• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Perangkat Lunak Openbiblio Di Perpustakaan Uin Sultan Syarif Kasim Riau Menggunakan Iso 9126

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Perangkat Lunak Openbiblio Di Perpustakaan Uin Sultan Syarif Kasim Riau Menggunakan Iso 9126"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Perangkat Lunak

Melihat jumlah perpustakaan yang menggunakan perangkat lunak, sehingga timbul pertanyaan apakah perangkat lunak memiliki kualitas yang baik sehingga banyak perpustakaan yang menggunakannya, maka dengan itu perlu dilakukan suatu evaluasi perangkat lunak.

2.1.1 Pengertian Evaluasi Perangkat Lunak

Evaluasi sangat penting dilakukan dalam suatu lembaga atau badan seperti perpustakaan, karena evaluasi merupakan kegiatan untuk intropeksi diri dalam suatu lembaga untuk mencapai suatu titik kepuasan dalam mencapai tujuan.

Menurut Djali dan Pudji (2008, 1) evaluasi merupakan “proses menilai sesuatu

berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti

dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”

Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto (2009, 222) bahwa:

(2)

sejauhmana kualitas perangkat lunak yang dibuat dapat dijalankan oleh pengguna nantinya.

Dalam mengevaluasi sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan diperlukan standar-standar yang relevan untuk menyeleksi kualitas perangkat lunak. Pressman (2012, 486) menyatakan bahwa :

Kualitas perangkat lunak adalah konfirmasi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar perkembangan yang didokumentasikan secara eksplisit dan karateristik implisit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara profesional.

Sedangkan El-Ahmadi (2006, 5) menyatakan bahwa:

Kualitas perangkat lunak dapat memiliki arti bergantung dari siapa yang memandangnya. Bila dilihat dari sudut pandang customer. Perangkat Lunak yang baik adalah perangkat lunak yang memuaskan kebutuhan customer. Lain halnya dengan dilihat dari sudut pengembang. Pengembang perangkat lunak akan melihat produk perangkat lunak dari dalam perangkat lunak itu sendiri. Pengembang yang menggunakan pemikiran berorientasi objek memiliki tujuan pada terpenuhinya karakteristik tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kualitas perangkat lunak adalah kesesuaian antara fungsionalitas dan kinerja sistem terhadap kebutuhan customer, standar dokumentasi pengembangan sistem yang telah ditentukan, dan karakteristik implisit yang diharapkan pengembang perangkat lunak.

2.1.2 Perangkat Lunak

2.1.2.1 Pengertian Perangkat Lunak

(3)

perangkat lunak Komputer tidak akan berguna tanpa keberadaan perangkat lunak (software). Komputer bekerja atas dasar intruksi.Sekumpulan instruksi diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer.Sekumpulan instruksi inilah yang dikenal dengan sebutan program atau program komputer.Secara lebih umum, program komputer inilah yang disebut perangkat lunak.

Sedangkan Scott (1999, 21) menyatakan bahwa “software atau perangkat lunak adalah program komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan

pemrosesan dari komputer”.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengertian mengenai perangkat lunak adalah sekumpulan instruksi yang mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer untuk mengendalikan perangkat keras computer.

2.1.2.2 Pengelompokkan Perangkat Lunak

Perangkat lunak biasa dikelompokkan menjadi 2 yaitu program sistem (system program), program aplikasi (aplication program) sebagaimana dinyatakan oleh Kadir (2015,179).

1. Program Sistem (system program)

Program sistem (sering disebut perangkat lunak pendukung atau support software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya komputer, seperti CPU dan peranti masukan/ keluaran.Kedudukan program ini adalah sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras komputer.Itulah sebabnya, peran program sistem sering kali tidak terlihat secara langsung.Program sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu program pengendali sistem, program pendukung sistem, dan program pengembangan sistem.

a. Program Pengendali Sistem

Program yang mengendalikan pemakaian perangkat keras, perangkat lunak dan data pada komputer selama program ini dijalankan. Misalnya, sistem operasi.

b. Program pendukung sistem

(4)

c. Program pengembangan sistem

Program yang ditujukan untuk membantu pemakai dalam membuat/ mengembangkan program.Termasuk dalam kategori ini yaitu kompailer dan interpreter.

2. Program aplikasi (aplication program)

Program aplikasi (sering disebut aplikasi saja) adalah program yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan tugas khusus.Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua yaitu program aplikasi serba guna dan program aplikasi spesifik.

a. Program aplikasi serbaguna

Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk melaksanakan hal-hal yang bersifat umum (misalnya untuk membuat dokumen atau untuk mengirim surat secara elektronis) serta mengotomasikan tugas-tugas individual yang bersifat berulang (minsalnya melakukan perhitungan-perhitungan yang bersifat rutin). Termasuk untuk kategori ini antara lain adalah DBMS sederhana, Web Browser, surat elektronis, pengolah kata (word processor), lembar kerja (spreadsheet) dan program presentasi. Program aplikasi serbaguna seringkali disebut perangkat lunak pemakai akhir (end-user software).

b. Program aplikasi spesifik

Program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang sangat spesifik.Minsalnya, program pada sistem POS (point-of-scale) dan ATM. Termasuk dalam kategoriini adalah program yang disebut sebagai paket aplikasi atau perangkat lunak paket.Contohnya Deac Easy Accounting (DEA) yang dipakai untuk menangani masalah akuntasi.

