• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN IJAZAH SMA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN IJAZAH SMA SMA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN BLANGKO IJAZAH

SMA, SMALB, DAN SPK

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

(2)

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN BLANGKO

IJAZAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN BLANGKO

IJAZAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Ijazah merupakan salah satu dokumen negara yang

diperoleh peserta didik setelah lulus dari satuan

pendidikan tertentu

.

Oleh karena itu kebenaran data dan informasi yang tercantum di dalamnya mutlak diperlukan.

Oleh karena itu kebenaran data dan informasi yang tercantum di dalamnya mutlak diperlukan.

Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan

terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu

jenjang pendidikan setelah lulus yang diselenggarakan

oleh satuan pendidikan terakreditasi.

[Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 61 ayat (2)]

(3)

Petunjuk Teknis Pengisian Blangko Ijazah

Petunjuk Teknis Pengisian Blangko Ijazah

Meningkatkan ketepatan, kebenaran dalam penulisan blangko

ijazah dan dapat meminimalisir kesalahan dalam pengisian,

sehingga penggunaan blangko ijazah menjadi lebih efisien.

Tuju

an

Memberikan petunjuk

secara umum dan khusus

tentang pengisian

blangko Ijazah

Memberikan petunjuk tentang

Pengisian Blangko Ijazah

Memberikan contoh

tentang pengisian

(4)

Ruang

Lingkup

Petunjuk teknis pengisian blangko Ijazah meliputi

sistem pengkodean, petunjuk umum dan petunjuk

khusus pengisian blangko Ijazah dan contoh pengisian

blangko Ijazah.

Petunjuk teknis pengisian blangko Ijazah ini terbatas

pada hal-hal yang berhubungan dengan Ijazah dari

satpen (SMA, SMALB, SMK, dan SPK) Tahun Pelajaran

2016/2017.

Sasaran

Pejabat atau petugas di tingkat provinsi, kota/kab dan

Panitia Pelaksana Ujian yang ditunjuk untuk mengelola

blangko Ijazah

.

Para Kepala Sekolah, Guru dan Petugas yang ditunjuk

dalam pengelolaan blangko Ijazah.

Ruang Lingkup dan Sasaran

(5)

DESAIN

Desain Blangko Ijazah oleh Kemendikbud (Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Nomor 018/H/EP/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Bentuk,

Spesifikasi, Pencetakan/ Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengisian Blangko Ijazah pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2016/2017).

Desain Blangko Ijazah oleh Kemendikbud (Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Nomor 018/H/EP/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Bentuk,

Spesifikasi, Pencetakan/ Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengisian Blangko Ijazah pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2016/2017).

Blangko

Ijazah

SMA

Blangko

Ijazah SMALB

(6)

DESAIN

Desain Blangko Ijazah oleh Kemendikbud (Peraturan Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Nomor

018/H/EP/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Bentuk,

Spesifikasi, Pencetakan/Penggandaan, Pendistribusian, dan

Pengisian Blangko Ijazah pada Satuan Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2016/2017).

Desain Blangko Ijazah oleh Kemendikbud (Peraturan Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Nomor

018/H/EP/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Bentuk,

Spesifikasi, Pencetakan/Penggandaan, Pendistribusian, dan

Pengisian Blangko Ijazah pada Satuan Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2016/2017).

Blangko Ijazah

SPK

(7)

Jenis blangko Ijazah terdiri dari :  

1. Blangko Ijazah SMA

a. Kurikulum 2006 (K-2006):

1) Blangko Ijazah SMA Program Ilmu Pengetahuan Alam 2) Blangko Ijazah SMA Program Ilmu Pengetahuan Sosial 3) Blangko Ijazah SMA Program Bahasa

 

b. Kurikulum 2013 (K-2013):

1) Blangko Ijazah SMA Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2) Blangko Ijazah SMA Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial

3) Blangko Ijazah SMA Peminatan Bahasa dan Budaya 2. Blangko Ijazah SMALB.

