• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesadaran Kritis Remaja Terhadap Sinetron (Studi Literasi Media tentang Kesadaran KritisRemaja terhadap Sinetron di SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesadaran Kritis Remaja Terhadap Sinetron (Studi Literasi Media tentang Kesadaran KritisRemaja terhadap Sinetron di SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan Chapter III V"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan

masalah penelitian. Dalam penelitian, diketahui bahwa ada beberapa macam teori

untuk menerapkan salah satu metode yang relevan terhadap permasalahan.

Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif (Hadari Nawawi dan Martini, 2006 : 66).

Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan latar dan individu-individu dalam latar itu secara keseluruhan, yakni subjek penelitian, baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, tetapi dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan (Ahmadi, 2014: 15).

Penelitian dengan metode ini akan berusaha memahami cukup dalam

subjek penelitian dan akan menjelaskan bagaimana bentuk kesadaran kritis remaja

dalam menonton sinetron dan bagaimana kekritisan mereka menjadi hal yang

penting dan bermanfaat dalam menonton sinetron, bagaimana mereka melihat

fenomena adegan yang tidak senonoh, hambatan-hambatan mereka dalam

memiliki kesadaran kritis, serta upaya-upaya pencegahan agar tidak mengimitasi

adegan yang tidak pantas untuk ditiru kemudian peneliti akan menganalisis data

yang diperoleh dari informan berdasarkan dengan teori yang digunakan.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian pada peneltian kualitatif menjelaskan tentang apa yang

menjadi sasaran penelitian yang secara konkret tergambar dalam fokus masalah

penelitian. Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah kesadaran

(2)

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin

diperoleh keterangan (Amirin, 2000 : 93). Subjek dalam konsep penelitian

merujuk pada responden, informan yang hendak diminati informasi atau digali

datanya. Berdasarkan uraian tersebut maka yang menjadi subjek dari penelitian ini

adalah remaja yang aktif menonton tayangan sinetron.

3.4. Kerangka Analisis

Berdasarkan bagan diatas, peneliti mengambil beberapa remaja SMK

Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan angkatan tahun 2015 sebagai

informan dalam penelitian. Fokus utama yang ingin diteliti adalah untuk

mengetahui kesadaran kritis remaja SMK YPK Medan dalam menonton sinetron

dalam konteks literasi media.

2.5. Unit Analisis

Menurut Spradly unit analisis pada umumnya dilakukan untuk

memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang

diteliti oleh objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputii tiga

komponen (Sugiyono, 2005: 68), yaitu:

1. Tempat (Place), dimana interaksi dalam penelitian ini berlangsung. Tempat

berlangsungnya adalah di kota Medan, Sumatera Utara.

2. Pelaku (Actor), pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai

informan yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam hal ini adalah remaja

SMK Yayasan Pendidikan Keluarga(YPK) Medan. Literasi

Media Remaja

Kesadaran kritis:

1. Menonton 2. Memahami 3. Mengevaluas 4. Memilih

(3)

3. Kegiatan (Activity), kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang

sedang berlangsung dalam hal memiliki kesadaran kritis dalam menonton

sinetron.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan dalam

melakukan penelitian dengan menggunakan instrumen. Adapun teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

3.6.1. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode peengumpulan data yang digunakan dalam pennelitian ini

adalah:

1. Wawancara Mendalam

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil menatap muka antara pewawancara dengan

informan, dengan atau tanpa menggunkan pedoman wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalamm kehidupan sosial yang relatif

lama (Bungin, 2010: 108). Wawancara mendalam ini digunakan untuk

mendapatkan informasi mengenai kesadaran kritis remaja SMK Yayasan

Pendidikan Keluarga (YPK) Medan dalam menonton sinetron.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dibantu oleh

pancaindra lainnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dan pengindraan. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data di

lapangan antara lain ikut serta mengamati remaja SMK Yayasan

Pendidikan Keluarga (YPK) Medan ketika menonton tayangan sinetron di

(4)

3.6.2. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.

Karena itu, keabsahan data dalam sebuah penenlitian kualitatif sangat penting.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun triangulasi yang digunakan

dalam memenuhi keabsahan data dalam penelitian ini adalah, triangulasi

dengan sumber. Menurut Patton (1987) triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

(Moleong, 2014 : 330). Keabsahan data didapat dengan jalan membandingkan

data ketika observasi langsung dengan hasil wawancara.

3.6.3. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen analisis data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.Analisis data dalam penelitian ini adalah (Moleong, 2014: 248):

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian

atau laporan yang terperinci. Fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema

atau polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas untuk peneliti.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

(5)

3. Penarikan simpulan

Penarikan simpulan dilakukan dengan cara melihat kembali data-data yang

telah direduksi untuk dicari jawaban-jawaban atas masalah yang diteliti.

Analisis data pada penelitian ini akan dimulai dengan pengumpulan

data-data, dan kemudian menelaah semua data yang terkumpul. Hasil dari data yang

diperoleh dengan teknik pengumpulan data kemudian selanjutnya disusun

membentuk hasil laporan yang sistematis, dan selanjutnya data yang disusun akan

dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas serta diklasifiskasikan untuk

membuat ikhtisar dan untuk mendapatkan kesimpulannya. Hasil dari penelitian

(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian adalah hasil yang diperoleh peneliti yang berupa hasil

dari wawancara, observasi dan data yang didapat oleh peneliti selama dalam

proses penelitian. Pada penelitian ini, proses wawancara dilakukan dengan empat

orang informan yang merupakan remaja SMK Yayasan Pendidikann Keluarga

Medan. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian yang diperoleh peneliti

disertai dengan pembahasan berdasarkan yujuan penelitian, yaitu untuk

mengetahui kesadaran kritis remaja SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK)

Medan dalam menonton sinetron ke dalam bentuk narasi.

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK)

Medan. Tempat berlangsungnya wawancara terbagi menjadi 2 bagian, yaitu di

ruang tamu SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan, dan rumah

masing-masing informan. Lokasi SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK)

Medan berada di Jalan Sakti Lubis Gang Amal No. 25 Medan. Lokasi yang

kedua berada di alamat rumah masing-masing informan yaitu, Informan

pertama di Jalan Brigjen Katamso Gang Lampu I dekat Pusat Penelitian Kelapa

Sawit (PPKS), informan kedua di Jalan Karya Jaya Gang Karya Muda Dekat

Asrama haji Medan, informan ketiga di Jalan Seksama Gang Harapan I No. 19

dekat Pasar Simpang Limun Medan, Informan ketiga di Jalan Selamat Pulau

Gang Melati No. 25 Medan. Proses wawancara dilakukan tepatnya di kursi

tamu SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan dan di kursi tamu di

rumah informan.

SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan merupakan salah

satu sekolah dalam naungan Yayasan Pendidikan Keluarga Medan dengan SD,

SMP beserta Akademi Akuntansi. Lokasi Yayasan Pendidikan Keluarga

(7)

Pegawai, dan Gang Amal. Jalur masuk untuk menuju SMK YPK ini bisa dari

Gang Pegawai atau Gang Amal, dikarenakan posisinya berada dibelakang

pemukiman penduduk.

Seluruh informan yang didapat oleh peneliti memilih untuk

melakukan wawancara di ruang tamu SMK YPK Medan dikarenakan hanya di

ruang ini suasananya sangat kondusif jauh dari keramaian sehingga mereka

lebih leluasa mengutarakan pendapat mereka. Kemudian dilanjutkan di rumah

masing-masing informan untuk melengkapi wawancara serta observasi

dikarenakan waktu di sekolah sangat terbatas dengan jam belajar.

4.1.2. Proses Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan peneliti di

lapangan saat penelitian. Peneliti mendapati remaja SMK YPK Medan sangat

aktif dalam menonton sinetron, selain itu peneliti juga mengamati

fenomena-fenomena di generasi muda saat ini sangat candu dengan sinetron. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui

bagaimana kesadaran kritis yang dimiliki oleh remaja SMK YPK Medan dalam

menonton sinetron.

Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan purposive sampling, yaitu informan adalah yang terpilih didasarkan kriteria yang ditemukan oleh

peneliti, dalam penelitian ini informan berjumlah empat orang. Informan di

dalam penelitian ini merupakan remaja SMK Yayasan Pendidikan Keluarga

(YPK) Medan yang aktif angkatan tahun 2015 dan aktif dalam menonton

sinetron minimal lebih atau sama dengan empat jam dalam sehari. Jumlah

informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang saja, dikarenakan data

dari keempat informan ini sudah cukup jenuh, artinya tidak lagi ditemukannya

perbedaan dari informasi seluruh informan.

Tahapan pertama dalam penelitian yaitu datang ke sekolah yang akan

dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu SMK Yayasan Pendidikan Keluarga

(YPK) Medan dengan menyerahkan surat penelitian yang dikeluarkan oleh

(8)

sekolah seminggu setelah peneliti menyerahkannya dan peneliti diberikan guru

pamong sebagai pembimbing selama melaksanakan penelitian di SMK YPK

Medan. Guru pamong membantu peneliti untuk memanggilkan salah satu

murid SMK YPK Medan yang bernama Ester, merekomendasikan keempat

temannya yang sangat aktif menonton sinetron. Proses wawancara dengan

informan pertama yang dilakukan pada 21 Maret 2017 pada pukul 10.00 WIB

dengan Kartina Suriyani yang biasa disapa Kartina, di ruang tamu SMK YPK

Medan. Saat itu dalah waktu luang informan karena belum belajar sehingga

dapat melakukan wawancara. Sebelum memulai wawancara, peneliti

menyiapkan sebuah alat perekam, sehingga wawancara dapat berjalan dengan

lancar.

