BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yang pertama adalah di Seoul, Korea
Selatan dan Bandung Korea Community (Hansamo). Seoul merupakan ibu kota
negara Korea Selatan, terletak di barat laut negara dan bagian selatan sungai Han.
Seoul merupakan pusat kegiatan politik, sosial, budaya dan ekonomi di Korea
Selatan dan Asia Timur, yang juga merupakan pusat bisnis dan keuangan,
perusahaan multinasional dan organisasi global. Memiliki kurang lebih 10 juta
penduduk yang mebuat kota ini menjadi salah satu kota terpadat di dunia.
Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/South+Korea,2015
Gambar 3.1 Peta Korea Selatan
Lokasi penelitian kedua adalah Bandung Korea Community (Hansamo)
yang merupakan sebuah komunitas budaya yang berdomisili di Bandung.
dengan Kedutaan Besar Republik Korea dan seluruh kegiatan yang diadakan oleh
Bandung Korea Community didukung penuh oleh Korean Associatuion dan
Kedutaan Beasar Republik Korea. Kantor Bandung Korea community terletak di
dalam Mall Lucky Square, Jl. Terusan Jakarta No. 77A.
Sumber : Dokumentasi Bandung Korea Community (Hansamo)
Gambar 3.2
Bandung Korea Community (Hansamo)
Hansamo didirikan dengan tujuan memelihara hubungan antara Indonesia
dengan Korea melalui perkenalan-perkenalan masing-masing budaya kepada
anggota dan masyarakat umumnya. Hansamo juga mendirikan beberapa kelas
yang dapat menjadi media pembelajaran kebudayaan Korea seperti kelas bahasa,
tari tradisional dan vocal. Saat ini anggota Hansamo sudah melebihi dari 700
anggota dan terus bertambah. Tidak sedikit anggota Hansamo ini yang sudah
mengunjungi Korea bahkan ada yang menetap disana. Oleh karena itu, peneliti
menjadikan Bandung Korea community (Hansamo) sebagai lokasi penelitian dan
pengambilan sampel penelitian.
B. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif berdasarkan
yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan
antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat (Kusmayadi &
Sugiarto, 2000, hlm 29).
Menurut Sugiyono (2009, hlm 11) penelitiankuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat statsistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
C. Definisi Operasional
1. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah proses penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk mengetahui faktor apa saja yang mendominasi motivasi wisatawan yang
berkunjung ke Korea Selatan. Sebelum melakukan analisis faktor, peneliti
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden. Kemudian melakukan tabulasi
data untuk selanjutnya diproses ke tahap penelitian selanjutnya yaitu pengujian
variabel. Setelah dilakukan pengujian variabel kemudian dilakukan penyaringan
variabel yang akan mengeliminasi faktor yang memiliki nilai MSA < 0,5 dalam
proses ekstraksi faktor. Setelah didapatkan hasil kemudian dilanjutkan ke tahap
analisis communalities, total variance explained, scree plots,component matrix,
rotasi faktor dan component transformation matrix. Setelah tahap tersebut
dilakukan, maka akan terbentuk faktor-faktor bari yang memiliki nilai eigenvalue
> 1 maka faktor tersebut merupakan faktor yang paling optimal untuk menjadi
faktor yang mendominasi. Faktor dengan nilai eigenvalue yang paling besar, maka
faktor tersebut menjadi faktor yang paling mendominasi.
2. Motivasi Wisatawan
Motivasi wisatawan bertujuan untuk melepaskan diri sejenak dari rutinitas
berfungsi untuk mengembalikan harmoni di masyarakat sehingga pariwisata
dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial Krippendorf (1986); Sharpley
(1994) (dalam Pitana & Gayatri, 2005).
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa motivasi terbentuk karena
kegiatan wisata baik dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang
mempengaruhi dari luar. Dalam melakukan perjalanan, wisatawan memiliki
motivasi yang bervariasi tergantung dengan keinginan, kebutuhan dan tujuan
mereka dalam melakukan perjalanan atau kegiatan wisata. Salah Wahab (2006,
hlm. 161) membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu:
1) Motivasi umum
Motivasi umum adalah motivasi yang mendorong seseorang atau
wisatawan hanya sekedar untuk beralih tempat.
2) Motivasi khusus
Motivasi khusus adalah apabila wisatawan terdorong untuk mengunjungi
suatu objek, daerah atau negara tertentu atau untuk memilih suatu
perjalanan wisata yang spesifik.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 250) berpendapat bahwa populasi
merupakan kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita.