3. Blangko Ijazah SPK.

Jenis Blangko Ijazah

(8)

PETUNJUK UMUM DAN PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN

BLANGKO IJAZAH SMA DAN SMALB

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETUNJUK UMUM DAN PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN

BLANGKO IJAZAH SMA DAN SMALB

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1.

1.

Ijazah untuk SMA, SMALB, SPK, SMK diterbitkan oleh satuan

pendidikan yang bersangkutan.

Ijazah untuk SMA, SMALB, SPK, SMK diterbitkan oleh satuan

pendidikan yang bersangkutan.

2.

2.

Terdapat tiga jenis Ijazah yaitu: Ijazah untuk sekolah yang

menggunakan Kurikulum 2006, Ijazah untuk sekolah yang

menggunakan 2013, dan Ijazah untuk satuan pendidikan kerjasama

(SPK).

Terdapat tiga jenis Ijazah yaitu: Ijazah untuk sekolah yang

menggunakan Kurikulum 2006, Ijazah untuk sekolah yang

menggunakan 2013, dan Ijazah untuk satuan pendidikan kerjasama

(SPK).

3.

3.

Perbedaan Ijazah antara kurikulum 2006, 2013, maupun SPK

terletak pada halaman belakang yaitu Daftar Nilai dan kode blangko

yang terletak halaman depan. Contoh:

Perbedaan Ijazah antara kurikulum 2006, 2013, maupun SPK

terletak pada halaman belakang yaitu Daftar Nilai dan kode blangko

yang terletak halaman depan. Contoh:

PETUNJUK UMUM PENGISIAN BLANGKO IJAZAH

A

Kode

Keterangan

DN-03

Ma/13

0000001

Kurikulum 2013

DN-03

Ma/06

0000001

Kurikulum 2006

DN-03

Ma/SPK

(9)

4.

4.

Ijazah terdiri dari 2 (dua) muka dicetak bolak-balik, dimana identitas dan redaksi di halaman depan, hasil ujian/daftar nilai ujian di halaman belakang. Ijazah terdiri dari 2 (dua) muka dicetak bolak-balik, dimana identitas dan

redaksi di halaman depan, hasil ujian/daftar nilai ujian di halaman belakang.

5.

5.

Ijazah SMA, SMALB, SPK, dan SMK diisi oleh panitia penulisan Ijazah yang dibentuk Kepala Sekolah.

Ijazah SMA, SMALB, SPK, dan SMK diisi oleh panitia penulisan Ijazah yang dibentuk Kepala Sekolah.

6.

6.

Pengisian Ijazah menggunakan tulisan tangan dengan tulisan huruf yang

benar, jelas, rapi, bersih, dan mudah dibaca menggunakan tinta warna hitam yang tidak mudah luntur dan tidak mudah dihapus.

Pengisian Ijazah menggunakan tulisan tangan dengan tulisan huruf yang

benar, jelas, rapi, bersih, dan mudah dibaca menggunakan tinta warna hitam yang tidak mudah luntur dan tidak mudah dihapus.

7.

7.

Ijazah yang mengalami kesalahan dalam pengisian disilang dengan tinta warna hitam pada kedua sudut yang berlawanan pada halaman muka dan belakang.

Ijazah yang mengalami kesalahan dalam pengisian disilang dengan tinta warna hitam pada kedua sudut yang berlawanan pada halaman muka dan belakang.

8.

8.

Sisa blangko Ijazah SMA, SMALB, dan SPK yang terdapat di sekolah, diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dengan disertai berita acara yang ditandatangani

oleh kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten atau pejabat yang mewakili.

Sisa blangko Ijazah SMA, SMALB, dan SPK yang terdapat di sekolah, diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dengan disertai berita acara yang ditandatangani

oleh kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten atau pejabat yang mewakili.

a. Setelah seluruh pengisian Ijazah selesai, Ijazah yang salah tersebut dimusnahkan dengan disertai berita acara pemusnahan.

(10)

9.

9.

