• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DALAM KONTEKS

KETATANEGARAAN

Dosen Pembimbing

: Mona Wulandari, SH.MH

Disusun Oleh

: KELOMPOK III

Ketua

: Ari Saputra

(502016261)

Moderator

: Dzalzabilla

(502016254)

Notulen

: Liza Andhani Moulina

(502016207)

Anggota

: Anggy Marcelia

(502016266)

Yelfina

(502016259)

Bagas Putra

(502016294)

(2)

Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah

Palembang

A. Undang-Undang Dasar di Indonesia

1. Pengertian UUD

Undang-Undang Dasar Negara adalah perturan perundang-undangan yang tertinggi tingkatnya dalam negara dan merupakan hukum dasar negara yang tertulis.

Hukum Dasar Negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk negara dan mengatur atau memerintahinya. Hukum ini mengatur susunan organisasi suatu negara, membatasi tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara serta hubungan-hubungan baik vertikal maupun horizontal antara lembaga-lembaga negara.

Pada umumnya Undang-Undang Dasar itu tidak memuat peraturan yang mendetail tentang urusan negara, melainkan hanya norma fundamental saja yang harus dilengkapi dengan Undang-Undang Peraturan Peraturan Pemerintah, instruksi dan sebagainya. Tidak mungkin disusun suatu Undang-Undang Dasar yang bersifat universal karena adanya berbagai perbedaan dalam masing-masing negara, misalnya dalam bidang kepercayaan, tradisi susunan penduduk, taraf kulturil dan sebagainya. Undang-Undang Dasar harus memuat ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hal-hal berikut.

a. Bentuk negara dan organisasinya.

b. Susunan pengangkatan dan wewenang pemerintah dalam arti luas.

c. Hak-hak fundamental warganegara dan badan-badan hukum termasuk bidang politik.

d. Dan lain-lain yang bersifat mendasar.

2. Beberapa Cara Terjadinya Undang-Undang Dasar

Negara-negara modern memperoleh Undang-Undang Dasar mereka dengan melalui salah satu cara sebagai berikut.

a. Cara Pemberian (Grant)

(3)

Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan cara pemberian terdapat pada negara-negara yang berbentuk Kerajaan. Negara-negara Monarki yang mula-mula bersifat absolute, lambat laun sebagai akibat timbulnya paham demokrasi berubah sifatnya menjadi negara Monarki yang Konstitusional.

b. Melalui Suatu Revolusi

(4)

c. Dengan Pembuatan (Deliberate Creation)

Dalam hal ini pembuatan Undang-Undang Dasar dilakukan setelah suatu negara baru dilahirkan (walaupun konsep disusun sebelum negara resmi berdiri). Negara Amerika Serikat adalah negara yang pertama membuat Undang-Undang Dasar tertulis.

3. Undang-Undang Dasar yang Pernah Berlaku di Republik Indonesia

Semenjak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai sekarang Negara Republik Indonesia telah mengalami 3 macam Undang-Undang Dasar dalam 4 masa berikutnya, yaitu sebagai beikut :

Pertama:

UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dinyatakan berlaku diseluruh Wilayah Indonesia. Sejak tanggal tersebut sampai dengan mulai berlakunya Konstitusi RIS pada saat pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, jelas UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena kita sedang dalam pancaroba, dan usaha membela dan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja kita proklamasikan, sedang pihak kolonialis Belanda justru ingin menjajah kembali bekas jajahannya yang telah merdeka itu. Segala perhatian bangsa dan negara diarahkan untuk memenangkan perang kemerdekaan.

Kedua:

Konstitusi RJS yang berlaku dari 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Belanda mengakui Kemerdekaan Indonesia namun kita, pihak Republik Proklamasi terpaksa menerima berdirinya Negara Indonesia yang lain dari yang kita proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang didirikan berdasarkan UUD 1945 yang kita tetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia terpaksa menjadi negara Federal Republik Indonesia Serikat berdasarkan kostitusi RIS. Untunglah negara Federasi RIS ini hanya berlangsung sangat singkat. Berkat kesadaran Pemimpin RIS dengan dipelopori oleh pimpinan-pimpinan yang republic, maka pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Federasi RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi dengan landasan UUD lain dari UUD 1945. Negara Kesatuan RI (NKRI) telah menetapkan UUD Sementara (UUDS) 1950.