Suasana wawancara sangat kondusif karena tidak ada siswa yang

masuk ke ruang khusus tamu, sehingga peneliti dengan mudah mewawancarai

informan pertama dengan mudah dan suaranya jelas untuk direkam. Kartina

merupakan seorang siswi yang memiliki obsesi yang amat tinggi, ia terlihat

akan menjadi sosok pekerja keras dikemudian hari, apa yang ingin diraihnya

dia akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Gadis yang memakai hijab ini

memiliki suara yang lantang, setiap jawaban yang diucapkannya terdengar

sangat jelas dan tegas. Wajah Kartina yang bermuculan jerawat membuatnya

sedikit malu-malu untuk menatap peneliti, tetapi ia sangat mudah menebar

senyum di setiap jawaban. Peneliti dan informan juga seing berbagi tawa saat

ada jawaban nyeletuk yang dilontarkan oleh informan. Kartina sangat kooperatif dan wawancara yang dilakukan juga berjalan dengan sangat baik.

Informan kedua adalah Indah Febrina, dan wawancara dilakukan di

tanggal dan tempat yang sama pukul 11.00 WIB. Informan yang akrab disapa

dengan Indah ini sangat kaget ketika bertemu dengan peneliti, terlihat dari raut wajahnya yang bingung, sehingga peneliti harus lebih ramah dengan

memberikan senyum hangat sambil memperkenalkan diri agar informan tidak

merasa canggung dan penggalian informasi mudah didapat. Indah yang

memiliki postur tubuh yang sedikit berisi dan berkulit sawo matang dengan

(9)

bataknya. Indah yang suaranya sangat pelan, berbeda dengan orang

kebanyakan yang memiliki dialek kental batak suaranya lebih keras dan

lantang. Suara Indah yang kedengaran sangat pelan agak sedikit menyulitkan

peneliti untuk mendengarkan jawaban yang dilontarkan oleh Indah, apakah

jawaban yang diberikan informan sudah cukup atau masih ada yang harus

ditanyakan lagi. Indah yang merupakan sosok murah senyum dan tertawa,

namun ia sangat susah untuk mengutarakan isi hatinya terdengar dari

jawabannya yang singkat dan padat, sehingga proses wawancara agak terlihat

sedikit kaku.

Informan ketiga adalah Nur Fadila, dan wawancara yang dilakukan

berlangsung pada keesokan harinya pada tanggal 22 Maret 2017 pada pukul

10.00 WIB di ruang tamu SMK YPK Medan. Informan yang biasa disapa Dila

ini merupakan seorang perempuan yang terlihat sangat bijak dan dewasa dari

cara berbicaranya. Postur tubuh Dila yang sedikit lebih pendek terlihat lebih

imut-imut ditambah dengan jilbab yang menutupi kepalanya. Suara yang

lembut dengan dialek khas jawanya yang bisa dibilang sedikit medok, membuat telinga nyaman mendengarnya. Ia tak jarang melontarkan senyum

sumringahnya sehingga menambah ayu wajah khas gadis jawa. Dila adalah seorang perantau dari Tebing Tinggi, ia tinggal bersama kakaknya yang sudah

berkeluarga, dan sangat disiplin waktu. Sosok murah senyum Dila yang

menyapa ramah peneliti, membawa proses wawancara tidak terasa kaku dan

terasa seperti obrolan dengan teman biasa, bukan dengan informan untuk

sebuah penelitian. Ia juga sering menyelipkan cerita kisah pribadinya yang

mungkin itu biasa diceritakan hanya pada orang-orang terdekatnya.

Wawancara keempat dilakukan dengan Diah Permata di tempat dan

tanggal yang sama dengan informan ketiga, namun berbeda waktu yaitu pada

pukul 11.30 WIB. Gadis yang biasa disapa Diah ini memiliki wajah kecil

dengan jilbab yang menutupi kepalanya, tubuhnya yang terlihat lebih jenjang

dan kurus membuat posturnya terlihat proporsional bak model. Wawancara berlangsung sedikit lama, informan yang sangat sulit menjawab pertanyaan

(10)

sehingga peneliti harus sedikit bersabar untuk mendapatkan jawaban. Jawaban

yang sedikit ketus dan sangat singkat yang selalu terlontar dari bicaranya,

sehingga peneliti harus menggali informasi lebih dalam dengan ikut langsung

ke tempat tinggal informan untuk wawancara dan mengamati langsung.

Wawancara yang dilakukan di kediaman informan juga sama dengan jawaban

yang diberikan saat berada di sekolah.

4.1.3. Deskripsi Informan

Informan pertama dalam penelitan ini adalah Kartina Suryani. Kartina

merupakan seorang siswi SMK kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran

(AP) 1. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan

Sugeng Sucipto dan Syarifah. Ayah dan ibunya yang sudah berpisah lama sejak

ia masih kecil, sehingga saat ini ibunya menjadi tulang punggung keluarganya

yang bekerja sebagai seorang wiraswasta dengan pendapatan sangat pas-pasan setiap bulannya. Ia sangat menyayangi ibunya, sehingga setelah pulang dari

sekolah menyempatkan membantu ibunnya untuk membereskan pekerjaan

rumah. Kartina, begitu sapaan akrabnya merupakan orang asli Medan, karena

Ayah dan Ibunya juga berasal dari Medan. Kartina juga menjalani sekolahnya

mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai sekarang di bangku SMK tetap di Kota

Medan.

Perempuan kelahiran Medan, 31 Maret 2000 ini sangat menyukai

jalan-jalan, menyanyi dan menonton. Bagi Kartina jika sehari saja dia tak

bernyanyi maka rasanya ada seperti yang kurang. Ia biasa bernyanyi saat

dirumah dan kalau diajak koro-koro dengan teman-temannya. Ia belum begitu berani untuk tampil di depan umum, misalnya seperti di acara-acara perayaan

besar atau pun di ajang perlombaan karena merasa kurang percaya diri.

Kartina menjalani Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri 57 Pasar

senen yang dekat dengan alamat rumahnya, dan lulus pada tahun 2012, ia

kemudian melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Pertama ke Yayasan

Pendidikan Keluarga (YPK) Medan. Pada tingkt SMA, Kartina melanjutkan

(11)

Keluarga(YPK) Medan kembali, ia beralasan ingin sekali melanjutkan

sekolahnya di sekolah yang sama seperti ketika Sekolah menengah Pertama.

Semasa sekolah Kartina tidak ada mengikuti organisasi di sekolahnya. Ia lebih

memilih membantu ibunya yang berjualan di dekat rumahnya sambil menjaga

adik-adiknya juga yang masih kecil.

Kartina yang sangat ramah dan mudah bergaul ini terlihat dengan

memiliki banyak teman di sekolahnya, teman-temannya yang ia miliki adalah

teman untuk belajar kelompok. Ia sangat jarang hangout dengan teman-temanya itu jika diluar sekolah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di

rumah. Begitu juga di akhir pekan, ia tidak seperti remaja kebanyakan yang

memilih keluar rumah dengan teman-temannya yang terkadang mengabaikan

pekerjaan rumah, Kartina lebih memilih menghabiskan akhir pekannya untuk

beres-beres rumah. Jika sudah selesai beres-beres rumah ia kemudian

membantu ibunya berjualan serabi yang tidak jauh dari rumahnya. Ia

mengatakan membantu orang tua dan melihatnya tersenyum ada kebanggan

tersendiri.

Kartina memilih Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan

Administrasi Perkantoran karena sangat tertarik mendengar namanya. Saat

masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama ia tidak tahu Administrasi

Perkantoran itu seperti apa, sehingga ia memutuskan untuk memilih jurusan itu

agar menghilangkan rasa penasarannya. Setelah ia masuk di Jurusan

Administrasi Perkantoran dia baru memahami dan tanyanya terjawab.

Administrasi perkantoran yang mencakup dari kegiatan kantor dan sarana

fasilitas kerja kantor, seperti itu pemahaman yang disampaikan Kartina saat

proses wawancara.

Cita-cita yang dimiliki oleh gadis yang baru saja genap 17 tahun ini

sejalan dengan jurusan yang sedang ia jalani. Ia sangat bercita-cita menjadi

pengusaha sukses, harapannya sangat besar agar bisa menjadi wanita karir. Jika

sukses kelak nanti, hal yang paling pertama ingin ia miliki adalah mobil. Ia

akan bekerja dengan gigih agar cita-citanya bisa terwujud, membahagiakan ibu

(12)

single parent yang luar biasa. Rasa tanggung jawabnya yang sangat besar menyadari tanggung jawab yang tanpa dijelaskan sebagai anak sulung di

keluarga untuk membimbing adik-adiknya juga.

