• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan dan Fungsi minus one sebagai musik pengiring aktivitas ibadah minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan dan Fungsi minus one sebagai musik pengiring aktivitas ibadah minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI

Pada bab II ini, penulis akan memaparkan sejarah singkat GKI berastagi

yang disertai dengan sejarah singkat GKI sumut. Hal ini dikarenakan proses

pembangunan cabang gereja yang berasal dari GKI Sumut.

2.1 Sejarah GKI Sumut

Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara atau dikenal sebagai GKI

Sumut ialah suatu organisasi gereja Kristen Protestan diIndonesia yang didirikan

untuk melayani wilayah Sumatera Utara. Gereja ini berhaluan Calvisis atau gereja

reformasi.

GKI Sumut sebelumnya bernama Gereja Gereformeerd Sumatera Utara, lahir dan

berkembang sebagai hasil misi Gereja Gereformeerd Kwitang – Jakarta

tahun 1877. Beberapa pendeta yang aktif melayani pada waktu itu adalah Pdt.

Harrenstein, Pdt.Dr.J.H.Baving, Pdt.W.S.Wlersings.

Kelompok pelayanan ini dimulai 1 Januari 1904 dan terus berkembang,

hingga pada tahun 1913 meluas daerah pelayanannya di wilayah Sumatera Utara

Bagian Utara dan Sumatera Barat. Saat itu di Medan terdapat 9 kepala keluarga

(kk), di Tapanuli 3 kepala keluarga, Sumatera Timur 14 kepala keluarga dan di

Sumatera Barat 7 kepala keluarga. Pelayanan yang semakin berkembang ini, pada

(2)

Gereformeerd (Gereformeerd Vereniging) dengan anggota lebih kurang 60 orang.

Tanggal 16 Agustus inilah yang sekarang diperingati oleh GKI Sumut Medan

sebagai Hari Ulang Tahun. Rapat Jemaat pertama kali dilaksanakan pada 24

Oktober 1915. Untuk pembinaan, Majelis Gereja Gereformeerd Kwitang Jakarta

menugaskan Ds. W.S. de Haas sebagai Pendeta Utusan.

Gereja ini pernah dipimpin oleh Pendeta. C. Mak yang melayani sejak

tahun 1928 hingga tahun 1946. Ia menggantikan Pdt. W.S. Wiersings yang pindah

pada 1928. Pada masa pendudukan Jepang (1942 - 1945), Pdt. C. Mak masuk

Camp. Internir sebuah kamp militer di Belawan bersama tawanan orang-orang

eropa di bawah kekuasaan Jepang. Di kamp ini banyak di antara mereka yang

sakit atau meninggal karena kelaparan. Di antara mereka yang berhasil lolos dari

kamp militer tersebut kembali pulang ke negaranya masing-masing, termasuk Pdt

C Mak. Satu di antara anak bungsu dari Pendeta C Mak yakni Geert Mak berhasil

menjadi seorang jurnalis di negeri Belanda. Ia kemudian menuliskan kisah

keluarga dan sejarah hidup ayahnya di dalam buku yang berjudul "My Father’s

Century" dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Abad Ayahku". Geert

Mak sendiri merupakan penulis terkenal di eropa, buku karangannya yang lain In

Europe menjadi buku best seller di eropa terjual sampai 400 ribu kopi.

Di Sumatera Utara sendiri, pelayanan perkumpulan Gereformeerd terus

berkembang dan atas persetujuan Gereja Gereformeerd Kwitang Jakarta, pada

tanggal 12 Mei 1917 didewasakan dengan anggota berjumlah 130 orang dan 80

orang merupakan anggota Sidi. Dalam perkembangannya tanggal 15 Mei 1917

(3)

yaitu Dr. Harrensteins dari Belanda. Karena kesulitan transportasi dan adanya

kecamuk peperangan di Eropa, Dr. Harrensteins tiba di Jakarta pada 29 September

1918, dan kemudian tiba di Medan pada 10 Oktober 1918. Pentahbisan Dr.

Harrensteins sebagai pendeta, dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 1918

dilayani oleh Pdt. Dr. A.A.L. Rutgers . Pelayanan yang dilakukan oleh Dr.

