• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Inalum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Inalum"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam suatu

perusahaan karena sumber daya manusia berfungsi untuk mencapai tujuan dan

sasarannya melalui usaha kooperatif sekelompok orang di dalamnya, sehingga

dapat dikatakan sumber daya manusia adalah suatu faktor penentu berhasil atau

tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang

dimaksud adalah pegawai. Pegawai ketika mencapai tujuan perusahaan sangat

tergantung bagaimana pegawai tersebut dapat mengembangkan kemampuannya

baik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan keinginan untuk

kerjasama antar berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda.

Mengingat begitu pentingnya peran pegawai dalam suatu perusahaan, hal penting

dalam upaya peningkatan prestasi kerja pegawai, misalnya melalui pendidikan

karier, informasi karier, dan bimbingan karier.

Setelah berbagai informasi dan bimbingan karier diberikan, kemudian

penetapan karier merupakan langkah awal untukjenjang karier seseorang,

sehingga saat ini perlu adanya pengembangan karier masing-masing karyawan

sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengembangan karier

merupakan proses peningkatan kemampuan kerja seseorang yang mendorong

adanya peningkatan prestasi kerja dalam rangka mencapai karier yang diinginkan.

Kegiatan pengembangan karier yang didukung oleh perusahaan, maka perusahaan

(2)

Prestasi kerja merupakan sebuahhasil kerja yang dicapai seorang

karyawan sesuai dengan standar perusahaan.Prestasi kerja akan menambah

manfaat baik dari pihak perusahaan maupun karyawan. Salah satu manfaatnya

bagi karyawan yaitu dapat menambah pengalaman karirnya selama bekerja,

prestasi kerja berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh karyawan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai karyawan di

perusahaan. Selain itu, prestasi kerja dibatasi sebagai hasil dari perilaku kerja

karyawan yang menunjang tercapainya output atau prestasi dan berkaitan dengan

usaha untuk menyelesaikan tugasnya pada periode waktu tertentu.Dan perusahaan

merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk mencapai hal-hal

yang tidak dapat dicapai individu-individu secara

sendiri-sendiri.Karyawan-karyawan yang ada dalam organisasi tersebut memiliki tugasnya masing-masing,

tugas yang dilakukan oleh setiap individu mendefinisikan suatu posisi.

Perusahaan memerlukan tenaga yang terampil dan berkompeten untuk

mendukung usaha perusahaan dalam melaksanakan berbagai tugas sehingga

memudahkan pencapaian tujuan perusahaan.Pengelolaan yang baik dan

professional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup

perusahaan dalam mencapai tujuannya.Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut

seluruh sumber daya yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik

mungkin termasuk sumber daya manusia sebagai alat utamanya.

Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan segala kegiatan

dalam rangka mencapai tujuan sangat bergantung kepada kemampuan sumber

daya manusianya dalam menjalankan setiap aktifitas dan gairah kerja karyawan

(3)

Pada masa sekarang ini, dimana teknologi telah mampu menggantikan

manusia di sebagian besar pekerjaan, sumber daya manusia tetap memegang

peranan yang sangat penting dalam perusahaan melalui intelektual dan

kompetensi.Dalam kegiatan suatu perusahaan, sumber daya manusia sangat

diperlukan untuk mencapai target dari tujuan perusahaan.Sumber daya manusia

merupakan aset berharga dalam perusahaan yang bisa menentukan keberhasilan

perusahaan dalam memenangkan persaingan.Oleh karena itu, manusia tidak

seharusnya diperlakukan sebagai objek.Dengan demikian pengelolaan sumber

daya manusia sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan dan memerlukan

perhatian serta perlakuan tersendiri. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia

tidak seperti sumber daya perusahaan yang lain seperti modal, atau bahan baku.

Manusia memiliki perasaan, sifat, dan kebiasaan yang tidak mudah untuk

dipengaruhi.

Sumber daya manusia ini dititikberatkan pada seberapa jauh factor

manusia atau karyawan dapat menghasilkan hasil kerja yang maksimal.

Peningkatankesadaran akan prestasi kerja, efisiensi, efektifitas, kewirausahaan,

dan etos kerja produktif sangat penting. Usaha memaksimalkan SDM dapat

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan motivasi kerja,

penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan dalam usaha pencapaian tujuan

perusahaan.

