• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Sebagai Pengawas Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Bpjs Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Sebagai Pengawas Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Bpjs Kesehatan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM LEMBAGA

JASA KEUANGAN LAINNYA

A. Latar Belakang Pembentukan OJK

Awal pembentukan OJK berawal dari adanya keresahan dari berbagai

pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal yang

melatarbelakangi pembentukan OJK yaitu perkembangan industri sektor jasa

keuangan di Indonesia, permasalahan lintas sektoral industri jasa keuangan dan

amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia

(selanjutnya disebut UU BI).24Mandat pendirian OJK berawal dari krisis moneter

tahun 1997-1998 yang memaksa Indonesia menandatangani Letter of Intent (Lol)

dengan IMF. Salah satu butir Lol tersebut menyebutkan perlunya badan

independen sebagai pengawas sektor keuangan.25

Kondisi ekonomi yang kacau karena krisis tersebut membuat pemerintah

lebih berhati-hati dalam membuat suatu keputusan.Salah satu cara yang dilakukan

pemerintah untuk menghindari terulangnya krisis ekonomi seperti pada

1997-1998 adalah dengan membentuk suatu lembaga pengawasan independen yang Krisis moneter yang terjadi pada

Indonesia tahun 1997-1998 berpengaruh besar terhadap pembentukan OJK. Krisis

ekonomi pada 1997-1998 memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi

perekonomian Indonesia.

24

Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 36.

25

(2)

bernama OJK.26OJK adalah lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan

sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan

kegiatan didalam sektor jasa keuangan.OJK merupakan lembaga yang bersifat

independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,

tugas dan wewenang pengaturan,pengawasan,pemeriksaan dan penyidikan.27

Alasan pembentukan OJK antara lain adalah makin kompleks

danbervariasinya produk jasa keuangan, munculnya gejala konglomerasi

perusahaan jasa keuangan dan globalisasi industri jasa keuangan. Disamping itu,

salah satu alasan rencana pembentukan OJK adalah karena pemerintah

beranggapan Bank Indonesiasebagai Bank Sentral telah gagal dalam mengawasi

sektor perbankan. Kegagalantersebut dapat dilihat pada saat krisis ekonomi

melanda Indonesia mulaipertengahan tahun 1997, sejumlah bank yang ada pada

saat itu dilikuidasi.

Bisa

dikatakan bahwa peran Bapepam-LK untuk melakukan pengawasan secara ketat

terhadap lembaga keuangan seperti perbankan,pasar modal,reksadana, perusahaan

pembiayaan dan dana pensiun.

28

Jika UU OJK disahkan, maka otomatis tugas, fungsi dan wewenang

pembinaan dan pengawasan atas sektor jasa keuangan beralih ke institusi baru

yang disebut OJK. Sebagian pengawasan terhadap Dirjen Lembaga

Keuangan,pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal dan institusi pemerintah

lain yang memang mengawasi lembaga pengelola dana masyarakat otomatis akan

26

Totok Budisantoso. Nuritomo Op.Cit., hlm. 47.

27

Ibid.

28

(3)

beralih ke OJK.Pembentukan OJK harus dipahami sebagai suatu challenge yang

besar dan memerlukan beberapa prakondisi atau prasyarat, seperti: Pertama,

perubahan itu tidak dilakukan pada saat sistem keuangannya belum kuat. Semua

lembaga keuangan saling terkait, asuransi, perbankan dan sebagainya. Kedua,

berkaitan dengan bagaimana pembiayaan OJK. Ketika OJK dikatakan sebagai

lembaga yang independen maka tidak bergantung kepada pihak yang diawasinya.

Rencana sekarang, OJK itu dari yang diawasinya. Memang ada contoh seperti itu.

Di Inggris Financial Services Authority (FSA) dibiayai oleh iuran dari bank-bank,

asuransi dan lembaga keuangan yang diawasinya.29

Otoritas Jasa Keuanganawalnya dirancang oleh Darmin Nasution ketika

menjabat Dirjen Lembaga Keuangan di Departemen Keuangan bersama stafnya

seperti Firdaus Djaelani yang saat ini menjadi salah satu komisioner OJK. Sebuah

bank atau multifinance, asuransi danjuga dana pensiun harus mendapat izin dari

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan untuk berdiri. Bank harus mendapat ijin

juga dari Dirjen Lembaga Keuangan walaupun sudah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia. Pada sisi lain, Bapepam sebagai sebuah lembaga keuangan yang

levelnya sama dengan Dirjen Lembaga Keuangan dan juga keduanya dibawah

lingkup Departemen Keuangan telah berdiri pengawasan pasar modal.

