• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Ilmu Geografi.docx jeki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ruang Lingkup Ilmu Geografi.docx jeki"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Lingkup Ilmu Geografi

Ruang lingkup geografi sangat luas, yaitu menyangkut segala fenomena atau gejala pada geosfer. Geosfer merupakan lingkup kajian geografi yang terdiri atas empat komponen utama, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, dan hidrosfer. Tiap komponen tersebut mempunyai batasan kajian, meskipun begitu semuanya tercakup dalam kajian geosfer. Seperti litosfer, mempunyai tiga aspek kajian, yaitu batuan (litologi), bentuk lahan, dan tanah. Bagaimana dengan komponen geosfer lainnya? Coba kamu temukan berbagai aspek kajiannya. Dalam geografi, analisis fenomena atau gejala yang terjadi di geosfer dilakukan dengan melihat persebaran, interaksi, dan interelasi unsur-unsur di dalamnya.

Ilmu geografi dapat diterapkan dalam kehidupan guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Ilmu geografi banyak membantu manusia dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia di Bumi. Dalam buku ”The Scope of Geography”, Rhoads Murphy menulis tentang ruang lingkup kajian geografi. Ruang lingkup kajian geografi terdiri atas tiga hal, yaitu:

a. Persebaran dan keterkaitan (relasi) manusia di Bumi serta aspek keruangan dan pemanfaatannya bagi tempat hidup manusia.

b. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik alam yang merupakan bagian dari kajian keanekaragaman wilayah.

c. Kerangka regional dan analisis wilayah yang berciri khusus.

Ruang lingkup ilmu geografi secara umum adalah sama luasnya dengan objek studi yang menjadi kajian dari ilmu geografi, yaitu meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu: 1. kajian terhadap wilayah (region);

2. interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;

3. persebaran dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha manusia untuk memanfaatkannya.

Kenyataan yang ada sekarang ini, ketiga ruang lingkup ilmu geografi tersebut telah terintegrasi pada suatu analisis wilayah (region). Hal ini disebabkan karena analisis suatu wilayah pada hakikatnya adalah kajian yang komprehensif dan terpadu antara unsur-unsur yang ada di wilayah tersebut, seperti unsur lokasi, fisik, sosial juga interaksi dan interrelasi antarunsur.

Obyek Ilmu Geografi secara luas terbagi atas dua bagian, yakni: Objek Material

Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:

 Litosfer (lapisan keras),

Merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.

 Atmosfer (lapisan udara),

Terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang

 Hidrosfer (lapisan air),

Berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.

 Biosfer (lapisan tempat hidup), Terdiri atas hewan, tumbuhan.

 Pedosfer (lapisan tanah),

(2)

Objek Formal

Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek,

 Aspek Keruangan,

Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai kepentingan.

 Aspek Kelingkungan,

Geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah.

 Aspek Kewilayahan,

Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas.

 Aspek Waktu

Geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.

10 Konsep Esensial Geografi

1. Lokasi

,,,a. Rumah yang bagus akan berkurang nilainya apabila berdekatan dengan :

,,,,,,- pemakaman (mengerikan)

,,,,,,- stasiun KA, lapangan terbang, pabrik (bising)

,,,,,,- kawasan industri (pencemaran).

,,,b. Di daerah dingin, orang umumnya berpakaian lebih tebal.

2. Jarak

,,,a. Harga produksi pertanian akan lebih mahal bila harus diangkut ke pasar yang jauh. ,,,b. Nilai tanah akan semakin tinggi bila semakin dekat dengan kota / jalan raya. ,,,c. Biaya angkutan umum (barang) paling murah adalah dengan :

,,,,,,- kapal, bila jarak minimalnya 1000 km

,,,,,,- kereta, bila jarak minimalnya 500 km

,,,,,,- truk, bila jaraknya kurang dari 500 km

3. Keterjangkauan

,,,a. Keterjangkauan Yogyakarta - Jakarta (menggunakan pesawat terbang), Yogyakarta - Magelang (mobil). ,,,b. Daerah A yang surplus padi dan daerah B yang minus padi tidak dapat berinteraksi jika tidak ada jalan / sarana

penghubung lainnya.