Sedangkan, menurut Margono (2010, hlm. 118) populasi merupakan
seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam ruang lingkup dan waktu yang
kita tentukan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan keseluruhan data yang terdapat di lokasi penelitian.
Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan Indonesia
yang pernah berkunjung ke Korea Selatan dan tergabung dalam sebuah komunitas
yaitu Bandung Korea Community (Hansamo). Berikut adalah tabel kunjungan
wisatawan yang berkunjung ke Korea Selatan:
Tabel 3.1
Data Kunjungan wisatawan Indonesia ke Korea Selatan
Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan
Indonesia
2011 4.086
2012 5.235
2013 11.771
2014 12.120
Sumber: Korean Tourism Organization annual statistic, 2015
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 215) sampel adalah sebagian dari populasi.
Sementara Sudjana (2005, hlm. 6) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian
yang diambil dari populasi. Dari kedua pengertian tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang diambil atau digunakan.
Pada penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik
probability sampling, yaitu teknik dimana setiap anggota populasi memiliki
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk menentukan ukuran
sampel, pada penelitian ini digunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)
Untuk mencari jumlah sampel yang diperlukan dari populasi wisatawan
yang berkunjung ke Korea Selatan, jumlah wisatawan yang datang selama 5 tahun
terakhir adalah sebanyak 36.011 wisatawan. jumlah ini akan digunakan untuk
mewakili jumlah populasi wisatawan di Korea Selatan. Peneliti mengambil nilai
kritis sebesar 10% maka dapat diperhitungkan sampel yang diperoleh dengan
menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut:
n = N
1 + N (e)2 N n =
n = 36.011
1 + 36.011 (0,1)2
n = 36.011
361,11
n = 99,72 ≈ 100
Setelah pembulatan, maka dapat ditentukan jumlah sampel yang
diperlukan sebagai responden pengisian kuisioner adalah 100 wisatawan.
E. Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data untuk penelitian
dengan menggunakan beberapa instrument. Alat penelitian yang dibutuhkan untuk
mengambil data yang diperlukan agar sesuai dan relevan dengan yang diharapkan
dan sesuai dengan objek penelitian adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan diajukan pada responden untuk
diisi sendiri oleh responden. Sedangkan skala pengukuran yang akan dipakai
adalah skala Likert yang merupakan alat untuk mengukur sikap dari keadaan
yang sangat positif ke jenjang yang sangat negatif sehingga akan
menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
pernyataan yang diajukan oleh peneliti (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000, hlm.
94). Dalam hal ini, kuesioner dibagikan kepada para pengunjung atau
wisatawan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendominasi motivasi
wisatawan.
Kuesioner ini akan dibagikan secara langsung di lokasi penelitian dan secara
online.
b. Wawancara, peneliti melakukan perbincangan dengan narasumber yang terkait
dengan penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan dari Bandung Korea
Skala yang digunakan adalah skala ordinal, dengan menggunakan skala
Likert sebagai skala pengukuran. Sudaryono (2014, hlm. 90) menyebutkan bahwa
skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang
yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. (Sudaryono 2014, hlm. 93)
Dalam penelitian gejala sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan lagi menjadi sub variabel yang kemudian sub
variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya
indikator-indikator yang terukur ini dapat menjadi titik tolak untuk membuat item
instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu di jawab oleh
responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan
sikap yang diungkapkan dengan kata-kata seperti yang dijelaskan pada tabel 3.2
tentang tolak ukur skala likert
Tabel 3.2
Tolak Ukur Skala Likert
Sumber: Pengolahan data Peneliti, 2015.
2. Proses Pengembangan Instrumen a. Uji Validitas
Uji validitas (Sujarweni, 2011, hlm. 176) digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan
suatu variabel. Daftar pernyataan ini pada umumnya mendukung sutau
kelompok variabel tertentu.
Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pernyataan di uji
validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r table dimana df = n – 2
No Pernyataan Tolak Ukur
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid. Uji Validitas dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
n = ukuran sampel
r = koefisien korelasi satu butir/ item
x = skor setiap item instrument
y = skor total item instrument
Instrumen yang telah diberikan dilakukan uji validitasnya setelah
diberikan kepada 30 responden. Pengujian validitas kepada 30 orang ini untuk
mengetahui keabsahan dari instrument yang diberikan sebelum instrument
tersebut diberikan kepada jumlah sampel yang sebenarnya. Untuk mengetahui
hasil perhitungan, peneliti menggunakan program pengolahan data SPSS 20
for windows dengan bantuan program Microsoft Excel 2007.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas (Sujarweni, 2011, hlm 186) adalah tingkat keandalan
kuesioner. Merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontrak-kontrak pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Uji Reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliable dengan rumus berikut:
Dimana :
K = Banyaknya butir pertanyaan
= Total varians butir
= Total varians
c. Methode Succesive Interval (MSI)
Methode Succesive Interval atau MSI merupakana metode merubah
data ordinal menjadi skala interval berurutan. Menurut Sambas Ali Muhidin
dalam bukunya Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian mengatakan
langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data
interval melalui method of successive intervals adalah:
1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab
(memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang
tersedia.