Berdasarkan kajian dan diskusi di Departemen Keuangan atau juga agenda politik

tersendiri untuk mengebiri kekuasaan Bank Indonesia maka perlu adanya lembaga

yang mengawasi keuangan termasuk perbankan. OJK ini dirancang sehingga

29

(4)

digabungkan Bapepam dan Dirjen Lembaga Keuangan yang dikenal

Bapepam-LK.

Ketua Lembaga ini ditunjuk Menteri Keuangan yaitu Darmin Nasution

sendiri dimana penunjukan ini dihartapkan mempercepat terjadinya Otoritas Jasa

Keuangan.30

Fungsi pengawasan dalam OJK dan pengaturan dibuat terpisah. Akan

tetapi meskipun OJK memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu

tubuh, fungsinya tidak akan tumpang tindih sebab OJK secara organisatoris akan

terdiri atas tujuh dewan komisioner. Ketua dewan komisioner akan

membawahkan tiga anggota dewan komisioner yang masing-masing mewakili

perbankan, pasar modal dan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB).

Kewenangan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia akan dikurangi namun

Bank Indonesia masih mendampingi pengawasan. Kalau selama ini mikro dan Para pakar ekonomi mengemukakan pendapat mengenai OJK, bahwa

OJK dibentuk guna mengantisipasi kompleksitas sistem keuangan global. Sektor

keuangan memperkuat fondasi, daya saing dan stabilitas perekonomian nasional.

Pembentukan OJK diperlukan guna mengatasi kompleksitas keuangan global

dariancaman krisis. Di sisi lain, pembentukan OJK merupakan komitmen

pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia. Pemerintah

mempunyai komitmen tinggi dan menjalankan mandat untuk melakukan

reformasi di sektor keuangan.Dengan melihat kehadiran OJK nantinya dapat

dimaksudkan untuk menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of

power) yang selama ini cenderung muncul.

30

(5)

makro prudensialnya di Bank Indonesia, nanti OJK akan fokus menangani mikro

prudensialnya.31

1. Independesi, yakni inidependen dalam pengambilan keputusan dan

pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dalam pembentukan OJK yang mandiri/independen dilakukan

berlandaskan asas-asas yaitu :

2. Kepastian hukum, yakni suatu azas dalam negara hukum yang lebih

mengutamakan landasan peraturan peundang-undangan dan keadilan dalam

setiap kebijakan penyelenggaraan OJK.

3. Kepentingan umum, yakni azas yang membela dan melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum.

4. Keterbukaan, yakni azas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, juur dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan OJK dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi

pribadi dan golongan serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

5. Integritas, yakni azas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam

setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.

6. Akuntabilitas, yakni azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil

akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik.

(6)

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk pada tanggal 22 November 2011di

Indonesia Undang-undang mendefinisikan bahwa OJK adalah lembaga yang

independen dalam menjalankan tugasnya, bebas dari campur tangan pihak lain

kecuali untuk hal yang secara tegas diatur dalam

Undang-Undang.PembentukanOJKdimaksudkansebagai lembaga independen yang

mengawasi sektor jasa keuanganIndonesia,untuk memperkuat akuntabilitas,

transparansi, dan kredibilitasBank Indonesia tanpa mengurangi makna

independensi lembaga negaratersebut,dan pengambilan kebijakan oleh BI

tidak akan terpengaruh OJK, sebab OJK berperan meningkatkan pengawasan

terhasdap lembaga keuangan menjadi lebih baik.32

Ada tiga fungsi pengawasan sektor keuangan yaitu pengawasan terhadap

macroprudential, pengawasan microprudential33

1. Inggris

danpengawasan aktifitas bisnis.

Pengawasan ini bertujuan untuk menciptakan peraturan agar semua pihak yang

beraktifitas di sektor keuangan dapat memahami yang dilakukannya, sebelum

membahas mengenai pengertian OJK di Indonesia, maka sebaiknya dibahas

mengenai OJK di beberapa negara.