4. Pola

,,,a. Pola aliran sungai sering terkait dengan jenis batuan, tanah, dan struktur geologi. ,,,b. Pola permukiman terkait, antara lain dengan sungai, jalan, dan bentuk lahan.

5. Morfologi

,,,a. Bentuk lahan terkait dengan erosi pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. ,,,b. Bentuk pulau mencirikan panjang garis pantai yang berkaitan dengan pengelolaan daerah pantai.

6. Aglomerasi

,,,Masyarakat / anggota kelompok penduduk cenderung mengelompok dengan masyarakat yang memiliki tingkatan hampir sama. Akibatnya, timbul daerah kumuh, daerah elit, dan sebagainya.

7. Nilai Kegunaan

,,,Daerah wisata memiliki nilai yang berbeda bagi orang yang berbeda. Oleh karena itu, ada orang yang sering mengunjungi, jarang, / bahkan tidak pernah mengunjungi daerah tertentu.

8. Interaksi (interpendensi)

,,,Mobilitas manusia, barang, / gagasan dari suatu tempat ke tempat lainnya, misalnya : ,,,- gerakan manusia dari daerah padat penduduk ke daerah jarang penduduk

,,,- gerakan barang dari desa ke kota / sebaliknya

,,,- gerakan berita (informasi) melalui media massa.

9. Diferensiasi Area

(3)

,,,- jarak dekat, sedang, dan jauh dari jalan

,,,- perumahan yang padat, sedang, jarang

,,,- harga tanah (rumah) yang mahal, sedang, murah.

,,,- pendapatan yang tinggi, sedang, rendah.

10. Keterkaitan keruangan

,,,,Setelah dikaji melalui peta, ternyata terdapat keterkaitan keruangan antara Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Diposkan oleh Reine Fatah di 01:21

Label: about geography

Tektonisme, Vulkanisme dan Seisme (gempa) Posted on 24 Agustus 2010

Secara geologis, tenaga endogen meliputi tektonisme , vulkanisme, dan seisme (gempa). 1. Hasil dari proses tektonisme

Tektonisme

adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.

1. Epirogenese

adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenese dibagi menjadi dua sebagai berikut :

1. Epirogenese

positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan.

2. Epirogenese

negative, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.

2. Orogenese

adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara cepat seperti meliputi wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.

Berdasarkan bentuknya prosesnya tektonisme dibedakan atas patahan dan lipatan.

3. Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan punggung lipatan (anticlinal), sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal). Jenis-jenis lipatan sebagai berikut :

1. Lipatan tegak (symmetrical folds) terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.

2. Liputan miring (asymmetrical folds), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama. 3. Lipatan menutup (recumbent folds), terjadi karena tenaga tangensial saja yang bekerja. 4. Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah. 5. Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena ada pergerakan pada panjang kerak bumi. 4. Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relative cepat , baik secara vertical maupun secara

horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut :

1. Tanah naik

(horst), yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerakan tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.

2. Tanah turun

(graben/slenk), yaitu kenampakkan dataran yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.

3. Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser kekanan. Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri.

(4)

Tenaga endogen berperan untuk mendorong terjadinya tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua

vulkanisme sebenarnya merupakan bentuk lain penyaluran proses tektonik sehingga vulkanisme tidak bisa dipisahkan dari dari proses tektonisme Aktivitas vulkanisme didahului dengan proses tektonisme.

Jenis-jenis Peta

1. Berdasarkan Sumber Datanya

a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

a. Peta Umum

Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.

1). Peta topografi

peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

Contoh Peta Kontur 2). Peta chorografi,

peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.

Kumpulan Peta Dalam Atlas sebagian besar termasuk dalam kategori peta Chorografi 3). Peta dunia

peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas. b. Peta Tematik

Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya

3. Berdasarkan Skalanya

a. Peta Kadaster/Peta Teknik

Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya. b. Peta Skala Besar

Peta Skala Besar mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.

c. Peta Skala Sedang

Peta Skala Sedang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. d. Peta Skala Kecil

Peta Skala Kecil mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000. e. Peta Geografi/Peta Dunia

Peta Dunia mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

4. Berdasarkan Bentuknya

a. Peta Stasioner

Peta Stasioner menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat relatif tetap (stabil). Contohnya: peta topografi, peta geologi, peta jenis tanah

(5)

Peta Dinamis menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan penduduk, peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan komunikasi.