Ketiga:

(5)

Keempat:

UUD 1945 berlaku kembali sejak 5 Mei 1959 sampai sekarang, Dekrit Presiden 5 Mei 1959 dapat dilihat sebagai usaha mengadakan koreksi terhadap masa lampau yaitu masa berlakunya Konstitusi RIS dan UUDS 1950.

Adapun pertimbangan untuk kembali ke UUD 1945 (melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959) antara lain adalah, sebagai berikut.

 UUD 1945 merupakan Dokumen Historis atas dasar mana perjuangan dimulai dan yang dapat dipakai untuk landasan guna menyelesaikan perjuangan pada tingkatan sekarang (yaitu dalam tahun 1959);

 UUD 1945 adalah cukup demokratis dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia;

 UUD 1945 menjamin ada pemerintahan yang stabil selama 5 tahun;

 UUD 1945 unsur golongan fungsional dapat dimasukkan dalam MPR dan DP A.

Pelaksanaan UUD 1945 sejak 15 Juli 1959 sampai sekarang dapat dibedakan dalam 3 kurun waktu, yaitu :

 Kurun waktu antara 1959-1965 dikenal Orde Lama;

 Kurun waktu antara 1966 sampai 21 Mei 1998 dikenal dengan Orde Baru;

 Kurun waktu antara Mei 1998 sampai dengan sekarang dikenal dengan Orde Reformasi.

Dalam masa Orde Lama maupun Orde Baru banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 :

 Lembaga-lembaga seperti MPR, DPR, DPA, dan BPK belum dibentuk berdasarkan undang-undang seperti ditentukan dalam UUD 1945 (bersifat sementara);

 Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan pemegang kekuasaan legislatif bersama dengan DPR telah menggunakan kekuasaan itu dengan tidak semestinya (membentuk undang-undang tanpa persetujuan DPR);  MPRS telah mengambil keputusan untuk mengangkat

seseorang sebagai Presiden seumur hidup (Pasal 7 UUD 1945 masa jabatan Presiden adalah 5 tahun);

 Hak budget DPR tidak berjalan, artinya pemerintah tidak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN untuk mendapat persetujuan DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan;

(6)

Masa Orde Baru: Penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945, antara lain:

 Telah menyalahi komitmen, bahwa Orde Baru akan menjalankan UUD 1945 secara murni dan konsekuen;

 Telah menempatkan ABRI di MPR/DPR melalui peraturan perundang-undangan yang mengingkari UUD 1945 (anggota MPR/DPR adalah dipilih bukan diingkari);

 Membatasi kebebasan warganegara dalam berpolitik dan berpendapat antara lain kepada yang berpandangan berbeda dengan Orde Baru. Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Aidit yang dikenal dengan peristiwa G-30-S/PKI yang dilanjutkan dengan meningkatnya tuntunan rakyat dengan Tri Tuntunan Rakyat (Tritura) yaitu :

1) Bubarkan PKI.

2) Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur. 3) Turunkan harga.

Puncak penyelenggaraan Orde Baru ditandai oleh meningkatnya demonstrasi yang menamkan Orde Reformasi dengan tuntunan antara lain :

1) Mundur dan adili Soeharto beserta kroni-kroninya. 2) Bersihkan pemerintah dari KKN.

3) Hapus Dwifungsi ABRI.

4. Pancasila Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia

Yang dimaksud dengan Tertib Hukum (Legal Order, Reehtsordnung) adalah keseluruhan peraturan hukum secara bersama yang mengajukan atau memenuhi empat syarat, yaitu :  Adanya kesatuan subjek (penguasa) yang mengadakan

peraturan-peraturan hukum;

 Adanya kesatuan asas kerohanian yang meliputi (menjadi dasar daripada) keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu;

 Ada kesatuan wilayah dimana keseluruan hukum itu berlaku;

 Ada kesatuan waktu dalam mana keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu berlaku.

Dalam tertib hukum dapat diadakan pembagian susunan yang hierarkis (bertingkat-tingkat), dimana Undang-Undang Dasar (UUD) tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi. Diatas UUD masih ada dasar pokok bagi Undanf-Undang Dasar atau hukum dasar yang tidak tertulis. Adapun yang dimaksud dengan suatu Pokok Kaidah Negara yang fundamental adalah suatu pertanyaan lahir sehubungan terbentuknya negara yang dalam hal terjadinya dibentuk oleh Pembentuk Negara.

