• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Leaflet Dan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Leaflet Dan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan Kesehatan

2.1.1. Definisi Penyuluhan Kesehatan

Dalam Depkes (2008) disebutkan beberapa definisi penyuluhan kesehatan seperti di bawah ini :

a. Nyswander mendefinisikan penyuluhan kesehatan adalah suatu proses perubahan padamanusia yang bertalian dengan tercapainya tujuan-tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan tidak dapat diberikan oleh seseorang pada orang lain, maupun serangkaian prosedur-prosedur yang harus dijalankan untuk mencapai suatu hasil, akan tetapi suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi baru, sikap baru dan perilaku baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Penekanannya pada perubahan perilaku, bagaimana cara mendorong serta memengaruhi orang lain, sehingga terjadi perubahan perilaku tercapai tujuan kesehatan seseorang dan masyarakat.

(2)

peningkatan kesehatan. Penekanannya bahwa penyuluhan kesehatan merupakan komponen program-program kesehatan, terencana, mudah dilaksanakan, mudah mengukur hasilnya, dan perbaikan peningkatan program pendidikan yang akan datang.

c. L. Green mendefinisikan penyuluhan kesehatan adalah setiap kombinasi pengalaman belajar yang merangsang penyesuaian secara sukarela dariperilaku yang sesuai dengan kesehatan. Penekanannya berdasar sukarela dan kesadaran dalam penyesuaian perilaku untuk memajukan kesehatan melalui berbagai kombinasi pengalaman belajar.

d. Wood mendefinisikan penyuluhan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang menguntungkan memengaruhi pengetahuan, kebiasaan, dan sikap yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa. Penekanannya adalah bahwa pengalaman-pengalaman yang menguntungkan didalam kesehatan dipergunakan untuk memengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan kesehatan.

(3)

Dari berbagai pengertian diatas, bahwa tujuan penyuluhan kesehatan adalah adanya perubahan perilaku manusia untuk mencapai hidup sehat yang diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar. Tujuan penyuluhan kesehatan tersebut adalah:

a. Menjadikan kesehatan sebagai harta atau milik masyarakat yang berharga.

b. Membantu orang (individu) menjadi mampu menjalankan kegiatan-kegiatan demi kepentingannya, secara individu, kelompok agar menyadari sepenuhnya makna kesehatan dan berperilaku sehat.

c. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan sebagaimana mestinya.

2.1.2. Media Penyuluhan Kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (TV, radio, komputer dan sebagainya) dan media ruangan, media luar ruangan. Media penyuluhan atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai, alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

(4)

peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan: a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh

yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihatbahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.

b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap. c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.

d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

Menurut Depkes, (2004). Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar:

a. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain:

- Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja,dan lain sebagainya.

(5)

- Sampel yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain.

b. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.

c. Gambar atau Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.

(6)

- Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dangambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.

- Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang TB paru dan pencegahannya, dan lain-lain.

- Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.

- Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.

(7)

kadang-kadang informasi dalam booklet tersebut telah kadaluwarsa. Pada suatu tujuan instruksional tertentu booklet tidak tepat dipergunakan.

d. Gambar Optik, seperti photo, slide, dan lain-lain.

- Photo sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk album dan dokumentasi lepasan.

- Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif, karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali - kali, dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik terutama bagi kelompok anak sekolah, karena alat ini lebih “trendi” dibanding dengan gambar, leaflet. - Film merupakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat disisipi dengan

pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar, dan kolosal.

2.1.3. Media Leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.Informasi melalui media leaflet merupakan bagian dari media pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)nya untuk mencapai kesehatan optimal.

(8)

pemeriksaan deteksi dini kanker serviks). Penjelasan yang dibaca dan dilihat dari leaflet yang menarik dapat membawa perubahan, ia tertarik atau dalam menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi dari sebuah leaflet itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat (Notoadmojo, 2012).

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses pemberian leaflet kesehatan masyarakat baik itu dari leaflet, sasaran atau dalam proses pemberian leaflet (Notoadmojo, 2012).

1) Faktor leaflet

Kurang menarik perhatian, gambar yang menyertai tema, warna tulisan yang kurang mencolok, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena terlalu banyak menggunakan istilah asing, tulisan terlalu kecil untuk di baca, penyampaian meteri yang terlalu monoton dan singkat.