Ada beberapa jenis perangkat lunak yang harus menggunakan biaya untuk mendapatkannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Kadir (2015, 209) pelangkat lunak menggunakan biaya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Perangkat lunak komersial

(5)

2. Shareware

Shareware adalah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pemakai dengan tujuan untuk evaluasi selama masa tertentu tanpa membayar sama sekali dan jika sesudah masa tersebut berlalu pemakai bermaksud tetap menggunakannya maka ia perlu membayar ke pembuat perangkat lunak tersebut. Berbeda dengan versi trial, shareware tidak memiliki masa kadaluwarsa.Artinya, pemakai tetap dapat menggunakan perangkat lunak tersebut walaupun batas uji coba telah berakhir.

Umumnya pembuat shareware menyediakan layanan untuk konsultasi manual tercetak, pemutakhiran ke versi yang lebih baru secara gratis, dan terkadang memberikan bonus berupa perangkat lunak yang lain. 3. Freeware

Freeware adalah perangkat lunak yang dapat dipakai oleh siapa pun tanpa perlu membayar sama sekali.Pada saat ini juga muncul kecendrungan yang tidak terbatas hanya pada penggunaan perangkat lunak dalam bentuk binernya yang gratis, tetapi pemakai juga disodori bentuk kode sumbernya tanpa perlu membayar apa pun. Istilah open source unutk menyatakan keadaaan seperti ini cukup populer pada dewasa ini.

4. Open source

Sebelum istilah open source populer digunakan, perangkat lunak yang tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa disebut free software. Menurut Stallman (1999), sebuah program dikatakan free software bagi pemakai jika:

1) Pemakai memiliki kebebasan untuk menjalankan program tersebut untuk tujuan apa saja.

2) Pemakai memiliki kebebasan untuk mengubah program sesuai dengan kebutuhannya. (Untuk mewujudkan kebebasan ini secara efektig dalam praktek, pemakai harus memiliki akses terhadap kode sumber, karena membuat perubahan dalam tanpa memiliki kode sumber sangatlah sulit.

3) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan kembali salinannya baik secara gratis atau dengan biaya.

4) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan versi hasil modifikasi dari program sehingga komunitas dapat memperoleh manfaat dari pengembangan pemakai.

(6)

sourcesebenarnya menyatakan keadaan yang sama terhadap perangkat lunak, tetapi memiliki perbedaan pandangan. Dapat dinyatakan bahwa open source menekankan pada kebebasan dari pengontrolan oleh pihak lain.

Istilah open source dicanangkan oleh Eric Raymond pada tahun 1998 dan

dimaksudkan untuk menghilangkan makna “free” dalam bahasa inggris yang

sangat membingungkan karena memiliki arti yang bermacam-macam.

Open source timbul dari ide bahwa seandainya setiap orang dapat berpartisipasi dalam megembangkan suatu perangkat lunak tentu perangkat lunak tersebut akan segera berevolusi menuju tingkat kesempurnaan. Dengan cara seperti ini, perangkat lunak dapat dikembangkan tanpa membutuhkan wadah berupa perusahaan. Sebagaimana dinyatakan oleh Momjian (2000, 14), open source memberikan keuntungan:

1) Tak perlu struktur perusahaan, sehingga tak ada biaya maupun batasan ekonomis.

2) Pengembangan program tak di batasi oleh staf pemrograman yang digaji, tetapi memanfaatkan kemampuan dan pengalaman kelompok pemrograman yang berada di internet.

3) Umpan balik pemakai difasilitasi sehingga memungkinkan pengujian berupa program oleh banyak pemakai dalam waktu yang singkat. 4) Pengembangan program dapat didistribusikan oleh pemakai dengan

cepat.

Definisi resmi open source tercantum pada situs http://www.opensource.org/osd.html. Secara prinsip, open source memperkenankan siapa saja untuk mendistribusikan perangkat lunak yang tergolong sebagai open source secara gratis atau dengan bayaran dan tak ada royalti atau kompensasi yang diberikan.Prinsip penting lainnya adalah bahwa sekiranya terdapat orang yang mengubah kode sumber, referensi terhadap pencipta asalnya tetap perlu dituliskan, sebagai bentukpenghargaan.

(7)

melaksanakan hal-hal yang bersifat umum dan bertujuan untuk menangani hal-hal yang sangat spesifik.Ada juga perangkat lunak yang digunakan sebagai pengontrol, kedudukannya sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras.Perangkat lunak berdasarkan biaya yaitu perangkat lunak komersial, shareware, freeware dan open source.

2.1.3 Standar Evaluasi Perangkat Lunak

Evaluasi perangkat lunak sangat penting dilakukan dalam suatu lembaga atau badan seperti perpustakaan, karena evaluasi merupakan kegiatan untuk intropeksi diri dalam suatu lembaga untuk mencapai suatu titik kepuasan dalam mencapai tujuan.

Ada beberapa standar yang biasa digunakan dalam mengevaluasi perangkat lunak yaitu:

2.1.3.1Teori McCall

Teori McCall yang memiliki 11 karakteristik dalam menilai kualitas suatu perangkat lunak. Adapun karakteristik dari Teori McCall yang dikutip oleh Pressman (2012, 487) sebagai berikut:

1. Kebenaran yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi spesifiasi dan misi kebutuhan pengguna.

2. Reliabilitas yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat melaksanakan fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan. 3. Efisiensi yaitu sumber data komutasi yang diperlukan oleh perangkat

lunak untuk melakukan fungsinya.

4. Integrasi yatu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yag berhak.

5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input dan menginterpretasikan output suatu perangkat lunak.

(8)

7. Fleksibilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi perangkat lunak operasional.

8. Testabilitas yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji perangkat lunak dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah melakukan fungsi-fungsi yang dimaksudkan.

9. Portabilitas yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak migrasi perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak yang lain.

10.Reubilitas yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan ulang pada aplikasi lain.

11.Interoperabilitas yaitu kemampuan perangkat unak untuk dihubungkan dengan perangkat lunak lain.