5. Berdasar Tujuannya

Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan Menghitung Skala Peta (1)

Pada sebuah peta di wilayah Asia atau peta-peta lain kita akan sering menemui ada 2 macam skala yang sering ditampilkan oleh pembuat, yaitu skala numerik dan skala garis. Mengapa harus ada 2 macam skala yang digambarkan?

Hal ini sebenarnya mengacu pada sifat yang berbeda dari kedua skala tersebut jika peta yang ada mengalami perubahan, misalnya diperbesar/diperkecil melalui media Scanning dan Fotokopi.

Perbedaan kedua skala tersebut adalah :

1. Skala numerik bersifat statis, jika sebuah peta diperbesar/diperkecil melalui fotokopi maka nilai skala yang tergambar tidak akan berubah. Sebagai contoh : jika sebuah peta skala numeriknya 1 : 20.000 diperbesar 4 kali dengan menggunakan mesin fotokopi, maka skala yang baru adalah 1 : 5.000 tetapi pada peta tersebut masih tergambar 1 : 20.000

2. Skala garis bersifat dinamis, jika sebuah peta diperbesar/diperkecil melalui fotokopi maka skala garis akan mengikuti perubahan pada peta tersebut. Sebagai contoh : jika sebuah peta diperbesar dengan fotokopi maka gambar skala garis akan mengikuti perbesaran peta tersebut.

Mengubah skala numerik ke skala garis

Skala numerik dapat kita buat menjadi skala garis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Contoh :

Diketahui sebuah peta memiliki skala 1 : 25.000, jika akan dibuat skala garis yang mencerminkan jarak 4 km dilapangan maka berapa panjang skala garis yang akan tergambar?

Jawab :

Jadi skala garis yang tergambar adalah 16 cm.

===================================================== Mengubah skala garis ke skala numerik

Pada peta yang telah mengalami perubahan ukuran karena telah difotokopi maka nilai pada skala numerik menjadi salah, maka untuk mengetahui skala numerik yang baru adalah dengan menggunakan rumus.

Sebagai contoh :

sebuah peta setelah difotokopi maka skala garisnya adalah seperti pada gambar berikut :

Sebelum diperbesar panjang skala garisnya adalah 4 cm, setelah diperbesar 2 kali maka panjang skala garisnya menjadi 8 cm. Berapa skala numerik yang baru?

(6)

= ———————– 000 8 cm

= 250.000

Jadi skala numerik yang baru dari peta tersebut adalah 1 : 250.000 Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).

sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas). 3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua

tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi 4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau

data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti fileelektronik).

Pelapukan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

(7)

batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri. Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:

 Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut

 Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh : perubahan cuaca

 Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia

Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.

Pelapukan Batuan

by admin on 1 April in Artikel, Geologi Umum

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

1. Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Untuk lebih jelasnya bagaimana

perubahan itu, perhatikan baik-baik berikut ini:

a. Akibat pemuaian

b. Akibat Pembekuan Air

c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba

d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam 2. Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai

batuan kapur atau karst.

Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.

3. Pelapukan Biologis

Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung atau binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini

merupakan contoh pelapukan biologis.

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut

(8)

Cuaca dan iklim terdiri atas unsur suhu, hujan, kelembapan, tekanan udara dan angin.

Sungai dan Jenis-jenisnya

PERAIRAN DARAT (SUNGAI, DAERAH ALIRAN SUNGAI dan PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT)

Setelah mempelajari urian materi dalam kegiatan ini serta mengerjakan tugas-tugas yang terdapat di dalamnya

diharapkan Anda dapat:

1. menjelaskan pengertian sungai dan jenis-jenisnya;

2. menjelaskan bagian-bagian dari sungai dan ciri-cirinya;

3. menjelaskan pengertian daerah aliran sungai (DAS) dan jenisnya;

4. menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi bila DAS rusak; dan

5. menyebutkan pemanfaatan perairan darat.

Sungai dan Jenis-jenisnya

Amatilah sungai-sungai yang ada di sekitarmu, kemudian jawablah pertanyaan berikut ini: Apa yang dimaksud dengan

sungai? Setelah Anda jawab, sekarang cocokkan jawabanmu dengan jawaban berikut ini.