(7)

KEDUDUKAN yang TETAP, KUAT dan TAK BERUBAH bagi negara yng dibentuk.

5. Pembentukan UUD 1945 Merupakan Pokok kaidah Negara Yang Fundamental

Pembentukan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 berlandaskan Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan Pernyataan Kemerdekaan yang terpencil adalah memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamentil. Pembukaan UUD 1945 itu menurut sejarah terjadinya,ditendukan oleh Pembukaan NegARA (PPKI) sebagai penjelmaan kehendaknya yang dalam hakikatnya dipisahkan (rencananya dibahas oleh suatu Panitia Hukum Dasar) dari Undang-Undang Dasar direncanakan oleh Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, dan menurut isinya memuat asas kerohamiam Negara (Pancasila asas politik Negara Republik yang berkedaulatan rakyat), tujuan Negara (melindungi segennap bangsa Indonesian dan seluuh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial).

Semua penguasa negri yang di bentuk setelah negara ad dibentuk hanya berkedudukan sebagai alat pelengkap negara (termasuk MPR), maka kedudukanya atau derajatnya di baw Pembentuk Negara.sehingga penguasa yang ada dalam negara republic indinesia ini tidak berhak untuk meniagakan

atau mengubah Pembukaan UUD.

Hal tidak dapat di ubah ini (pengertian ilmia) juga di anut oleh mprs yang dengan ketetapanya No.XX /MPRS / 1966 yang dinyatakan tetap berlaku oleh TAP MPR No. V/MPR/1973 jo.TAP MPRA No.DC/MPR/1978 dengan tegas ditandaskan sebagai berikut.

“Pembukaan Undang-Undamg Dasar 1945 sebagai Penyataan Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cit-cita luhur dari Proklamasi 17 gustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara, merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga, termasuk MPR hasil pemilihan umum, yang berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar, karena mengubah isi Pembukaan berarti pembubaran negara”.

6. Undang-Undang Dasar 1945

a. Pengertian, Kedudukan dan Sifat UUD 1945

Yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari :

(8)

2) Batang Tubuh, yaitu pasal-pasal Undang-Undang Dsar 1945 yang terdiri dari 16 Bab yang terperinci dalam 37 pasal, 1 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan;

3) Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disarankan dalam “Berita Republik Indonesia” suatu penerbitan resmi Pemerintah Republik Indonesia yang terbit pada tanggal 15 Februari 1946 (Berita Republik Indonesia Tahun II Tahun1946 No.7).

Sebagaimana telah dijelaskan UUD itu telah disahkan oleh Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

Undang-Undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum biasa. Sebagai hukum dasar, maka Undang-Undang Dasar itu sendiri merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan atau keputusan pemerintah, bahkan setiap tindakan kebijaksanaan pemerintah haruslah berlandaskan, bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan oleh pembentukan Undang Dasar, mengapa Undang-Undang Dasar bersifat singkat, hanya memuat 37 pasal, ditambah dengan 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan. Sifat Undang-Undang Dasar yang singkat itu juga dikemukakan dalam penjelasan, bahwa :

1) Undang-Undang Dasar itu cukup, apabilah telah memuat aturan-aturan pokok saja, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan tugasnya; 2) Undang-Undang Dasar yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini, yang masih harus terus berkembang, harus terus hidup secara dinamis, masih akan terus mengalami perubahan-perubahan;

Dengan aturan-aturan yang tertulis, yang hanya memuat aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman.

b. Makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1) Makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia.

(9)

dari cita-cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

2) Makna alinea-alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Alinea Pertama : dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” menunjukkan keteguhan dan pendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan lawan penjajah. Dengan perkataan itu bukan saja bangsa Indonesia yang bertekad untuk merdeka, tetapi Indonesia akan berdiri di barisan depan untuk menentang dan menghapuskan penjajahan di atas dunia.

Alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Pendirian yang demikian itu yang tercantum dalam Pembukaan UUD akan tetap menjadi landasan pokok mengendalikan politik luar negri kita.

Alinea Kedua : “Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada ssat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Serta adanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang.

Alinea ini menunjukkan adanya ketepatan dan ketazaman penilaian :

a) Bahwa perjuangan penggerakan di Indonesia, telah sampai pada tingkat yang menentukan;

b) Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan;

c) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang medeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

(10)

yang berbunyi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan materiil dan spiritual, keseimbangan kehidupan didunia akhirat.