Pengawasan sektor keungan di Inggris awalnya diatur berbagai lembaga

dimana bank sentral Inggris hanya bertanggung jawab melakukan regulasi

32

Agus Darmawan. 2014. ‘’Perfektif Law As An Allocative System Undang-Undang OJK)’’ Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8, no 3 Juli-September 2014, hlm 389

33

(7)

terhadap bank. Sebelumnya, ada sembilan lembaga yang mengawasi aktifitas

sektor keuangan dan kemudian disatukan menjadi United KingdomFinancial

Service Agency(selanjutnya disebut UK FSA). UK FSA merupakan lembaga

yang paling dominan dalam regulasi keuangan dan bekerja sama dengan Bank

Of England dan HM Treasury untuk mengelola sistem keuangan dan

memperbaiki struktur internal yang begitu kompleks didasarkan pada

kombinasi regulasi oleh atifitas sektor keuangan dan konsumen.34

2. Amerika Serikat

Lembaga federal bertanggung jawab terhadap regulasi keuangan yang

masing-masing membuat regulasi untuk sektor tertentu dari sistim keuangan

seperti lembaga depositori (bank, credit union dan thrifts), futures dan

sekuritas. Amerika Serikat mempunyai 5 (lima) lembaga federal yang

berbeda dimana kelima lembaga berbagi (sharing) atas kekuasaan untuk

regulasi lembaga depositori. Adapun lembaga tersebut yaitu Office of the

Comptroller of Currency (OCC), the Federal Reserve sebagai Bank Sentral,

Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), the Office oh Thrift

Supervision 9 OTS dan National Credit Union Administration (NCUA).35

3. Australia

Australia menerapkan model twin peaks dalam mengatur atau mengawasi

sektor keuangannya. Negara ini merupakan salah satu negara yang cukup baik

dan contoh menerapkantwin peaks. Adapun model twin peaksmaksudnya

bahwa pengawasan sektor keuangan dilaksanakan dua lembaga yang diatur

34

Adler Haymans Manurung , Op.Cit.,hlm. 16.

35

(8)

sedemikian rupa agar pengawasan berjalan dengan baik. Kedua lembaga yang

mengawasi sektor keuangan yaitu Australian Securities dan Investment

Commision (ASIC) dan Australian Prudential Regulatory Authority (APRA).

Kekuasaan ASIC termasuk kemampuan mencegah dan memberikan saksi

kepada perusahaan dan profesional keuangan sedangkan APRA menjadi

lembaga yang membuat regulasi dan mengawasi lembaga penerima deposito

(lembaga bukan bank) , asuransi dan jasa dana pensiun.36

Otoritas Jasa Keuangan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan

dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor

jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan

non-bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa

keuangan lainnya.37

1. terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel;

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan

di dalam sektor jasa keuangan:

2. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan

stabil;

3. mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.38

Pembentukan OJK diharapkan dapat mendukung kepentingan sektor jasa

keuangan secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya saing perekonomian.

Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional seperti sumber daya

(9)

manusia, pengelolaan, pengendalian dan kepemilikan di sektor jasa keuangan

dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi. OJK dibentuk dan

dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang meliputi

independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi dan kewajaran

(fairness).39

- membuat peraturan di bidang jasa keuangan;

Tujuan pembentukan OJK ini agar BankIndonesia fokus kepada

pengelolaan moneter dan tidak perlu mengurusi pengawasan bank karena bank itu

merupakan sektor dalam perekonomian. Untukmencapai tujuan, OJK punya

kewenangan yang luas yaitu:

- memberi dan mencabut izin persetujuan dan lain-lain, memperolehlaporan

periodik dan informasi industri jasa keuangan;

- mengenakan sanksi administratif dan melakukan pemeriksaan ;

- melakukan penyidikan atas pelanggaran undang-undang;

- memberikan arahan atau perintah tertulis;

- menunjuk pengelolaan statuter, mewajibkan pengalihan usaha demi

menjaga kepentingan nasabah;

- mencegah kejahatan di bidang keuangan dan mengatur

pengendalianlembaga keuangan.40

Negara telah mendirikan beberapa lembaga yang bertujuan untuk

melindungi rakyatnya dari keinginan berbagai pihak yang mempunyai keinginan

(10)

OJK. Berdasarkan UU OJK yang dituangkan dalam beberapa pasal, disebutkan

fungsi dari OJK.41

1. Integritas

Nilai StrategisOJKadalah :

Bertindak objektif, adil dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan

organiasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.

2. Profesionalisme

Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi

untuk mencapai kinerja terbaik.

3. Sinergi

Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal mauppun

eksternal secara produktif dan berkualitas.

4. Inklusif

Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta

memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan

5. Visioner

Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (forward looking)

serta dapat berpikir diluar kebiasaan (out of the box thinking).42

B. Status Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen yang

menyelenggarakan fungsi pemerintah dalam rangka mengatur dan mengawasi

41

Adler Haymans Manurung , Op.Cit., hlm. 6.

42

(11)

kegiatan sektor jasa keuangan.43Indenpendensi merupakan faktor utama yang

harus diperhatikan dalam mendesain sebuah truktur regulasi yang tepat untuk

Indonesia, terutama Indepndensi dari pengaruh politik kepentingan yang masih

menjadi momok di Indonesia44 . Setiap pihak dilarang campur tangan dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang OJK. Maksudnya adalah bahwa untuk

menjamin terselenggaranya pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan

yang optimal, OJK harus dapat bekerja secara independen dalam membuat dan

menerapkan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Perundang-Undangan di bidang jasa keuangan. Oleh karena itu, setiap pihak

kecuali pihak sebagaimana dimaksud dalam rancangan UU OJK ini tidak

diperkenankan untuk turut campur baik langsung maupun tidak langsung dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang OJK.45

Merujuk pada Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat (1) UU OJK, OJK sebagai

lembaga independen maksudnya adalah lembaga yang bertugas mengatur dan

mengawasi lembaga keuangan bebas dari campur tangan pihak manapun kecuali

untuk hal-hal yang disebutkan secara tegas dalamUU OJK.

Secara kelembagaan, OJK berada di luar

pemerintah, yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan

pemerintah.

46

43

Pasal 3 Dalam Rancangan Undamg-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan.

44

, Bening Institute, Jakarta 23 April 2013, hlm. 9.

45

Penjelasan Pasal 4 Rancangan Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan.

46

Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Independensi, yaitu

independensi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas dan

wewenang OJK dengan tetap sesuai peraturan Peraturan Perundang-Undangan

(12)

kelembagaan, OJK berada di luar pemerintah yang dimaknai bahwa OJK tidak

menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah.Keindependenan OJK berkaitan

dengan beberapa hal. Pertama, independen yang berkait dengan pemberhentian

anggota lembaga yang hanya dapat dilakukan berdasarkan berdasarkan

sebab-sebab yang diatur dalam undang-undang pembentukan lembaga yang

bersangkutan, tidak sebagaimana lazimnya administrative agencies yang dapat

sewaktu-waktuoleh presiden karena jelas merupakan bagian dari eksekutif.47

1. Kepemimpinan lembaga yang bersifat kolektif, bukan hanya satu orang

pimpinan. Kepemimpinan kolegial ini berguna untuk proses internal dalam

pengambilan keputusan-keputusan, khususnya menghindari kemungkinan

politisasi keputusan sebagai akibat proses pemilihan keanggotaannya.

Kedua, selain masalah pemberhentian yang terbebas dari itervensi

Presiden, sifat independen juga tercermin antara lain dari :

2. Kepemimpinan tidak dikuasasi atau tidak mayoritas berasal dari partai politik

tertentu.

3. Masa jabatan para pemimpin lembaga tidak habis secara bersamaan, tetapi

bergantian (staggered terms).48

Lebih jauh dalam penjelasan umum UU OJK disebutkan bahwa OJK

dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada di luar pemerintah. Jadi,

seharusnya tidak terpengaruh oleh pemerintah (independen).

Meski secara normatif disebutkan bahwa OJK adalah lembaga

independen, pada beberapa kalangan masih timbul keraguan akan independensi

47

Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 75.

48

(13)

OJK tersebut. Dalam pelaksanaannya, OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner

yang terdiri dari 9 orang anggota sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1) UU

OJK. Komposisi Dewan Komisioner (selanjutnya disebut DK) yang akan

ditempati oleh mantan pegawai lembaga keuangan tertentu menjadi dasar adanya

keraguan bahwa OJK akan benar-benar independen. Demikian disampaikan dosen

ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Rimawan Pradiptyo sebagaimana dikutip

dalam artikel “belum dibentuk, independensi OJK diragukan.” Menurut Rimawan,

siapa pun yang menjadi DK di OJK akan terlibat secara batin karena lama bekerja

di satu lembaga keuangan. Merekadikhawatirkan akan sulit bersikap objektif

karena ingin membalas budi kepada lembaga yang telah membesarkannya.49

Susunan anggota DK OJK terdiri atas:50

1. seorang ketua merangkap anggota;

2. seorang wakil ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;

3. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;

4. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkapanggota;

5. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga

Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;

6. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;

7. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen;

8. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakananggota

Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan

49

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4fd97bc71ee6b/otoritas-jasa-keuangan , (diakses pada tanggal 17 Maret 2016).

50

(14)

9. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yangmerupakan

pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan. Adanya unsur ex officio

dalam DK OJK itulah yangkemudian dikhawatirkan akan mempengaruhi

pelaksanaanindependensi OJK. Secara kelembagaan OJK berada di luar

pemerintah yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan

pemerintah. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya unsur-unsur

perwakilan pemerintah. OJK merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang

memiliki relasi dan keterkaitan yang kuat denganotoritas lainnya, yakni

otoritas moneter dan otoritas fiskal.51Oleh karenaitu, lembaga ini memberikan

tempat bagi perwakilan kedua otoritastersebut secara ex-officio. Satu orang

anggota dari Bank Indonesia danseorang lagi dari Kementerian Keuangan.

Dua orang ini mengisisembilan anggota DK OJK. Keberadaan ex-officio ini

dalam rangka koordinasi, kerjasama dan harmonisasi kebijakan di bidang

moneter dan fiskal. Meskipun ada unsur pemerintah dalam DK OJK,OJK

adalah lembaga independen. Independensi OJK juga terlihat dari

kepemimpinan OJK secara perorangan. Pimpinan OJK memiliki kepastian

masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan, kecuali memenuhi alasan yang

secara tegas diatur dalam UU OJK.52

51

Wiwin Sri Rahyani. 2012. ‘’ Independensi Otoritas Jasa Keuangan dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OtoritasJasa Keuangan’’. Jurnal Legislasi Indonesia, volume 9, Nomor 3, Oktober 2012.

Keidependensian OJK akan sepenuhnya

efektif, apabila terdapat Good Corporate Governance(selanjutnya disebut

GCG) dalam dunia keuangan dan perbankan. Terdapat empat komponen

utama yang diperlukan dalam konsep GCG, yaitufairness,transparency,

(15)

accountability danresponsibility. Keempat komponen tersebut penting karena

penerapan prinsip GCGsecara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas

dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang

mengakibatkan laporan keuangan tidakmenggambarkan nilai fundamental

perusahaan. Fungsi pengawasan itu bukan terletak dari dibentuknya lembaga

baru atau tidak. Tapi dari ada atau tidaknya GCG53OJK dibentuk untuk

memenuhi amanat dari Pasal 34 UU BI. Tugas pokoknya untuk melakukan

pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap bank-bank

dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang meliputi

asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan perusahaan pembiayaan

serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat.

Lembaga ini bersifatindependen dalam menjalankan tugasnya, berarti

kedudukannya berada di luar institusi pemerintah dan berkewajiban

menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meskipun OJK lembaga yang independen

tetapi keindependensiannya tidak berlaku secara absolut (mutlak).

C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam Lembaga Jasa Keuangan

Lainnya

Negara telah mendirikan beberapa lembaga yang bertujuan untuk

melindungi rakyatnya dari keinginan berbagai pihak yang mempunyai keinginan

tidak benar. Berdasarkan ketentuan Pasal 34 UU BI beserta penjelasannya dapat

(16)

disimpulkan bahwa OJK akan bertugas mengawasi bank, lembaga-lembaga usaha

perasuransian, lembaga lembaga usaha pasar modal, dana pensiun,

lembaga-lembaga usaha pembiayaan modal ventura dan lembaga-lembaga-lembaga-lembaga yang mengelola

dana masyarakat. Dengan demikian OJK akan mengambil alih sebagian tugas dan

wewenang Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Badan

Pengawas Pasar Modal dan instirusi institusi pemerintah lain yang selama ini

mengawasi lembaga pengelolaaan dana masyarakat.54 Berdasarkan UU OJK yang

dituangkan dalam beberapa pasaldisebutkan fungsi dari OJK. Adapun fungsi dari

OJK sebagai berikut :55

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan

yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.56

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

Terintegrasi maksudnya adalah bahwa sistem yang dibangun oleh OJK , Bank

Inmdonesiadan Lembaga Penjamin Simpanan saling terhubung satu sama lain

sehingga setiap institusi dapat saling bertukar informasi dan mengakses informasi

perbankan yang dibutuhkan setiap saat (timely basis), informasi tersebut meliputi

informasi umum dan informasi khusus tentang bank, laporan keuangan bank,

laporan hasil pemeriksaan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Lembaga

Penjamin Simpanan atau oleh OJK, dan informasi yang lain dengan tetap menjaga

dan mempertimbangkan kerahasiaan informasi sesuai dengan ketentuan

Perundang-Undangan.

54

Tim Penyusun Rancangan Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan&Persiapan Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, Naskah Akademik Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta Februari 2002, hlm.13.

55

Adler Haymans Manurung , Op.Cit., hlm. 6.

56

(17)

a. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

b. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan

c. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.57Lembaga jasa

keuangan lainnya adalah pegadaian, lembaga penjaminan,lembaga

pembiayaan ekspor Indonesia, perusahaan pembiayaan sekunder

perumahan dan lembaga yang menyelenggarakan pengelolaan dana

masyarakat yang bersifat wajib meliputi penyelenggara program jaminan

sosial, pensiun dan kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Perundang-Undangan mengenai pergadaian,

penjaminan,lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, perusahaan

pembiayaan sekunder perumahan dan pengelolaan dana masyarakat yang

bersifat wajib serta lembagajasa keuangan lain yang dinyatakan diawasi

oleh OJK berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.58

Peraturan merupakan suatu rangkaian aturan yang diterbitkan lembaga

yang mengatur untuk diikuti oleh berbagai pihak dalam beroperasi. Peraturan

tersebut dapat bersifat konstitutif dan regulatif.Peraturan yang konstitutif yaitu BPJS kesehatan

yang menyelenggarakan program jaminan sosial yaitu program JKN

otomatis termasuk dalam cakupan OJK yang mempunyai wewenang

untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga yang menyelenggarakan

pengelolaan dana masyarakat yang bersifat wajib, meliputi

penyelenggara program jaminan sosial yang dimaksud dalam UUOJK.

57

Pasal 6 Undang-Undang no 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

58

(18)

menciptakan dan mendefinisikan bentuk perilaku yang baru. Sementara peraturan

yang regulatif yaitu regulasi yaitu regulasi yang dibuat terlebih dahulu atau bentuk

perilaku yang secara bebas. 59

Dalam hal pengaturan,Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang sebagai berikut:60

1. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang ini.

2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK.

4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.

5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.

6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap

lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.

7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada

lembaga jasa keuangan.

8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,

memelihara dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban.

9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Pengawasan adalah tindakan yang dilakukan oleh lembaga pengawas

untuk mengawasi lembaga atau perusahaan yang beroperasi sesuai dengan aturan

yang telah diterbitkannya. Pengawasan dilakukan untuk melindungi berbagai

pihak dari perlakuan tidak adil dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

59

Adler Haymans Manurung , Op.Cit., hlm. 13.

60

(19)

Dalam hal pengawasan,Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang antara lain:

1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa

keuangan.

2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala

eksekutif.

3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen

dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelakudan/atau penunjang

kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

4. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak

tertentu.

5. Melakukan penunjukan pengelola statute.

6. Menetapkan penggunaan pengelola statute.

7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

8. Memberikan dan/atau mencabut:

a. izin usaha;

b. izin orang perseorangan;

c. efektifnya pernyataan pendaftaran;

d. surat tanda terdaftar;

e. persetujuan melakukan kegiatan usaha;

(20)

g. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan

h. penetapan lain.

Sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor

jasa keuangan,61berdasarkan semua pasal yang diuraikan sebelumnya maka tugas

utama OJK tersebut melakukan pengawasan dan membuat peraturan terhadap

semua aktifitas di sektor keuangan termasuk dalam hal ini pengawasan dan

pengaturan terhadap lembaga jasa keuangan lainnya. Adapun tujuan akhir dari

tugas utama lembaga OJK yaitu melindungi masyarakat agar tidak mengalami

kerugian yang besar dalam bernegara dan beraktifitas dengan alat yang

ditawarkan berbagai pihak dengan selalu berdalih untuk kepentingan

masyarakat.62

61

Republik Indonesia, Undang-Undang no 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 9.

62

Referensi

Dokumen terkait

Bagi sekolah, hendaknya perlu mengoptimalkan kembali fasilitas yang dimiliki sekolah; mengoptimalkan kinerja tenaga kependidikan untuk melaksanakan apa

[r]

[r]

Program aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP (Active Server Pages ) untuk membuat coding halaman web dengan file berekstension .ASP sedangkan untuk

Untuk meningkatkan nilai rasio yang diperoleh petani, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas susu yang diproduksi, sehingga harga yang diterima

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Al-Ma’arif Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

Model persamaan biomassa di atas tanah (Wtop) Model Summary.. R R Square Adjusted R Square

Wajib ialah sesuatu yang dituntut mengerjakannya dengan tuntutan yang pasti atau. sesuatu yang mengerjakannya berpahala dan meninggalknnya berdosa, seperti