Bagaimana apakah jawabanmu mempunyai maksud yang sama dengan jawaban tersebut?, yang jelas dari pengertian

tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa

berasal dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser). Ke mana air itu

mengalir? Air mengalir bisa ke laut, ke danau, ke rawa, ke sungai lain dan bisa juga ke sawah-sawah.

Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan,

sungai gletser dan sungai campuran.

1.

Sungai Hujan

, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah

sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

2.

Sungai Gletser

, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni

berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang

berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai

contoh jenis sungai ini.

3.

Sungai Campuran

, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata

air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai

episodik, dan sungai ephemeral.

1.

Sungai Permanen

, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah

sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2.

Sungai Periodik

, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya

kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa

Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

3.

Sungai Episodik

, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.

Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

4.

Sungai Ephemeral

, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini

hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen,

sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.

1.

Sungai Konsekuen

, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.

2.

Sungai Subsekuen atau strike valley

adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.

(9)

4.

Sungai Resekuen

, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di

sungai subsekuen.

5.

Sungai Insekuen

, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.

1.

Sungai Anteseden

adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi

(batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.

2.

Sungai Superposed

, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang

menutupinya.

Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis, rektanguler dan pinate (Tim

Geografi, Yudhistira, p. 84).

1.

Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1.

Radial sentrifugal

, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di

daerah gunung yang berbentuk kerucut.

2.

Radial sentripetal

, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin

(cekungan).

2.

Dendritik

, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran

dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.

3.

Trellis,

adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

4.

Rektangular,

adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.

5.

Pinate,

adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.

6.

Anular,

adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

Bagaimana apakah dapat Anda pahami? Jika ada kesulitan Anda dapat mendiskusikan hal tersebut dengan teman-temanmu

atau dengan Guru Pamongmu atau dapat juga Anda tanyakan dengan Guru Binamu. Sekarang mari kita lanjutkan untuk

membicarakan tentang bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya.

Definisi/Pengertian Danau, Macam/Jenis & Fungsi Danau Di Indonesia - Belajar Geografi

Mon, 28/01/2008 - 12:55am — godam64

Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.

Janis-Jenis / Macam-Macam Danau yang ada di Indonesia :

1. Danau Buatan / Waduk

Danau buatan adalah danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.

2. Danau Karst

Danau karts adalah danau yang berada di daerah berkapur di mana yang berukuran kecil disebut doline dan yang besar dinamakan uvala.

3. Danau Tektonik

Danau tektonik adalah danau yang terjadi akibat adanya aktivitas / peristiwa tektonik yang mengakibatkan permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekung dan akhirnya terisi air. Contoh yakni : Danau Toba di Sumatera Utara.

4. Danau Vulkanik / Danau Kawah

Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah gunung berapi. Contoh yaitu : Danau Batur di Bali.

Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2) wilayah nodal, (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.

a. Wilayah Homogen

(10)

produksi dan kosumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin dll.), geografi seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, suku, dan sebagainya. Richarson (1975) dan Hoover (1977) mengemukakan bahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya secara internal (internal uniformity).

b. Wilayah Nodal

Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (interland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Sukirno (1976) menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk di gunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah, mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang yang di kuasai oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Batas wilayah nodal di tentukan sejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi bila di gantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Hoover (1977) mengatakan bahwa struktur dari wilayah nodal dapat di gambarkan sebagai suatu sel hidup dan suatu atom, dimana terdapat inti dan plasma yang saling melengkapi. Pada struktur yang demikian, integrasi fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan ketergantungan atau dasar kepentingan masyarakat di dalam wilayah itu, dari pada merupakan homogenitas semata-mata. Dalam hubungan saling ketergantungan ini dengan perantaraan pembelian dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa secara lokal, aktifitas-aktifitas regional akan mempengaruhi pembangunan yang satu dengan yang lain.