Peningkatan motivasi kerja sangat besar pengaruhnya terhadap

peningkatan prestasi kerja, karena dengan semangat kerja yang tinggi umumnya

dapat menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta harkat kaum pekerja.Upaya

(4)

pemimpin dituntut untuk mampu terlibat secara langsung dengan bawahannya.

Dengan tingginya semangat kerja pegawaiakan membuat produktifitas pegawai

pada khususnya dan produktifitas suatu perusahaan pada umumnya menjadi

tinggi.

Sebagai satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia yang telah

dioperasikan selama 3 dekade ini, tepat sekali jika secara sosial PT INALUM

mempertimbangkan untuk berperan serta untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosial masyarakat sekitar Perusahaan, sebab Perusahaan menyadari

bahwa kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasi tidak dapat dipisahkan

dari semua pemangku amanah. Keberhasilan Perusahaan dan kemandirian

masyarakat sekitar diharapkan dapat tercipta dan tumbuh bersama-sama.

PT. Indonesia Asahan Aluminium atau yang lebih dikenal dengan PT.

Inalum bergerak di bidang peleburan Aluminium yang berada di Asahan,

Sumatera Utara. Sedangkan kantor pusat PT. Inalum berada di Jakarta. Seluruh

karyawan PT. Inalum berjumlah sekitar 2.300 orang dari berbagai tingkatan dan

latar belakang pendidikan. Mereka bekerja di PLTA, Pabrik Peleburan

Aluminium dan kantorPendukung di Medan dan kantor Pusat yang berada di

Jakarta.Mengingat banyaknya karyawan PT. Inalum diperlukan perhatian khusus

dari HRD untuk meningkatkan atau mengembangankan kinerjanya atau

prestasinya dengan memberikan pelatihan dan motivasi kerja kepada seluruh

karyawan.

HRD menganggap perlu adanya usaha dan dorongan guna meningkatkan

kinerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan dan

(5)

dengan bidang pekerjaannya dan perlu ada dorongan dari management Inalum

untuk meningkatkan motivasi kerja. Pelatihan yang dilakukan PT. Inalum

didasarkan atas pelatihan internal dan eksternal.Pelatihan internal yang diadakan

PT. Inalum berkisar pada peningkatan skill individu para karyawan terhadap

inovasi teknologi serta dalam hal peningkatan kerjasama antar para karyawan.

Hal ini telah dilakukan perusahaan sejak awal pembangunan, yaitu pada

tahun 1979, dan sejak tahun 1992 sebuah program sistematis untuk peningkatan

teknologi peleburan diterapkan oleh perusahaan guna meningkatkan persaingan,

yaitu meningkatkan produktivitas, mengurangi pemakaian energi serta bahan baku

dan memproduksi produk aluminium dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi

dalam jumlah yang lebih besar. Untuk mewujudkan program sistematis tersebut,

perusahaan mendirikan Pusat Pendidikan Latihan di Tanjung Gading yang

ditujukan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

karyawan di bidang manajemen, teknik dan lain-lain yang berhubungan dengan

pengembangan Sumber Daya Manusia.

Untuk pelatihan yang bersifat eksternal, HRD mengutamakan pelatihan

untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara para karyawan dengan

mengadakan acara outbound dan pelatihan untuk membangun karakter dan

motivasi karyawan melalui seminar-seminar yang diadakan oleh pihak Human

Resources Department (HRD).PT. Inalum juga menginginkan terciptanya suasana

kerja yang nyaman bagi karyawan, hal ini dapat dicapai dengan memberikan

motivasi kerja bagi para karyawan dengan menciptakan faktor-faktor pendorong

bagi karyawan dalam bekerja.Faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan

(6)

memberikan promosi sesuai dengan ketentuan perusahaan, dan menghargai

pekerjaan karyawan agar karyawan mendapat kepuasan kerja. Semua hal ini

dilakukan semata-mata untuk terciptanya suasana kerja yang produktif, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja dari para karyawan.

Berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi latar belakang, maka

skripsi dibuat dengan judul “pengaruh pengembangan pegawai terhadap

prestasi kerja pegawai di PT. Indonesia Asahan Aluminium Persero ( INALUM )”

1.2 Rumusan Masalah

2. Bagaimana pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai di PT

Inalum?

3. Bagaimana prestasi kerja pegawai PT Inalum dalam melaksanakan

pekerjaannya?

4. Bagaimana pengaruh pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja

pegawai di PT Inalum ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pegawai terhadap prestasi

kerja di Inalum

2. Untuk mengetahui bagaiana prestasi pegawai di Inalum.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengembangan pegawai terhadap

(7)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal:

1. Untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan berpikir penulis

melalui karya ilmiah.

2. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaa

dalam bidang Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik akan menambah referensi dan

melengkapi yang dibuat oleh mahasiswa.

4. Bagi pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan terhadap hokum

dan manajemen kepegawaian dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

1.5Kerangka Teori

1.5.1.1Pengertian pengembangan pegawai

Pengembangan Pegawai adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan (Hasibuan

2000:69).Pendapat Moekijat (1991:8) yang mengemukakan bahwa:

Pengembangan pegawai adalah “Setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan

pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan

informasi, mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dengan demikian

potensi masing-masing auditor tidaklah bersifat pasif, melainkan dinamis.

Selanjutnya Nawawi dan Martini (1990:176) mendefiniskan

(8)

setiap personil sebagai tenaga kerja untuk mewujudkan potensinya secara

maksimal melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan volume dan beban

kerja yang menjadi tanggung jawabnya dalam mewujudkan tujuan

organisasi”.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan pegawai adalah suatu usaha yang ditujukan untuk memajukan

pegawai sehingga dapat mengubah perilaku pegawai terhadap pekerjaannya, baik

dari segi sikap, pengetahuan maupun kemampuan.

1.5.1.2Tujuan pengembangan pegawai

Menurut Manullang (1980), tujuan pengembangan pegawai sebenarnya

sama dengan tujuan latihan pegawai. Sesungguhnyatujuan latihan atau tujuan

pengembangan pegawai yang efektif.Sedangkan menurut (Heidjirachman,

1998:74),Tujuan pengembangan pegawai adalah untuk memperbaiki efektivitas

kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan

efektivitas kerja dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan

karyawan, keterampilan karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap

tugas-tugasnya. Dan Menurut Hasibuan (2003, h 70) pengembangan pegawai

bertujuan dan bersifat bagi perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat

yang mengkonsumsi barang/jasa yang dilaksanakan perusahaan. Suatu tujuan

kantor akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan

tugas-tugas dengan efisien. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para

pegawai, perusahaan harus menjalankan usaha-usaha pengembangan

(9)

efektivitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah

ditetapkan. Tujuan pengembangan pegawaiadalah :

a. Produktivitas kerja pegawai yang semakin meningkat, kualitas dan

kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan

managerial skill pegawai meningkat.

b. Meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi

penyusutan mesin dan kecelakaan kerja.

c. Meningkatkan pelayanan (service) yang lebih baik dari pegawai kepada

konsumen atau pelanggan.

d. Meningkatkan moral dan kesadaran pegawai. Moral berkaitan dengan

sikap dan perasaan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam

lingkungan kerja.Perlakuan manajer, reputasi organisasi, upah yang layak,

jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, keakraban dan suasana gembira

terhadap semua karyawaan merupakan faktor penting dalam menentukan

moral karyawan.Tingkat produksi yang dihasilkan sangat dipengaruhi

faktor ini dibandingkan faktor lainnya. Suasana kerja yang tidak

menyenangkan, sering terjadinya pelanggaran peraturan, tidak adanya

perhatian perusahaan terhadap karyawan akan mengakibatkan moral dan

etos kerja rendah.

e. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan karirnya

(promosi) dan mengurangi kejenuhan terhadap suatu pekerjaan (mutasi).

f. Meningkatkan keterampilan konseptual, terutama dalam menentukan

kebijakan atau mengambil keputusan, karena technical skill, human skill,

(10)

g. Meningkatkan balas jasa (gaji, upah, insentif) karyawan yang ditunjang

dengan peningkatan prestasi kerja.

1.5.1.3 Manfaat pengembangan pegawai

Manfaat pengembangan karyawan dari segi pegawai atau individu adalah:

1. Menambah pengetahuan, terutama penemuan-penemuan terakhir

dalam bidang ilmu pengetahuan.

2. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus

memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama.

3. Merubah sikap.

4. Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas jasa yang diperoleh

dari organisasi tempat bekerja.

Manfaat pengembangan karyawan dari segi organisasiadalah:

1. Menaikkan produktivitas pegawai.

2. Menurunkan biaya.

3. Mengurangi turnover pegawai.

4. Memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar,

karena direalisirnya ketiga faedah tersebut lebih dahulu.

5. Memperbaiki imagekepada organisasi, sebagai suatu oragnisasi yang

progesif sehingga bisa menarik calon-calon pegawai yang terbaik

untuk mengisi lowongan-lowongan organisasi.

1.5.1.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Pegawai

Prinsip-prinsip Pengembangan karyawan yang akan digunakan sebagai

pedoman dalam mengembangkan karyawan agar berjalan dengan baik menurut

(11)

a. Adanya dorongan motivasi dari trainer, misalnya persiapan transfer atau

promosi.

b. Adanya laporan kemajuan (Program Report).

c. Adanya penguatan (Reinforcement).

d. Adanya partisipasi aktif dari trainer (Active Participation).

e. Latihan diberikan sebagian demi sebagian (Participle Of Learning).

f. Latihan harus mengingat adanya perbedaan individual (Individual

Differents).

g. Trainer yang selekt if (mau dan mampu).

h. Diusahakan training method yang sesuai.

1.5.1.5 Kendala-kendala Pengembangan Pegawai

Seperti yang telah di kemukan sebelumnya bahwa dengan diadakannya

pelatihan dan pengembangan ini maka pekerjaan akan dapat dilaksanakan secara

efisien dan efekt if. Namun demikian bisa saja timbul permasalahan dalam

pelaksanaannya. Permasalahan tersebut antara lain:

Kendala-kendala yang biasanya dihadapi menurut Hasibuan (2007:85) yaitu:

a. Peserta

Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau

heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan

usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran

pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan

(12)

b. Pelatih atau Instruktur

Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya

kepada para peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya,

sasaran yang diinginkan tidak tercapai.

c. Fasilitas Pengembangan

Fasilitas sarana dan prasarana pengembangan yang dibutuhkan untuk

latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Misalnya

buku-buku, alat-alat, dan mesin-mesin yang akan digunakan untuk praktek

kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat

lancarnya pengembangan.

d. Kurikulum

Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang

serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh

pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan.Untuk menetapkan kurikulum

dan waktu mengajarkannya yang tepat sangat sulit.

e. Dana Pengembangan

Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas, sehingga sering

dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

1.5.1.6Pelaksanaan Usaha Pengembangan Pegawai

Proses pengembangan pegawai berhubungan erat dengan konsep pendidikan

dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dalam konteks ini adalah cara yang mesti

dilalui untuk mencapai suatu pengembangan. Pengenbangan tidak bias dipisahkan

(13)

bila dilakukan melalui cara-cara yang terencana dan secara mendasar dan

sistematik.

Pada garis besarnya dibedakan adanya dua macam metode atau pendekatan

yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan karyawan maupun pegawai,

yakni :

1. Metode diluar pekerjaan (off the job site)

Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti pegawai

sebagai peserta diklat keluar sementara dari kegiatan ataupekerjaannya.

Kemudian mengikuti pendidikan atau pelatihan, dengan menggunakan

teknik-teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode

ini mempunyai dua macam teknik yaitu :

- Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang

tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan

baru kepada para peserta yang nantinya akandiadopsi oleh peserta

diklat didalam pekerjaannya nanti. Yang termasuk kedalam teknik ini

antara lain adalah ceramah biasa, teknik diskusi, teknik peniruan dan

teknik magang.

- Metode-metode simulasi, merupakan suatu peniruan karakteristik atau

prilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga peserta diklat

dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya ditempat kerja.