2) Faktor sasaran

(9)

3) Faktor proses pemberian leaflet

Waktu pemberian leaflet tidak sesuai dengan waktu yang digunakan sasaran, gambar dan bahasa yang dapat mempermudah sasaran, materi yang digunakan tepat sasaran.

Keuntungan leaflet yaitu isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi, dapat disimpan lama, jangkauan dapat jauh, media dicetak unik, membantu media lain. Adapun kekurangan media leaflet adalah diseminasi memakan waktu dan mahal, membutuhkan penggunaan fasilitas khusus, bahan cetakan harus secara fisik (Effendy, 2011).

2.1.4. Media Video

Media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung unsur media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dapat berupa fakta, bersifat informatif, edukatif maupun instruksional (Sardiman, 2002).

(10)

menempatkan monitor di kelas-kelas dengan lokasi yang berbeda dengan cara menempatkan monitor di kelas-kelas dengan media video dan materi yang sama. Media video dapat menarik perhatian penonton, menghemat waktu dan dapat diputar berulang kali tanpa merubah isi materi (Sardiman, 2001).

Menurut Sardiman (2002) kelemahan video adalah menggunakan listrik, memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks, perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi jarang diperhatikan. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

2.2. Perilaku

Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya dengan kata lain perilaku yang baru terjadi apabila ada sesuatu rangsangan tertentu yang akan menghasilkan untuk menimbulkan reaksi berupa perilaku (Adnani, 2011).Skinner dalam bukunya Notoatmodjo, 2003. Seorang ahli Psikologi merumuskan bahwa perilaku itu merupakan respon atau reaksi orang terhadap rangsangan atau stimulus dari luar. Dengan demikian perilaku manusia terjadi dengan adanya melalui proses Teori ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respon.

Ada dua respon yang dikenal yaitu :

(11)

seperti ini disebut elicting Stimulation, tidak lain karena stimulus ini merangsang timbulnya respons-respons yang tetap, respondent ini juga termasuk perilaku emosional, misalnya mendengar berita gembira (anak lahir, dapat hadiah, lulus ujian, dsb). Menjadi bersemangat, mendengar berita musibah (kecelakaan, tidak lulus ujian, anak sakit, dsb) menjadi sedih.

b. Operant respons atau Instrumental respons, yaitu timbulnya respon diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforching stimulation atau reinforcer, reinforcer artinya penguat, hal ini dikarenakan perangsang itu

memperkuat respons. Misalnya seorang staf mengerjakan pekerjaan dengan baik (dari respons tugas yang telah diberikan sebelumnya). Maka sebagai imbalannya petugas itu mendapat reward atau hadiah.

2.2.1. Bentuk Perilaku

Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai respons seseorang terhadap rangsangan dari luar subject tersebut. Bentuk respons perilaku ada 2 yaitu: a. Bentuk pasif (respons internal): terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara

langsung dapat terlihat orang lain yaitu pengetahuan dan sikap.

b. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku tersebut jelas dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena itu perilaku mereka sudah tampak dalam tindakan nyata (over behaviour).

(12)

a. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan (conditioning) b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model 2.2.2. Teori Perilaku

Beberapa teori perilaku yang dikenal adalah:

a. Teori Insting, yang dikemukakan Mc. Dougall. Menurutnya, perilaku itu disebabkan oleh Insting, yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan akan berubah karena pengalaman.

b. Teori Insentif (incentive theory), yang menyatakan bahwa dengan insentif akan mendorong organisme untuk berbuat atau berperilaku.

c. Teori Atribusi yaitu menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang, apakah karena disposisi internal, (misalnya motif, sikap dan sebagainya), atau keadaan external (Walgito, 2003).

2.2.2.1. Pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Sedangkan secara terminologi pengetahuan adalah apa yang diketahui

atau hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua isi pikiran dengan demikian untuk memperoleh pengetahuan diperlukan usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2004).

(13)

tertutup (covert behavior) perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Riduwan, 2002).

Menurut Notoatmodjo, 2014 pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek tersebut. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

(14)

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contohnya, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya orang yang memahami cara pembrantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus mengubur, menutup, dan menguras tempat-tempat penampungan air tersebut. c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat dia bekerja atau di mana saja. Orang yang telah paham metodologi penelitian, ai akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja.

d. Analisa (Analysis)

(15)

dapat membedakan antara nyamuk Aedes Aegpty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthetis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainyaterhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah dibaca.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana bagi keluarga, dan sebagainya.