Sisa blangko Ijazah SMA, SMALB, dan SPK yang terdapat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dapat dimusnahkan setelah 6 (enam) bulan terhitung sejak jadwal pengisian ijazah dengan disertai berita acara pemusnahan yang disaksikan oleh pejabat Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi atau pejabat yang mewakili.Sisa blangko Ijazah SMA, SMALB, dan SPK yang terdapat di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dapat dimusnahkan setelah 6 (enam) bulan terhitung sejak jadwal pengisian ijazah dengan disertai berita acara pemusnahan yang disaksikan oleh pejabat Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi atau pejabat yang mewakili.

10.

10.

Dalam hal ditemukan kesalahan penulisan dalam ijazah setelah sisa blangko Ijazah dimusnahkan, maka dapat dibuat ralat dengan

diterbitkannya surat keterangan oleh kepala satuan pendidikan yang bersangkutan.

Dalam hal ditemukan kesalahan penulisan dalam ijazah setelah sisa blangko Ijazah dimusnahkan, maka dapat dibuat ralat dengan

diterbitkannya surat keterangan oleh kepala satuan pendidikan yang bersangkutan.

11.

11.

Satuan pendidikan/Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi tidak diperkenankan untuk menahan atau tidak memberikan Ijazah kepada pemilik Ijazah yang sah dengan alasan apapun. Siswa pemilik Ijazah SMA, SMALB, dan SPK yang sudah pindah domisili, Ijazah dapat diambil ke Satuan Pendidikan yang menerbitkan.

(11)

PETUNJUK UMUM DAN PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN

BLANGKO IJAZAH SMA, SMALB, DAN SPK

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETUNJUK UMUM DAN PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN

BLANGKO IJAZAH SMA, SMALB, DAN SPK

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN HALAMAN DEPAN BLANGKO IJAZAH

B

1.

Angka 1 diisi dengan nama sekolah bersangkutan yang menerbitkan

Ijazah sesuai dengan nomenklatur.

 

Contoh :

a. Kota Semarang (SMA) Negeri 3 Semarang

Contoh :

a. Kota Semarang (SMA) Negeri 3 Semarang

Contoh :

a. Kabupaten Semarang (SMA) Negeri 2 Ungaran

Islam Sudirman Ambarawa

Contoh :

a. Kabupaten Semarang (SMA) Negeri 2 Ungaran

Islam Sudirman Ambarawa

b. Kota Semarang (SMALB)

Tunarungu Widya Bhakti Semarang

b. Kota Semarang (SMALB)

Tunarungu Widya Bhakti Semarang

b. Kabupaten Semarang (SMALB) Negeri Ungaran, Kabupaten Semarang

b. Kabupaten Semarang (SMALB) Negeri Ungaran, Kabupaten Semarang

(12)

2.

Angka 2 diisi dengan

Nomor Pokok Sekolah Nasional yang

menerbitkan Ijazah.

3. Angka 3 diisi dengan nama Kota/Kabupaten*)

*) Coret salah satu yang tidak sesuai.

4. Angka 4 diisi dengan nama provinsi

5. Angka 5 diisi dengan

nama siswa pemilik Ijazah

menggunakan huruf

(KAPITAL).

Nama harus sama dengan yang tercantum pada Akte

Kelahiran/Dokumen Kelahiran yang sah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atau ijazah yang diperoleh dari satuan pendidikan jenjang

dibawahnya.

a. Kota Semarang (SMA)

ABRAHAM JORDY WINARTO

a. Kota Semarang (SMA)

ABRAHAM JORDY WINARTO

b. Kota Semarang (SMALB)

STEVANUS GENTA NOVENDRA

PRAYOGA

b. Kota Semarang (SMALB)

STEVANUS GENTA NOVENDRA

PRAYOGA

a. Kabupaten Semarang (SMA)

NAZALIA RIZKI AZALIA

a. Kabupaten Semarang (SMA)

NAZALIA RIZKI AZALIA

b. Kabupaten Semarang

(SMALB)

DESI RATNASARI

b. Kabupaten Semarang

(SMALB)

(13)