Metode-metode simulasi ini mencakup simulator alat-alat, studi kasus,

(14)

2. Metode didalam pekerjaan (On the Job Site)

Pelatihan ini berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai

yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan kepada

para pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan

suatu contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan

penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkret, yang akandikerjakan

oleh pegawai baru tersebut segera setelah pelatihan berakhir. Cara ini biasa

disebut sebagai mentoring. Cara ini dianggap sangat ekonomis dan efisien

karena tidak perlu membiayai para trainers dan trainee.

Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, setidaknya dilakukan

evaluasi terhadap proses dan hasilnya. Evaluasi terhadap proses mencakup

organisasi penyelenggaraan diklat dan penyampaian materi diklat.

Sedangkan evaluasi terhadap hasil mencakup evaluasi sejauh mana materi

yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat.Cara

melakukan evaluasi ini dapat secara formal dalam arti dengan

mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh para peserta diklat. Pada sisi

lain dapat juga dilakukan secara informal, yakni melakukan diskusi antara

peserta dengan panitia.

1.5.2 Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Menurut Mangkunegara (2006:9)

(15)

disebut dengan performance. Ada istilah lain yang lebih menggambarkan

“prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu kata “achievement”. Tetapi karena kata

tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti “mencapai” maka dalam

bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian” atau “apa yang dicapai”.

Istilah prestasi kerja disamakan dengan kinerja.Kinerja karyawan merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya,

sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk

meningkatkannya.Salah satu diantaranya melalui penilaian prestasi kerja.

Tujuan dilakukannya penilaian prestasi kerja secara umum adalah untuk

memberikan feedback kepada pegawai/karyawan dalam upaya memperbaiki

tampilan kerjanya dan upaya untuk meningkatkan produktivitas organisasi secara

khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap

pegawai/karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan

latihan dan lain-lain.Dengan adanya prestasi kerja tersebut dapat membantu

meningkatkan motivasi kerja.

1.5.2.1 Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Sutrisno (2010:153) penilai prestasi kerja merupakan sebuah

proses formal untuk melakukan peninjauan kembali dan evaluasi prestasi kerja

seseorang secara periodik. Menurut Panggabean (2002) dalam Sutrisno

(2010:153) penilaian prestasi kerja adalah kegiatan-kegiatan itu terdiri dari

identifikasi, observasi, pengukuran dan pengembangan hasil kerja karyawan

dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Murphy dan Cleveland (dalam

(16)

kerja adalah untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia yang

lain, sperti perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi,

promosi, demosi, pensiun dan pemberhenttian karyawan atau pemecatan.

1.5.2.2 Indikator-indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution

(2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja

antara lain:

1) Kualitas Kerja

Kriteria penilaian adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian

kerja, dan kerapihan kerja.

2) Kuantitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3) Disiplin Kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan, dan ketaatan waktu kehadiran.

4) Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa mengganggu perintah atasan artinya tidak pasif atau

bekerja atas dorongan dari atasan.

5) Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri

serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam

(17)

1.5.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2002:33) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya

karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai

kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (attitude).Seorang karyawan dalam

menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Menurut Timpe dalam Mangkunegara (2006:15) faktor-faktor prestasi kerja terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal (disposisional) yaitu faktor

yang dihubungkan dengan sifat –sifat seseorang.Misalnya prestasi kerja seseorang

baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe

pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kemampuan rendah dan orang

tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.Faktor

eksternal yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi prestasi kerja seseorang yang

berasal dari lingkungan.Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja,

(18)

1.5.2.4 Unsur-unsur Prestasi Kerja

Unsur prestasi pegawai yang akan dinilai oleh setiap instansi atau

perusahaan tidak selalu sama. Menurut Hasibuan (2012:95) yang menjadi

unsur-unsur untuk dinilai seorang pegawai adalah sebagai berikut :

1. Kesetiaan

Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya,

dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan

menjaga dan membela organisasi didalam maupun di luar pekerjaan dan

rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab

2. Prestasi kerja

Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat

dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya

3. Kejujuran

Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi

perjanjian baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada

para bawahannya.

4. Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan

yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang diberikan

kepadanya

5. Kreativitas

Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan

kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih

(19)

6. Kerja sama

Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal di dalam maupun

di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

7. Kepemimpinan

Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai

pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain

atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.