2.2.2.2. Sikap

(16)

sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2014).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau kelompok.

Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan apakah yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.

Menurut Notoatmodjo (2014), sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: a. Menerima (Receiving)

(17)

b. Menanggapi (Responding)

Menanggapi diartikan memberi jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Misalnya seorang ibu yang mengikuti penyuluhan ante natal care tersebut ditanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapi. c. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau memengaruhi orang lain untuk merespon. Dari contoh tersebut di atas, ibu itu mendiskusikan ante natal care dengan suaminya, atau bahkan mengajak tetangganya untuk mendengarkan penyuluhan ante natal care. d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tentunya berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain. Dari contoh, ibu yang sudah mau mengikuti penyuluhan ante natal care, ia harus berani untuk mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan penghasilannya, atau diomeli oleh mertuanya karena meninggalkan rumah, dan sebagainya.

(18)

terhadap suatu objek yang bersangkutan. Pernyataan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan-pernyataan atau objek tertentu.

2.2.2.3.Tindakan

Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan tersebut bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi inilah yang disebut dengan perilaku, bentuk-bentuk perilaku itu sendiri dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dibedakan atas sikap, dimana sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya, sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan atau suatu fasilitas (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2005), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara logis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.

Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan,yaitu:

a. Persepsi, mengenal dan memilih suatu objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

(19)

c. Mekanisme, apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan.

d. Adopsi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

2.3. Kanker Payudara 2.3.1. Anatomi Payudara

Payudara terletak diatas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.Variasi ukuran payudara tergantung pada jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat (Sloane, 2003).

Bagian luar payudara dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah kulit yang teraba halus dan lunak yang menyelimuti payudara, bagian kedua adalah areola mammae, yaitu bagian kulit yang lebih gelap dibandingkan bagian yang pertama,

(20)

pembuluh-pembuluh atau duct yakni tabung kecil yang membawa susu dari lobula ke arah puting susu, jaringan lemak konektif, pembuluh darah dan pembuluh limfa.

Sel-sel kanker payudara bisa memasuki pembuluh-pembuluh limfatik dan mulai tumbuh dalam simpul-simpul limfa dan simpul limfa ini kebanyakan dibawah lengan/ketiak (axillary liymph nodes) jika sel kanker payudara mencapai simpul limfa bawah lengan ini, berarti sel kanker telah berkembang sampai ke aliran darah dan berkembang ke tempat/ jaringan lain di dalam tubuh (Pamungkas, 2011).

Gambar 2.1. Anatomi Payudara 2.3.2. Definisi Kanker Payudara

(21)

tadi tidak langsung mati tetapi membangun sel tambahan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh maka terjadilah pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, dan membentuk suatu benjolan atau tumor di payudara. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas, tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker, apabila berada di organ payudara maka disebut dengan kanker payudara (Pamungkas, 2011).

Kanker payaudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Nogroho, 2011).

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (Nuryani dkk, 2013).

2.3.3. Etiologi dan Penyebab Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui, namun sel kanker disebabkan oleh adanya genom abnormal yang terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel (Sukardja, 2000). Ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara.

Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

(22)

b. Riwayat keluarga, wanita yang ibu atau saudara perempuannya pernah menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk mengalami kanker payudara. Seorang wanita yang pernah mengalami kanker payudara pada salah satu payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara lainnya.

c. Faktor hormon, hormon merupakan hal yang paling banyak berpengaruh terhadap kanker payudara, seperti mendapat haid pertama sebelum berusia 12 tahun, menopause setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak pertama setelah berusia 35 tahun serta pennguna pil KB lebih dari 3 tahun atau terapi hormon estrogen.

Penggunaan Suntikan KB memang membantu para wanita untuk mengontrol kehamilan dan merencanakan keturunan. Namun efek dari suntikan KB, yaitu bertambahnya risiko terkena kanker payudara hingga 50%. Wanita yang mendapatkan suntikan hormon selama setahun memiliki tingkat risiko terkena kanker payudara dua kali lipat daripada wanita yang tidak dan para penggunaan pil KB pada jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 24% (Depkes,2010).

d. Faktor genetik, terdapat 2 varian gen BRCA1 dan BRCA2 yang merupakan suatu gen suspeptabilitas kanker payudara, jika salah satu wanita memiliki satu gen tersebut maka kemungkinan untuk menderita kanker payudara amatlah besar.