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),
kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban
responden tersebut.
3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi
kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden
4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai
z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap
alternatif jawaban responden tadi.
5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan
menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi
Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi
Area under lower limit).
6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari
nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi +
|SVMin|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif
terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
F. Prosedur Penelitian
Prosedur data adalah tahapan peneliti mendapatkan data, dari awal data
memperoleh data melalui wawancara kepada pihak Bandung Korea Community
kemudian selanjutnya peneliti melakukan observasi ke Korea Selatan.
Setelah data yang diperoleh cukup, peneliti melanjutkan ke tahap
mengolah data dan menganalisisnya. Data tersebut diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, studi pustaka, dokumentasi, serta kuesioner yang diolah
secara deskriptif. Prosedur data akan dijelaskan ada gambar 3.3
Sumber : Pengolahan Data Peneliti, 2015
Gambar 3.3 Bagan Prosedur Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Data primer
Menurut cara perolehannya, data dikelompokkan menjadi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara dikumpulkan
sendiri oleh peneliti dan langsung dari objek atau lokasi yang diteliti
(Kusmayadi dan Sugiarto, 2000, hlm. 80).
a. Kuesioner
Kuesioner adalah instrument yang digunakan berupa pertanyaan yang
akan diajukan kepada responden untuk diisi oleh responden itu sendiri.
Yang menjadi responden adalah wisatawan yang sudah pernah
berkunjung ke Korea Selatan. Pada penyebaran kuesioner ini, peneliti Perolehan Data
Kuesioner Studi Literatur
Wawancara Observasi Lapangan
Analisis Deskriptif Eksploratif
menyebarkan secara langsung di Korea Selatan, namun karena
keterbatasan waktu, untuk penyebaran selanjutnya, peneliti membatasi
penyebaran kepada wisatawan yang berasal dari Kota Bandung,
kuesioner dibagikan secara online kepada anggota Bandung Korea
Community yang telah berkunjung ke Korea Selatan.
b. Wawancara
Wawancara akan dilakukan dengan pihak atau narasumber yang terkait
dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai pihak
dari Korean Tourism Organization dan Bandung Korea Community.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung oleh
peneliti, melainkan melalui pihak ketiga, diantaranya sebagai berikut:
a. Data yang telah ada sebelumnya dari pihak pengelola atau instansi
terkait lainnya.
b. Studi kepustakaan, adalah teknik pengumpulan data dengan mencari
dan mengumpulkan referensi dari buku atau karya tulis ilmiah lainnya
sesuai dengan masalah yang dikaji. Dalam penelitian ini, buku referensi
yang digunakan adalah yang berkaitan dengan analisis faktor
(statistika), motivasi wisatawan, klasifikasi dan karakteristik wisatawan,
dan lain sebagainya.
c. Internet, untuk melengkapi data yang belum didapat baik secara
langsung maupun dari buku referensi.
G. Analisis Data
1. Variabel Operasional
Berikut ini diuraikan variabel operasional yang menentukan faktor
dominan yang mempengaruhi motivasi wisatawan berkunjung ke Korea
Selatan. Faktor-faktor ini di dapat dari gabungan teori beberapa ahli tentang
faktor pendorong dan penarik motivasi wisatawan yang berkunjung ke Korea
Selatan. Untuk lebih jelasnya variabel operasional akan dijelaskan pada tabel
2. Pengolahan Data
Hasil dari pengisian kuesioner oleh wisatawan diolah untuk
mendapatkan hasil presentase. Tahap-tahap pengolahan data kuesioner adalah:
Pengklasifikasian pertanyaan dalam kuesioner
Penghitungan Data
Tabulasi, memasukkan data hasil kuesioner dalam bentuk tabel
Menganalisis hasil kuesioner dengan bantuan SPSS 20.0 for windows
Yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah teori
motivasi perjalanan yang terdiri dari faktor pendorong dan penarik
motivasi perjalanan. Teori yang digunakan sebagai faktor pendorong
motivasi perjalanan adalah teori yang dikemukakan oleh Ryan (1991)
dalam Pitana dan Gayatri (2005, hlm. 67) yaitu escape, relaxation, play,
strengthening family bonds ,prestige,social interaction,romance,
educational, self-fulfillment dan wish-fulfillment. Sedangkan untuk faktor
penarik motivasi perjalanan menggunakan teori kepuasan wisatawan yang
dikemukakan oleh Page dan Conell (2006:321) yaitu attraction, amenities,
activities, accessibility, ancillary services, available packages.