Harrensteins mencakup wilayah Medan, Aceh, Tapanuli, Simalungun,

Kisaran/Asahan, Sumatera Barat bahkan sampai Semenanjung Malaya. Mengingat

pelayanan Pdt. Harrensteins sangat luas dan berat, maka pada tahun 1919 Majelis

Gereja memanggil Bp. Dr. J.H. Bavink menjadi tenaga pembantu Pendeta. Namun

Pdt. Dr. J.H. Bavink hanya bertugas hingga 1921, karena dipanggil untuk

melayani Jemaat di Bandung. Akibatnya Pdt. Dr. Harrensteins kembali melayani

sendiri hingga tahun 1923 dan kembali ke Belanda karena kesehatan Ibu

Harrensteins tidak memungkinkan tinggal lebih lama di Indonesia.

Pdt. Dr. Harrensteins digantikan oleh Ds WS Wiersinga yang diteguhkan

tanggal 1 Juli 1923 dan dia melayani hingga 1928. Karena dia pindah, dirinya

digantikan dengan Ds C Mak yang melayani sejak 1928 hinggal 1946. Namun

pada tahun 1942-1945, dia masuk Camp Intenir.

Pada tahun 1930 Gereja Gereformeerd Medan ini mengadakan pelayanan

berbahasa Indonesia / Jawa berkat kerjasama dengan kristen jawa Jakarta yang

mengatas namakan Gereja Kristen Jawa Tengah. Untuk pelayanan tahun 1932

dibangun rumah ibadah yang terletak di Jalan HOS Cokrominoto Medan, dulunya

disebut Jalan Percut. Dengan demikian Gereja Gereformeerd Medan

(4)

Tahun 1935, pelayanan meluas hingga ke Pematang Siantar. Tanggal 25

Desember 1938, diteguhkan 2 orang pendeta Indonesia, yakni Ds RS Cokro

Susilo dan Ds Dhanu Pronoto di Medan. Perkembangan jemaat pada waktu itu di

Pematang Siantar 81 orang dewasa, 51 orang anak-anak dan di Medan 91 orang

dewasa dan 40 orang anak-anak.

Pada masa tahun 1957, Gereja Gereformeerd Medan berbahasa Belanda

ditutup dan pengelolaan diteruskan sepenuhnya oleh Gereja Gereformeerd Medan

berbahasa Indonesia / Jawa. Pelayanan dengan menjalin kerjasama dengan Ds

KLF Le Grand yang diutus ke Medan tahun 1962 sebagai tenaga pengkaderan.

Sejak tahun 1962 pelayanan kebaktian dilaksanakan di Jalan K.H.Zainul Arifin,

dulunya disebut Jalan Palang Merah. Sejumlah gereja yang telah didewasakan

adalah Jalan Gn. Simanuk-Manuk Pematang Siantar, Jalan Sinabung Pematang

Siantar, Kwala Bingai, Stabat, Langkat, Nagarejo, Kecamatan Galang Deli

Serdang, Tanjung Rejo Medan, Medan Timur dan Kotarih Deli Serdang,

Berastagi.

Setelah jemaatnya berkembang, maka pada 11 September 1969, Gereja ini

dilembagakan menjadi satu sinode yang berdiri sendiri dengan nama Gereja

Gereformeed Indonesia Sumatera Utara. Kemudian, pada Sinode tanggal 17-19

pada tahun 1974 diputuskan untuk berubah nama menjadi "Gereja Kristen

(5)

Gambar 2.1 Logo Gereja Kristen Indonesia (GKI)

Sumber : hhtp://www.google.co.id

Gereja GKI Sumut Medan merupakan salah satu gereja tertua di Medan yang

dibangun pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

2.1.1 Gereja Kristen Indonesia Berastagi

Pada tahun 2005, GKI sinode Sumatera Utara berencana memperluas

jemaatnya hingga ke daerah- daerah di sebagaian besar sumatera utara. Salah satu

pertimbangan yang diputuskan pimpinan gereja adalah di kota berastagi. Dibawah

cabang GKI mandala, akhirya sepakat membuka daerah baru didaerah tersebut.

Bertempat di rumah Pnt A.R Sihotang untuk pertama kali ibadah dilakukan,

diikuti oleh hanya 17 jemaat saja. Selanjutnya dalam ibadah- ibadah tersebut

diadakan dirumah para Panatua maupun diaken didaerah tersebut.

Melihat keadaan tersebut para Panatua, Diaken, dan jemaat mengadakan

musyawarah dengan tujuan terealisasinya pembangunan Gereja Kristen Indonesia

(6)

5 November 2005, bertempat di rumah Bapak A.R .Sihotang, dan dihadiri oleh

perwakilan dari GKI Mandala ( Medan ), Maka diambil keputusan untuk

membangun gereja didaerah tersebut.