6. Angka 6 diisi dengan tempat dan tanggal lahir siswa pemilik Ijazah.

Tempat dan tanggal lahir harus sesuai dengan yang tercantum pada Akte

Kelahiran/Dokumen Kelahiran yang sah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atau ijazah yang diperoleh dari satuan pendidikan

jenjang dibawahnya.

a. Kota Semarang (SMA)

Sukoharjo, 11 April 1999

a. Kota Semarang (SMA)

Sukoharjo, 11 April 1999

b. Kota Semarang

(SMALB)

Semarang, 9 November

1998

b. Kota Semarang

(SMALB)

Semarang, 9 November

1998

a. Kabupaten Semarang (SMA)

Kabupaten Semarang, 3 November

1998

a. Kabupaten Semarang (SMA)

Kabupaten Semarang, 3 November

1998

b. Kabupaten Semarang

(SMALB)

Semarang, 09 Desember 1994

b. Kabupaten Semarang

(SMALB)

(14)

7. Angka 7 diisi dengan

nama orang tua/wali siswa pemilik Ijazah.

1) Kota Semarang

a) SMA

Yohanes Winarto, S.H.,

M.M.

1) Kota Semarang

a) SMA

Yohanes Winarto, S.H.,

M.M.

2) Kabupaten Semarang

a) SMA

Muhlasyim

2) Kabupaten Semarang

a) SMA

Muhlasyim

b) SMALB

Yohanes Vianney Indrawan

b) SMALB

Yohanes Vianney Indrawan

b) SMALB

Tugiman

b) SMALB

Tugiman

(15)

8.

Angka 8 diisi dengan

nomor induk siswa pemilik Ijazah

pada

sekolah yang

bersangkutan seperti tercantum pada buku induk.

a. Kota Semarang

1) SMA

214021529

a. Kota Semarang

1) SMA

214021529

b) Kabupaten Semarang

1) SMA

7457

b) Kabupaten Semarang

1) SMA

7457

2) SMALB

4053

2) SMALB

4053

2) SMALB

043

2) SMALB

043

(16)

9. Angka 9 diisi dengan nomor induk siswa nasional pemilik Ijazah. Nomor

induk siswa nasional terdiri atas

10 digit

yaitu

3 (tiga) digit

pertama

tentang tahun lahir pemilik ijazah dan

7 (tujuh) digit akhir

tentang

nomor pemilik ijazah yang diacak oleh sistem di Kemendikbud.

1) Kota Semarang

a. SMA

9991283117

1) Kota Semarang

a. SMA

9991283117

2) Kabupaten

Semarang

a. SMA

9980873978

2) Kabupaten

Semarang

a. SMA

9980873978

b. SMALB

9964395050

b. SMALB

9964395050

b. SMALB

9945915054

b. SMALB

9945915054

(17)

10. Angka 10 diisi dengan

nomor peserta Ujian Nasiona

l terdiri atas

14

(empat belas)

digit

sesuai dengan nomor peserta yang tertera di Sertifikat Hasil Ujian

Nasional (SHUN).

1 (satu) digit

berisi informasi jenjang pendidikan,

2 (dua)

digit

berisi informasi tahun

, 2 (dua) digit

berisi informasi kode provinsi,

2

(dua) digit

berisi informasi kode kota/kabupaten,

3 (tiga) digit

berisi

informasi kode sekolah,

3 (tiga) digit

berisi informasi kode urut peserta, dan

1 (satu) digit

Contoh :

berisi informasi validasi.

1) Kota Semarang (SMA)

3-17-03-01-003-474-7

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

3-17-03-01-003-474-7

2)

Kabupaten Semarang

(SMA)

3-17-03-30-011-148-5

2)

Kabupaten Semarang

(SMA)

3-17-03-30-011-148-5

2) Kota Semarang

(SMALB)

3-17-03-01-902-003-6

2) Kota Semarang

(SMALB)

3-17-03-01-902-003-6

2

) Kabupaten Semarang (SMALB)

3-17-03-30-902-010-7

2

) Kabupaten Semarang (SMALB)

3-17-03-30-902-010-7

(18)

11. Angka 11 diisi dengan

sekolah penyelenggara ujian sekolah

.