Indrajit (2012, 1-2) menyatakan bahwa, pada dasarnya, McCall menitik beratkan faktor-faktor tersebut menjadi tiga aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan:

1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations)

Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh para perancang dan pengembang yang secara teknis melakukan penciptaan sebuah aplikasi. Hal-hal yang diukur di sini adalah yang berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan konstruksi sebuah software. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah:

1. Correctness – sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari users;

2. Reliability – sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan;

3. Efficiency– banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya; 4. Integrity– sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang

tidak berhak dapat dikendalikan; dan

5. Usability – usaha yang diperlukan untuk mempelajari,

mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.

(9)

Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah:

1. Maintainability – usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software;

2. Flexibility usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi terhadap software yang operasional

3. Testability – usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikehendaki atau tidak.

3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product Transition)

Setelah integritas software secara teknis telah diukur dengan menggunakan faktor product operational dan secara implementasi telah disesuaikan dengan faktor product revision, faktor terakhir yang harus diperhatikan adalah faktor transisi – yaitu bagaimana software tersebut dapat dijalankan pada beberapa platform atau kerangka sistem yang beragam. Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap lingkungan baru:

1. Portability – usaha yang diperlukan untuk mentransfer software dari suatu hardware dan/atau sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware dan/atau sistem software lainnya

2. Reusability – sejauh mana suatu software (atau bagian software) dapat dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya

3. Interoperability – usaha yang diperlukan untuk menghubungkan satu software dengan lainnya

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa teori McCall memiliki 11 karakteristik dalam menilai kualitas suatu perangkat lunak yaitu: kebenaran, reabilitas, efisiensi, intgritas, usabilitas, maintanabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reubilitas dan interoperbilitas.

2.1.3.2 Teori Boehm

(10)

masing-masing memberikan kontribusi terhadap kualitas keseluruhan. Gagasan dari model Boehm mencakup kebutuhan pengguna, seperti pada teori McCall, namun teori Boehm hanya memuat diagram tanpa adanya saran tentang pengukuran karakteristik kualitas .

Berikut ini karakteristik dari teori kualitas Boehm yang dikutip dari Al-Qutaish (2010, 168):

1. Portabilitas: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan juga pada konfigurasi komputer selain yang satu saat.

2. Reabilitas: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan fungsinya dimaksudkan memuaskan.

3. Efisiensi: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya.

4. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa. 5. Testability:perangkat lunak memfasilitasi pembentukan kriteria

verifikasi dan dukungan evaluasi kinerjanya. 6. Understandability: tujuan perangkat lunak jelas.

7. Fleksibilitas: perangkat lunak memfasilitasi penggabungan perubahan, setelah sifat perubahan yang diinginkan telah ditentukan.

Sedangkan menurut Dubey (2012, 112) menyatakan bahwa:

Model kualitas Boehm menyajikan karakteristik perangkat lunak pada skala yang lebih besar sebagai dibandingkan dengan model Mc Call. Dalam model ini menjelaskan cara mudah, handal dan efisien produk perangkat lunak dapat digunakan, pemeliharaan menjelaskan bagaimana mudah dimodifikasi dan tes ulang produk perangkat lunak, dan menggambarkan bagaimana produk perangkat lunak dapat digunakan bahkan ketika lingkungan telah berubah. Karakteristik dari model kualitas Boehm ada tiga yaitu:

1. Portability: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan juga pada konfigurasi komputer selain yang satu saat

2. Reliability: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan

fungsinyadimaksudkan memuaskan

3. Efficiency: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya.

4. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa 5.Maintainability: Kemampuan perangkat lunak untuk membuat

perubahan.

(11)

7.Understandability: tujuan perangkat lunak jelas

8.Modifiability: perangkat lunak mampu di modifikasi secara tertentu Uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik dari model kualitas Boehm ada 8 karakteristik yaitu: portability, reliability, efficiency, usability, maintainability, testability, understanability, dan modifiability.

2.1.3.3 Teori FURPS/FURPS

Teori FURPS merupakan suatu standar evaluasi perangkat lunak dalam suatu lembaga seperti perpustakaan . Parwita (2012, 91) menyatakan

bahwa:“teori FURPS diusulkan oleh Robert Grady dan Hewlett-Packard Co”.

Teori ini menguraikan karakteristik dalam dua kategori yang berbeda dari persyaratan (requirement) , yaitu:

1. Fuctional Requirement (F): Ditetapkan oleh input dan output yang diharapkan.

2. Non-Fungsional Requirements (URPS): Kegunaan (usability), kehandalan (reliability), kinerja (performance), daya dukung (supportability).

Terdapat lima persyaratan yang tercakup dalam dua kategori karakteristik tersebut. Function meliputi himpunan fitur yang diharapkan serta kemampuan dan keamanan. Usability meliputi faktor manusianya, seperti estetika, konsistensi dalam user interface, bantuan yang sifatnya online

(12)

Sedangkan menurut Panovski (2008, 19-20) menyatakan bahwa ”Model FURPS telah diusulkan oleh Robert Grady dan Hewlett-Packard Co [Grady]. Model ini menggunakan lima karakteristik:Functionality Usability, Reliability, Performance, dan Supportability.

Model karakteristik menjadi dua kategori persyaratan:

1. Persyaratan -Functional: Ditetapkan oleh input dan output yang diharapkan.

2. persyaratan -Non-functional: Usability, Reliability, Performance, danSupportability

Model FURPS harus diterapkan dalam dua langkah: pertama,prioritas harus ditetapkan, di mana atribut kualitas diukur harus didefinisikan. [Grady] mencatat bahwa menetapkan prioritas penting mengingat implisit trade-off antara karakteristik (meningkatkan satu karakteristik kualitas dapat memburuk kualitas lain ciri). Salah satu kelemahan dari model ini adalah bahwa hal itu gagal untuk mempertimbangkan perangkat lunak portabilitas produk.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada lima karakterisik yang ada pada teori FURPS yaitu Functionality Usability, Reliability, Performance, dan Supportability.