(23)

mempunyai tumor yang masa tumbuhnya lebih cepat dan berdampak kepada kematian karena kanker payudara.

f. Radiasi, pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) terutama pada bagian dada, dan pernah menjalani terapi radiasi di bagian dada dimana pernah menderita kanker lain seperti limfoma secara signifikan mengalami peningkatan untuk terkena kanker payudara.

g. Mengkomsumsi Alkohol jelas sangat berkaitan dengan meningkatnya resiko terkena kanker payudara, mereka yang meminum 2-5 gelas perhari akan mengalami peningkatan yang lebih besar.

h. Obesitas, atau mempunyai berat badan berlebih, khususnya bagi wanita menopause, mempunyai jaringan lemak yang berlebih pada masa menopause bisa meningkatkan terjadinya kanker payudara.

i. Kurang berolahraga, mengkomsumsi makanan yang tinggi lemak, penggunaan bra terlalu ketat dan penggunaan anti keringat di ketiak, polusi, asap rokok dan bekerja malam juga faktor pendukung yang belum pasti untuk terjadinya kanker payudara (Pamungkas, 2011).

2.3.4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

(24)

Tanda-tanda dan gejala umum kanker payudara adalah sebagai berikut: - Payudara membesar yang biasanya terjadi tiba-tiba dimana pembesarannya jauh

lebih besar dari pada payudara yang disebelahnya. - Payudara terasa gatal, nyeri pada puting.

- Areolanya berwarna merah muda, merah atau gelap dan kadang – kadang di jumpai tekstur seperti kulit jeruk.

- Area kulit menebal dan mengembang, bersisik dan iritasi pada kulit dan kadang membentuk lesung.

- Payudara terasa hangat/ panas ketika di sentuh. - Terjadi penarikan puting susu.

- Rasa sakit atau nyeri yang menetap pada payudara.

- Kotoran atau cairan keluar dari puting padahal tidak sedang menyusui (Setiati, 2009).

2.3.5. Stadium Kanker Payudara

Stadium kanker dapat ditentukan setelah tes-tes yang dilakukan dokter sudah komplit atau selesai. Stadium dalam kanker adalah untuk menggambarkan kondisi kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Dengan mengetahui stadium kanker ini merupakan salah satu cara untuk membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai untuk pasien (Nuryani dkk, 2013).

(25)

WHO. Sistem TNM ini menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadium kanker, yaitu : tumor itu sendiri,seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya (T, Tumor); kelenjar getah bening di sekitar tumor,apakah tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya (N, Node); kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain (M, Metastasis).

Stadium kanker payudara adalah sebagai berikut : 1) Stadium 0

Pada stadium ini kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh/saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara. Disebut karsinoma duktal in situ atau kanker yang tidak infasif.

Stadium 1

2) Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.

3) Stadium IIA

Pada stadium ini diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan titik-titik pada saluran getah bening di ketiak. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak.

4) Stadium IIB

(26)

5) Stadium III A

Pasien pada kondsi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke tititk-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.

6) Stadium III B

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosa sebagai Inflammatory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

7) Stadium III C

Seperti stadium III B, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka).

8) Stadium IV

Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

(27)

2.3.6. Pencegahan Kanker Payudara

Hampir setiap evidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif terhadap kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini, demikian halnya dengan kanker payudara karena faktor penyebab yang jelas sampai saat ini belum diketahui maka dengan deteksi dini lah kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal untuk memudahkan pengobatan (Rasjidi, 2010).

Upaya pencegahan kanker payudara dikelompokkan dalam 3 strategi yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang masih sehat melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan dari kontak karsinogen dan berbagai faktor resiko yakni riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan komsumsi tinggi lemak dan kurang serat, perokok aktif dan pasif, kurang olah raga dan penggunaan obat hormonal >5 tahun dan melaksanakan pola hidup sehat dengan konsisten.