Alinea Keempat :

berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarkan :

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(11)

3) Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945 itu sendiri, ialah bahwa Pembukaan UUD 1945 itu mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam Batang Tumbuh UUD 1945, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada empat pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam yaitu:

a) Pokok pikiran pertama: “Negara … begitu bunyinya … “ melindugi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

b) Pokok pikiran kedua: “Negara hendak mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat”. Ini merupakan pokok pikiran Keadilan Sosial.

c) Pokok pikiran ketiga, yang terkandung dalam “Pembukaan” ialah negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

d) Pokok pemikiran keempat yang terkandung dalam : “Pembukaan” ialah negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan beradab.

4) Hubungan Pembukaan dan Batang Tumbuh

Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945 itu sendiri. Pembukaan UUD itu sendiri mengandung pokok-pokok pikiran yang kemudian pokok pikiran tersebut diciptakan kedalam pasal-pasal UUD 1945 itu sendiri. Juga dengan memperhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945 memuat falsafah dasar negara Pancasila dan UUD 1945 adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.

c. Batang Tubuh UUD 1945

(12)

Sebagai contoh negara-negara yang menganut pemikiran pertama adalah.

1) Konstitusi negara Myanmar (dahulu Birma) terdiri dari 234 pasal;

2) Konstitusi negara Panama 291 pasal;

3) Konstitusi negara India mencapai 395 pasal.

Seperti pendapat para ahli hukum dari Perancis sebagai pelopor konstitusi di dunia yang menyatakan bahwa konstitusi merupakan karya manusia yang dihasilkan dari penggalian dalam:

1) Filsafat oleh karena perumusan-perumusan dalam konstitusi dapat dikembalikan kepada beberapa sendi yang terletak di bidang filsafat;

2) Seni, oleh karena kata-kata atau bahasa hukum yang digunakan haruslah demikian tegas, jelas dan gamblang. 3) Ilmu Pengetahuan, oleh karena memuat logika dan tidak

terdapat pertentangan-pertentangan didalamnya.

Diproyeksikan pada pengertian tersebut, maka jelas Undang-Undang Dasar 1945 adalah sesuai dengan pendapat ahli-ahli hukum tersebut, karena:

1) UUD 1945 Merupakan hasil yang diangkat dari filsafat bangsa Indonesia, yaitu Pancasila;

2) Bahasa hukum yang digunakan dalam konstitusi Indonesia (UUD 1945) dapat dipandang sebagai hasil seni;

3) Untuk melahirkan dan mengkristalisasi falsafah Pancasila yang menjiwai UUD 1945, bangsa Indonesia telah menggali telah menggunakan berbagai cabang ilmu pengetahuan, misakiyah sejarah, kebudayaan, teknologi dan lain sebagainya.

Adapun tata urutan peraturan-peraturan Republik Indonesia sesuai dengan UUD 1945 sebagaimana ditegaskan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 adalah sebagai berikut.

1) Undang-Undang Dasar 1945 beserta 2) Ketetapan MPR

3) Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti UU 4) Peraturan Pemerintah

5) Keputusan Presiden

6) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: a) Peraturan Menteri

b) Instruksi Menteri c) Dll.

Penjelasan:

1) UUD 1945

(13)

Oktober 1999, adalah ketentuan-ketentuan yang tertinggi tingkanya yang pelaksanaannya dilakukan dengan ketetapan MPR, Undang-Undang atau Keputusan Presiden.

2) Ketetapan MPR

Ketetapan MPR adalah merupakan ketentuan-ketentuan yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislative atau eksekutif

a) Ketetapan MPR yang dimuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan Undang-Undang; b) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam

bidang eksekutif dilaksanakan dengan Keputusan Presiden (Keppres).

3) Undang-Undang (UU)

Undang-Undang adalah untuk melaksanakan UUD atau Ketetapan MPR (dalam bidang-bidang legislative) dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan yang berikut;

b) Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Pemerintah itu harus dicabut.