2.1.3.4 Teori Dromey

(13)

Ada tiga unsur pada model generic Dromey yang dikutip oleh Parwita (2012, 91):

1) Sifat produk yang mempengaruhi kualitas 2) Atribut kualitas level atas

3) Sarana yang menghubungkan sifat produk dengan atribut kualitas. Quality model Dromey lebih lanjut dapat disusun dalam 5 langkah proses : 1) Memilih satu set atribut kualitas level atas yang diperlukan untuk

evaluasi.

2) Daftar komponen/modul dalam sistem.

3) Mengidentifikasi sifat pembawa kualitas untuk komponen/modul (kualitas komponen yang memiliki pengaruh paling

besar pada sifat produk dari daftar di atas).

4) Tentukan berapa masing-masing sifat mempengaruhi atribut kualitas. 5) Mengevaluasi model dan mengidentifikasi kelemahan.

Berikut ini karakteristik dari teori kualitas dromey yang dikutip dari Al-Qutaish (2010, 170) sebagai berikut:

2. Portabilitas: perangkat lunak dapat dioperasikan dengan mudah dan juga pada konfigurasi komputer selain yang satu saat.

3. Reabilitas: perangkat lunak dapat diharapkan melakukan fungsinyadimaksudkan memuaskan.

4. Efisiensi: perangkat lunak memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya.

5. Usability: perangkat lunak yang handal, efisien dan manusia-rekayasa 6. Functionality: kemampuan perangkat lunak yang menyediakan

kepuasan kebutuhan pengguna

7. Maintainability: kemampuan perangkat lunak untuk memperbaiki kesalahan

8. Reusability: kemampuan suatu perangkat untuk di pergunakan ulang pada aplikasi lain

(14)

2.1.3.5 Teori Kazman

Pengelompokan pada teori Kazman ini membagi karakteristik kualitatif ke dalam dua kelompok yang dapat diamati selama waktu bekerja dan selama adanya siklus keberadaan perangkat lunak. Adapun karakteristik teori Kazman yang dikutip oleh Parwita (2012, 92) terdiri atas dua kelompok sebagai berikut:

“1. Efisiensi, keamanan, ketersediaan dan fungsi.

2. Modifiability, portabilitas, usability, inheritability dan testability”. Model Kazman ini , pada kenyataannya, tidak disajikan dengan model kualitatif spesifik, tetapi telah memberikan cara evaluasi analisis arsitektur untuk menyelidiki kualitas arsitektur perangkat lunak, dengan cara ini sistem harus menetapkan model kualitatif mengenai kebutuhan mereka. Pembangunan model kualitatif yang telah dibuat dari basis disebut "utilitas”. Tingkat terakhir pohon ini didefinisikan oleh serangkaian skenario untuk menguji karakteristik kualitatif.

Menurut Suman (2014, 563) menyatakan bahwa:

model Kazman disajikan dua pemikiran yang berbeda mengenai karakteristik kualitas selama siklus keberadaan software. Karakteristik kualitatif dapat dilihat ssebagai berikut:

1. Efficiency, Security, Availability and Functionality

2. modifiability, portabilitas, usabilitas, inheritability dan testability

Uraian di atas menyatakan bahwa karakteristik model Kazman ada Sembilan yaitu:, Efficiency, Security, Availability and Functionality modifiability, portabilitas, usabilitas, inheritability dan testability.

2.1.3.6 ISO 9126

(15)

model ini, totalitas atribut kualitas produk perangkat lunak diklasifikasikan dalam struktur pohon hirarkis karakteristik dan sub karakteristik. Level tertinggi dari struktur ini terdiri dari karakteristik kualitas dan tingkat terendah terdiri dari criteria kualitas perangkat lunak. Model ini menentukan enam karakteristik termasuk Functionality, Reliability, Usability, Efisiensi, Maintainability dan Portabilitas, yang dibagi lagi menjadi 21 sub karakteristik. Sub karakteristik diwujudkan eksternal ketika perangkat lunak digunakan sebagai bagian dari sistem komputer, dan merupakan hasil dari atribut perangkat lunak internal. Karakteristik didefinisikan berlaku untuk setiap jenis perangkat lunak, termasuk program computer dan memberikan terminologi yang konsisten untuk kualitas produk perangkat lunak. Model ini juga menyediakan kerangka kerja untuk membuat timbal balik antara kemampuan produk perangkat lunak.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikutip oleh Losavio (2003, 137) standar ISO 9126 pada dasarnya mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat lunak utama yaitu:

1. Functionality: kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan pengguna. Fungsionalitas perangkat lunak mempunyai 5 sub-karakteristik, yaitu :

a. Suitability: Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna,

b. Accuracy: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan,

c. Security: Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun otorisasi dalam modifikasi data,

d. Interoperabilitas: Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau lebih sistem tertentu,

(16)

2. Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi. Reliability atau keandalan perangkat lunak mempunyai 3 subkarakteristik, yaitu :

a. Maturity: Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan sebagai akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak,

b. Fault tolerance: Kemampuan perangkat lunak untuk

mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak, c. Recoverability: Kemampuan perangkat lunak untuk membangun

kembali tingkat kinerja dan memulihkan data yang rusak.

3. Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. Efesiensi perangkat lunak memiliki 2 sub-karakteristik, yaitu :

a. Time behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya,

b. Resource behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam

menggunakan sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan.

4. Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan perangkat lunak. Maintanability memiliki 4 sub-karakteristik, yaitu :

a. Analyzability: Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis kekurangan atau penyebab kegagalan,

b. Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu,

c. Stability: Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek tak terduga dari modifikasi perangkat lunak,

d. Testability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan divalidasi perangkat lunak lain.

5. Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Portability memiliki 4 subkarakteristik, yaitu :

a. Adaptability: Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada lingkungan yang berbeda-beda,

b. Instalability: Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal dalam lingkungan yang berbeda-beda,

c. Co-existence: Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan berbagi sumber daya,

d. Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai sebagai pengganti perangkat lunak lainnya.

6. Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan

perangkat lunak.

Usability perangkat lunak memiliki 3 sub-karakteristik, yaitu :

(17)

b. Operabilitas: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dioperasikan,

c. Attractiveness: Kemampuan perangkat lunak dalam menarik pengguna.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik model ISO 9126 ada 6 modul dengan 21 sub modul yang terdiri dari Functionality, Reliability, Usability, Efisiensi, Maintainability dan Portabilitas,

2.2 Perangkat Lunak Perpustakaan

Perangkat lunak merupakan bagian dari unsur-unsur otomasi perpustakaan.Perangkat lunak yang dapat mengoperasikan dengan fiturnya untuk mengelola operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi dan pekerjaan dalam lingkup operasional perpustakaan.

Saat ini perangkat lunak perpustakaan tersedia dari para pengembangnya, baik luar negeri maupun dalam negeri. Perangkat lunak perpustakaan ada yang berbayar dan juga free open source. Maryanto yang dikutip oleh Azwar (2013, 9) menyatakan bahwa:

Free Open Source Software (FOSS) makin banyak digunakan organisasi, perusahaan, pendidikan pemerintahan dan lain-lain. Hal ini dikarenakan beberapa hal, seperti menghemat biaya total kepemilikan software, karena biaya lisensinya gratis atau sangat rendah dibandingkan software

proprietary. FOSS jelas memberikan lebih banyak kebebasan

dibandingkan software proprietarykarena ketersediaan kode sumber program yang boleh dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.FOSS juga relatif lebih aman dari gangguan virus atau malware lainnya.

(18)

kebutuhan sistem otomasi digitalisasi, membuat website perpustakaan atau kebutuhan lainnya.FOSS perangkat lunak otomasi perpustakaan sudah banyak tersedia dan dapat digunakan secara bebas oleh perpustakaan.

Menurut Salve (2012, 3) adapunfree open source software perpustakaan yang dikembangkan oleh luar negeri pada tabel berikut:

Tabel 1. Informasi Umum Perangkat Lunak Perpustakaan

Perangkat lunak

Pengembang Hak ijin Site Versi Unduhan

Koha Katipo

Newgenlib Verus Solutions Pvt Ltd. Domain

EverGreen Georgia Public Library

Service / Public

OPALS-NA New York State School

Not Given

Emilda Realnode Ltd in

cooperation with SDU

WEBLIS Henryk Rybinski Freeware http://www.une

sco.org/isis

Updated versi padaAgustus Perangkat

lunak

(19)

PhpMyLibrary Polerio Baboa

GNU-BiblioteQ Not mentioned BSD http://sourcefor

ge.net/projects/

Community support LGPL http://sourcefor

ge.net/projects/ j

biblioteca/files/

0.002

Sumber: Salve (2012, 3)

Tabel 2. Fitur Khusus Perangkat Lunak Otomasi Perpustakaan Software

Platform Berguna Standar Modul Fitur

(20)
(21)

OPALS-Software

Requirement Platform Berguna Standar Modul Fitur

PhpMyLibra

PHP PostgreSql Linux, Mac,

BiblioteQ C++ PostgreSQL or Sqlite, QT, negeri.Sebagian besar sudah merangkum spesifikasi dari perangkat lunak automasi perpustakaan, mulai dari pengembang, lisensi, site, versi terbaru, bahasa pemrograman, perangkat dukungannya, platform, kegunaannya terhadap perpustakaan mana yang tepat, standar yang digunakan dan modul fiturnya. Secara jelas sudah memberikan referensi kepada pustakawan dalam memilih perangkat lunak yang akan digunakan.

(22)

pengembang Indonesia banyak diterapkan di perpustakaan dalam negeri maupun luar negeri.Disamping itu, penerapannya juga memberikan dampak pada pengembang untuk memperbaiki sistem melalui kekurangan yang terjadi di lapangan.

2.2.1 Perangkat Lunak Openbiblio

OpenBiblio merupakan perangkat lunak otomasi perpustakaan berbasis web.Software ini merupakan hasil karya dari Dave Stevans.OpenBiblio menyediakan menu Sirkulasi (circulation), katalogisasi (cataloging), laporan (report) serta menu admin. Berbagai menu-menu tersebut terintegrasi dalam sistem yang dibangun oleh software ini, sehingga satu menu akan berpengaruh terhadap menu yang lain. OpenBiblio dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman, MySQL sebagai database dan program web server seperti Apache atau Xitami.OpenBiblio juga mampu berjalan di dua sistem operasi yaitu windows dan linux. Karena program ini mampu berjalan di dua sistem operasi, yaitu sistem operasi windows atau linux sehingga tidak akan menimbulkan masalah bagi perpustakaan yang menggunakan sistem operasi windows atau linux. Openbiblio memiliki beberapa versi diantaranya adalah Version0.1. yang dibuat pada 18 juni 2004, Version0.1.1 pada 7 juli 2004, dan Version0.1.2 pada 6 agustus 2004. Terakhir versi Versi 0.7.1 pada tanggal 18 Maret, 2012 .