Wilayah homogen dan nodal memainkan peranan yang berbeda di dalam organisasi tata ruag masyrakat. Perbedaan ini jelas terlihat pada arus perdagangan. Dasar yang biasa di gunakan untuk suatu wilayah homogen adalah suatu out put yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah merupakan suatu daerah surplus untuk suatu out put tertentu, sehinga berbagai tempat di wilayah tersebut kecil atau tidak sama sekali kemungkinannya untuk mengadakan perdagangan secara luas di antara satu sama lainya. Sebaliknya, dalam wilayah nodal, pertukaran barang dan jasa secara intern di dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang mutlak harus ada. Biasanya daerah belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja pada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk barang jadi.

c. Wilayah Administratif

Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan bahwa di dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak digunakan. Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut disebabkan dua factor yakni: (a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian, lebih praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas suatu administrasi pemerintah lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data diberbagai bagian wilayah berdasarkan pada suatu wilayah administrasi tersebut.

Namun dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak hanya dalam suatu wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan pesisir, pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan lingkungan dan sebagainya, yang batasnya bukan berdasarkan administrasi namun berdasarkan batas ekologis dan seringkali lintas batas wilayah administrasi. Sehinga penanganannya memerlukan kerja sama dari suatu wilayah administrasi yang terkait.

d. Wilayah Perencanaan

Boudeville (dalam Glasson, 1978) mendefinisikan wilayah perencanan (planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerja, namun cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu kesatuan.

(11)

Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi, namun ada juga dari aspek ekologis. Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran sugai (DAS). Pengelolaan daerah aliran sungai harus direncanakan dan dikelola mulai dari hulu sampai hilirny

INTERAKSI   WILAYAH   DESA­KOTA

Desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kulturil yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.

Unsur-unsur Desa :

 Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak produktif beserta penggunaannya, termasuk unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.  Penduduk, dalam hal jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.

 Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.

Kota

Menurut Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan srata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.

Unsur-unsur Kota :

 Ruang, termasuk tanah dan lingkungan yang diatur dan digunakan untuk mendirikan gedung dan bangunan.  Pengatur kota, baik pengatur administratif maupun pengatur tata kota.

 Warga kota yang mengisi segala kesibukan kota.

Pengertian Interaksi

Interaksi adalah kontak atau hubungan yang terjadi antara dua wilayah atau lebih (perkotaan dengan pedesaan)

beserta hasil hubungannya.

Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam desa, kota dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhaap desa, kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu interaksi desa-kota. Dengan adanya kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar-daerah, maka sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih dengan pekerjaan nonagraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut “rur-ban areas” singkatan dari rural-urban areas. Dengan perkembangan di bidang prasarana dan sarana transportasi ada kemungkinan gejala urbanisasi. Dalam hal ini, perpindahan penduduk desa ke kota dapat berkurang dan mereka cukup dapat melakukan tugasnya di kota dengan memanfaatkan angkutan umum dan selanjutnya menjadi penglaju. Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang-bidang lain, seperti pendidikan dan perdagangan. Gedung-gedung sekolah dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari kota dan para pengajarnya dapat

datang bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten.

Perdagangan antardesa-kota yang berupa barang-barang hasil kerajinan tangan dan terutama hasil pertanian dapat terlaksana dengan lancar sehingga para konsumen di kota masih bisa membeli sayur-mayur dan buah-buahan yang masih segar. Pasar-pasar kecil juga bermunculan di tempat-tempat tertentu di tepian kota. Daerah-daerah rurban ini makin lama berkembang sebagai desa dagang. Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil industri dari kota diperdagangkan di daerah rurban ini. Bertambahnya penduduk dan jaringan lalu lintas di daerah ini akan

mempercepat terjadinya suatu kota kecil yang baru.

Zone Interaksi

Zone-zone kota-desa yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi desa-kota :

1. City diidentikkan dengan kota

2. Suburban adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju

(subdaerah perkotaan).

3. Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah peralihan antara kota dan

desa (jalur tepi subdaerah perkotaan).

4. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali inti kota (jalur tepi

daerah perkotaan aling luar).

5. Rural-urban fringe adalah jalur daerah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan penggunaan tanah

campuran (jalur batas desa-kota).

(12)

kehidupan modern yang dapat disebut daerah perkotaan.

Skema Zone Kota-Desa

Keterangan :

1. City = kota

2. Suburban = subdaerah perkotaan

3. Suburban fringe = jalur tepi subdaerah perkotaan

4. Urban fringe = jalur tepi daerah perkotaan paling luar

5. Rural urban fringe = jalur batas desa kota

6. Rural = pedesaan.

Interaksi Desa-Kota

Interaksi desa-kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada di kota dan di desa dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.