4) Peraturan Pemerintah (PP)

Adapun memuat aturan-aturan umum untuk melaksanakan Undang-Undang;

5) Keputusan Presiden (Keppres)

Keputusan Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus

(einbalig) adalah untuk melaksanakan ketentuan UUD yang bersangkutan, Ketetapan MPR dalam bidang eksekutif atau Peraturan Pemerintah;

6) Peraturan Pelaksanaan lainnya

Harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan perundang yang lebih tinggi sesuai dengan prinsip hukum (dalam negara hukum). Prinsip hukum ini terkenal dengan istilah/paham “Stufenbau der Reechtsordnung” (Dari Hans Kelsen).

d. Tentang Konvensi

(14)

1) Materi atau tindakan bertentangan dengan UUD 1945 dan biasanya merupakan aturan-aturan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dan praktik kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam UUD;

2) Telah dipraktikan secara berkali-kali dan terus menerus dalam penyelenggaraan negara, untuk waktu yang cukup lama;

3) Diterima baik dalam masyarakat hukumnya

(rechtmilieu).

Mengenai Konvensi selain pidato kenegaraan tersebut, sampai sekarang dapat dikemukakan contoh-contoh lainnya sebagai berikut.

1) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat (bulat);

2) Penyampaian pertanggungjawaban Presiden pada akhir masa jabatannya di depan Sidang MPR yang telah berlangsung 6 kali serta penilaian atas pertanggungjawaban tersebut;

3) Prakarsa presiden untuk menyiapkan bahan-bahan GBHN jauh sebelum sidang MPR itu berlangsunguntuk disampaikan kepada MPR pada waktu peresmiannya; 4) Ratifikasi perjanjian-perjanjian oleh DPR.

e. Isi Batang Tubuh UUD 1945

Batang Tubuh UUD 1945 mengandung isi pokok yang pada dasarnya dibedakan dalam :

1) Pasal-pasal yang berisi pengaturan sistem Pemerintah Negara, termasuk pegaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan Kelembagaan Negara;

Penjabaran lebih lanjut dari Isi Batang Tubuh UUD 1945 adalah.

1) Sistem Pemerintahan Negara

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dijelaskan dengan tentang dan sistematis dalam penjelasan UUD 1945 dan dikenal sebagai tujuh kunci pokok sebagai berikut:

a) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechts stoat).

(15)

c) Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan MPR.

d) Presiden ialah penyelenggara Pemerintah Negara yang tertinggi di bawah Majelis.

e) Presiden yang bertanggung jawab kepada DPR.

f) Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggungjawab terhadap DPR.

g) Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

2) Kelembagaan Negara

a) Majelis Permusyawaratan Rakyat

(1)Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Majelis Majelis sesuai UUD 1945 mempunyai tugas :

(a)Menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3 UUD 1945); (b)Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (Pasal 3 UUD

1945);

(c) Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 ayat 2); Selain itu Majelis juga mempunyai wewenang sebagai berikut.

(d)Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh Lembaga Negara yang lain.

(e)Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis;

(f) Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden;

(g)Meminta pertanggungjawaban dari Presiden mengenai pelaksanaan garis-garis besar haluan negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut;

(h)Mencabut kekuasaan dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden sungguh-sungguh melanggar garis-garis besar haluan negara dan atau Undang-Undang Dasar;

(i) Mengubah Undang-Undang Dasar;

(j) Menetapkan peraturan Tata Tertib Majelis;

(k) Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota;

b) Keanggotaan Majelis

Anggota Majelis adalah pengemban dan pengutaraan Amanat Rakyat yang berbudi pekerti luhur serta setia kepada Pancasila dan UUD 1945.

Referensi

Dokumen terkait

 Siswa mampu menjelaskan peranan virus yang merugikan dan menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari melalui studi kasus..  Siswa mampu membuat karya yang berkaitan dengan

Adapun materi dan objek komparatif yang dikorelasikan dengannya adalah berupa (a) Gambaran tentang Konsepsi Bunga Padma yang tersurat dalam naskah manuskrip

Perhitungan pada motor dengan piston ukuran standard digunakan sebagai bahan perbandingan saja, guna melengkapi analisis yang dilakukan Dibawah ini adalah

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , ( Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal.. pengertian metode quick on the draw, tujuan dan manfaat metode quick on the draw,

Temuan yang paling menggeneralisir tentang harga diri adalah bahwa orang-orang dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar daripada orang dengan

Bisnis utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga tidak dapat

Berdasarkan hasil peneliti mendapatkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki kinerja yang baik.Kinerja seorang dosen di dalam suatu perguruan

pendapat yang ada tentang keterhubungan antara bahasa dan kebudayaan yang cukup lama bertahan adalah (i) struktur bahasa menentukan cara-cara penutur bahasa tersebut