(23)

Departemen Matematika Institut Teknologi Bandung (http://otomasi.math.itb.ac.id), Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia kampus daerah Purwakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, STKIP Siliwangi Bandung, Universitas Djuanda Bogor, Perpustakaan Sekolah Negeri Kresna Bandung, Perpustakaan Politeknik Piksi Input Serang (http://www.piksiinputserang.ac.id/pustaka/) dan Perpustakaan Universitas Tanjungpura (http://perpustakaan.untan.ac.id/).

Menurut Hakim (2007, 10) perangkat lunak ini terbagi atas beberapa modul, yaitu :

1. OPAC 2. Sirkulasi 3. Katalog 4. Administrasi 5. Laporan

2.3 Sistem Automasi Perpustakaan 2.3.1 Pengertian Automasi Perpustakaan

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta

menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’brien 2005, 29).

Sedangkan menurut Kadir (2015, 61) “sistem adalah sekumpulan elemen

yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan”.Setiap

(24)

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa suatu sistem memiliki komponen yang saling mendukung dan berkerjasama dalam mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.

Sulistyo-Basuki (1994,95) menyatakan bahwa “pengertian automasi mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses

tersebut”. Istilah dari automasi, automasi dan otomatisasi adalah sama. Kamus

besar Bahasa Indonesia (2000, 805) dinyatakan bahwa “otomatisasi dalam pengertiannya adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan

lagi pengawasan manusia”.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwaautomasi adalah suatu sistem atau suatu konsep dengan menggunakan mesin sebagai ganti tenaga manusia sehingga sedikit campur tangan manusia dalam prosesnya.

Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (Integrated Library System) sering juga diistilahkan dengan penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan, di mana kegiatan perpustakaan dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.

(25)

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1994, 96) automasi perpustakaan yaitu:

Automasi perpustakaan adalah salah satu aspek pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan mulai dari pengadaan pengatalogan hingga ke jasa pelayanan informasi informasi bagi pembaca.Atau sering juga disebut dengan istilah komputerisasi perpustakaan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa definisi automasi perpustakaan adalah pemanfaatan perangkat teknologi informasi yang meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dalam rangka melaksanakan tugas perpustakaan mulai dari pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pelayanan dan penyusunan laporan.

Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pemustaka dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan dalam mengikuti pertambahan koleksi, transaksi dan menyalin kerja sama dengan perpustakaan lainnya.

2.3.2 Alasan Melakukan Automasi Perpustakaan

Setiap perpustakaan mempunyai alasan-alasan tertentu untuk memudahkan kinerjanya dari mengalihkan sistem manual menjadi suatu sistem yang berbasis komputer.Walaupun alasan-alasan tersebut ada yang bersifat spesifik untuk perpustakaan tertentu, tetapi biasanya terdapat beberapa alasan yang berlaku umum untuk semua perpustakaan. Menurut Saleh (1996, 158-159) alasan mengapa automasi diperlukan pada perpustakaan adalah sebagai berikut:

5. Adanya tuntutan mutu layanan perpustakaan

(26)

mencari layanan-layanan lain seperti layanan internet, layanan audio visual, layanan multimedia dan lain-lain.Selain itu pemakai juga menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa layanan penelusuran secara online dan layanan penelusuran CD ROM dan lain-lain.

6. Adanya tuntutan terhadap efisiensi waktu

Sebelum adanya automasi perpustakaan, pemakai mungkin sudah puas dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat ditemukan, sekalipun layanan tersebut memakan waktu dampai berminggu-minggu.Sebagai pemakai menuntut layanan yang tepat.

7. Keragaman media informasi yang dikelola

Media informasi yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja.Informasi-informasi lain seperti multimedia, audio visual kini banyak dikoleksi oleh perpustakaan. 8. Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi

Selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari perpustakaan.Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara spesifik harus bisa dijawab secara spesifik pula.Dengan bantuan teknologi komputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat dan tepat.

Sedangkan faktor pengerak dari automasi perpustakaan menurut Arif (2003, 1) adalah:

1. Kemudahan mendapatkan produk teknologi informasi

2. Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk teknologi informasi

3. Kemampuan dari teknologi informasi 4. Tuntutan layanan masyarakat serba “klik”.

(27)

kegiatannya. Untuk meningkatkan citra perpustakaan serta pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

2.3.3 Fungsi dan tujuan Automasi Perpustakaan

Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat mengetahui seberapabanyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resource sharing dengan perpustakaan lainnya.

Fungsi otomasi pada perpustakaan menurut Sukrino (2008, 5) yang dikutip oleh Sari (2012, 91):

1. Fungsi pengganti sebagai pekerjaan manual menjadi otomasi

2. Fungsi pengetahuan pekerjaan rutin secara otomatis, sehingga fungsi pengaturan manusia berkurang

3. Fungsi informasi, fungsi yang didasarkan pada komunikasi data jaringan kerja komputer dengan berbagai jenis bahasa

4. Fungsi komputasi didasarkan atas data

5. Fungsi koordinasi yaitu fungsi berdasarkan pada sistem informasi manajemen, pengajaran berbantu komputer, pelaksanaan penelitian dan membuat model.

Sedangkan Menurut Harmawan (2009, 6-7) tujuan automasi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi keterbatasan waktu

2. Mempermudah akses informasi dari berbagai pendekatan minsalnya dari judul, kata kunci judul, pengarang, kata kunci pengarang dan sebagainya

3. Dapat dimanfaatkan secara bersama-sama

4. Mempercepat proses pengolahan, pemimjaman dan pengembalian 5. Memperingan pekerjaan

6. Meningkatkan layanan

7. Memudahkan dalam pembuatan laporan statistik 8. Menghemat biaya

9. Menumbuhkan rasa bangga

(28)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa automasi perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan terutama efektifitas dan efesiensi kerja pada perpustakaan. Dengan automasi, beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat, dipermudah dan diefisiensikan. Selain itu dapat meningkatkan layanan penemuan bahan pustaka jauh lebih akurat dan dapat ditelusur dengan cepat. Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan lainnya karena beberapa pekerjaan yang manual sudah diambil alih oleh komputer.