Wujud interaksi desa-kota :

 Pegerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya seperti pemindahan hasi pertanian, produk industri dan

barang tambang.

 Pergerakan gagasan dan informasi terutama dari kota ke desa

 Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, mobilitas penduduk baik yang sifatnya sirkulasi maupun komutasi.

Interaksi antara desa - kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan.

Contoh interaksi Desa-Kota :

Misalnya interaksi antara kota Surabaya dengan Bumi Aji di Malang. Bumi Aji merupakan daerah pemasok buah-buahan dan sayur-sayuran segar ke Surabaya. Sedangkan Surabaya sebagai tempat pemasarannya. Petani Bumi aji yang memasok hasil produksinya ke Surabaya akan mendapatkan uang dan pihak Surabaya sendiri kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi. Selain itu, Bumi Aji juga dapat membeli produk hasil industri dari pabrik-pabrik yang ada di Surabaya. Sehingga hal ini menimbulkan interaksi yang saling menguntungkan.

- tempat pemasaran - daerah pemasok buah dan sayur

- penghasil produk industri

Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :

1. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)

Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya interaksi. Jadi ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh permintaan dan penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda merupakan konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat bagi pihak yang minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya, pengetahuan, teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas, semakin besar arus komoditas.

Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Perkotaan :

 Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.

 Terpenuhinya kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.

 Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.

 Tersedianya tempat pemasaran hasil industri.

Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Pedesaan :

 Terpenuhinya barang-barang yang tidak ada di desa

 Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.

 Membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.

2. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)

Adalah adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya wilayah tersebut. Jadi, semakin besar intervening opportunity, semakin kecil arus komoditas.

(13)

Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun informasi. Proses pemindahan dari

kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :

 Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah

 Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain

 Kelancaran transportasi antarwilayah

Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.

Kedudukan Desa dalam Interaksi :

 Desa berfungsi sebagai hinterland atau daerah dukung yang berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan dan

bahan makanan lain yang berasal dari hewan.

 Dari sudut ekonomi, sebagai lumbung bahan mentah

 Pensupplai tenaga kerja

 Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa

nelayan dan sebagainya.

Dampak Adanya Interaksi Desa-Kota :

Interaksi antara desa dan kota dapat menimbulkan pengaruh positif maupun pengaruh negatif terhadap desa dan

kota termasuk penghuninya.

a. Dampak positif :

 Tingkat pengetahuan penduduk desa bertambah karena lebih banyak sekolah di pedesaan. Demikian pengetahuan tentang pemilihan bibit unggul, pemeliharaan keawetan atau kelestarian kesuburan tanah menjadi lebih diperhatikan. Pengetahuan mengenai usaha-usaha lain di bidang yang nonagraris menjadi lebih terbuka.

 Mengurangi ketertinggalan dan ketimpangan.

 Terbukanya wilayah desa karena transportasi yang baik sehingga hubungan sosial-ekonomi warga desa dan kota

semakin baik.

 Masuknya para ahli di berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan banyak bermanfaat bagi desa dalam melestarikan lingkungan pedesaan khususnya pencegahan erosi dan pencarian sumber air bersih dan di bidang pengairan.  Teknologi masuk desa menyebabkan deversifikasi produk, misalnya teknologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan meningkatkan produksi desa, sehingga penghasilan penduduk desa dapat bertambah.  Campur tangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah meningkatkan kualitas dan kuantitas di bidang wiraswasta seperti kerajinan tangan, industri rumah tangga, peternak unggas dan sapi.  Pengetahuan tentang masalah kependudukan lebih merata di pedesaan. Ini penting karena desa dikenal dengan keluarga yang besar dan ini harus di cegah. Pengetahuan dan kesadaran mempunyai keluarga kecil telah mulai

diresapi di banyak daerah pedesaan.

 Berkembangnya koperasi dan organisasi sosial di pedesaan telah menunjukkan bukti juga adanya pengaruh positif

di daerah pedesaan.

b. Dampak negatif :

 Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang tidak sesuai dengan kebu-dayaan atau tradisi desa mengganggu tata pergaulan atau seni budaya desa. Misalnya pengaruh dari “fashion-show”, atau berbagai kontes kecantikan telah

ditiru oleh para wanita di beberapa daerah pedesaan.