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

SMA Negeri 3 Semarang

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

SMA Negeri 3 Semarang

1) Kabupaten Semarang

(SMA)

SMA Negeri 2 Ungaran

SMA Islam Sudirman

Ambarawa

1

) Kabupaten Semarang

(SMA)

SMA Negeri 2 Ungaran

SMA Islam Sudirman

Ambarawa

2) Kota Semarang (SMALB)

SMALB Tunarungu Widya

Bhakti

Semarang

2) Kota Semarang (SMALB)

SMALB Tunarungu Widya

Bhakti

Semarang

2) Kabupaten Semarang

(SMALB)

SMALB Negeri Ungaran

2) Kabupaten Semarang

(SMALB)

(19)

12. Angka 12 diisi dengan

sekolah penyelenggara ujian nasional.

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

SMA Negeri 3 Semarang

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

SMA Negeri 3 Semarang

1) Kabupaten Semarang

(SMA)

SMA Negeri 2 Ungaran

SMA Islam Sudirman

Ambarawa

1) Kabupaten Semarang

(SMA)

SMA Negeri 2 Ungaran

SMA Islam Sudirman

Ambarawa

2) Kota Semarang (SMALB)

SMALB Tunarungu Widya

Bhakti

Semarang

2) Kota Semarang (SMALB)

SMALB Tunarungu Widya

Bhakti

Semarang

2) Kabupaten Semarang

(SMALB)

SMALB Negeri Ungaran

2) Kabupaten Semarang

(SMALB)

SMALB Negeri Ungaran

(20)

13. Angka 12a khusus untuk

Ijazah Pendidikan Luar Biasa, dengan

ketentuan

sbb:

- Untuk SMALB (kurikulum 2006) diisi dengan jenis ketunaan peserta

didik, yang terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan,

tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, tunadaksa sedang, tunalaras,

dan tunaganda.

-

Untuk SMALB (kurikulum 2013) diisi dengan jenis kekhususan peserta

didik,

yang

terdiri

dari

hambatan

penglihatan,

hambatan

(21)

14. Angka 13 diisi dengan nama Kota/Kabupaten tempat penerbitan

Ijazah, dilanjutkan dengan tanggal (2 digit) dan bulan ditulis dengan

menggunakan huruf (tidak boleh disingkat), sesuai dengan tanggal

pengumuman kelulusan di satuan pendidikan.

Contoh :

a. Kota Semarang (SMA) Semarang, 02 Mei 2017

Contoh :

a. Kota Semarang (SMA) Semarang, 02 Mei 2017

a. Kabupaten Semarang (SMA)

Semarang, 02 Mei 2017

a. Kabupaten Semarang (SMA)

Semarang, 02 Mei 2017

b. Kota Semarang (SMALB)

Semarang, 02 Mei 2017

b. Kota Semarang (SMALB)

Semarang, 02 Mei 2017

b. Kabupaten Semarang (SMALB)

Semarang, 02 Mei 2017

(22)

15. Angka 14 diisi dengan nama Kepala Sekolah dari sekolah yang bersangkutan yang menerbitkan ijazah dan dibubuhkan tanda tangan. Bagi Kepala Sekolah pegawai negeri sipil diisi dengan Nomor Induk Pegawai (NIP), sedangkan kepala sekolah yang non pegawai negeri sipil diisi satu buah strip (-).

Tambahan penjelasan:

Dalam hal kepala sekolah berhalangan tetap, dan belum ada kepala sekolah yang definitif, maka dapat mengacu pada surat Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tanggal 28 Mei 2012 nomor 0007/SDAR/BSNP/V/2012, perihal Penandatangan SKHUN dan Ijazah sbb:

Ijazah dapat ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah yang

memiliki jabatan fungsional guru, yang diberikan mandat oleh Bupati/Walikota;

Bila Plt Kepala Sekolah tidak memiliki jabatan fungsional guru, Bupati/Walikota dapat

menunjuk Wakil Kepala Sekolah yang memiliki jabatan fungsional guru, dengan memberi surat mandat.Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

Drs. Wiharto, M.Si.

