• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah hiwalah dasar hukum rukun dan sy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah hiwalah dasar hukum rukun dan sy"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

IMPLEMENTASI HAWALAH DALAM HUKUM ISLAM

Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Fiqih Kontemporer Perbankan Dosen Pengampu: Imam Mustofa, S.H.I., M.SI.

Disusun oleh: Kelompok 11

Nur Idhofi Rahmad 141270110

KELAS D

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

JURAI SIWO METRO

(2)

IMPLEMENTASI HAWALAH DALAM HUKUM ISLAM (Definisi, Dasar Hukum , Rukun , dan Syarat)

A. Definisi Hawalah

Secara istilah banyak defenisi yang diberikan para ulama terhadap pengertian hawalah. Akan tetapi diantara defenisi-defenisi tersebut mempunyai suatu pemahaman yang sama. Dibawah ini peneliti memuat beberapa defenisi tentang hawalah menurut pendapat para ekonom muslim dan juga sebagian ulama,diantaranya yaitu :

1. Menurut Firdaus hawalah “ suatu akad yang mengharuskan pemindahan utang dari yang bertanggung jawab kepada penanggung jawab yang lain”1 2. Kalangan Mallikiyah, Syafi,Iyah dan Hanbaliyah mendefinisikan sebagai

akad berimplikasi pada perpindahan utang dari tanggungan pihak tertentu kepada pihak lain. Definisi hawalah dalam kompilasi hokum ekonomi syariah (KHES) pasal 20 aya(13) adalah”pengalihan hutang dari muhil al

ashil kepada muhal alaih.2

3. Menurut Idris Ahmad hawalah ialah“semacam ikatan (ijab kabul) pemindahan hutang dari tanggungan seseorang yang berhutang kepada orang lain itu mempunyai utang pula kepada yang memindahkanya.3 4. Dalam karangan Moh.Rifai, hawalah ialah “aqad mengalihkan tanggung

jawab membayar hutang dari seseorang kepada orang lain”. Misalnya Murtaji mempunyai hutang, semestinya dialah yang wajib membayar

1 Ismail nawawi, fikih muamalah klasik dan kontenporer,(bogor : ghalia indonesi 2012),

h.180

2Imam Mustofa, Fikih Mu’a alah Ko te porer,(Jakarta:Rajawali Pers 2016), h.234. 3 Suhendi. Hendi, Haji, Fiqh Muamalah,( PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007), h.

(3)

hutang tersebut, tetapi kewajiban membayar hutang itu dialihkan kepada Rika dengan aqad.4

Ditinjau dari segi obyeknya hiwalah dibagi 2, yaitu : Hawalah Haq

1. Hawalah ini adalah pemindahan piutang dari satu piutang kepada piutang yang lain dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang. Dalam hal ini yang bertindak sebagai Muhil adalah pemberi hutang dan ia mengalihkan haknya kepada pemberi hutang yang lain sedangkan orang yang berhutang tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah piutang.

2. Hawalah Dayn

Hawalah ini adalah pemindahan hutang kepada orang lain yang mempunyai hutang kepadanya. Ini berbeza dari hawalah Haq. Pada hakikatnya hiwalah dayn sama pengertiannya dengan hawalah yang telah diterangkan terdahulu.5

Jadi, Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hali ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang.

B. Dasar Hukum Hawalah

4 Rifai. Moh, Haji. Drs,͟Mutiara Fiqih”, (Semarang, CV. Wicaksana, 1998), hal. 741. 5Sunarto Zulkifli, “Panduan Praktis Perbankan Syari’ah”, (Jakarta : Zikrul Hakim 2003), hal.

(4)

1. Hadist

Pelaksanaan Hawalah dibenarkan dalam Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Asal di syariatkan hawalah, sebagaimna hadist yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim dari abu hurairah : sesungguhnya rasulullah SAW. bersabda

(artinya) : ”Orang yang mampu membayar haram atas melalaikan hutangnya. Apabila salah seorang diantara kamu memindahkan hutangnya kepada orang lain, hendaklah diterima pilihan itu, asal yang lain itu mampu membayar”. (HR. Ahmad dan Baihaqi.)6

2. Ijma’

Ulama sepakat membolehkan hawalah. Hawalah di bolehkan pada utang yang tidak berbentuk barang/benda karena hawalah adalah perpindahan muhil yaitu: orang yang menghawalahkan utang. Oleh sebab itu, harus pada uang atau kewajiban financial.7

3. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 318

1) Rukun Hawalah/pemindahan utang terdiri atas: a. muhil/peminjam;

b. muhal/pemberi pinjaman; c. muhal ‘alaih/penerima hawalah; d. muhal bihi/utang; dan

6 Rasjid. Sulaiman, ͞Haji, Fiqh Islam (hukum Fiqh Lengkap)”, cet.27,( Bandung, Sinar

Baru Algensindo, 1994), hal. 312

7Muhammad Syafii Antonio, ͞Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek͟,( Jakarta, Gema Insani, 2001),

(5)

e. akad.