Informan kedua dalam penelitian ini adalah Indah Febrina, yang biasa

akrab disapa Indah. Indah merupakan anak dari pasangan Walat Alexandro

Tampubolon dan Sri wahyuni Daulay yang bertempat tinggal di Jalan Karya

Jaya Gang Karya Muda. Ayahnya yang bekerja sebagai juru parkir di salah

satu otlet fast food KFC Titi Kuning, yang jam kerjanya dari sore hari sampai malam. Sedangkan Ibunya bekerja di pabrik tilam di Namorambe yang pergi

pagi dan pulang malam. Penghasilan kedua orangtuanya yang bisa dikatakan

cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga. Indah adalah anak

kedua dari tiga bersaudara, atasan Indah adalah abang yang saat ini sudah

tamat sekolah dan sedang bekerja di Pertamina. Abang Indah yang sudah

bekerja sangat membantu perekonomian keluarga. Sementara adik Indah yang

sangat jauh jarak umurnya dengan Indah, saat ini masih duduk di bangku

Sekolah Dasar.

Gadis kelahiran Medan, 10 Februari 1999 ini sangat suka sekali

menonton. Ia selalu menyediakan waktunya untuk menonton, yang biasa ia

tonton adalah serial drama seperti sinetron, ftv, dan kartun. Rasa tertariknya

pada setiap tayangan yang ada di televisi membuatnya selalu tak pernah lepas

dari menonton televisi. Indah selalu menyempatkan menonton ftv atau sinetron

kesukaannya sepulang dari sekolah bersama abangnya atau pun sendiri. Ia

sangat suka sekali acara televisi yang ada adegan actionnya, begitu juga dengan cerita animasi yang biasa disebut dengan cartoon, ia sangat menyukai

Naruto karena sangat banyak adegan action di dalam ceritanya.

Indah menjalani Sekolah dasar di Sekolah Dasar 52 Medan yang

berada di Medan Johor, dan lulus pada tahun 2012. Gadis yang bertubuh agak

sedikit berisi ini ketika masih Sekolah Dasar sangat aktif mengikuti ekstra

kurikuler dari sekolahnya yaitu menari, ia sangat suka menari sejak masih

belum sekolah. Ia pernah mengikuti perlombaan menari antar sesama Sekolah

(13)

kelas menari serta setiap perlombaan. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke

jenjang Sekolah Menengah Pertama di Madrasah Tsanawiyah Gedung Johor

Medan. Ia tak begitu banyak memiliki prestasi di bidang akademik, tapi lebih

menonjol di bidang non akademik. Indah mengikuti Organisasi Kepramukaan,

ia juga sudah sering mengikuti kegiatan Kepramukaan di luar Sumatera Utara.

Indah mendapatkan banyak pengalaman dari organisasi Pramuka ini, pelajaran

hidup juga teman-teman yang sama-sama ingin berjuang untuk mencapai

tujuan yang sama dan bukan ingin menang sendiri.

Indah menamatkan masa Sekolah Menengah Pertamanya dengan baik,

dan harus melanjutkan ke jenjang selanjutnya, ia melanjutkan Sekolah

Menengah Atasnya di Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan

Keluarga (YPK) Medan di Jalan Sakti Lubis Medan Amplas. Ia memilih masuk

ke Sekolah Menengah Kejuruan ini karena tidak lulus di Sekolah Menengah

kejuruan Negeri, jadi ingin atau tidak ia harus mengambil pilihan lain untuk

melanjutkan sekolahnya. Ia memilih jurusan Administrasi Perkantoran, agar ke

depannya ia bisa menjadi seorang wanita karir walau tamat SMA tapi memiliki

keahlian juga. Ia memang belum tahu akan jadi apa di masa yang akan datang

nanti, tapi dia mencoba melakukan yang terbaik. Di jenjang ini ia tidak ada

mengiikuti organisasi apa pun. Ia tidak bisa lagi meneruskan organisasi

Kepramukaannya karena di Yayasan Pendidikan Keluarga tidak ada organisasi

Pramuka.

Gadis yang baru genap berusia 17 tahun di bulan Februari yang lalu

ini bercita-cita ingin menjadi pengusaha wanita muda di kemudian hari. Ia

berharap dapat membahagiakan kedua orang tuanya, rasa ingin menaikkan

derajat orangtuanya yang saat ini harus kerja keras untuk menghidupi

keluarganya, walau ia bukan anak sulung di keluarganya tapi rasa tanggung

jawabnya sebagai anak perempuan satu-satunya untuk membahagiakan kedua

orang tua nya di masa tua.

Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Nur Fadila, merupakan

siswi Sekolah Menengah Kejuruan Kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran

(14)

dari pasangan Sukimin dan (Alm) Tukinem. Ibunya yang sudah meninggal

sejak ia masih di Sekolah Menengah Pertama sangat membuatnya sangat

terpukul, ia merasa ada yang hilang dari dirinya. Dila merupakan sapaan

akrabnya, ia termasuk sebagai pendatang di Kota Medan karena daerah asalnya

adalah Tebing Tinggi. Sejak memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

Dila mulai pindah ke Medan, sehingga ia belum memahami dan mengetahui

letak jalan-jalan yang ada di Medan ini.

Dila di Medan tinggal bersama kaka kandungnya yang sudah

berkeluarga di Jalan Seksama No. 19 sebelum muara sungai. Ia menjadi

tanggung jawab penuh kakaknya,karena ayahnya saat ini sudah menikah lagi.

Setelah pulang sekolah ia juga sering mengajak keponakannya yang paling

kecil untuk bermain. Jarak umur Dila dengan kakaknya yang jauh bukan berarti

membuat mereka tidak dekat. Gadis kelahiran Pabatu VI tanggal 28 Juli 2001

ini sangat suka touring dengan teman-temannya. Ketika liburan sekolah atau libur panjang lainnya ia meyempatkan waktunya untuk touring bersama teman-temannya, tidak asing jika teman-temannya lebih banyak laki-laki.

Dila yang menjalani pendidikan nya selalu berpindah-pindah kota

membuat banyak teman dan kenalan. Ia yang sangat aktif berorganisasi sejak

masih di Sekolah Dasar hingga memasuki Sekolah Menengah Atas

membuatnya terlihat sangat bersahabat, berbagai karakter teman telah banyak

ia temui. Dila yang memulai pendidikannya dari Taman Kanak-Kanak di TK

Harapan Bangsa Siantar selama satu tahun sudah membuatnya sangat puas

untuk menghabiskan masa bermainnya, yang saat itu ayahnya masih bertugas

di Siantar. Ia melanjutkan Sekolah Dasarnya di SD 102133 Dolok Merawan,

yang merupakan masih bagian dari Serdang Bedagai. Ia selalu mendapatkan

juara kelas di kelasnya minimal 3 besar, tidak hanya sebagai juara kelas saja

yang ia raih semasa Sekolah Dasar, masih banyak prestasi-prestasi yang ia

dapatkan. Ia juga pernah memenangkan lomba merangkum dan mengarang

tingkat kabupaten, kebanggaan tersendiri karena di pendidikn dasar ia bisa

(15)

juara 1 keeper wanita saat bermain sepak bola, ia mengakui dirinya memang sangat tangkas sehingga ia bisa memenangkan pertandingan bola itu.

Ia menamatkan Sekolah Dasar yang ia telah jalani selama enam tahun,

kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama di SMP

Negeri 6 Tebing Tinggi, dan dia harus berpindah lagi dari Kota Serdang

Bedagai walau masih di dalam Sumatera Utara. Keaktifaannya saat masih

sekolah dasar juga terbawa hingga ia di sekolah menegah pertama, ia

mengikuti organisasi Pramuka dan OSIS. Ia juga sering keluar kota karena

mengikuti kegiatan Pramuka, ia sangat suka kegiatan berkemah karena

mengajarkannya untuk lebih mandiri. Ia juga sangat bangga, ketika ia menjabat

sebagai anggota OSIS sekolahnya memenangkan Piala Adiwiyata dari Bupati

Tebing Tinggi, kerja kerasnya dan teman-temannya dalam menjaga kebersihan

sekolahnya mendapat penghargaan. Ia menamatkan sekolah menengah

pertamanya selama tiga tahun, dan kemudian ia melanjutkan sekolah menengah

atas di SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) Medan. Ia meniggalkan

Kota Tebing Tinggi karena ibunya telah tiada, dan kakaknya yang di Medan

siap menjaganya. Alasannya masuk Sekolah Menengah Kejuruan ini

merupakan saran dari kakaknya, karena Dila belum cukup mengetahui

tempat-tempat yang ada di Medan. Dila juga mengikuti beberapa organisasi, seperti

dance dan paduan suara.

Gadis keturunan Jawa ini juga memiliki hobi bernyanyi, sehingga dia

mengikuti organisasi paduan suara di Sekolah Menengah Kejuruan. Ia juga

sangat bercita-cita menjadi seorang guru. Guru adalah pekerjaan yang sangat

mulia baginya, ia sangat senang bisa membagikan ilmu yang dia punya untuk

generasi penerusnya kelak. Waktu senggangnya setelah pulang dari sekolah ia

manfaatkan untuk kumpul dengan kakaknya, mereka juga sangat suka nonton

tv bersama dan bercerita mengenai sekolahnya Dila. Dila juga selalu

menyempatkan ibadah dan mengaji di setiap kegiatannya.

Informan keempat ini bernama Diah Purnama merupakan salah satu

siswi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yayasan Pendidikan Keluarga

(16)

tahun 2015. Diah, begitu ia akrab disapa, adalah anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Taufik Hidayat dan Suzanna yang bertempat tinggal

di Jalan Selamat Pulau Gang Melati No. 25. Perempuan yang keturunan Jawa

ini lahir di Medan tanggal 12 Mei 2000. Ayahnya yang berprofesi sebagai

Karyawan di PT Unilever dengan pendapatan yang cukup setiap bulannya, dan

ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Diah menjalani sekolahnya dari

Taman kanak-kanak hingga sekolah menengah kejuruan di Medan.

Ia memulai pendidikannya di Taman Kanak-Kanak di TK GUPI dekat

dengan rumahnya, kemudian meneruskan Sekolah Dasar di SD Nurhasanah

Medan. Diah sangat aktif mengikuti ekstra kurikuler tari dan pramuka, ia

pernah mendapatkan piala dari lomba menari. Ia melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama di SMP Al-Wasliyah 4 di Garu II Medan, ia mengikuti

kegiatan Nasyid yang ada di sekolah, dan pernah mendapatkan piala dari

perlombaan nasyid. Ia meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya, dan

memilih masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Yayasan Pendidikan

Keluarga (YPK) Medan, dan tidak ada mengikuti organisasi apa pun. Ia

memilih masuk Sekolah Menengah Kejuruan ini karena ia tidak lulus di SMK

Negeri, dan memilih jurusan Administrasi Perkantoran adalah opsi terakhirnya.

Diah sangat menyempatkan waktunya setelah pulang sekolah untuk

menonton televisi, ia sangat menyukai sinetron terutama sinetron yang

bergenre India. Ia biasa nonton dengan adik laki-lakinya yang umurnya sangat

jauh dengannya. Gadis yang sebentar lagi 17 tahun ini selain memiliki hobi

menoton juga memasak dan menggambar. Ia suka membantu ibunya memasak

di dapur ketika menyiapkan makan untuk keluarganya, ia dan ibunya juga

sering mencoba resep-resep baru untuk mereka masak. Ia juga sangat hobi

menggambar, walau gambaran yang ia buat tidak sebagus seniman kelas atas,

ia tetap berusaha dan berharap bisa dapat menekuni hobinya tersebut.

Ia menghabiskan waktu akhir pekannya keluar dengan

teman-temannya atau tetap di rumah dan menonton acara kesukaannya. Ia diberikan

aturan yang disiplin oleh orang tuanya, sehingga tidak bisa bebas kesana

(17)

yaitu Dila, Diah juga bercita-cita menjadi guru. Alasannya juga sama dengan

Dila, hanya saja Diah tidak memiliki keahlian lain yang menurut dia hanya bisa

menjadi seorang guru.

4.1.4. Aktifitas Menonton Sinetron pada Remaja

Aktifitas menonton pada remaja digunakan untuk mengisi waktu

luang mereka atau karena mereka memang menyukai menonton televisi, seperti

pada informan pertama, yaitu Kartina Suriyani, kali pertama menonton sinetron

yaitu sejak duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Ia tidak terlalu mengingat pasti

sinetron apa yang kali pertama ditonton karena waktunya sudah terlalu lama,

namun pada saat itu ia belum begitu aktif menonton sinetron karena masih

belum mendapat izin dari orang tuanya, tapi ia sering mencuri-curi waktu

untuk bisa menonton sinetron. Ia mulai aktif menonton sinetron saat ia sudah

duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, selain menonton ia

menghabiskan waktunya membantu ibunya yang berdagang jajanan pasar di

dekat rumahnya. Hal tersebut membuatnya bisa mengatur waktunya sejak

masih Sekolah Dasar.

Jumlah jam menonton sinetron cenderung tidak tetap, hal ini

dikarenakan Kartina hanya menonton sinetron disaat waktu luang setelah

pulang sekolah dan setelah membantu ibunya berjualan. Ia memilih sinetron

apa yang sangat ia sukai dan digandrungi anak jaman sekarang untuk mengisi

waktu luangnya. Ia selalu menantikan jam tayangnya sinetron tersebut agar

tidak pernah tertinggal satu episode saja, selain menyukai jalan cerita sinetron

tersebut, ia juga sangat mengagumi para pemainnya yang cantik-cantik dan

ganteng-ganteng. Kartina juga mengatakan ada amanatnya yang bisa diambil

dari kisah sinetron tersebut, dan untuk hal yang buruknya harus ditinggalkan.

Kartina mendefenisikan amanat sebagai pesan-pesan baik yang tersirat didalam

sinetron, agar penonton dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupannya,

misalnya seorang gadis yang tidak mampu dalam materi namun terus berjuang

untuk mensukseskan dirinya walau rintangan menerpa seperti pada sinetron

(18)

“Pernah kak. Alasan Kartina suka sinetron itu, ceritanya enak, ada amanatnya yang bisa juga bisa diambil, pemainnya ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Terus perilaku dari sinetron itu yang baik-baik diambilnya, yang buruknya ditinggalkan.”

Kartina mengatakan bahwa saat ini sinetron yang sangat sering ia

tonton adalah Anak Langit dan Berkah Cinta. Ia menonton sinetron

kesukaannya untuk mengisi waktu luangnya selain ia memang sangat tertarik

untuk menonton sinetron. Ia merasa ada yang kurang dalam dirinya jika tidak

menonton sinetron satu hari saja, dan tidak tau jalan cerita sinetron selanjutnya.

Kartina juga sangat mengagumi para pemainnya yang bisa berakting yang

berbeda jauh dari karakter aslinya, para pemain sangat bisa membuat para

penontonnya terbawa suasana. Para pemain pada kehidupan nyatanya baik

namun dalam sinetron menjadi jahat, atau juga sebaliknya, Kartina sangat

mengagumi itu. Ia juga melihat sosok pemain perempuan dalam sinetron

Berkah Cinta yang sangat tegar dan mandiri, juga memiliki ambisi yang sangat

kuat akan apa yang ingin dicapainya, membuat Kartina juga ikut termotivasi

ingin seperti pemain tersebut.

Kartina menonton sinetron minimal 4 jam dalam sehari, dan itu sudah

sangat minimal di hari sekolah dibandingkan dengan hari libur lainnya. Ia

selalu menyempatkan waktunya untuk menonton sinetron, menyiapkan

pekerjaan rumah dan tugas dari sekolah sebelum jam tayang sinetronnya mulai

agar saat menonton tidak merasa terganggu. Ia menonton sinetron biasanya

ditemani adiknya yang sebaya dengannya atau menonton sendiri, Ia sering

merasa ingin berada ikut di dalam cerita sinetron tersebut apabila ia sudah

merasa terhanyut dalam kisahnya.

Kartina yang sudah menonton sinetron sejak masih duduk di Sekolah

Dasar kelas 5 mengaku hingga saat ini telah banyak sinetron yang dia ikuti

jalan ceritanya dari awal hingga akhir, rasa ketergantungan menonton sinetron

seperti sudah mengalir dalam dirinya. Kartina saat masih di Sekolah Menengah

(19)

mengikuti gaya itu lagi sejak ia mulai memasuki Sekolah Menengah Atas,

karena ia merasa malu dan sudah tau membedakan yang baik dan benar.

“Nggak ada sih kak, kartina suka gaya Kartina sendiri. Be your self. Tapi dulu waktu masih SMP pernah lah ngikuti gaya ngomong yang alay kayak pake “loe” dan “gue” gitu kak, tapi sejak udah masuk SMK nggak lagi kak, udah paham soalnya, norak yang ada kalau liat yang kayak gitu.”

Ia juga sering terbawa suasana dari adegan yang muncul di sinetron

tersebut, ia juga sering menggerutu dalam hatinya karena jalan cerita dari

pemain idolanya tidak sesuai dengan harapannnya. Pada saat adegan romantis,

Kartina juga sering merasa bahagia karena idola yang ia nantikan muncul

sesuai dengan harapannya. Ia berharap adegan-adegan kesukaannya itu selalu

yang ditampilkan dalam setiap episode, jangan ada lagi adegan-adegan yang

jahat karena baginya itu sungguh menguras emosinya.

“Pernah kak. Maunya pas berantam itu Tania itu sama Tama, udah serasi. Pengennya lihat mereka bersatu, walau orang ngelihat si Tama ini jahat, sebenernya Tama ini baik. Jadi Kartina pengen lihat mereka bersatu. Kartina nggak mau Tania sama Eros, karena Eros itu kelihatan lemah jadi lelaki, sementara kalau si Tama ini udah nunjukin cintanya udah ngebuktiin sama si Tania tapi cintanya nggak dianggap tapi Tania nya nggak mau. Tania nya mau nya sama Eros, kayaknya cintanya Tama bertepuk sebelah tangan. Ada juga adegan waktu Karin nampar Tania, tapi Tania nya nggak mau ngelawan kak. Pengen kali rasanya Kartina yang namparkan.”

Informan kedua, yaitu Indah Febrina, awal mula ia menonton sinetron

adalah saat kelas 6 Sekolah Dasar dan dia juga sudah tidak terlalu ingat

sinetron apa yang kali pertama ia tonton. Ia mengetahui sinetron dari abangnya,

awalnya ia hanya ikut-ikutan saja menonton tidak mengerti itu film apa, namun

lama-kelamaan karena sudah terbiasa dilihat dan diikuti ia juga menjadi suka.

Ia juga suka nonton FTV karena ceritanya langsung habis dan tidak

bersambung, tidak seperti sinetron yang kadang ceritanya sampai

berseason-season, tapi kalau sinetronnya menarik ia juga mau menontonnya seperti

sinetron yang saat ini dia ikuti terus setiap sorenya, Anak Langit. Ia

(20)

bergenre percintaan atau yang bersifat romantis. Ia mengakui memang suka FTV dikarenakan kisahnya tidak sampai berepisode-episode.