NIP. 19631003 198803 1 009

Contoh :

1) Kota Semarang (SMA)

Drs. Wiharto, M.Si.

NIP. 19631003 198803 1 009

1) Kabupaten Semarang (SMA) Dra. Yani Sri Ernawati, M.Pd. NIP. 19610311 198903 2 004

1) Kabupaten Semarang (SMA) Dra. Yani Sri Ernawati, M.Pd. NIP. 19610311 198903 2 004

2) Kota Semarang (SMALB)

Agustina Herawati, S.Pd. NIP.

2) Kota Semarang (SMALB)

Agustina Herawati, S.Pd. NIP.

2) Kabupaten Semarang (SMALB)

H. Asngari, S.Pd.

NIP. 19591218 198404 1 002

2) Kabupaten Semarang (SMALB)

H. Asngari, S.Pd.

(23)

16. Angka 15 dibubuhkan

cap sekolah dari sekolah bersangkutan

yang menerbitkan Ijazah sesuai dengan nomenklatur.

17.

Angka 16 ditempelkan

Pasfoto peserta didik yang terbaru

ukuran 3 cm x 4 cm hitam putih atau berwarna, dibubuhi cap tiga

jari tengah tangan kiri pemilik Ijazah serta stempel menyentuh

pasfoto.

18. Nomor ijazah adalah sistem pengkodean pemilik ijazah yang

(24)

Keterangan sistem pengkodean sebagai berikut:

a. Kode Penerbitan

Dalam Negeri (DN) dan provinsi.

Provinsi Jawa Tengah: DN-03 (DN-03 sudah tercetak pada blangko Ijazah).

b. Kode Jenjang Pendidikan, meliputi: M = Pendidikan Menengah

c. Kode Jenis Satuan Pendidikan, meliputi: Ma = SMA (Sekolah Menengah Atas)

Mab = SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa) Ma = SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama)

d. Kode Kurikulum, meliputi: 06 = Kurikulum 2006 13 = Kurikulum 2013

Ma = SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama)

(25)

1. Angka 1 diisi dengan

nama pemilik Ijazah

menggunakan huruf

(KAPITAL).

Nama harus sama dengan yang tercantum pada Akte Kelahiran/Dokumen

Kelahiran yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau ijazah

yang diperoleh dari satuan pendidikan jenjang dibawahnya.

Contoh:

a. Kota Semarang

  1) SMA

ABRAHAM JORDY WINARTO  

2) SMALB

STEVANUS GENTA NOVENDRA PRAYOGA  

3) SPK

VALENCIA URSULA KHRISNAMURTI   

b. Kabupaten Semarang

  1) SMA

NAZALIA RIZKI AZALIA  

2) SMALB

DESI RATNASARI

PETUNJUK KHUSUS PENGISIAN HALAMAN BELAKANG BLANGKO IJAZAH

(26)

2. Angka 2 diisi dengan

tempat dan tanggal lahir siswa pemilik Ijazah

.

Tempat dan tanggal lahir harus sesuai dengan yang tercantum pada Akte

Kelahiran/Dokumen Kelahiran yang sah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atau ijazah yang diperoleh dari satuan pendidikan

jenjang dibawahnya.

 

Contoh:

a. Kota Semarang 1) SMA

Sukoharjo, 11 April 1999

2) SMALB

Semarang, 9 November 1998

3) SPK

Samarinda, 20 Juni 1999

b. Kabupaten Semarang 1) SMA

Kabupaten Semarang, 3 November 1998

2) SMALB

(27)

3. Angka 3 diisi dengan

nomor induk siswa pemilik ijazah

pada

sekolah yang

bersangkutan seperti yang tercantum pada buku induk.