2.3.4 Unsur-unsur Automasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang paling mendukung dan terkait satu dengan lainnya.Unsur-unsur atau syarat automasi perpustakaan menurut Ajie (2009, 36) :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat Keras (Ha rdware), merupakan unsur yang bersifat tangible (dapat dilihat, diraba, di sentuh bentuknya) dalam pengembangan otomasi perpustakaan sebagai unsur pembangun sistem informasi dengan memanfaatkan perangkat teknologi.Yang dimaksud perangkat keras disini adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode, Scanner, dsb. Otomasi perpustakaan yang paling kecil dapat hanya menggunakan sebuah komputer, maka proses otomasi sederhana dapat berjalan. Sedangkan untuk perpustakaan besar maka pasti diperlukan beberapa komputer dan pelengkapnya agar pelayanan kepada pengguna menjadi lancar.

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta

garansi produk dari vendor penyedia komputer. 2. Perangkat Lunak (Software)

(29)

Perangkat lunak lebih mengarah kepada bahasa pemrograman artinya sebagai alat bantu dalam efisiensi dan efektifitas proses. Dengan perkembangan dan peningkatan tuntutan konsumen maka perangkat lunak sekarang harus mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user)

3. Pengguna (User)

Pengguna (User) adalah masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan dalam menelusur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan/ pengguna. 4. Data

Data merupakan kumpulan bahan baku informasi yang meliputi : jenis dan jumlah koleksi, jenis layanan, sistem pengolahan yang secara keseluruhan merupakan kumpulan data kegiatan-kegiatan yang dicatat oleh perpustakaan. . Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.

Sedangkan Unsur-unsur atau syarat automasi perpustakaan menurut Arif (2003, 4-5) yaitu:

1. Pengguna (users)

2. Perangkat Keras (Hardware) 3. Perangkat Lunak (Software) 4. Network / Jaringan

5. Perangkat Data 6. Manual

1. Pengguna (users)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sistem automasi perpustakan.Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan.Pengguna (User)

(30)

Pengguna (User) adalah masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan dalam menelusur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan/ pengguna.

Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek komputerkah mereka?Bagaimana sikap mereka?Apakah pelatihan dibutuhkan?Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan.Automasi Perpustakaan baru bisa dinyatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan.Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang dapat dilakukan oleh suatu sistem komputer .Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.

(31)

2. Perangkat Keras (Hardware)

Sebelum memulai proses automasi, sebuah perangkat keras perlu disiapkan. Yang dimaksud perangkat keras disini adalah sebuah komputer dan alat bantunya.Wimatra, dkk (2008, 2) menyatakan bahwa, “komputer adalah suatu sistem perangkat elektronik yang memilki tujuan untuk melakukan proses pengolahan data, yang kemudian dapat menghasilkan suatu informasi yang

berguna”.Ditambahkan pula, bahwa suatu komputer harus memiliki beberapa

elemen agar bisa bekerja dengan baik dan juga bermanfaat, yaitu elemen brainwae (user), hardware (perangkat keras komputer) dan juga software (perangkat lunak komputer).

Sedangkan Susanto (2009, 9) menyatakan bahwa:

Komputer adalah sekelompok alat elektronik yang terdiri atas perintah input, alat yang mengolah input, dan peralatan output yang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis.Disebutkan pula bahwa komputer berasal dari bahasa Latin, yaitu Computare. Computare sendiri memiliki arti untuk menghitung. Pada awalnya, kata ini ditujukan bagi mereka yang memiliki pekerjaan untuk melakukan perhitungan aritmatika, baik secara manual maupun menggunakan alat bantu hitung.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuannya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.

(32)

prossesor, RAM, dan sebagainya. Menurut Hasugian (2009, 177) menyatakan bahwa :

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih hardware, selain ketersediaan suku cadang.oleh karena itu, sebaiknya pihak perpustakaan melakukan konsultasi dengan staf pusat komputer yang ada di perguruan tinggi, sebelum melakukan penawaran atau transaksi pembelian. Dalam pemilihan yang mau digunakan sebagai terminal, hal yang perlu diperiksa antara lain layar, printer, alat perekam, karaktertik dan transmisi .

3. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersamasama (multi-user).

Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.Kriteria pemilihan software menurut Arif (2003, 5) adalah:

1) Sesuai dengan keperluan 2) Memiliki ijin pemakaian

3) Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.

(33)

melakukan pertimbangan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.

Sedangkan menurut Kumar (2007, 5) menyatakan bahwa dalam menyeleksi perangkat lunak otomasi perpustakaan dinilai melalui:

1. Temuan dari perangkat lunaknya (pengembang dari perangkat lunak). 2. Lisensi dari perangkat lunak (memiliki standar perangkat lunak). 3. Fungsi modul perangkat lunak (fitur modul sesuai dengan kebutuhan). 4. Stabil dalam pelirisan versinya (stabil dalam memperbaharui perangkat

lunak).