Waktu yang digunakan Indah pada saat menonton televisi biasanya

adalah pada saat setelah sepulang sekolah atau hari libur, karena pada saat itu

ia baru mempunyai waktu luang untuk bebas melakukan apa yang ia inginkan.

Ia menonton sinetron dimulai saat sore hari, dan menyambung ke malam hari.

Ia juga tidak hanya menonton sinetron, tetapi juga menonton cerita animasi

yang bersambung-sambung yaitu Naruto. Ia juga sering mengganti-ganti

channel ketika ia merasa bosan dengan adegan yang ia tonton, ketika malam

hari dia juga suka menikmati acara Dangdut Academy. Acara Dangdut

Academy tersebut juga tayang sampai malam, sehingga Indah menontonnya

sampai malam walau terkadang tidak sampai habis. Ia juga mengakui jarang

belajar kalau sudah malam lebih memilih menonton acara televisi yang

menurutnya lebih menghibur.

“Kalau sore biasanya nonton 2 jam gitulah, kalo malam 2 jam juga gitulah kak. Kalo sore itu nontonnya jam 5 nonton anak sekolahan, setelah itu baru nonton anak langit. Kalo ftv biasanya ditonton sepulang sekolah. Kalo anak langit biasanya nonton nggak sampai habis tapi kalo naruto nontonnya sampai habis kak karna kan naruto tayangnya sampai malam. Terus kalau udah habis naruto sama anak langit lanjut nonton dangdut akademi, kan dangdut akademi sampai malam.”

Indah yang menyukai sinetron karena mempunyai alasan sendiri,

menurutnya dengan menonton sinetron ia bisa menghilangkan rasa jenuh yang

sering kali mendera setiap manusia. Ia juga mengatakan kisah sinetron tersebut

jika ditambahkan dengan adegan romantisnya. Rasa bosannya setelah dari

sekolah sejak pagi hingga sore juga membuatnya sangat bosan jika harus

belajar terus, ia juga menginginkan ketenangan sejenak dengan menonton acara

kesukaannya.

“Pernah. Alasannya untuk menghilangkan suntuk, karna tayangan seru gitu karna soal-soal percintaan. Kalau gak pergi-pergi keluar rumah kan suntuk dirumah aja, jadi mau ngapain lagi lah kak, ya nonton sinetron lah kak. Karna kak kalo belajar aja juga bosan, kan disekolah udah belajar.”

Informan ketiga, yaitu Nur Fadila, ia menonton sejak ia masih duduk

(21)

pertama yang ia tonton adalah My Heart Series. Sinetron tersebut juga adalah

sinetron pertama yang paling ia sukai. Dila mengetahui sinetron tersebut dari

orang tua dan kakaknya. Awalnya dia tidak mengetahui film apa yang sedang

ditonton, kemudian ia pun mengikuti kakak dan orang tuanya yang nonton

sinetron, dan menjadi suka acara televisi tersebut. My Heart series yang pada

tahunnya sangat fenomenal, membuat Dila juga terikut menyukai sinetron

tersebut,setiap hari ia mengikuti sinetron tersebut dan tidak ingin absen satu

kali saja. Ia pernah ketinggalan cerita tersebut sekali, keesokan harinya saat di

sekolah ia bertanya pada temannya yang juga suka dengan sinetron yang sama

untuk menceritakan episode yang tidak Dila tonton. Dila sangat menyukai

sinetron karena jalan cerita dari sinetron tersebut memang enak dan para

pemainnya yang ganteng-ganteng.

“Pernah kak. Kadang karena ngerjain kerjaan rumah kak. Awalnya kerjaan rumahnya ditunda-tunda, giliran gitu main sinetronnya direpetin mamak dulu baru ngerjain kerjaan rumah. Yaudah jadi nggak bisa nonton sinetron kak, terus besoknya jadi tanya-tanya sama temen gimana ceritanya. Terus jadi penasaran sama endingnya, apalagi sama film yang kita suka penasaran kali. Karena pemainnya cantik-cantik ganteng-ganteng. Kita bisa ambil pesan moral yang ada disitu. Kalau misalnya Anak Jalanan kan itu percintaan sih kak, jadi pesan moralnya itu ya namanya masih anak sekolahan, kan ada percintaan, kita harus fokus sekolah dulu jangan pacaran karena dapat mengganggu pelajaran.”

Dila menonton sinetron tidak menentu waktunya, ia merasa cukup

lama berada di depan televisi untuk menyaksikan acara favoritnya, karena ia

terkadang harus bergantian dengan kakaknya yang ingin menonton sinetron

kesukaannya, sehingga Dila harus mengikuti apa yang ditonton oleh kakaknya.

Dila mempunyai sinetron kesukaannya seperti Anak Sekolahan, Mermaid in Love, Dunia Terbalik, dan My Heart Series yang sekarang tayang lagi, bukan hanya itu dia juga suka dengan Anak Langit serta sinetron bergenre India. Ia yang awalnya tidak suka menonton sinetron India lama-kelamaan menjadi suka

karena sering mengikuti kakaknya yang menonton, akhirnya ia mengetahui

jalan ceritanya dan siapa saja nama pemainnya.

(22)

kita bisa ambil pesan moralnya. Kalau anak sekolahannya pemainnya ganteng. Selain itu jug ngefans juga sama pemainnya si Natasha Wilona sama lawan mainnya juga. Kalau yang Dunia Terbalik itu ceritanya lucu, ada bodoh-bodohnya juga kak. Kadang ada ibanya juga karena kan anaknya udah lama nggak ketemu sama ibunya. Sekarang kan ada My Heart yang baru tayang lagi kak, adek kan ngfans juga sama Yuki Kato kak. Dulu waktu SD suka juga nonton itu kak. Anak langit juga, anak langit itu berani, terus punya keinginan yang kuat, selain itu pemainnya punya karakter sendiri-sendiri. Nonton India juga suka kak, semua India nonton mulai dari Anandhi, Geet, Mohabbattein, Thaki semua lah pokoknya adek tonton. Kalau ditanya tau semua lah ceritanya kak.”

Dila menonton sinetron tidak pernah pindah-pindah saluran televisi

jika itu adalah sinetron kesukaanya, dari awal main hingga akhir sinetron terus

ditonton. Ketika sinetron tersebut break commercial ia juga masih tetap nonton iklan tersebut, ia tidak ingin ketinggalan ceritanya walau hanya beberapa detik

saja. Ia sangat penasaran dengan ceritanya, setiap adegan demi adegan yang dia

ikuti sangat antusias, dan terkadang ia sering terhanyut dalam adegan yang

ditampilkan dalam sinetron tersebut sehingga emosi dan perasaannya ikut

terbawa suasana. Ia tidak sadar kalau ikut menangis ketika adegan dalam

sinetron terlalu sedih baginya, kakaknya yang selalu nonton dengannya sering

mencelanya karena ia sering terbawa suasana dari sinetron tersebut.

Informan yang terakhir adalah Diah Permata mengatakan bahwa ia

menonton sinetron untuk kali pertama pada saat masih Sekolah Dasar walau ia

tidak terlalu ingat kelas berapa, begitu juga dengan sinetron yang kali pertama

ia tonton. Ia mengetahui menonton sinetron berawal dari orang tuanya,

lama-kelamaan Diah juga jadi sering mengikuti orang tuanya yang menonton

sinetron menjadi suka ceritanya dan kemudian penasaran dengan jalan cerita

selanjutnya karena masih bersambung. Diah pun jadi mengerti sendiri

menonton sinetron, ia jadi lebih sering buka televisi dan menonton sendiri.

Diah mengatakan alasannya menonton sinetron itu karena ceritanya seru dapat

mengilangkan kejenuhan yang sering kali ia alami setelah pulang sekolah atau

ketika di saat waktu luangnya. Sinetron adalah acara televisi kesukaannya

sehingga ia tidak ingin melewatkan jika ada sinetron yang baru tayang.

(23)

lama-lama ngelihat ceritanya kok enak ya, jadi penasaran pengen tau gimana cerita selanjutnya. Yaudah besok-besoknya udah buka tv sendiri, nonton sendiri deh.”

Diah sangat menyukai sinetron yang bergenre India saat ini. Ia merasa

sinetron India itu tidak membosankan karena jalan cerita dari sinetron tersebut

tidak dapat ditebak akhir ceritanya seperti apa, berbeda dengan sinetron

Indonesia yang terlalu banyak kisah sedihnya dan jalan ceritanya sudah bisa

dipastikan bagaimana akhir ceritanya. Sinetron yang biasa ditonton Diah saat

ini adalah Mohabbattein dan Geet, setiap hari ia mengikuti episode- demi

episode. Diah biasanya setelah pulang dari sekolah langsung menyelesaikan

tugas rumah dan tugas sekolah agar sore harinya ia bisa menonton sinetron

India kesukaannya. Ia juga kadang tidak sendirian saat menonton, biasanya

ditemenin ibunya atau adik laki-lakinya walau adik laki-lakinya tidak terlalu

suka menonton sinetron.

“Sinetron india kak. Nonton Geet, sama Mohabbattein. Soalnya seru ceritanya kak, menceritakan kisah hidup yang sebenarnya. Ceritanya juga nggak terlalu drama kayak sinetron Indonesia yang ceritanya banyak jahatnya, jahatnya itu mencelakai orang lain. Kalo di sinetron India nggak ada yang kayak gitu kak. Terus kalo sinetron India juga ceritanya nggak bisa ditebak akhirnya gimana kak, kalau sinetron Indonesia udah ketahuan dari awal gimana kisah selanjutnya.”

Diah yang sangat suka sekali menonton sinetron biasanya

menghabiskan waktunya selama 4 jam apabila diakumulasikan, mulai dari sore

hari kemudian disambung lagi malam hari. Ia juga kadang merasa bosan jika

jalan cerita sinetron kesukaannya tersebut tidak ada klimaksnya, ia kadang

menggonta-ganti channel saat sinetronnya sedang commercial break atau dia ke kamar untuk memainkan gadgetnya. Ia sering merasa jengkel ketika ia tidak bisa menonton sinetron kesukaannya tersebut karena adik laki-lakinya juga

sedang menonton cerita animasi, terkadang ia juga sering bertengar dengan

adiknya karena acara televisi yang mereka inginkan, namun karena Diah

merupakan kakak maka ia yang mengalah. Ia penasaran akan cerita

selanjutnya, tidak jarang juga dia sampai browshing dari youtube untuk menyaksikan ulang episode yang tidak ditonton.

(24)

dimarahin kadang sama mamak karna berantem. Kesel juga kak, jadi nggak tau jalan ceritanya kak. Karena belajar juga kadang jadi nggak bisa nonton sinetron. Nggak tiap hari juga kak. Karena males aja kak, muak gitu lihatnya. Tapi kalau pas adegannya lagi seru gitu baru nonton. Tau episode selanjutnya seru liat di cuplikan episode selanjutnya kak. Kadang saking penasarannya sampai lihat dari google kak.”

4.1.5. Kesadaran Kritis Remaja Terhadap Isi Pesan Sinetron

Kesadaran kritis dalam menonton sinetron merupakan sebuah kondisi

yang dapat membuat individu untuk mengkritisi bagaimana isi pesan-pesan

yang ada dalam media dan menggunakan media tidak berlebihan dalam artian

membatasi waktu beraktifitas di media, agar dapat memanfaatkan waktu secara

kondusif untuk hal-hal yang lebih baik lainnya. Kesadaran kritis bagi individu

terutama pada remaja SMK Yayasan Pendidikan Keluarga (YPK) adalah hal

baru, yang mana istilah ini lebih dikenal dengan literasi media, meskipun

kesadaran kritis adalah sebuah bagian dari literasi media.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan keempat

informan, maka hasil didapat pada informan pertama yaitu dalam memahami

konten sinetron masih kurang dalam pemahaman kesadaran kritis. Kartina yang

masih memberikan pendapatnya tentang hal baik di dalam sinetron yang

menurutnya memiliki manfaat untuk kehidupannya. Sinetron Indonesia tidak

ada yang mengajarkan hal kebaikan, hanya hal buruk yang disisipkan pada

sebuah kisah sinetron untuk menarik perhatian penontonnya,dan hal buruk

tersebut tidak pernah disadari kehadirannya oleh masyarakat terutama remaja.

Menurut Kartina, hal baik yang ada dalam sinetron pantas dicontoh unuk

menjadikan diri sendiri yang lebih baik, sementara hal buruk yang ada di dalam

sinetron harusnya ditinggalkan. Remaja pada umur 17 tahun keatas menurutnya

sudah dapat menonton sinetron karena umur tersebut sudah dapat memfilter

mana hal baik dan hal buruk.

Kartina berpendapat hal baik dalam sinetron memiliki manfaat, pesan

moral yang bisa diambil dari sinetron tersebut bisa menjadi pelajaran hidup dan

juga dijadikan contoh perilaku yang baik. Hal baik yang dapat bermanfaat

(25)

perilaku yang dia tunjukkan, rasa semangat dan berprestasi di tengah

keterbatasan materi membuat orang-orang kagum dan mungkin akan diikuti

juga. Sebagian remaja menjadikan sinetron sebagai hiburan yang mampu

menghilangkan rasa jenuh dan sebagian lagi menjadikannya sebagai pemuas

rasa mereka dalam melihat idolanya walau tidak secara langsung. Menurut

Kartina, hal ini disebabkan semakin berkembangnya segala jenis sinetron yang

sangat mudah diakses untuk setiap kalangan tanpa harus menggunakan antena

atau pun program televisi berbayar.

Hal baik yang ada dalam sinetron juga memotivasinya untuk

menggantungkan cita-citanya setinggi yang dia inginkan, menurutnya idolanya

mampu memberikan pengaruh positif di dalam hidupnya. Kartina sangat

terobsesi untuk mendapatkan segala impiannya seperti yang ada di dalam

sinetron. Menurutnya semua orang harus bisa memiliki obsesi yang positif

seperti yang ada dalam sinetron, jangan lemah walau rintangan selalu datang

silih berganti tetapi jadikan sebagai pemicu semangat. Seperti yang dipaparkan

Kartina,

“Si Tania itu walau lemah, walau sering disakiti tapi tetap strong jadi cewek. Walau banyak orang yang menghina dia tetap kuat, tetap mengejar impian dia cita-cita dia. Walau banyak yang mau menghancuri cita-citanya tapi dia tetap berusaha. Cita-citanya itu mau buat cafe besar-besaran untuk kalangan remaja bersama temannya. Mereka berdua udah buat cafe itu sebesar mungkin, tapi si Tama malah ngehancurin cafenya supaya si Tama bisa dekat sama Tania. tapi walau gitu Tania tetap berusaha membangun cafenya lagi.”

Sebagai remaja SMK Yayasan Pendidikan Keluarga, Kartina mengaku

cukup kritis dalam menonton setiap sinetron yang ia tonton, sehingga ia tahu

mana hal baik yang pantas ditiru atau dicontoh dan yang tidak, mana yang

pantas ditonton dan yang mana yang tidak. Ia memastikan sinetron yang dia

tonton sudah dapat ditonton sesuai umurnya, dengan melihat tulisan batasan

umur yang sudah boleh menonton sinetron yang biasa ada di layar televisi,

kemudian ia lihat dengan alur ceritanya apakah dapat ditonton oleh remaja atau

alur ceritanya lebih menuju dewasa. Ia mengatakan tidak pernah terpengaruh

dari gaya yang ada dalam sinetron, lebih suka menjadi dirinya sendiri karena ia

(26)

“Nggak ada sih kak, kartina suka gaya Kartina sendiri. Be your self.”

Ia juga sangat geram melihat hal buruk yang ada dalam sinetron tersebut, pemain yang sangat sombong perannya karena memiliki harta yang

berlimpah dan tidak peduli pada sekitar dan merendahkan orang-orang yang

kurang mampu. Hal ini dapat ditiru bagi orang-orang kelas atas yang

menganggap dirinya sangat berkuasa dan hebat, memandang remeh orang-orang yang kurang beruntung dalam materi. Ia berpendapat orang-orang kaya dalam

artian berlebih dalam materi, seharusnya mereka lebih peduli pada lingkungan

sekitarnya, bisa bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi yang kurang

mampu. Kartina sendiri pernah terlibat hal yang menurutnya ia tau dari

sinetron, seperti mencela temannya, menurutnya itu hanya bercanda tidak

untuk dibawa serius dan tidak untuk menyebabkan pertengkaran di dalam suatu

hubungan pertemanan, namun dalam kenyataannya Kartina pernah terlibat

salah paham dengan temannya karena ada orang yang berniat jahat ingin

mengadu domba mereka dan merusak pertemanan mereka.

“Si Tama terlalu sombong dengan apa yang dia miliki, seakan-akan dunia ini milik dia semua punya dia dia bisa bayar semuanya. Itu nggak bagus terlalu meninggikan diri, terlalu merendahkan orang. Seharusnya walau dia kaya dia nggak boleh gitu, dia harus memperhatikan orang sekitarnya.”

Hubungan teman spesial atau sering disebut dengan pacaran sudah

tidak asing lagi dikalangan anak remaja jaman sekarang ini. Kartina sendiri

yang sudah berusia remaja juga mengaku pernah pacaran walau saat ini ia

sedang tidak pacaran, hal tersebut ia ketahui dari menonton sinetron dan

memang adanya dorongan dari dalam diri hasrat menyukai lawan jenis,

sehingga munculnya rasa ingin memiliki dan diperhatikan oleh lawan jenis.

Pacaran yang ditampilkan di dalam sinetron tidak pantas untuk dicontoh karena

dilakukannya hanya untuk umur mereka yang sudah dewasa, tetapi tidak untuk

dilakukan oleh Kartina. Menurutnya, sinetron yang selama ini ia tonton

pacarannya juga masih dibatas normal, karena hanya sekedar pegang tangan

dan pelukan yang biasa aja.

(27)

gak mencontoh kali dari sinetron itu, nggak bagus juga kak, itu kan memang untuk umur mereka, cuma untuk dipertontonkan bukan untuk dilakukan Kartina. Sinetron-sinetron yang Kartina tonton juga pacarannya itu masih normal dibatas wajar, Cuma pegangan tangan, pelukan juga sih, tapi biasa aja masih wajar kak.”

Kartina sadar sinetron merupakan untuk mengubah pandangan, sikap,

dan perilaku yang menonton, tetapi masih banyak masyarakat awam yang sama

sekali tidak mengetahui maksud terselubung yang disampaikan dari sinetron

tersebut. Berbagai jenis sinetron yang tayang di layar televisi semakin

berkembang dan beragam jenisnya, namun dalam hal ini Kartina mengatakan

ia cukup tahu jika sinetron dibuat oleh sang sutradara hanya untuk mengubah

pandangan, sikap, dan perilaku yang menonton, karena pemain dalam sinetron

memerankan bukan sifat aslinya. Sinetron yang pantas ditonton remaja

menurut Kartina adalah sinetron yang seperti ia tonton.

Berdasarkan keterangan informan kedua, konten sinetron memiliki hal

baik dan hal buruk. Indah mengatakan salah satu hal baik di dalam sinetron

yang ia tonton adalah seorang anak yang menghormati dan menyayangi kedua

orang tuanya walau tidak kandung. Indah beranggapan sinetron terdapat hal

baik di dalam kontennya. Perbedaan pandangan setiap individu menonton

sinetron membuat cara berpikir individu tersebut dalam memaknai sinetron

berbeda-beda, banyak dari mereka yang tidak sadar akan konten-konten yang

melanggar aturan yang ada. Anak remaja jaman sekarang bisa dikatakan sudah

krisis moral, dengan orang tua kandung yang sudah bersusah payah merawat

dan membesarkan kita dari kecil, belum tentu seorang anak bisa menghormati

dan menyayangi dengan setulus hatinya. Minimnya rasa patuh terhadap orang

tua dikarenakan faktor lingkungan dan juga dari tayangan yang hadir di layar

kaca rumah.

Hal-hal baik lain yang ada di dalam sinetron misalnya secara tidak

langsung mengajarkan agar sopan dengan yang lebih tua dan untuk taat

beribadah. Norma kesopanan yang mulai terkikis di masyarakat Indonesia,

namun melalui dari sinetron tersebut sedikit demi sedikit disisipkan norma

kesopanan yang sudah mulai terkikis agar remaja yang menonton dapat

(28)

santun yang memang layaknya ditanamkan sejak dini di lingkungan keluarga

untuk kali pertama kini dibangkitkan kembali, sopan santun dengan semua

orang tidak hanya pada yang lebih tua dari diri sendiri melainkan pada setiap

individu baik tua maupun muda. Semangat memperbaiki moral generasi muda

juga harus sejalan dengan agama yang dianut masing-masing individu melalui

ibadah.

“Kan anak langit itu anak yang ditinggalkan orang tua nya dari lahir, tapi diasuh sama orang tua yang lain. Tapi anak langit itu tetap patuh sama orang tua asuhnya walau bukan orang tua kandungnya. Sopan tetap sopan sama orang lain yang lebih tua. Tetap sabar walau dijelekkan sama orang lain sama musuhnya. Nggak pernah ninggalin perintah Allah, selalu ibadah.”

Hal baik dalam sinetron dirasakan oleh Indah di dalam dirinya, ia

tidak lagi melawan dengan orang tuanya, ia jadi memahami bagaimana patuh

kepada orang tuanya, dengan mematuhi perintah dan menghormati orang

tuanya merupakan salah satu hal membuat keduanya bangga dan bahagia,

Indah merasa semakin disayang dan dimengerti orang tuanya terutama untuk

urusan uang saku. Perlakuan tersebut tidak hanya dilakukan kepada orang tua,

melainkan kepada orang lain yang lebih tua, menjaga perilaku untuk tetap

sopan dan santun membuat beda dari yang lain. Ia mengatakan walau

ibadahnya belum dapat dilakukan sepenuhnya tapi ia berusaha untuk tetap

berubah menjadi lebih baik lagi, karena ia sadar itu merupakan perintah

agamanya.

Indah mengatakan hal buruk dalam sinetron yang ia tonton juga ada,

sifat dengki yang sering ditunjukkan di dalam sebuah kehidupan remaja sangat

tampak di dalam sinetron. Sifat dengki tersebut yang biasanya akan memicu

pertengkaran, misalnya antar sesama teman, tetangga, atau pertengkaran anak

dengan orang tuanya sendiri. Hal tersebut masih banyak ditemukan di dalam

sinetron Indonesia, tidak lengkap rasanya tanpa munculnya adegan-adegan

tersebut. Selain itu sering juga muncul karakter jail dalam sinetron, yang biasanya ditunjukkan dalam adegan anak sekolah pada sebuah geng yang

(29)

yang mereka tonton sangat cepat diserap oleh mereka. Indah pernah melakukan

hal yang tidak baik seperti apa yang pernah ia tonton dalam sinetron, ia pernah

terlibat adu mulut dengan temannya sehingga membuat terjadi pertengkaran

diantara mereka, karena itu ia menjadi dibenci oleh teman-temannya dan

mendapat penilaian buruk dari teman-temannya. Sikap buruk yang lain juga

terkadang muncul di dalam batinnya, ia sering merasa iri dengan teman-teman

sekelasnya karena mendapat nilai lebih tinggi darinya, sementara ia merasa

sudah melakukan hal yang paling maksimal.

“Ada lah kak, dengki, suka berantam, suka ngerjain orang. Ya nggak bagus aja lah kak. Pernah kak, misalnya iri sama temen, iri sama nilai temen karena nilai temen lebih tinggi. Terus berantem sama temen juga, tapi berantem mulut aja, cuma adu bicara gitu. Jadi dibenci kawan. Jadi nggak disukai orang lain.”

Gaya, perilaku, dan sifat yang menonjol di dalam karakter sinetron

biasanya hal tidak baik lebih sering diimitasi oleh audiensnya terutama remaja, namun Indah tidak pernah terikut akan gaya, perilaku atau sifat yang seperti

pada sinetron. Ia menganggap gaya yang ada di dalam sinetron terlalu

berlebihan, ia lebih merasa nyaman dengan gayanya yang biasa-biasa saja.

Dalam suatu sinetron remaja, biasanya adegan yang paling disukai remaja

adalah adegan yang bersifat romantis, ditambah pemainnya masih muda belia

sudah beradegan untuk pacaran. Indah mengatakan pacaran adalah hal yang

biasa karena ia sendiri saat ini juga sudah pacaran, yang ia ketahui dari sinetron

yang ia tonton, tetapi juga dari teman-temannya yang lebih dominan. Ia sering

melihat teman sebayanya yang dekat dengan lawan jenisnya yang biasa disebut

dengan pacaran, dan ia juga ingin tahu bagaimana yang namanya pacaran.

Indah berargumen jika pandangan, sikap, dan prilaku di dalam dirinya

tidak ada yang berubah sejak menonton sinetron. Setiap adegan yang dibuat di

dalam sinetron itu hanya fiktif belaka yang tidak benar adanya, semua adegan

yang di dalam sinetron tidak dibawa ke dalam kehidupan nyata. Hal tersebut

dibuat agar sinetron tersebut menarik, banyak orang yang ingin menontonnya

karena penasaran dengan jalan ceritanya, sehingga penontonnya setiap hari

ingin terus mengikuti jalan cerita sinetron tersebut. Indah juga mengatakan

(30)

ada adu fisiknya, namun bukan untuk ditiru adegan tersebut hanya sebagai

hiburan.

“Tau kak, itu dibuat-buat cuma settingan. Karena itu nggak ada semua, kayak yang berantem-berantem kan pernah juga digosipi, itu cuma didepan layar aja, kalau dibelakang layar mereka itu semua baik-baik. Itu kan kayak cuma untuk cerita-cerita aja, untuk membuat sinetron itu menarik tapi bukan utuk ditiru.”

Sinetron yang berkembang di masyarakat tidak luput juga dari hal-hal

yang menyimpang, yang bagi masyarakat Indonesia hal tersebut adaalah tabu

namun di dalam sinetron itu dijadikan sebagai daya tarik agar banyak ditonton

oleh remaja umumnya. Indah mengatakan dalam sinetron yang ia tonton di

dalamnya ada hal menyimpang tersebut, misalnya seperti ciuman, pelukan,

melawan orang tua, dan dari cara berpakaiannya yang tidak sopan. Adegan

ciuman yang biasanya ada di dalam suatu adegan hanya cium pipi, namun

biasanya dilakukan oleh pasangan yang belum menikah, masih dalam status

pacaran yang pada dasarnya mereka masih bersekolah memakai baju seragam.

Hal menyimpang lainnya adalah pelukan, yang biasanya dilakukan

oleh remaja yang masih berstatus pelajar dan terkadang dilakukan di

lingkungan sekolah. Padahal hal tersebut hanya pantas dilakukan bagi yang

sudah memiliki ikatan sah pernikahan dan dalam keyakinan Indah hal tersebut

sangat diharamkan oleh agamanya. Hal tersebut ditampilkan di dalam sinetron

yang ditonton remaja se-Indonesia, sehingga banyak remaja yang putus sekolah

karena terganggu proses belajarnya. Sifat ingin bebas tanpa dikekang yang

timbul di usia remaja membuat mereka sering melawan orang tua, rasa disiplin

yang diterapkan oleh orang tua tidak bisa mereka terima karena bagi mereka itu

kolot. Ketidakcocokan antara anak dan orang tua membuat seorang anak

mengambil tindakan sendiri seperti kabur dari rumah. Cara berpakaian yang

ditampilkan di dalam sinetron terutama pada anak sekolah yang memakai rok

diatas lutut dan baju yang sangat ketat sehingga membentuk lekuk tubuh,

seperti tidak mencerminkan seseorang yang ingin menuntut ilmu dan masih

berstatus sebagai pelajar.