 

Contoh:

a. Kota Semarang 1) SMA

214021529

2) SMALB 4053

3) SPK

1415101427

b. Kabupaten Semarang 1) SMA

7457

(28)

4. Angka 4 diisi dengan

nomor induk siswa nasional pemilik Ijazah

.

Nomor induk siswa nasional terdiri atas 10 digit yaitu tiga digit

pertama tentang tahun lahir pemilik ijazah dan tujuh digit terakhir

tentang nomor pemilik ijazah yang diacak oleh sistem di Kemendikbud.

 

Contoh:

a. Kota Semarang

 

1) SMA

9991283117

 

2) SMALB

9964395050

3) SPK

9993856235

b. Kabupaten Semarang

 

1) SMA

9980873978

2) SMALB

(29)

No

Pendidikan

Jenjang

Kurikulum

Rata-rata dari Nilai Rapor

1

SMA dan

K-2006

Semester

3

sampai

dengan

semester 6

 

SMALB

K-2013

Semester

1

sampai

semester

dengan 6

 

 

SKS

Semester

1

sampai

semester

dengan 6

5. Angka 4 khusus untuk ijazah Pendidikan Luar Biasa dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Untuk SMALB (kurikulum 2006) diisi dengan jenis ketunaan peserta didik, yang terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa ringan, tunadaksa sedang, tunalaras, dan tunaganda.

b. Untuk SMALB (kurikulum 2013) diisi dengan jenis kekhususan peserta didik, yang terdiri dari hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan berfikir, hambatan fisik, autis, dan disabilitas majemuk.

6. Angka 5 diisi dengan Nilai Rata-rata Rapor yang diambil dari beberapa

(30)

Nilai sebelum Pembulatan Nilai setelah Pembulatan

83,4 83

83,5 84

83,6 84

7. Angka 6 diisi dengan Nilai Ujian Sekolah tiap mata pelajaran. Khusus mata

pelajaran yang diuji dengan ujian tertulis dan ujian praktik, nilai ujian sekolah dihitung berdasarkan rata-rata nilai ujian tertulis dan ujian praktik.

8. Rata-rata Rapor yang dimaksud pada angka 5, dan nilai ujian sekolah yang

dimaksud pada angka 6, ditulis dengan menggunakan bilangan bulat dalam rentang

0-100 (tanpa desimal).

Contoh:

(31)

9. Angka 7 diisi dengan nama Kota/Kabupaten tempat penerbitan Ijazah,

dilanjutkan dengan tanggal (2 digit) dan bulan ditulis dengan menggunakan huruf

(tidak boleh disingkat), sesuai dengan tanggal pengumuman kelulusan di

satuan pendidikan.

 

Contoh:

a. Kota Semarang 1) SMA

Semarang, 02 Mei 2017

2) SMALB

Semarang, 02 Mei 2017  

3) SPK

Semarang, 02 Mei 2017  

b. Kabupaten Semarang

 

1) SMA

Semarang, 02 Mei 2017

   

2) SMALB

(32)

10. Angka 8 diisi dengan nama Kepala Sekolah yang menerbitkan Ijazah dan dibubuhkan tanda tangan kepala sekolah yang bersangkutan.

 

11. Angka 9 diisi dengan Nomor Induk Pegawai (NIP) Kepala Sekolah yang

bersangkutan. Bagi yang berstatus non pegawai negeri sipil diisi satu buah

strip (-).

  Contoh:

1) Kota Semarang

  a) SMA

Drs. Wiharto, M.Si.

NIP. 19631003 198803 1 009

b) SMALB

Agustina Herawati, S.Pd. NIP.

c) SPK

Ilham Husnan Nugroho, S.T. NIP.