Berikut adalah tabel operasionalisasi variabel faktor yang mempengaruhi
motivasi berkunjung wisatawan ke Korea Selatan.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Korea Selatan
Variabel Sub Variabel Indikator Skala No.Item
Faktor pendorong motivasi wisatawan
Play
Melakukan kunjungan
untuk bermain dan
Melakukan kunjungan
dengan tujuan
kental dengan Susana romantic
Ordinal
Educational
Kawasan memiliki
atraksi dan fasilitas
yang mendukung
lama ingin dikunjungi Ordinal
Cultural motivation
Keunikan kesenian
lokal
Jenis kuliner yang
beragam dan berbeda
Perbedaan bahasa dan
adat istiadat
acara hiburan korea
Ordinal
Amenities Kondisi infrastruktur
Activities Wisata alam
Ketersediaan fasilitas
pendukung seperti
perjalanan wisata ke Korea Selatan
Ordinal 33
H. Uji Validitas
Uji validitas menurut Sujarweni dalam Agustine (2012:42)
mengemukakan bahwa, uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir
pertanyaan. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df (degree of
freedom) = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka hasil valid. Uji
validitas dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan
r =
Uji validitas ini dilakukan terhadap setiap butir pertanyaan dengan
didukung program SPSS 20.0 dan Microsoft Excel 2007 untuk mengetahui apakah
variabel-variabel penelitian memenuhi kriteria atau tidak. Apabila memenuhi
kriteria, maka variabel yang merupakan faktor motivasi dapat dikatakan valid.
Berikut adalah uji validitas faktor-faktor motivasi wisatawan yang
berkunjung ke Korea Selatan:
Tabel 3.4
Uji Validitas Faktor Motivasi Wisatawan yang Berkunjung ke Korea Selatan
No. Faktor r hitung r tabel Keterangan
4. Melakukan kunjungan
untuk bermain dan mendapatkan
kesenangan
0,556 0,361 Valid
5. Melakukan kunjungan
dengan tujuan
mengunjungi sanak
saudara
9. Memiliki destinasi dan
atraksi yang kental
dengan suasana
romantis
0,405 0,361 Valid
10. Kawasan memiliki
atraksi dan fasilitas
yang mendukung
12. Kawasan merupakan
15. Melakukan kunjungan
untuk mendapat
ketenangan
0,444 0,361 Valid
16. Keunikan kesenian
lokal
0,448 0,361 Valid
17. Jenis kuliner yang
beragam dan berbeda
0,483 0,361 Valid
18. Perbedaan bahasa dan adat istiadat
0,441 0,361 Valid
19. Melakukan kunjungan
mitra kerja
22. Perbedaan adat dan
budaya
0,478 0,361 Valid
23. Banyaknya
acara-acara hiburan korea
0,468 0,361 Valid
24. Kondisi infrastruktur mendukung untuk melakukan kegiatan wisata
0,375 0,361 Valid
25. Kelengkapan sarana
prasarana
0,383 0,361 Valid
26. Transportasi yang
melakukan perjalanan
28. Wisata alam 0,545 0,361 Valid
29. Wisata bahari 0,440 0,361 Valid
30. Wisata Minat khusus 0,375 0,361 Valid
31. Ketersediaan fasilitas
pendukung seperti
bank, rumah sakit,
restaurant atau café
0,383 0,361 Valid
32. Kondisi fisik fasilitas pendukung Kondisi fisik fasilitas pendukung
0,431 0,361 Valid
33. Ketersediaan paket
perjalanan wisata ke Korea Selatan
0,545 0,361 Valid
Sumber:Pengolahan data peneliti 2015.
Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa seluruh item memenuhi kriteria
dimana r hitung > r tabel. Dengan demikian seluruh item tersebut dapat
dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam proses penelitian selanjutnya.