 Pengaruh televisi mempunyai segi negatif, misalnya pengaruh dari film-film barat yang berbau kejahatan dapat

meningkatkan kriminalitas di pedesaan.

 Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota di berbagai bidang telah banyak menyerap pemuda desa sehingga desa mengalami pengurangan tenaga potensial di bidang pertanian karena yang tinggal di pedesaan hanya

orang-orang tua yang semakin kurang produktif.

 Motivasi urbanisasi tinggi sehinga terjadi perluasan kota dan masuknya orang-orang kota ke daerah pedesaan yang telah banyak mengubah tata guna lahan di pedesaan, terutama di tepian kota yang berbatasan dengan kota. Banyak daerah hijau telah menjadi daerah pemukiman atau bangunan lainnya.  Munculnya slum area dan squatter area.

(14)

Unsur-unsur Dinamika Penduduk

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang.

Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :

a.

Kelahiran

(natalitas)

b.

Kematian

(mortalitas)

c.

Migrasi

(perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh

karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai

berikut:

a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :

1.

Kawin

usia

muda

2.

Pandangan

“banyak

anak

banyak

rezeki”

3. Anak

menjadi

harapan bagi

orang

tua

sebagai pencari nafkah

4.

Anak

merupakan

penentu

status

sosial

5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :

1.

Pelaksanan

Program

Keluarga

Berencana

(KB)

2.

Penundaan

usia

perkawinan

dengan

alasan

menyelesaikan

pendidikan

3. Semakin banyak wanita karir

c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate /CBR) adalah jumlah kelahiran hidup dari tiap 1000 orang penduduk dalam

waktu satu tahun. Rumusnya adalah :

Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 25.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam setahun

sebanyak 800.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran negara tersebut ?

Hal ini berarti setiap 1000 orang penduduk, rata-rata kelahirannya 32 orang bayi dalam setahun.

Penggolongan

angka

kelahiran

kasar

(CBR)

:

1. angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk

2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk

3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai

berikut :

a. Penunjang

Kematian

(Pro

Mortalitas)

antara

lain

:

1.

Rendahnya

kesadaran

masyarakat

akan

pentingnya

kesehatan

2.

Fasilitas

kesehatan

yang

belum

memadai

3.

Keadaan

gizi

penduduk

yang

rendah

4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir

5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

b. Penghambat

Kematian

(Anti

Mortalitas)

antara

lain

:

1.

Meningkatnya

kesadaran

penduduk

akan

pentingnya

kesehatan

(15)

3.

Meningkatnya

keadaan

gizi

penduduk

4.

Memperbanyak

tenaga

medis

seperti

dokter,

dan

bidan

5. Kemajuan di bidang kedokteran.

c. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam

waktu satu tahun. Rumusnya adalah :

Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam

setahun sebanyak 315.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasar negara tersebut ?

Hal ini berarti setiap 1000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.

Penggolongan

angka

kelahiran

kasar

:

1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk

3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

B. Piramida Penduduk

B. Piramida Penduduk

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang

disebut piramida

penduduk.

a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk

Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun

tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.

2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga

pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.

3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah

penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.

Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas, sedangkan

negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan.

Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :

1.

Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :

a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda

b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit

c. Tingkat kelahiran bayi tinggi

d. Pertumbuhan penduduk tinggi

2.

Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :

a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama

b. Tingkat kelahiran rendah

c. Tingkat kematian rendah

d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

3.

Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :

a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua

b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit

(16)

b. Kondisi Penduduk Indonesia

Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2000

Kondisi penduduk Indonesia tahun 2000 berdasarkan piramida penduduk di atas menunjukkan

beberapa hal berikut ini :

1.

Pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun 1990

2.

Angka ketergantungan masih sedang yaitu lebih kurang 53, sehingga tingkat kesejahteraan masih

rendah

3.

Angka kelahiran masih terus meningkat

4.

Rasio jenis kelamin 98, dimana penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.

5.