Pada Tanggal 14 Mei 2006 didirikanlah gereja yang beralamatkan di Jl.

Kabanjahe, Gg berdikari, Berastagi. Gereja tersebut diberi nama Gereja Kristen

Indonesia (GKI) Berastagi. Usai gereja tersebut dibangun, para Panatua maupun

Diaken langsung berkumpul membahas Struktur kepengurusan gereja. Gereja

Kristen Indonesia (GKI) merupakan gereja beraliran Calvinis yang dimana stuktur

tertinggi gereja dipimpin oleh seorang ketua majelis. GKI berastagi menyepakati

bahwa pergantian struktur kepengurusan gereja berubah setiap satu tahun sekali.

Badan Pengurus harian (BPK) yang terdiri dari Ketua majelis, Sekretaris, dan

Bendahara dipilih oleh seluruh umat gereja.

Dengan bertambahnya waktu, GKI berastagi semakin berkembang, hal ini

dapat dilihat dari jumlah jemaat yang semakin bertambah. Menurut data yang

dipoleh dari bapak A. R sihotang, Saat ini jumlah jemaat GKI berastagi berjumlah

+_ 400 orang. Hal ini mengalami pasang surut tiap tahunnya pasalnya adanya

pemuda- pemudi yang hendak keluar kota dengan alasan pendidikan maupun

mencari lapangan pekerjaan.

(7)

2.2 Struktur kepengurusan GKI Berastagi

Ket: Bagan Struktur kepengurusan GKI berastagi 2016

(8)

Pelayanan Firman dan Sakramen, Peneguhan Sidi, Pemberkatan Nikah,

Pemakaman, Peneguhan Pejabat, dan Penggembalaan.

2. Tugas Khusus Penatua

2.1. Melaksanakan tugas Penggembalaan Jemaat secara terkoordinasi dan

menjaga kemurnian pemberitaan Firman dan ajaran Gereja.

2.2. Wajib menjaga rahasia penggembalaan.

2.3. Wajib menjalankan dengan tertib tugas-tugas pelayanan seperti

tercantum dalam jadwal pelayanan, pelaksanaan Tata Ibadah serta

tugas-tugas secara keseluruhan Gereja, Sektor-sektor, Bagian Jemaat dan Pos

Pelayanan.

2.4. Dalam menjaga kemurnian pemberitaan Firman Tuhan, maka para

Penatua dapat memberikan pendapat, nasihat dan teguran kepada Pelayan

Firman sekiranya dalam pemberitaan tersebut terbukti tidak sesuai

dengan Firman dan ajaran Gereja yang dapat menggoyahkan iman jemaat

dan keutuhan Gereja. Jika nasihat dan teguran dimaksud tidak dapat

diterima Pelayan Firman yang bersangkutan, maka hal tersebut dapat

dibicarakan dalam rapat Pelaksana Harian Majelis Jemaat, Sidang

Majelis Jemaat atau diteruskan ke Majelis Sinode GKI.

2.5. Penatua dapat memberitakan Firman melalui khotbah-khotbah pada

(9)

Pengucapan Syukur, Kebaktian Minggu di Gereja, Pemahaman Alkitab

dan lain-lain yang pengaturannya dilaksanakan oleh Pelaksana Harian

Majelis Jemaat.

2.6. Penatua menyertai Pendeta dalam Pelayanan Sakramen.

2.7. Penatua melaksanakan tugas khusus Pendeta apabila Pendeta

berhalangan dan Majelis Jemaat melaporkannya kepada Majelis Sinode.

2.8. Penatua dapat mengajar katekisasi setelah mendapat penunjukan dari

Pendeta/Ketua Majelis Jemaat secara tertulis, dan/atau sudah mengikuti

pembinaan pengajaran katekisasi.

2.9. Penatua aktif dalam pembinaan dan peningkatan pengetahuan Alkitab

dan kegerejaan di lingkungan Pelayanan Kategorial dengan penunjukkan

tertulis Pelaksana Harian Majelis Jemaat.

3. Tugas Khusus Diaken

Kepada Diaken dipercayakan secara khusus tugas Diakonia Sosial / Pelayanan

Kasih sebagai berikut :

3.1.Melayani orang sakit, orang jompo, anak yatim piatu, para janda, para

duda, cacat fisik / mental dan semua orang yang memerlukan perhatian

(10)

3.2.Mendata orang-orang tersebut dari wilayahnya masing-masing dan

melaporkannya kepada Koordinator Sektor Pelayanan untuk diteruskan

kepada Pelaksana Harian Majelis Jemaat supaya mendapat perhatian

dan pelayanan lebih lanjut.