I. Uji Reliabilitas
Menurut Sujarweni dalam Agustine (2012:43) uji reabilitas dapat
dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai
Alpha > 0,06 maka reliable. Dengan rumus sebagai berikut:
r =
dimana:
r = koefisien reliability instrument (cronbach alfa)
k = banyaknya butir pertanyaan
Σ
= total varians butir
Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap seluruh butir pertanyaan yang valid
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: Pengolahan data SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 3.5. Case Processing Summary dapat dinyatakan tingkat
validitasi dari seluruh pertanyaan adalah 100%
Tabel 3.6
Tabel Realibility Statistic
Sumber: Pengolahan data SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 3.6. Reliability Statistic pada 33 butir pertanyaan,
menunjukan bahwa semua pertanyaan tersebut reliable. Nilai Cronbach Alpha
menunjukan lebih dari 0,60 yaitu 0,878.
J. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan analisis yang mencoba menemukan hubungan
antar sejumlah variabel-variabel yang saling bebas satu sama lain sehingga dapat
dibuat satu atau beberapa set variavbel yang lebih sedikit dari jumlah variabel
awal. Variabel yang memiliki korelasi terbesar akan berkelompok membentuk
suatu set variabel. Dengan kata lain variabel terbesar akan membentuk faktor.
Dalam menguji faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wisatawan Indonesia
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
berkunjung ke Korea Selatan, peneliti menggunakan metode analisis faktor
eksploratori dengan pengolahan data menggunakan program SPSS 20.0.
Analisis faktor eksploratori atau analisis komponen utama adalah suatu
teknik untuk mereduksi data dari variabel asal menjadi variabel baru atau faktor
yang jumlahnya lebih kecil dari variabel awal. Proses analisis faktor eksploratori
bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan
melakukan uji korelasi (Data Summarization), yaitu :
- R Factor Analysis : Jika korelasi dilakukan antar variabel, dalam SPSS R
Factor Analysis adalah kolom.
- Q Factor Analysis : Jika korelasi dilakukan antar responden, dalam SPSS Q
Factor Analysis adalah baris.
Setelah itu, tujuan berikutnya adalah mereduksi data, yaitu membuat
sebuah variabel set baru yang disebut faktor untuk menggantikan sejumlah
variabel tertentu (Data Reduction). Yang perlu diperhatikan dalam mereduksi
data adalah faktor dan kontribusi variabel terhadap faktor, faktor loading dan
faktor score. Adapun proses yang harus dilakukan dalam meenggunakan metode
analisis faktor sebagai berikut (Santoso 2010:58):
1. Menentukan variabel-variabel yang akan dianalisis
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan pengukuran MSA
(Measure of sampling Adequacy). Pada tahap awal, dilakukan penyaringan
terhadap sejumlah variabel sehingga mendapat variabel-variabel yang
memenuhi syarat untuk dianalisis. Untuk melihat ada tidaknya korelasi,
digunakan Kaiset Meyer Oikin (KMO)measure of sampling adequancy, yang
merupakan indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor.
Nilai 0,5 – 1,0 berarti analsis faktor tepat, jika kurang dari 0,5 maka analisis
faktor dikatakan tidak tepat.
3. Setelah beberapa variabel yang memenuhi syarat diperoleh, maka proses akan
berlanjut kepada inti analisis faktor, yaitu factoring. Factoring merupakan
proses yang akan mengekstrak satu faktor atau lebih dari variabel-variabel
yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan
ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga membentuk satu
Metode yang digunakan adalah varimax.
Varimax adalah metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi jumlah
indicator yang mempunyai faktor dengan loading tinggi pada setiap faktor. Dari
proses ini akan muncul tabel communalities, tabel ini pada dasarnya menunjukkan
jumlah varians dari satu variabel yang bisa dijelaskan dengan faktor yang ada.
Kemudian tabel yang muncul berikutnya adalah tabel Total Variance Explained
yang menampilkan eigenvalues (akar ciri) dari masing-masing faktor. Untuk suatu
faktor The Eigenvalues menunjukkan jumlah varian sebagai kontribusi dari faktor
yang bersangkutan terhadap variance, karena masing-masing variabel sudah
dibakukan dengan rata-rata nol dan variannya satu. Besarnya eigenvalue menjadi
dasar untuk menentukan banyaknya jumlah faktor yang bisa diterima. Semakin
besar eigenvalue setiap faktor, maka faktor tersebut semakin reliable untuk
mewakili sekelompok variabel. Faktor akan bermakna apabila eigenvalue faktor
lebih besar dari satu (>=1). Setelah mengetahui faktor yang dapat diterima, tabel
component matrix menunjukkan distribusi masing-masing variabel terhadap
faktor dan angka-angka pada tabel akan menunjukkan faktor loadings yang
menunjukkan besarnya korelasi antar variabel dengan faktor yang terbentuk.
Variabel dengan loading yang besar dapat diartikan sebagai komponen penyusun