(31)

boleh, apa lagi ciuman atau pelukan. Lagian kalau belum ada ikatan belum boleh ngapain-ngapain. Terus cara pakaiannya pakai rok mini, gaun-gaun gitu nggak panteslah kak, karena kan sinetron banyak ditonton sama anak. Mending tadi kalau pakai celana panjang nggak apa-apa. Sinetron itu pantas ditonton umur 15 tahun keatas lah.”

Indah mengatakan sinetron layak saja ditayangkan namun jangan ada

hal-hal yang menyimpang, karena sinetron ditonton juga oleh anak-anak,

seharusnya adegan yang mengajarkaan kebaikan seperti patuh terhadap orang

tua dan taat beribadah agar hal baik juga yang dapat ditiru oleh penontonnya. Ia

mengatakan sinetron ada yang layak dan ada juga yang tidak layak untuk

ditonton, alasannya kenapa tidak layak ditonton karena banyak hal-hal yang

menyimpang. Penyimpangan di dalam sinetron sebaiknya diminimalisir untuk

mengurangi adaptasi visual remaja.

Kesadaran kritis pada informan ketiga, yaitu Dila, ia beranggapan

bahwa pesan-pesan yang ada di dalam sinetron ada yang baik yang tersirat dan

lebih dominan yang buruk. Hal baik yang terkadang ada di dalam sinetron

misalnya mengajarkan cara bersosialisasi dan saling berteman. Cara

bersosialisasi yang sering ditunjukkan biasanya hanya cara bersosialisasi antara

sesama kalangan kelas atas, tidak pernah ada keakraban antara kelas atas

dengan kelas bawah. Pertemanan remaja yang diperlihatkan di dalam sinetron

juga sebuah bentuk pertemanan sesama kelas atas, yang di usia mereka sudah

mempunyai kendaraan pribadi seperti mobil mewah atau motor gede. Hal tersebut merupakan panutan yang tidak baik dilihat dari ekonomi masyarakat

Indonesia yang berada di kalangan menengah hingga bawah.

“Nggak ada yang baik sebenernya dalam sinetron kak. Tapi kan ada juga sinetron yang mengajari kita bersosialisasi. Kadang ada juga yang ngajari saling berteman, kadang yang musuh jadi teman.”

Kisah percintaan sudah menjadi hal yang biasa di setiap sinetron

Indonesia, bahkan setiap sinetron identik dengan kisah percintaannya sesuai

versinya masing-masing. Dila mengatakan setiap sinetron pasti mengajarkan

tentang percintaan, tidak hanya percintaan antara remaja tetapi ada juga

percintaan antara orang tua. Hal tersebut banyak yang ditiru oleh remaja saat

(32)

pengetahuan bagi remaja yang sangat minim ilmu pengetahuan. Ia juga pernah

mengalami hal percintaan tersebut di dalam kehidupannya, pernah merasa

baper ketika sedang dekat dengan lawan jenis, dan itu diketahui dari sinetron

yang ditonton. Ia pernah melakukan hal yang menurutnya itu tidak logika saat

menyukai seorang laki-laki yang masih memiliki pacar, ia harus

mendapatkannya dengan cara apa saja, agar putus dengan pacarnya. Hal

tersebut tidak layak dilakukan dengan umur yang masih belia, dan umur yang

masih belum paham dengan cinta sebenarnya ada baiknya untuk lebih

mementingkan pendidikan untuk masa depan. Dila sendiri mengetahui pacaran

sejak ia masih SMP, ia mengetahui hal tersebut dari pergaulan sesama

temannya dan juga dari sinetron yang ditonton, sampai saat ini ia juga masih

dalam hubungan pacaran walau menjalani hubungan jarak jauh.

“Kadang kalau dekat sama cowok jadi sering baper gitu kak, kanbaper itu taunya dari sinetron juga. Suka sama cowok jadi harus dapatin apa yang awak mau kak. Posisinya cowok itu udah punya cewek, jadi awak ngelakuin apa aja biar dia bisa putus sama ceweknya. Pernah kak, mulai dari kelas 2 SMP. Dari pergaulan kak,

dari sinetron juga kadang kak.”

Gaya khas yang ada didalam sinetron tidak jarang menjadi panutan

remaja-remaja masa kini. Gaya, prilaku dan sifat yang menurut mereka hal

yang baru atau unik diadaptasi tanpa mereka sadari, dan mereka

implementasikan ke dalam kehidupan mereka. Dila sendiri tidak pernah meniru

gaya, prilaku dan sifat seperti yang ada di dalam sinetron, dahulu ia pernah

melakukannya namun tidak untuk sekarang karena itu merupakan hal yang

sangat kampungan. Gaya yang seadanya adalah andalan Dila, menutup aurat adalah kewajiban yang diperintahkan agamanya sehingga tidak perlu terlalu

berlebihan.

Pandangan, prilaku, dan sikap yang berubah di dalam diri masyarakat

setelah menonton sinetron tidak pernah disadari, baik dan buruk konten

sinetron mereka adopsi secara langsung tanpa menyaring informasinya, yang

mereka inginkan adalah mendapat hiburan dari acara televisi kesukaan mereka.

Dila mengatakan tidak pernah merasakan pandangan, prilaku, dan sikapnya

berubah atas dasar menonton sinetron, semua yang ada di dalam dirinya murni

(33)

hanya untuk merubah penontonnya. Menurutnya, remaja Indonesia saat ini

pemikirannya hanya tentang bercinta saja, hal tersebut didasarkan semakin

banyaknya konten percintaan di dalam sinetron, yang awalnya mereka tidak

mngetahui untuk melakukan hal-hal yang masih belum lazim dilakukan oleh

remaja seumuran mereka. Sinetron juga mampu mengubah pandangan remaja

bahwa percintaan bisa menghasilkan uang, yang sering disebut dengan cewek

matre. Mereka menganggap dengan cara yang mudah saja bisa mendapatkan

uang, tidak memikirkan akibat pada diri mereka di masa yang akan datang.

“Tau lah kak. Karena kan remaja Indonesia sekarang ini pemikirannya jadi bercinta aja karena nonton sinetron. Kayak Ridho Rhoma bilang kak, hidup tanpa cinta bagai taman tak brbunga. Jaman sekarang kalau nggak pacara, masih jaman jomblo. Terus sinetron itu mengajarkan duit, jadi pacaran cuma untuk duit. Segalanya itu butuh duit, tapi duit itu nggak butuh segalanya. Kawan-kawan awak juga banyak gitu kak, pacarannya karena duit aja. Kalau yang kayak gitu itu biasanya kan karena ada maunya kak. Awak sempat terikut kak, tapi lama-lama takut juga kak suatu saat di ungkit-ungkit.”

Hal-hal tersebut sangat sering dilakukan oleh kalangan remaja saat ini,

mereka tidak memikirkan akibat jangka panjang yang bisa mereka terima, yang

mereka inginkan hanya pengakuan dari teman-temannya. Belajar yang

seharusnya menjadi prioritas kini menjadi urutan paling buntut, sudah tidak

aneh lagi jika banyak remaja yang tidak sempat menamatkan sekolah

menengah atas tetapi sudah menggendong seorang anak, semakin rendahnya

sumber daya manusia terutama generasi muda sebagai penerus bangsa.

Penjelasan dari informan keempat, menurut Diah, pesan-pesan yang

ada di dalam sinetron untuk masa sekarang ada dua hal yang berbeda, hal

positif dan hal negatif yang terkandung dalam konten sinetron. Diah yang tidak

terlalu memahami makna dari kesadaran kritis, pemahamannya mengenai

konten sinetron masih melihat ada hal baik dari yang ia tonton. Menurutnya,

hal baik dan hal buruk dalam sinetron terlihat seimbang, tidak ada yang

mendominasi, selalu ada hal baik yang bisa diadaptasi ke dalam kehidupan dan

hal buruknya yang harus ditinggalkan walau pada realitanya hal tersebutlah

yang sangat didominasi oleh para penontonnya. Masyarakat sebenarnya sadar

hal buruk yang terdapat pada sinetron namun tetap tidak menghiraukan hal

Referensi

Dokumen terkait

Pemanas air yang sering di pakai masyarakat adalah pemanas air yang memanfaatkan energi cahaya matahari dengan mengoptimalkan panas air yang berada di dalam pelat datar

Analisis QOS(Quality Of Service) Kampus UKSW Studi kasus gedung G dan F Yang dibimbing oleh :6. Felix

Dokumentasi 7 : Contoh Tanaman keluarga sayur-mayur seperti sawi, bayam. dan juga bangun-bangun yang sering

Belajar Sendiri Exchange Server 2007, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.. [6] TIPHON.“Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over

Tujuan: Untuk menentukan korelasi antara kalsium, fosfor dan produk kalsium fosfor dengan skor pruritus pada pasien hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik

Nyamuk Anopheles spp yang tertangkap istirahat di luar rumah dan di dalam rumah pada malam hari dan pagi hari, dilakukan pembedahan ovarium untuk menentukan angka paritas

Analiza uspjeha studenata tijekom visokoškolske edukacije, koja je prikazana u ovom radu, pokazuje da studenti koji su na Fakultet upisani u statusu financiranja iz državne

Pada penelitian ini, memaparkan proses pembentukan jiwa kewirausahaan pada pemilik Zig Zag yaitu Bapak Wahono dan proses kewirausahaan yang berlangsung dalam usaha Zig