8. Kepribadian

Penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai

memberi kesan menyenangkan, memperhatikan sikap yang baik, serta

berpenampilan simpatik dan wajar.

9. Prakarsa

Penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinal dan berdasarkan

inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan

alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian

masalah yang dihadapinya.

10. Kecakapan

Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan

menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat di dalam

penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.

11. Tanggung jawab

Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan

kebijaksanaan, pekerjaan dan hasil kerjannya, sarana dan prasarana yang

(20)

1.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

1. Hipotesis Nihil (Ho) :

“Tidak ada pengaruh positif antara pengembangan pegawai terhadap

prestasi kerja pegawai di PT Inalum”

2. Hipotesis Aternatif (HA) :

“Ada pengaruh positif antara pengembangan pegawai terhadap prestasi

kerja pegawai di PT Inalum”

1.7 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi

pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989:33).Tujuannya adalah untuk

memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari

variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing

konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep yaitu :

1. Pengembangan Pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki,

meningkatkandan menambah pengetahuan pegawai baik dari segi

kemampuan pengetahuan secara teori maupun praktik.

2. Prestasi kerja adalah tingkat keberhasilan pegawai dalam melakukan

(21)

ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta kemampuan

untuk memecahkan masalah.

1.8Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana

mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui

indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel tersebut

(Singarimbun, 1997:46). Adapun yang menjadi definisi operasional dalam

penelitian ini adalah :

1.9 Penelitian Terdahulu

NO Nama

Penulis/ Tahun

Judul Indikator Hasil Penelitian

1 HUSNIA,

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

dengan melakukan

pendekatan crosssectional,

pegawai di Puskesmas

Lanrisang Kabupaten

Pinrang didominasi oleh

pegawai yang berjenis

kelamin perempuan yaitu

sebanyak 35 responden

(92,1%) sedangkan

responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak

(22)

NO Nama Penulis/

Tahun

Judul Indikator Hasil Penelitian

2 CHOYIMAH

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif,

Mengingat pengembangan

pegawai berpengaruh

terhadap prestasi kerja

pegawai, maka pihak

pimpinan Badan

Kepegawaian Daerah Kota

Semarang hendaknya melakukan peninjauan

mengenai kebijakan

program pengembangan

pegawai yaitu dengan

pemantapan sistem

pengembangan pegawai

dan melakukan pendekatan

okupasional yaitu

spesifikasi dan standar

kompetensi jabatan serta manajemen pelaksanaan

penelitian ini adalah untuk

mengetahui Pengaruh

Pendidikan, Pelatihan dan

Kompensasi terhadap

Prestasi Pegawai Negeri

Sipil di Dinas Pertanian Kabupatem Klaten Metode

pengumpulan data dalam

penelitian ini

menggunakan sumber data

primer dan sumber data

(23)

NO Nama Penulis/

Tahun

Judul Indikator Hasil Penelitian

4 ANA

Penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh

komitmen organisasional,

disiplin kerja, dan motivasi

kerja terhadap prestasi

kerja pegawa

i di Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Surakarta.

5 WILDHATU

positif dan signifikan

terhadap

prestasi kerja di Badan

Kepegawaian Daerah

Referensi

Dokumen terkait

125,842,633.51 (Seratus dua puluh lima juta delapan ratus empat puluh dua ribu enam ratus tiga puluh tiga rupiah lima puluh satu sen).. Nilai gabungan teknis dan biaya

119,696,500.00 (Seratus sembilan belas juta enam ratus sembilan puluh enam ribu lima ratus rupiah).. Nilai gabungan teknis dan biaya

90,997,500.00 (Sembilan puluh juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah).. Nilai gabungan teknis dan biaya

ALAT PERAGA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) Rincian Alat Peraga :a. Kit IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa) 2

Peserta pemilihan langsung / pelelangan umum paket pekerjaan dalam lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah (sumber dana APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2015)

Demikian Pengumuman Pemenang Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor SAR Timika Tahap II ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan

POKJA PENGADAAN BARANG DAN JASA KANTOR SAR TIMIKA ULP

Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau