penanggulangan TB Paru dan meningkatkan angka kesembuhan penderita TB Paru.

b. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Aras Kabu di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan angka kesembuhan TB Paru dan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi dalam menangani penderita TB Paru.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesimpulan dari beberapa definisi tersebut adalah bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang

Dimulai dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun

Tabel 2. Dalam hal ini isi state bencana untuk prediksi Kabupaten Wonogiri ada tiga, yaitu Banjir, Banjir dan Tanah Longsor, Kebakaran Hutan dan Lahan,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat secara empirik apakah keterampilan berbicara siswa yang diajarkan menggunakan teknik bermain peran lebih tinggi

Saat keluarganya dari etnis Dayak yang datang dari desa Pak Kumbang datang ke rumahnya, dengan alasan hendak melindungi dia dan anak-anaknya, mak Endang menasehati mereka untuk

Pembelajaran Inovatif Berbasis Kerangka Kerja TPCK bagi Guru Kejuruan di SMK , diunduh dari :

Pada output fungsi indeks perbaikan diketahui bahwa masih terdapat indeks perbaikan dari sel non basis yang tidak memenuhi syarat persamaan 9 sehingga pada perhitungan