3.3.Wajib menjalankan dengan tertib tugas-tugas pelayanan seperti

tercantum dalam jadwal pelayanan, pelaksanaan Tata Ibadah serta

tugas-tugas secara keseluruhan Gereja, Sektor-sektor, Bajem dan Pos

Pelayanan.

3.4. Diaken dapat memberitakan Firman melalui khotbah-khotbah pada

Kebaktian Keluarga, Kebaktian Penghiburan Kedukaan, Kebaktian

Pengucapan Syukur, Kebaktian Minggu di Gereja, Pemahaman Alkitab

dan lain-lain yang pengaturannya dilaksanakan oleh Pelaksana Harian

Majelis Jemaat.

3.5.Diaken menyertai Pendeta dalam Pelayanan Sakramen.

GKI berastagi juga memiliki komisi, dimana komisi berfungsi sebagai

sarana pendukung agar program gereja dapat mencakup kesegala aspek. Adapun

komisi yang ada di GKI berastagi adalah.

1. Komisi Wanita

Hal ini didasari oleh pentingnya wadah maupun sarana yang memfasilitasi

(11)

memasak, olahraga, dll. Hal ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan

sesama jemaat wanita.

2. Komisi Pria

Hal ini merupakan bidang yang ditujukan untuk kaum pria yang berisikan

sharing, maupun kegiatan- kegiatan positif. Hal ini juga bertujuan agar

mempererat hubungan sesama jemaat pria.

3. Komisi Pemuda

Komisi pemuda diadakan dengan tujuan agar para pemuda/pemudi GKI

berastagi memiliki wadah positif dari gereja. Komisi pemuda merupakan komisi

paling aktif. Hal ini dikarenakan 60% jemaat GKI berastagi merupakan orang-

orang muda.

Kegiatan komisi pemuda sendiri diantaranya: kebaktian setiap selasa malam,

olahraga, latihan koor, dll.

4. Komisi Sekolah Minggu

Sekolah minggu berarti waktu untuk anak-anak berkumpul digereja dan

memuji Tuhan.

Komisi ini merupakan bagian yang selalu ada di setiap gereja. Untuk itu GKI

berastagi juga memiliki Komisi sekolah minggu dimana Ibadah sekolah minggu

diadakan pukul 08.30 wib.

2.3 Waktu dan Tempat Penyajian Musik yang dipakai dalam Ibadah .

(12)

(10.30) ditambah dengan ibadah di hari selassa pukul 19.00 wib bertempat di

gereja. Pada Ibadah sekolah minggu hanya menggunakan tambourine sebagai

pengiring nyanyian. Sementara untuk ibadah minggu umum memakai iringan

Minus One. Namun menurut John sinaga selaku pemain keyboard digereja

tersebut, bahwa terkadang nyanyian ibadah minggu diiringi dengan keyboard atau

organ. Hal itu terjadi tidak ditentukan oleh waktu, melainkan suasana gereja.

GKI berastagi beribadah menggunakan bahasa Indonesia.

2.3.1Deskripsi Ibadah

Setiap hari minggu sudah menjadi kewajiban orang Kristen selalu pergi

beribadah ke Gereja, ini terbukti bahwa ada tertulis di Alkitab Keluaran 20 : 8

mengatakan “ingat dan kuduskan lah hari sabat“.

Berbunyinya lonceng Gereja, menandakan Ibadah akan segera di mulai dan

setiap jemaat pada saat itu berdoa di dalam hati untuk meminta Tuhan hadir di

hati masing-masing. Petugas pelayanan Gereja yaitu pengkhotbah, pembaca warta

, kolektan, user , pemain musik/ operator sampai dengan songleader menempati

tempat dan waktu yang sudah ditentukan.

2.3.1.1 Tata Ibadah GKI BERASTAGI

Tata ibadah di Gereja Kristen Indonesia (GKI) berastagi adalah sebagai

Berikut

1. Warta Jemaat

(13)

3. PW : (sesuai dengan Tema )

4. Nyanyian Pembuka No : _________

5. Votum :

mau mengaku dosanya dihadapan-Nya dengan tulus. Firman Tuhan berkata

( bacakan ayat tentang pengampuan). Demikian berita anugerah dari

Tuhan. ( Jemaat bersalaman sambil mengucapkan satu kepada yang lain

“salam damai”.

11.Nyanyian Jemaat :

12.Petunjuk Amanat Hidup baru : ( Ayat ditentukan, dan dibaca secara

responsoria dengan lambang PF: Pengkhotbah, J : Jemaat).

13.Doa Epiklese oleh Liturgos

14.Pembacaan Alkitab : Ayat Alkitab oleh pengkhotbah. ( Diakhiri: Amin +

ucapan “ Yang berbahagia ialah, mereka yang mendengarkan firman Allah

dan yang memeliharanya”. Hosiana nyanyikan 3x.

15.Khotbah : Sesuai dengan tema.

16.Persembahan pujian :

17.Pengakuan Iman Rasuli : Marilah bersama dengan umat Allah dimasa lalu,

(14)

Kristus menyatakan Iman kita menurut pujian dari kidung jemaat no. 13:

1-3

18.Doa syafaat + Doa Bapa kami.

19.Nyanyian jemaat : ______________

20.Persembahan Syukur : Dasar persembahan, Nyanian persembahan, dan doa

persembahan.

21.Bernyanyi No. ________________

22.Pengutusan & Berkat : (Penyampaian berkat dari Tuhan kepada jemaat).

23.Jemaat mengatakan amin dan menyanyikan ( Haleluya 5x, amin 3x).

2.3.2 Alat Musik yang dipakai

Sejak tahun 2006, GKI berastagi telah menggunakan Keyboard sebagai

Pengiring ibadah minggu. Namun sejak tahun 2012, GKI berastagi menggunakan

musik “minus one” sebagai pengiring nyanyian. Hal ini merupakan saran dari

Ketua majelis saat ini yaitu bapak Pnt, A R Sihotang untuk menggunakan

menggunakan musik yang telah dibuat dan disimpan dalam format MP3. Bapak A

R Sihotang menjelaskan bahwa musik minus one sebagian besar dibuat oleh adik

dari bapak Pnt A.R Sihotang yaitu Tiroy Sihotang.

Dengan minus one sebagai musik pengiring nyanyian, GKI berastagi tidak

menggunakan alat musik dalam ibadahnya terkecuali terjadi perubahan

menggunakan iringan musik live dengan menggunakan keyboard. Adapun

perangkat pendukung yang dibutuhkan agar minus one yang berupa Mp3 dapat

(15)

1. Laptop

Laptop adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1–6 kg, tergantung pada ukuran, bahan, dan spesifikasi

laptop tersebut. Sumber daya laptop berasal dari baterai atau adaptor A/C yang

dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop itu sendiri.

Baterai laptop pada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam sebelum

akhirnya habis, tergantung dari cara pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai.

Laptop terkadang disebut juga dengan computer notebook atau notebook saja

(Wikipedia). Laptop digunakan untuk memutar file musik minus one yang sudah

tersimpan didalamnya. Laptop di GKI berastagi ada dua buah, yang bermerek

ACER dan ASUS. Laptop Acer digunakan memasang musik minus one,

sementara laptop ASUS digunakan untuk menampilkan lirik nyanyian di Infokus.

(16)

2. Audio Jack

Adalah Sebuah kabel (jack) stereo yang berguna untuk menangkap audio dari laptop dan dikeluarkan ke perangkat suara lainnya. Misalnya headset untuk mendengarkan perorangan maupun dihubungkan ke mixer agar suara laptop terhubung ke speaker yang memiliki suara lebih besar

(17)

Keyboard adalah sebuah alat musik yang memiliki bilah- bilah nada atau

tuts dalam susunan khusus dan dimainkan dengan menggunakan jari tangan.

Susunan tombol – tombol keyboard searah dengan logika berpikir manusia, yaitu

bagian kiri bernada rendah dan bagian kanan bernada tinggi. Keyboard dapat

memainkan beragam suara seperti suling, gitar, terompet, saxophone, biola, suara

– suara beberapajenis perkusi dan lain – lain. Keyboard yang digunakan Di GKI

Berastagi berjenis Yamaha

2.3.3 Nyanyian

Nyanyain yang dipakai oleh Gereja Kristen Indonesia berastagi sama

dengan GKI pusat. Yaitu terdiri dari : Kidung jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat

dan Nyanyian kidung baru.

1. Kidung Jemaat adalah sebuah buku himne yang dipakai di dalam

kebaktian gereja di Indonesia. Buku ini disusun dan sekarang diterbitkan

oleh Yayasan Musik Gereja di Indonesia. Penerbitan perdana pada tahun

1986 oleh Badan Penerbit Kristen (BPK) Gunung Mulia. Jumlah lagu

dalam buku ini adalah 478. Kidung jemaat juga memiliki buku pelengkap

yang bernama Pelengkap Kidung Jemaat.

2. Pelengkap Kidung Jemaat (disingkat PKJ) adalah buku nyanyian rohani

(himne) yang dibuat untuk melengkapi Kidung Jemaat. Lagu-lagu dalam

Pelengkap Kidung Jemaat biasa digunakan dalam perayaan ibadah di

berbagai gereja Kristen. Buku ini terdiri dari 308 lagu yang di dalamnya

(18)

sudah empat kali menerbitkan Pelengkap Kidung Jemaat dan yang

terakhir diterbitkan pada tahun 2007. Saat ini sudah diterbitkan

Pelengkap Kidung Jemaat versi 4 suara.

3. Nyanyikanlah Kidung Baru (disingkat NKB) adalah sebuah buku

nyanyian yang dipakai dalam gereja oleh umat. Buku nyanyian ini sudah

ada sejak lama, bahkan ratusan tahun dan masih bertahan hingga saat

sekarang. Buku himne dan nyanyian ini diterbitkan oleh Badan Pengerja

Majelis Sinode (BPMS) Gereja Kristen Indonesia pada tahun 1991 untuk

melengkapi kebutuhan lagu-lagu pujian yang sebelumnya tertampung

dalam Kidung Jemaat maupun Suplemen Nyanyian GKI Jabar, Jateng,

Jatim pada 1962. Buku ini terdiri atas 230 Kidung, Kidung Pertama Hai

Kristen Nyanyilah, dan ditutup dengan Hymne GKI Berderaplah Sat.

Lagu- lagu dalam Kidung Jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat, Nyanyiankanlah

Kidung Baru dibagi menurut tema dan liturgi gereja. Hal ini mempermudah

menentukan lagu yang tepat utuk dinyanyikan saat beribadah. Adapun beberapa

tema yaitu: (1) Menghadap Allah yang terdiri dari pujian- pujian dan pembukaan

ibadah, pengakuan dosa. (2) Pelayanan firman yang dibagi menjadi pembacaan

Alkitab, lagu penciptaan dan pemeliharaan, perjanjian lama, kelahiran Yesus,

masa Prapaskah, hingga lagu- lagu tentang kenaikan. (3) Respon terhadap

pelayanan firman dibagi menjadi keyakinan iman serta ucapan syukur lewat

persembahan. (4) Pelayanan Khusus yang lagu dinyayikan pada saat Baptisan

kudus dan peneguhan sidi, perjamuan kudus, pernikahan,peristiwa istimewa

(19)

pergantian tahun, musim dan panen, bangsa dan negara. (6) Penutupan ibadah

Gambar

Gambar 2.1 Logo Gereja Kristen Indonesia (GKI)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menemukan perbedaan hierophany dalam setiap ritual perjamuan kudus yang dilakukan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Hati Kudus Yesus SurabayaA. Setiap

 Jemaat  lingkup yang paling dasar pada organisasi Gereja Kristen. Indonesia (GKI) dan dipimpin oleh Majelis Jemaat

Musik Rohani dapat dipakai sebagai sarana untuk membangun hubungan Kasih Yesus dengan jemaat dalam satu ibadah atau kebaktian di gereja, dan sebagai ungkapan

Dalam ritual perjamuan kudus yang dilakukan oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ngagel ini menggunakan cawan sebagai tempat anggur yang telah dianggap darah Kristus

Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Gereja Kristen Jawa Bantul merupakan salah satu anggota dari Persatuan Gereja Indonesia yang menganut faham reformasi,

Sinode GKJ sedang menghidupi tema: "Hidup Bersama dalam Keluarga Allah", dengan sub-tema: "Creative Citizenship (Kewarganegaraan Kreatif) Sebagai Dasar

Pengaruh apa yang muncul dengan adanya musik pengiring band dalam kegiatan ibadah terhadap jemaat di Gereja Baptis Indonesia Ngadinegaran Yogyakarta.. Untuk

Pengaruh apa yang muncul dengan adanya musik pengiring band dalam kegiatan ibadah terhadap jemaat di Gereja Baptis Indonesia Ngadinegaran Yogyakarta.. Untuk