(28)

diatas masa 12 bulan meningkatkan resiko kanker payudara, meskipun resiko tersebut dapat langsung menurun jika penggunaan KB suntik dihentikan. Saat ini, KB suntik banyak dipilih karena sangat efektif menunda kehamilan, nyaman, dan murah. Namun tetap disarankan untuk tidak menggunakannya dalam jangka waktu lama, dengan banyaknya pilihan metode kontrasepsi maka sebaiknyapemilihan ala alat kontrasepsi tersebut.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap orang yang memiliki faktor resiko terkena kanker payudara, dengan rajin melakukan SADARI, sebaiknya dilakukan setiap bulan tiap bulan tepatnta 1 minggu setelah menstruasi, pemeriksaan klinis payudara (CBE/Clinical Breast Examination)untuk menemukan benjolan yang berukuran kurang dari 1 cm, USG adalah untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor, dan mammografi adalah untuk menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan.

c. Pencegahan Tertier

(29)

Prioritas pengobatan dilakukan harus di tujukan pada kanker stadium awal yang lebih berpotensi untuk sembuh. Standart pengobatan kanker meliputi : operasi, radiasi, kemoterapi dan hormonal yang disesuaikan dengan indikasi patologi. Pengobatan yang dilakukan harus terpadu meliputi psikososial, rehabilitasi dan terkoordinasi dengan pelayanan piliatif untuk peningkatan kualitas hidup pasienkanker. Hampir diseluruh dunia pasien kanker yang terdiagnosa pada stadium lanjut, maka untuk kasus seperti ini, pengobatan yang realistis adalah mengurangi nyeri dengan pelayanan piliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pendrita kanker payudara khususnya (Hawari, 2004).

Dibawah ini ada beberapa tips mencegah kanker payudara:

- Perbanyak makan sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti tahu, tempe dan makanan yang banyak mengandung serat

- Hindari memiliki berat badan berlebihan atau kegemukan

- Kurangi makan gorengan, jeroan, (makanan yang tinggi protein dan tinggi lemak) - Hindari makanan yang diolah dengan suhu tinggi (makanan cepat saji/junk food) - Komsumsi makanan yang di olah dengan cara direbus.

- Hindari makanan dengan pemanis buatan, pewarna makanan, atau zat pengawet makanan yang berlebihan

(30)

2.3.7. Pengobatan Kanker Payudara

Pada stadium I,II,IIIa (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif. Pengobatannya yaitu operasi (primer) dan terapi yang bersifat adjuvan.

a. Stadium I pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.

b. Stadium II pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.

c. Stadium IIIa adalah dengan simple mastektomi dengan radiasi dan kemoterapi. d. Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah piliasi, yakni untuk mengurangi

keluhan atau penderitaan yang dirasakan dan memperbaiki kualitas hidup, dan masih dilakukan pengobatan radiasi, kemoterapi dan hormonal.

e. Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu kemoterapi dan hormonal (Diananda, 2007).

2.4. SADARI (Periksa Payudara Sendiri) 2.4.1. Pengertian SADARI

(31)

sebagai suatu proses atau cara pemeriksaan peyudara secara mandiri ataupun seorang diri.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu tehnik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya (Setiati 2009).Pemeriksaan payudara sendiri adalah pengembangan kepedulian wanita terhadap kesehatan payudaranya sendiri. Kegiatan ini sangat mudah atau sederhana, murah (tidak memerlukan biaya), tidak menngunakan alat yang harus dipersiapkan cukup dengan jari tangan sendiri dan tidak perlu mengunjungi petugas atau pelayanan kesehatan karena dapat dilakukan sendiri secara mandiri tanpa harus di lihat atau diperiksa orang lain dan tidak perlu merasa malu atau harus dilihat atau diperiksa orang lain, bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan waktunya selama lebih kurang lima menit, tidak diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring mau tidur (Nisman, 2011).

American Cancer Society merekomendasikan agar wanita yang mulai memasuki usia 20 tahun ke atas untuk melakukan pemeriksaan klinik payudara sekurang-kurangnya 3 tahun sekali dan mendapat informasi tentang keuntungan dan keterbatasan SADARI sehingga wanita yang memilih melakukan SADARI dapat melakukannya dengan tepat sesuai dengan pedoman tekniknya (Smith, 2003).

(32)

2.4.2. Tujuan Pendidikan SADARI

Hingga saat ini banyak ibu/perempuan yang belum mengetahui pentingnya SADARI, diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita yang melakukan SADARI dengan baik dan teratur setiap bulannya. Sebagian besar benjolan pada payudara dapat terdeteksi sendiri oleh wanita sehingga SADARI menjadi topik atau materi yang penting dalam promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan untukmendeteksi kanker atau penyakit pada payudara lainnya secara dini, dimana apabila terdeteksi sedini mungkin atau pada stadium awal maka harapan kesembuhan lebih tinggi bahkan sampai 80 -90% (Setiati 2009).

Sebagian besar benjolan pada payudara ditemukan oleh ibu/perempuan sendiri, dengan memeriksa payudaranya sendiri seorang ibu akan mengetahui bagaimana payudara yang terlihat dan terasa normal. Jika terdapat perubahan pada payudaranya dia dapat menemukan sendiri dan memberitahukan kepada petugas kesehatan. Mengajarkan ibu tentang cara memeriksa payudara setiap bulan dan mendorong mereka agar mau melakukannya sebab hal ini penting untuk mengontrol dan menjaga kesehatannya. Pemeriksaan payudara ini baiknya diajarkan oleh petugas kesehatan (Depkes, 2010).

(33)

apabila ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup yang lebih lama (Nisman, 2011).

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 para ibu/perempuan yang telah dilatih melakukan pemeriksaan payudara sendiri dapat mendeteksi benjolan kecil pada payudara mereka dibandingkan dengan ibu/perempuanyang tidak terlatih (Depkes,2010).

0,2 sentimeter Mammografi setiap tahun

0,6 sentimeter Mammografi pertama kali

1,2 sentimeter SADARI teratur

2,75 sentimeter SADARI tidak teratur

3,75 sentimeter SADARI tidak terlatih

Gambar 2.2. Ukuran Rata-rata Benjolan yang Terdeteksi 2.4.3. Waktu Melakukan SADARI

(34)

payudara pada masa pertengahan siklus haid sampai menjelang haid, payudara biasanya membengkak akibat pengaruh kelenjar susu oleh hormon estrogen dan progesteron, sehingga pemeriksaan akan lebih sulit dilakukan secara akurat. Jika ibu tidak mendapat menstruasi lagi/sudah menopause, ibu harus memilih hari/tanggal yang sama setiap bulan (misalnya setiap tanggal 1 setiap bulan) untuk memeriksakan payudaranya (Diananda, 2007).

2.4.4. Cara Melakukan SADARI

Pemeriksaan payudara dapat dilakukan sendiri pada saat mandi atau sebelum tidur. Pemeriksaan payudara saat mandi akan mempermudah pemeriksaan karena tangan dalam kondisi basah dan mudah di gerakkan pada kulit yang sedang basah. Terdapat 6 langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan SADARI:

1. Posisi berdiri di depan cermin

(35)

2. Setelah itu angkat kedua lengan lurus keatas, mengengkat kedua lengan ini akan mempermudah melihat retraksi kulit akibat perlekatan tumor pada payudara bagian bawah (untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua payudara bagian bawah). Kembali amati perubahan yang terjadi pada payudara anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting susu atau permukaan kulit menjadi kasar.

3. Sementara masih di depan cermin, tekan puting apakah ada cairan keluar (bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau darah)

4. Posisi berbaring

- Berbaringlah dan apabila anda memulai pemeriksaan dari payudara sebelah kanan maka langkah-langkah yang dilakukan untuk memeriksa payudara kanan adalah letakkan bantal dibawah bahu kanan dan letakkan lengan kanan diatas kepala, posisi ini bertujuan untuk meratakan jaringan payudara (jaringan payudara tersebar rata di dada) dan jangan ada jaringan yang jatuh kesamping atau ke belakang khususnya bagi yang memiliki payudara yang berukuran besar.

- Rabalah payudara kanan tadi dengan menggunakan tangan kiri, (tehnik perabaan payudara sebaiknya menggunakan 3 jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis karena ketiga jari ini mempunyai sensitifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jari yang lain).

(36)

atas sampai ke perut bagian atas dan dari ketiak sampai lekukan tengah di antara kedua payudara.

- Ikuti satu pola untuk memastikan seluruh bagian payudara anda terperiksa seluruhnya. Anda bisa memulai dari puting susu, lalu melingkar melebar seperti obat nyamuk ke bagian luar payudara. Anda juga bisa mengambil pola seperti orang mengepel lantai, dari atas ke bawah atau kiri ke kanan dengan tarikan lurus-lurus. Mulai dengan rabaan lembut, lalu tekan lebih keras pada bagian yang perlu diperiksa jaringannya sampai kedalam.

- Rasakan seluruh jaringan payudara dengan rabaan yang halus tapi sedikit ditekan dan apabila didapati bagian payudara yang menonjol dapat disertai nyeri dapat juga tidak ada rasa nyeri, maka segera periksa ke dokter.

- Untuk memeriksa payudara kiri sama halnya dengan yang dilakukan saat memeriksa payudara kanan, maka ulangi langkah 3 ini pada payudara sebelah kiri.

5. Pemeriksaan ketiak. Bagilah payudara menjadi 4 bagian, ¼ atas dekat aksila, beri perhatian khusus karena ditempat tersebut sering ditemukan tumor payudara serta lakukan juga pemeriksaan ketiak. Dengan meletakkan tangan kanan anda kesamping dan rasakan ketiak anda dengan teliti, apakah teraba benjolan atau tidak.

(37)

sewaktu mandi dibawah Shower, dan lakukan perabaan seperti langkah ke-4 dan yakinkan bahwa seluruh bagian payudara teraba seluruhnya (Nisman, 2011).

Gambar 2.3. Langkah-langkah Pelaksanaan SADARI Apa yang perlu di cari saat memeriksa payudara sendiri (SADARI) a. Perubahan ukuran dan bentuk payudara

b. Lipatan atau cekungan (dimple) pada kulit payudara c. Perubahan warna kulit

d. Terjadi tarikan pada puting

(38)

kulit ketika ditekan dengan jari, tidak perlu khawatir.Tetapi jika benjolan keras, memiliki bentuk yang tidak rata dan tidak terasa sakit, khususnya jika benjolan tersebut hanya berada pada salah satu payudara dan tidak bergerak ketika di tekan, dan hal ini harus diberitahu kepada petugas kesehatan (Pamungkas, 2011).

Jika payudara ibu biasanya memiliki benjolan, ibu harus mengetahui berapa besar dan berapa banyak benjolan terasa dan dimana lokasinya. Bulan berikutnya ibu harus mengetahui jika ada perubahan ukuran atau bentuk (halus atau tidak beraturan) dengan menngunakan tehnik yang sama setiap bulan akan membantu ibu mengetahui jika ada perubahan yang terjadi. Jika ada cairan dari puting susu yang tampak seperti darah atau nanah, khususnya jika ibu tidak sedang menyusui, ibu harus memberi tahu petugas kesehatan. Cairan mungkin keluar dari salah satu atau kedua payudara selama satu tahun setelah memiliki anak atau berhenti menyusui (Depkes, 2010).

2.5. Landasan Teori

(39)

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2010) keefektifan suatu komunikasi dapat dilihat melalui proses: StimulusOrganismeRespons, sehingga teori skiner ini disebut teori ”S-O-R” (stimulus-organisme-respons).

Gambar 2.4. Teori S-O-R

2.6. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan bahwa yang diteliti adalah pengetahuan dan sikap mahasiswi. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan dan sikap maka sebelum dilakukan intervensi dilakukan pre-test dan untuk melihat sejauh mana perubahan setelah diberikan intervensi

(penyuluhan dengan media leaflet dan video) dilakukan post-test.

Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Stimulus Organisme Penyuluhan dengan medialeaflet dan

dan media video

Pengetahuan dan Sikap mahasiswi terhadap deteksi dini

kanker payudara

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Payudara
Gambar 2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kendati sempat diwaspadai sebagai intel oleh seorang angota Hizbut Tahrir (HT), atau dicurigai sebagai mata-mata yang akan mendirikan negara Islam oleh seorang dosen UGM,

d) unless the arbitral tribunal considers it inappropriate a list of issues to be determined;.. e) the full names, descriptions and addresses of

 Revise cada uno de los ejercicios analice y ejecute paso a paso cada procedimiento elaborado en la configuración planteada a continuación y presentarlo en documento, para que sus

Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang penyimpanan ASI di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta, sebagian besar kategori tinggi, yaitu 19 responden (38,8%)..

penyusunan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia;. penyusunan rencana kerja

[r]

Aplikasi pencatatan tagihan jasa angkutan kontainer selama ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan berbagai masalah antara lain kesalahan dalam mencatat laporan

Dengan penggunaan sistem penjualan yang terkomputerisasi ini, dapat membantu petugas administrasi dalam melakukan transaksi penjualan, pengecekan persediaan barang, rekapitulasi