5. Memiliki pengembang dan komunitas pengguna. 6. Antarmuka pengguna

7. Dokumentasi (laporan dalam output perpustakaan jelas).

Selain itu, Kamble (2012, 2) berpendapat bahwa dalam menilai perangkat lunak otomasi perpustakaan harus memiliki:

1. Kualitas produk 2. Fitur dan fungsi

3. Pelatihan staf dan layanan dukungan 4. Operasi dari sistem

5. Handware dan software yang dibutuhkan

6. Fungsionalitas: modul apa yang tersedia dan nilai fungsi yang ada 7. Antarmuka pengguna: navigasi, peringatan kesalahan, intuitif dan

kostumisasi.

8. Desain: fleksibilitas, dapat beralih dari modul satu ke lainnya, modul multifungsi, apakah desaun meningkatkan produktivitas

9. Standar terkonfirmasi: MARC, 239.50, ISO-2709

10.Skalabilitas: menggunakan tunggal jaringan multi-user, hal ini dapat digunakan di client server LAN arsitektur atau arsitektur web-browsing.

11.Kostumisasi dapat dikendalikan oleh pengguna. 12.Laporan membantu pengambilan keputusan 13.Tingkat keamanannya

14.Dapat migrasi data atau transfer data

(34)

software yang dibutuhkan, fungsionalitas,antar muka pengguna, desain, skabilitas, tingkat kemanana, laporan membantu pengambilan keputusan dan migrasi data. 4. Network / Jaringan

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi. Wimatra (2008, 102) menyatakan bahwa:

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel -kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan . Sedangkan menurut Yudianto (2007, 1)menyatakan bahwa:

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi (peramban web)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa jaringan komputer adalah suatu sistem yang terdiri dari komputer, printer dan peralatan lainnya untuk dapat berbagi sumber daya dan dapat mengakses informasi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :

1) Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)

(35)

3) Protokol komunikasi yang digunakan

4) Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.

5. Perangkat Data

Data merupakan unsur kelima dari sistem automasi perpustakaan. Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan

sebagainyaJogiyanto (2005, 2) menyatakan bahwa:

Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatukejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya.Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

6. Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, manjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Yanuar(2010, 10) menyatakan bahwa:

(36)

harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun.Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.

Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama.Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur.

Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat diketahui bahwa pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan dan data adalah unsur-unsur atau syarat yang saling mendukung antara satu dengan lainnya sampai terbentuknya sistem automasi perpustakaan.

2.3.5 Cakupan Automasi Perpustakaan

Sistem perpustakaan pada dasarnya mencakup seluruh kegiatan rutinitas perpustakaan, antara lain pada pengadaan, pengatalogan, pengawasan, sirkulasi dan pengawasan serial.

Cakupan otomasi perpustakaan menurut Arif (2003, 2), sebagai berikut: 1) Pengadaan koleksi

2) Katalogisasi, inventarisasi

3) Sirkulasi, reserve, inter-library loan 4) Pengelolaan penerbitan berkala 5) Penyediaan katalog (OPAC)) 6) Pengelolaan anggota.

Sedangkan menurut Hasugian (2009, 171) rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan mencakup sejumlah pekerjaan sebagai berikut:

1. Pengadaan (acquisitions)

(37)

yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka termasuk didalamnya. Kegiatan lain yang juga termasuk ke dalamnya adalah mencakup pemrosesan dan pemeliharaan administrasi atau arsip yang berhubungan dengan pengadaan tersebut.

2. Pengatalogan (cataloguing)

Yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan cantuman (record) bibliografi, dengan tujuan untuk menghasilkan katalog yang digunakan sebagai sarana temu kembali koleksi perpustakaan.Katalog tersebut dapat berbentuk kartu ataupun dalam bentuk online atau OPAC.

3. Pengawasan Sirkulasi (circulation control)

Yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan transaksi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.Kegiatan ini mencakup pencatatan peminjaman dan pengembalian koleksi yang biasanya untuk penggunaan diluar perpustakaan. Dengan kata lain kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan. 4. Pengawasan Serial (serial control)

Yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan pesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi serial, pengajuan tuntutan (claim), peminjaman dan penjilidan terbitan berkala atau serial.

5. Katalog Online (OPAC)

Yaitu penyediaan fasilitas temu kembali koleksi perpustakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan. 6. Statistik

Yaitu pencatatan kuantitas pekerjaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna, keterlambatan pengembalian dan sebagainya. Sistem kerumahtanggaan perpustakaan mengumpulkan dan mengolah data ini untuk keperluan informasi manajemen dan pelaporan

Gambar

Tabel 1. Informasi Umum Perangkat Lunak Perpustakaan
Tabel 2. Fitur Khusus Perangkat Lunak Otomasi Perpustakaan Requirement
Tabel di atas berisikan  perangkat lunak yang dikembangkan oleh luar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas dan Transparansi berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan AJB Bumiputra 1912 Cabang Singaraja semakin baik.. Kata

Kompetensi absolut PTUN adalah Sengketa Tata Usaha Negara yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat Tata

(3) Subjek berkemampuan rendah (a) memenuhi semua indikator pada tahap aksi, yakni mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan serta mampu membuat model matematika dari

 Dari  hasil   analisis  diketahui  bahwa  praktik  penjajahan/kolonialisasi  selalu  menghasilkan  kontak  budaya  dan   interaksi  antara  kaum  penjajah

The peak time of using air conditioner for an office is commonly during the day when the hot weather (high solar radiation) and temperature is high, on the other

Ungkapan tradisional Sentani sudah ti- dak dikenali oleh sebagian besar masya- rakat walaupun kedudukannya dianggap penting oleh para pemangku adat dan sesepuh masyarakat

The object that used in this research is Ziehl- Neelsen Stain sputum sample of digital microscope image result which obtained from the Centers for Disease

Dilution ventilation umumnya sangat baik untuk mengendalilkan beban panas, sering kali dilution ventilation dapat digunakan dan berhasil dengan baik untuk mengendalikan uap bahan