2) Akad sebagaimana dimaksud pada ayat 1) huruf e dinyatakan oleh para pihak secara lisan, tulisan, atau isyarat.

Pasal 319

3) Para pihak yang melakukan akad hawalah/ pemindahan utang harus memiliki kecakapan hukum.

Pasal 320

1) Peminjam harus memberitahukan kepada pemberi pinjaman bahwa ia akan memindahkan utangnya kepada pihak lain.

2) Persetujuan pemberi pinjaman mengenai rencana peminjam untuk memindahkan utang seperti yang dimaksud pada ayat (1), adalah syarat dibolehkannya akad hawalah/pemindahan utang.

3) Akad hawalah/pemindahan utang dapat dilakukan jika pihak penerima hawalah/pemindahan utang menyetujui keinginan peminjam pada ayat Pasal 321

1) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya utang dari penerima hawalah/pemindahan utang, kepada pemindah utang.

2) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya sesuatu yang diterima oleh pemindah utang dari pihak yang menerima hawalah/ pemindahan utang sebagai hadiah atau imbalan.

(6)

1) Pihak yang utangnya dipindahkan, wajib membayar utangnya kepada penerima hawalah.

2) Penjamin utang yang dipindahkan, kehilangan haknya untuk menahan barang jaminan.

Pasal 323

1) Utang pihak peminjam yang meninggal sebelum melunasi utangnya, dibayar dengan harta yang ditinggalkannya.

2) Pembayaran utang kepada penerima hawalah/ pemindahan utang harus didahulukan atas pihak-pihak pemberi pinjaman lainnya jika harta yang ditinggalkan oleh peminjam tidak mencukupi.

Pasal 324

Akad hawalah/pemindahan utang yang bersyarat menjadi batal dan utang kembali kepada peminjam jika syarat-syaratnya tidak terpenuhi.

Pasal 325

Peminjam wajib menjual kekayaannya jika pembayaran utang yang dipindahkan ditetapkan dalam akad bahwa utang akan dibayar dengan dana hasil penjualan kekayaannya.

Pasal 326

Pembayaran utang yang dipindahkan dapat dinyatakan dan dilakukan dengan waktu yang pasti, dan dapat pula dilakukan tanpa waktu pembayaran yang pasti.

(7)

Pihak peminjam terbebas dari kewajiban membayar utang jika penerima hawalah/pemindahan utang membebaskannya.

Pasal 328

Apabila terjadi hawalah pada seseorang, kemudian orang yang menerima pemindahan utang tersebut meninggal dunia, maka pemindahan utang yang telah terjadi tidak dapat diwariskan.8

C. Rukun dan Syarat hawalah. 1. Rukun

Menurut syafi’iyah rukun hawalah itu ada empat yaitu;

a. muhil yaitu: orang yang menghawalahkan yaitu memindahkan hutngnya.

b. muhal yaitu: orang yang di hawalahkan, yaitu orang yang mempunyai utang kepada muhil.

c. muhal’alaih yaitu:orang yang menerima hawalah.

d. sighat hawalah yaitu ijab dari muhil dengan kata-katanya; “Aku hiwalahkan utangku yang hak bagi engkau kepada si fulan”dan kabul dari muhal dengan kata-katanya”aku terima hawalah engkau”.

2. Syarat-syarat Hawalah

Memindahkan suatu tanggungan (hutang) kepada orang lain boleh, dengan syarat sebagai berikut;

8http://www.fikihkontemporer.com/2016/04/kompilasi-hukum-ekonomi-syariah.html di unduh

(8)

a. Kerelaan orang yang menanggung dan penerima orang yang di beri pertanggungan .

b. Kepastian hutang. c. Kesesuain hutang.

d. Kepastianya pertanggungan dari orang yang hutang.

Syarat siqah dapat menggunakan bahasa lisan maupun dengan syarat.siqat harus menunjukan pengalihan hak penagihan tanggungan.syarat yang berkaita dengan muhil adalah 1) berakal, 2) baliq, 3) kerelaan muhil. Berdasarkan syarat ini maka hiwalah karena adanya keterpaksaan atau ada unsur paksaan terhadap muhil maka sah. Sementara dengan muhal adalah 1) berakal, 2) baliqh, 3) adanya unsur kerelaan, tidak terpaksa atau dipaksa, 4) majelis hiwalah. Adapun syarat yang terkait dengan muhal alaih adalah 1) berakal, 2) baliq, 3) adanya unsur kerelaan, tidak adanya keterpaksaan atau paksaan, 4) majelis hiwalah.9