Migrasi Penduduk

6. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas

administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. 7. faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi, yaitu

8. · Faktor ekonomi (ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru)

9. · Faktor keselamatan (ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung

meletus dan bencana alam lainnya)

10. · Faktor keamanan (migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar

kelompok)

11. · Faktor pendidikan (migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi)

12. · Faktor kepentingan pembangunan (migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti

pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA)

13. usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan migrasi, adalah sebagai berikut : 14. · Persebaran pembangunan industri sampai ke daerah-daerah

15. · Peningkatan pendapatan masyarakat desa melalui intensifikasi dan Koperasi Unit Desa

16. · Pembangunan jaringan jalan sampai ke desa-desa sehingga hubungan antara desa dan kota menjadi lancar

17. · Meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan

18. · Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti pendidikan dan kesehatan

19. migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu: Migrasi Internasional dan Migrasi Nasional atau Internal.

20. Migrasi Internasional, adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:Imigrasi(masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap), Emigrasi (keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain), Remigrasi (kembalinya imigran ke negara asalnya).

(17)

22. Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Factor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, Ingin mencari pengalaman di kota, Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya.

23. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.

24. Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

Dampak migrasi penduduk

25. Migrasi penduduk baik nasional maupun internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.

26. Dampak positif dari imigrasi yaitu dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli, dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa, adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi.

27. Dampak negatif dari imigrasi yaitu masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.

28. Dampak positif dari emigrasi yaitu dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing, dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain, dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri.

29. Dampak negatif dari emigrasi yaitu emigran yang tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya, kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan.

30. Dampak positif dari transmigrasi yaitu dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran, dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi, dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk.

31. Dampak negatif dari transmigrasi yaitu adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran, terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya

32.

33. Dampak Positif Urbanisasi yaitu dapat mengurangi jumlah pengangguran di desa, dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota, meningkatkan taraf hidup penduduk desa, dapat meningkatkan Perekonomian di kota.

34. Dampak negatif dari urbanisasi yaitu berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa, produktivitas pertanian di desa menurun, meningkatnya pengangguran di kota, meningkatnya tindak kriminalitas di kota, timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan.

. Definisi

dan

pengertian

industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi

menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha

perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya

berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku

1. Industri

ekstraktif

Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.

- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.

2.

Industri

nonekstaktif

Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.

3.

Industri

fasilitatif

Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para

konsumennya.

- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal

1.

Industri

padat

modal

(18)

maupun

pembangunannya

2.

Industri

padat

karya

adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam

pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya

=

berdasarkan

SK

Menteri

Perindustrian

No.19/M/I/1986

=

1. Industri

kimia

dasar

contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb

2. Industri

mesin

dan

logam

dasar

misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll

3.

Industri

kecil

Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll

4. Aneka

industri

misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

1.

Industri

rumah

tangga

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2. Industri

kecil

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.

3. Industri

sedang

atau

industri

menengah

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

4. Industri

besar

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi

1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)

Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan

mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan

semakin

menjadi

lebih

baik.

2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented

industry)

Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri

tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.

3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)

Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau

memotong biaya transportasi yang besar.

G. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan

1.

Industri

primer

adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah

terlebih

dahulu

Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

2.

Industri

sekunder

industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang

untuk

diolah

kembali.

Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.

3. Industri

tersier

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan Juli 2017, kelompok yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi adalah kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,19 persen selanjutnya

Nasabah mendapatkan discount s.d 30 % apabila belanja menggunakan Fiesta Poin kartu mandiri debit atau Power Poin Kartu Kredit dengan transaksi minimal Rp 500 ribu.. Gandaria

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Matematika dengan Media Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Solving Pada

Jadikan ia sebagai pembelajaran dan perbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan pada masa lalu, ya tentunya bukan dengan kembali ke masa lalu, namun dengan melakukan

Hubungan antara manusia dengan hewan atau satwa telah berlangsung sejak manusia dan hewan menjejakkan tapak-tapak mereka di planet biru ini. Entah berjuta tahun

Peneliti mencoba untuk mengembangkan media pembelajaran berupa aplikasi buku saku digital yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh Ahmad Sony Syamsudin, dikelas X MAN 01 kota Magelang tahun ajaran 2013/ 2014.Penelitian diatas berbeda dengan

Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional,