1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis energi yang menimpa negara Indonesia ditandai dengan semangkin langkanya BBM ditengah masyarakat serta harga BBM yang merangkak naik disebabkan harga minyak dunia yang melonjak tinggi sekali. Rencana
penghapusan subsidi BBM secara bertahap menyebabkan kenaikan harga BBM. Kenaikan ini mempengaruhi daya beli masarakat di golongan ekonomi lemah dan
mengurangi kemampuan dari industri kecil yang menggunakan BBM.
Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat
diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu berbagai usaha diverisifikasi sumber energi telah banyak dilakukan dan salah satu
diantaranya adalah pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan (Sumanto dkk., 1994).
Mengurangi penggunaan minyak bumi yang berlebihan maka perlu
dikembangkan suatu energi alternatif yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti minyak bumi. Bentuk alternatif ini ada berbagai macam antara lain gasohol bahan
bahan organik, biobriket yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan bentuk bentuk energi alternatif yang lain, energi alternatif yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas dan terbuat dari bahan baku yang diperbaharui dan
murah.
Sumatera Utara termasuk sebagai provinsi yang memiliki lahan
perkebunan kelapa sawit yang cukup luas sekitar 299.512 Ha pada tahun 2007 tentu memiliki sumber limbah kelapa sawit yang melimpah.
2
Pemanfaatan limbah Agroindustri sebagai bahan baku briket dinilai starategis untuk menggantikan minyak tanah. Briket yang dihasilkan relatif lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas beracun
( Arganda, 2007).
Energi biomassa merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapat
prioritas dalam pengembangan dibandingkan dengan sumber energi yang lain . Hal ini dikarenakan di Indonesia banyak menghasilkan limbah pertanian dan perkebunan yang kurang termanfaatkan. Limbah pertanian dan perkebunan
merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi yang relatif besar.
Menurut Loebis dan Tobing (1989), limbah cair PKS (pabrik kelapa sawit) bersal dari air kondensat rebusan, air drab lumpur klarifikasi (350- 450 kg/ton TBS) dan air hidrosiklon (100-150 kg/ton TBS). Limbah perkebunan tersebut
dapat diolah menjadi suatu bahan bakar padat buatan yang lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif yang disebut biobriket. Salah satu contohnya adalah biobriket dari limbah kelapa sawit yang berasal dari sisa proses
produksi CPO ( Crude Palm Oil ) yang dialirkan ke kolam limbah kemudian menjadi bahan organik.
Menurut Darnoko dan Putboyo (1995), meneliti pembuatan briket dari TKS ( tandan kosong kelapa sawit ), dari hasil penelitiannya mereka memperoleh hasil densitas briket yang dibuat 0,6 gr/ml, Kadar abu sekitar 7 % dan kadar air
8%.
Uraian diatas penulis ingin menguji pemanfaatan cangkang kelapa sawit
dengan pencampuran sludge limbah kelapa sawit utuk bahan biobriket arang,
3
yang diharapkan briket limbah kelapa sawit tersebut menjadi salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Tujuan Penelitian
- Untuk membuat biobriket arang dari biomassa cangkang kelapa sawit dan sludge limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif
- Untuk menguji mutu biobriket arang, antara lain kualitas nilai kalor, kadar air, densitas dan kadar abu
Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada komposisi biobriket arang yang akan dihasilkan. Biobriket arang yang dimaksud adalah briket yang berasal dari
biomassa, yaitu cangkang kelapa sawit dan sludge limbah kelapa sawit
Kegunaan Penelitian
1) Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2) Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian
ini.
3) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam pembuatan biobriket arang.