2) Kabupaten Semarang a) SMA

Dra. Yani Sri Ernawati, M.Pd. NIP. 19610311 198903 2 004  

b) SMALB

H. Asngari, S.Pd.

NIP. 19591218 198404 1 002

12. Angka 10 dibubuhkan cap sekolah dari sekolah bersangkutan yang

(33)

NO. KODE KOTA/KABUPATEN

1. 01 KOTA SEMARANG

2. 02 KOTA SURAKARTA 3. 03 KOTA TEGAL

4. 04 KOTA PEKALONGAN 5. 05 KOTA SALATIGA 6. 06 KOTA MAGELANG

7. 07 KABUPATEN BANYUMAS 8. 08 KABUPATEN

BANJARNEGARA

9. 09 KABUPATEN CILACAP 10. 10 KABUPATEN

PURBALINGGA

11. 11 KABUPATEN KEBUMEN 12. 12 KABUPATEN MAGELANG 13. 13 KABUPATEN PURWOREJO 14. 14 KABUPATEN

TEMANGGUNG

15. 15 KABUPATEN WONOSOBO 16. 16 KABUPATEN BOYOLALI 17. 17 KABUPATEN

KARANGANYAR

Lanjutan

NO. KODE KOTA/KABUPATEN 18. 18 KABUPATEN KLATEN 19. 19 KABUPATEN SRAGEN 20. 20 KABUPATEN SUKOHARJO 21. 21 KABUPATEN WONOGIRI 22. 22 KABUPATEN BLORA 23. 23 KABUPATEN JEPARA 24. 24 KABUPATEN KUDUS 25. 25 KABUPATEN PATI

26. 26 KABUPATEN REMBANG 27. 27 KABUPATEN DEMAK

28. 28 KABUPATEN GROBOGAN 29. 29 KABUPATEN KENDAL 30. 30 KABUPATEN SEMARANG 31. 31 KABUPATEN BATANG 32. 32 KABUPATEN BREBES 33. 33 KABUPATEN

PEKALONGAN

34. 34 KABUPATEN PEMALANG 35. 35 KABUPATEN TEGAL

NO. KODE KOTA/KABUPATEN

18. 18 KABUPATEN KLATEN 19. 19 KABUPATEN SRAGEN 20. 20 KABUPATEN SUKOHARJO 21. 21 KABUPATEN WONOGIRI 22. 22 KABUPATEN BLORA 23. 23 KABUPATEN JEPARA 24. 24 KABUPATEN KUDUS 25. 25 KABUPATEN PATI

26. 26 KABUPATEN REMBANG 27. 27 KABUPATEN DEMAK

28. 28 KABUPATEN GROBOGAN 29. 29 KABUPATEN KENDAL 30. 30 KABUPATEN SEMARANG 31. 31 KABUPATEN BATANG 32. 32 KABUPATEN BREBES 33. 33 KABUPATEN

PEKALONGAN

(34)

CONTOH PENGISIAN

(35)
(36)
(37)
(38)

CONTOH PENGISIAN

(39)
(40)
(41)

CONTOH PENGISIAN

(42)
(43)
(44)

CONTOH PENGISIAN

(45)
(46)
(47)
(48)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penduduk yang dikategorikan tidak bisa mengelola ekonomi rumah tangga yang baik, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan rumah tangga adalah mereka yang

Hidup dengan kondisi yang bercukupan dan masih tergolong keluarga yang belum mandiri karena kalau di lihat secara kasat mata pada waktu itu, ekonomi keluarga ini masih dibantu

Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang PKDRT pada pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan

Variabel religiusitas diukur dengan merancang alat ukur berdasarkan dimensi religiusitas dari Glock dan Stark yang terdiri dari 22 aitem, sedangkan variabel SWB diukur

Jadi, yang dimaksud dengan kerja sama di sini adalah suatu bentuk kerja sama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk men- capai satu atau beberapa tujuan bersama..

Ketika kamu mengukur dengan satuan jengkal, pasti di berbagai negara ukuran benda yang sama tidak akan memiliki hasil pengukuran yang sama karena ukuran jengkal tiap

MACAM MADU DAN HERBAL ALAMI BERKUALITAS YANG AKAN MERLAYANI ANDA DIMANA

Pembacaan cerpen bertujuan agar pendengar dapat memahami isi cerpen tersebut sekaligus menikmatinya. Untuk itu, pembaca cerpen harus mampu berkomunikasi dengan pendengar. Akan