Utang pihak pertama kepada pihak kedua maupun utang pihak ketiga kepada pihak kedua mestilah sama jumlah dan kualitasnya. Jika antara kedua utang itu terdapat perbedaan jumlah, misalnya utang dalam bentuk uang, atau perbedaan kualitas misalnya utang dalam bentuk barang, maka hawalah itu tidak sah.Kepastian hutang menjadi salah satu syarat hawalah.10 pertanggung jawaban telah sepakat dan sefaham tentang jenis-jenis hutang, ukuranya, batas waktu pembayaran dan lain-lain, Lepasnya pertanggung

9 Imam Mustofa, Fikih Mu’a alah Kontemporer,(Jakarta:Rajawali Pers 2016), h.236 10 Abdul Rahman ghazaly dkk,͟ fiqh muamalat͟, (Jakarta, PRENADA MEDIA, 2010), hlm

(9)

jawaban dari orang yang hutang . Dengan pelimpahan hutang tersebut. Orang yang hutang telah lepas dari tanggung jawabnya, dan orangyang telah di serahi tanggung jawab mempunyai kewajiban penuh untuk memenuhi tanggung jawab itu.11

D. BERAKHIRNYA HAWALAH

Akad hawalah akan berakhir oleh hal-hal berikut ini.

1. Karena dibatalkan atau fasakh. Ini terjadi jika akad hawalah belum dilaksanakan sampai tahapan akhir lalu difasakh. Dalam keadaan ini hak penagihan dari Muhal akan kembali lagi kepada Muhil.

2. Hilangnya hak Muhal Alaih karena meninggal dunia atau bangkrut atau ia mengingkari adanya akad hawalah sementara Muhal tidak dapat menghadirkan bukti atau saksi.

3. Jika Muhal alaih telah melaksanakan kewajibannya kepada Muhal. Ini berarti akad hawalah benar-benar telah dipenuhi oleh semua pihak.

4. Jika Muhal menghibahkan atau menyedekahkan harta hawalah kepada Muhal Alaih dan ia menerima hibah tersebut.

5. Jika Muhal menghapus bukukan kewajiban membayar hutang kepada Muhal Alaih.12

11 Rifai. Moh, Haji. Drs, Dkk,͟Terjemahan Khulashah Kifayatul Akhyar”, (Semarang CV.

Toha Putra, , 1978), h. 204

12Muhammad Syafii Antonio, ͞Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek͟,( Jakarta, Gema Insani, 2001),

(10)

E. Kesimpulan

Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hali ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang.

A. Rukun hawalah

1. muhil yaitu: orang yang meng hawalahkan. 2. muhal yaitu:orang yang di hawalahkan.

3. muhal’alaih yaitu:orang yang menerima hawalah. 4. sighat hiwalah yaitu ijab.

B. Syarat hawalah

1. Kerelaan orang yang menanggung dan penerima orang yang di beri pertanggungan .

2. Kepastian hutang. 3. Kesesuain hutang.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman ghazaly dkk,fiqh muamalat, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2010.

http://www.fikihkontemporer.com

Muhammad Syafii Antonio, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek”, ( Jakarta, Gema Insani, 2001.

Mustofa, Imam, Fikih Mu’amalah Kontemporer,Jakarta:Rajawali Pers 2016.

Ismail nawawi, fikih muamalah klasik dan kontenporer,(bogor : ghalia indonesi 2012

Suhendi. Hendi, Haji, Fiqh Muamalah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007.

Rifai. Moh, Haji. Drs, Mutiara Fiqih, CV. Wicaksana, Semarang, 1998. Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syari’ah, Jakarta; ZikrulHakim,2003.

Rasjid. Sulaiman, Haji, Fiqh Islam (hukum Fiqh Lengkap), cet.27, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 1994,

Referensi

Dokumen terkait

Dengan Kelurahan Panjang Utara sebagai kelurahan dengan kasus kematian ibu tertinggi, sedangkan kelurahan lainnya yang ada di Kecamatan Panjang tidak mengalami kasus

Telah banyak dikatakan sarjana tentang sifat wira Hang Tuah dan Hang Jebat, khususnya dari segi karya epik dengan perhatian diberi kepada pergelutan antara Hang Tuah dengan

Data-data yang telah peneliti peroleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara deskriptif untuk menjawab dengan jelas masalah pokok dalam proposal

Persilangan untuk mendapatkan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong menurut yang dikemukakan oleh Widiastoety, et al., (2010) merupakan salah satu upaya

PELAPISAN MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM SEBAGAI PENYERAP MOLIBDENUM UNTUK PREPARASI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc.RadioisotopTeknesium-99m ( 99m Tc) merupakan anak luruh dari

Dengan memperhatikan kembali siklus hidrologi dapat diketahui bahwa air yang jatuh dipermukaan tanah sebagiam mengalir dipermukaan tanah dan menjadi aliran limpasan yang

Berbagai upaya dapat dilakukan sebagai jalan masuk untuk mengawali perbaikan mutu dan kinerja pelayanan, antara lain dengan menerapkan standar pelayanan klinis,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Badak Mekar Kecamatan Muara Badak tentang sarana dan prasarana kesehatan dibutuhkan biaya yang cukup