• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Fakultas Prog

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Fakultas Prog"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM

INFORMASI

MANAJEMEN

Pemanfaatan Informasi

Dalam

Kualitas Produk dan Jasa

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ilmu Komputer Sistem

Informasi

10

MK18035 Riri Fajriah, S.Kom, MM

Abstract

Kompetensi

Peranan CBIS dalam memperbaiki kualitas produk dan jasa bagi suatu perusahan, adalah dengan penggunaan CBIS pihak manajemen selaku pihak yang berwenang dalam pengembangan kualitas produk dan jasanya dapat mengambil informasi mengenai keadaan pasar saat itu, dimana antaranya dapat mengambil informasi mengenai tanggapan pasar tentang barang dan jasa yang telah diproduksi, persaingan produk sejenis dipasaran

(2)

dan informasi penjualan produk dan jasa dipasaran.

Bab 1 – Dimensi-Dimensi

Kualitas

Produk dan Jasa

Sekarang, organisasi manufaktur dan jasa dari semua jenis dan ukuran menyadari tanggung jawab mereka untuk memenuhi tuntutan kualitas dari konsumen mereka. Komputer berperan penting dalam sistem yang digunakan organisasi – organisasi tersebut untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.

Komputer juga memiliki peran lain dalam usaha perusahaan mencapai kualitas. Unit jasa informasi (IS) menghasilkan produk, yaitu informasi yang dibutuhkan pelanggannya, yaitu para pemakai informasi. Para pemakai membentuk persepsi mengenai kualitas produk dan jasa yang ditawarkan oleh IS (Information System), dan persepsi ini dapat sangat mempengaruhi unit IS. Pertumbuhan end-user computing sebagian besar dipengaruhi oleh ketidakpuasan pemakai atas kualitas produk dan jasa informasi yang mereka terima.

A. Dimensi – Dimensi Kualitas Produk

Kinerja, dimensi ini mengenai seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukannya. Contohnya, sejumlah karakteristik kinerja suatu mobil adalaha akselerasi, kecepatan jelajah, jarak pengereman, radius berputar, dan kilometer per liter.

Features, ini adalah “pernak – pernik” yang melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk.

Keandalan, dimensi kualitas ini berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa. Kita sering mendengar betapa pentingnya keandalan (reliability).

Kesesuaian, dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik produk tersebut sesuai dengan standar.

(3)

Kemudahan Perbaikan, produk yang digunakan untuk jangka waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara. Rancangan produk untuk memudahkan oerbaikan menambah nilai produk.

Keindahan, keindahan suatu produk – bagaimana produk tersebut dilihat dan dirasakan – dapat menjadi dimensi yang penting.

Persepsi terhadap Kualitas, dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya. Iklan, peringkat dari para pakar, dan pendapat teman dan keluarga dapat mempengaruhi persepsi kita pada kualitas produk.

B. Dimensi – Dimensi Kualitas Jasa

Berwujud, ini adalah hal – hal yang dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan dan peralatan.

Keandalan, sama seperti produk harus andal, demikian pula personil jasa harus dapat melakukan pekerjaannya secara konsisten, akurat dan dapat diandalkan.

Responsif, pelanggan tidak ingin harus menunggu untuk dilayani.

Kepastian, pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan terpelajar. Melalui tindakan dan penampilannya, orang yang menyediakan jasa menampilkan kepercayaan dan keyakinan.

Empathy, personil jasa harus menunjukkan perhatian yang tulus pada para pelanggan dan kebutuhan mereka.

C. Dasar – Dasar Manajemen Kualitas

Manajemen Kualitas adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat kualitas yang diinginkan pada proses, produk dan jasanya dengan mengikuti praktek – praktek manajemen fundamental. Beberapa Konsep Manajemen Kualitas adalah sebagai berikut :

Empat Belas Pokok Deming, profesor statistik di New York University tahun 1940-an y1940-ang pergi ke Jep1940-ang untuk memb1940-antu negara tersebut memb1940-angkitk1940-an kembali kemampuan industrinya setelah perang dunia II. Deming terkenal karena Empat Belas Pokok-nya. Empat Belas Pokok Deming adalah :

1. Tetapkan tujuan inovasi dan perbaikan yang terus menerus.

(4)

3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi masal.

4. Hentikan praktek memberikan bisnis berdasarkan harga.

5. Gunakan metode statistik untuk menemukan titik – titik permasalahan. 6. Lembagakan metode – metode modern dalam pelatihan kerja.

7. Perbaikan pengawasan – lakukan apa yang tepat bagi perusahaan.

8. Usir rasa takut, sehingga orang – orang merasa aman untuk mengungkapkan permasalahan dan meminta informasi.

9. Hilangkan halangan antar departemen serta halangan dengan pemasok dan pelanggan sehingga ada komunikasi terbuka yang efektif.

10. Hapuskan poster – poster dan slogan – slogan, karena tidak membantu memecahkan masalah.

11. Hilangkan standar kerja berdasarkan kuota jumlah, karena mengabaikan kualitas dan membatasi produksi.

12. Singkirkan halangan antar para pekerja dan hak mereka untuk bangga dalam pekerjaan mereka.

13. Lembagakan berbagai program pelatihan kembali untuk mengejar perubahan dan perkembangan baru.

14. Ciptakan struktur manajemen puncak yang akan menekankan pokok – pokok ini setiap hari.

Trilogi Kualitas Juran, Joseph Juran menyadari bahwa biaya dari kegagalan produk menjadi batas atas investasi pengendalian kualitas, dan bahwa keputusan selama rancangan produk berdampak pada produksi dan penggunaan.

Total Quality Control Feigenbaum, Armand Feigenbaum adalah yang pertama menyadari bahwa kualitas bukan tanggung jawab bagian manufaktur aja. Dia menganjurkan agar semua area fungsional berperan dan tim – tim proyek multifungsional dibentuk untuk menangani pengembangan produk baru, produksinya, dan distribusinya hingga penyelesaiannya.

(5)

Bab 2 – Total Quality

Management

Pendekatan menuju manajemen kualitas strategis yang mendapatkan paling banyak perhatian saat ini adalah “Total Quality Management” (TQM), manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan.

Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :

 Kualitas didefinisikan oleh pelanggan.

 Kualitas dicapai oleh manajemen.

 Kualitas adalah tanggung jawab seluruh perusahaan

Filosofi TQM, Filosofi TQM menyadari pengaruh penting dari pelanggan. Filosofi kualitas pada sumbernya menyadari bahwa para pekerja dapat berfungsi sebagai pemeriksa kualitas mereka sendiri.

Peralatan – Peralatan Grafis, Dalam melaksanakan TQM, manajemen dapat menggunakan berbagai bagan dan grafik untuk memantau aktivitas kualitas. Sebagian grafik ini dikembangkan di dalam fungsi manufaktur dan biasanya digunakan terbatas pada area tersebut.

Peralatan – Peralatan Statistik, Sistem pengendalian kualitas yan formal mula–mula diterapkan dalam fungsi manufaktur. Pendekatan yang umum adalah membuat secara khusus suatu departemen pengendalian kualitas, dan mempekerjakan para pemeriksa kualitas untuk memantau arus material dan arus kerja di pabrik.

Elemen- Elemen Total Quality Management :

a) Filosofi TQM

 Standar kualitas ditentukan pelanggan.

 Hubungan pelanggan-pemasok

 Orientasi pencegahan

(6)

 Perbaikan terus menerus

b) Peralatan Grafik

 Bagan arus proses

 Check sheet

 Analisis Pareto & Histogram

 Diagram sebab akibat

 Run Chart

 Schatter diagram

 Bagan pengendalian

c) Peralatan Statistik

 Rencana sampling

 Kemampuan proses

 Metode taguchi

Bab 3 – Kualitas dan Keunggulan

Kompetitif

Kerugian Kualitas yang Buruk, Kualitas yang buruk dapat merugikan perusahaan dalam empat cara :

1. Kehilangan Bisnis

Karena tidak memenuhi standar kualitas dari pelanggan, perusahaan kehilangan bisnis. Pelanggan akan memindahkan pesanannya ke tempat lain.

2. Tuntutan Hukum

Dengan menghasilkan produk dan menyediakan jasa yang berkualitas buruk, perusahaan berisiko dituntut oleh pelanggan atas kerusakan atau kecelakaan, dan harus membayar ganti rugi dan penyesalan yang mahal.

(7)

Material berkualitas rendah, mesin yang usang atau tidak tepat lagi, dan proses yang tidak efisien dapat menyebabkan para pekerja mencapai tingkat produktivitas yang lebih rendah.

4. Biaya – biaya

Perusahaan mengikuti program manajemen kualitas dengan kesadaran penuh bahwa ada biaya yang timbul. Biaya ini terbagi dalam tiga kategori yaitu, Biaya kegagalan, Biaya penilaian, dan Biaya pencegahan.

Keuntungan Kualitas yang Baik, Keuntungan yang didapat perusahaan karena menyediakan produk dan jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan. Hubungan – hubungan dalam model ini adalah sebagai berikut :

1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan – pelanggan dengan kebutuhan produk dan jasa tertentu.

2. Penelitian pemasaran mengidentifikasi kebutuhan tersebut, dan mendefinisikannya dalam hal kualitas.

3. Pelanggan menganggap produk dan jas perusahaan lebih berkualitas dari pesaingnya.

4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatif lebih tinggi dari pada harga pesaing.

5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi.

6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar.

7. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan lebih baik dari pada pesaing.

8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali.

9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas aakn menghasilkan biaya yang lebih murah daripada pesaing.

10.Gabungan darikeunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar dan biaya menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan.

(8)

Produk dan Jasa

Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.

Peranan CBIS dalam memperbaiki kualitas produk dan jasa bagi suatu perusahan, adalah dengan penggunaan CBIS pihak manajemen selaku pihak yang berwenang dalam pengembangan kualitas produk dan jasanya dapat mengambil informasi mengenai keadaan pasar saat itu, dimana antaranya dapat mengambil informasi mengenai tanggapan pasar tentang barang dan jasa yang telah diproduksi, persaingan produk sejenis dipasaran dan informasi penjualan produk dan jasa dipasaran.

Contoh penerapan CBIS : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Praktis segala sesuatu yang terjadi di perusahaan dicatat oleh SIA. Saat tindakan berlangsung dan transaksi terjadi, data dimasukkan ke dalam database, yang menyediakan sumber informasi yang berkaitan dengan kualitas.

Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai yaitu dari pihak luar perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam perusahaan (internal). Pihak – pihak ekternal antara lain pelanggan, supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah, sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen, purchasing, dan inventory control management, production management, personal management, financial management.

Sebagai contoh nya terlihat pada penerapan sistem informasi akuntansi yang ada pada CV. Techo Bekasi. Dalam kasus ini CV. Techno dapat dikatakan telah cukup memadai apabila sudah didukung oleh unsur-unsur dari sistem informasi akuntansi itu sendiri yang terdiri dari formulir, catatan, laporan yang terintegrasi dalam suatu kerangka yang tersusun, terstruktur dan saling berhubungan satu sama lain sehingga menciptakan suatu informasi yang andal dan dapat di percaya.

Beberapa penerapan CBIS adalah sebagai berikut :

(9)

2) Sistem Informasi Manajemen, SIM bertanggung jawab menyediakan informasi bagi manajer di selurh perusahaan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan output dari model matematika.

3) Sistem Pendukung Keputusan, Manajer mampu menyesuaikan output komputer untuk permasalahan spesifik mereka yang berkaitan dengan kualitas.

4) Sistem Otomatisasi Kantor, Sistem otomatisasi kantor menyediakan kemampuan komunikasi bagi orang – orang di perusahaan, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi antar mereka sendiri dan dengan pemasok dan pelanggan dilingkungan perusahaan.

5) Sistem Pakar, perusahaan dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk menangkap pengetahuan dan keahlian pegawainya yang paling pandai ke dalam bentuk sistem pakar.

Dukungan dari Subsistem SIM Fungsional

Sistem Informasi Pemasaran mencakup subsistem – subsistem yaitu : 1. Subsistem Penelitian Pemasaran

2. Subsistem Intelijen Pemasaran

Sistem Informasi Manufaktur mencakup dua subsistem input yaitu : 1. Subsistem Intelijen Manufaktur

2. Subsistem Rekayasa Industrial

Bab 5 – Menetapkan Program

TQM di Perusahaan

(10)

pelanggan dan pelayanan yang bermutu. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya perubahan paradigma adalah semakin meningkatnya persaingan, ketidakpuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk, pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Konsep TQM berasal dari model perusahaan dan industry, sama seperi konsep manajemen yang lahir sebelumnya.

TQM adalah pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk dan pelayanan suatu organisasi.

TQM adalah faktor yang penting dalam suatu perusahaan dan juga dalam SISTEM INFORMASI adapun konsep dasar dari total quality adalah :

1) Tujuan :

Perbaikan proses secara terus-menerus. Artinya kualitas selalu diperbaiki dan disesuaikan

dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan.

2) Prinsip :

Difokuskan pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

3) Elemen :

Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, Komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.

A. Tiga Prinsip Mutu

1) Fokus Pada Pelanggan

Mutu berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau organisasi / perusahaan secara keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).

2) Perbaikan Proses

(11)

seperti produk berupa barang dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan organisasi untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki. Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa tersebut.

B. Elemen Pendukung Dalam TQM

1) Kepemimpinan

(12)

yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

2) Pendidikan dan Pelatihan

Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.

3) Struktur Pendukung

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4) Komunikasi

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5) Ganjaran dan Pengakuan

(13)

mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

6) Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi. Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Prinsip dari sistem TQM adalah melibatkan semua elemen karyawan mulai dari ”Top Management” sampai dengan pelaksana teknis ”Button Up Management”. Sistem TQM harus dimengerti, dipahami dan diterapkan dengan efisien dan efektif dalam semua aktifitas di lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target produktivitas sesuai dengan kebijakan top management, yang dapat membantu perusahaan mewujudkan hasil yang berpotensi dari SISTEM INFORMASI.

Dalam era informasi sekarang ini, kepemilikan informasi merupakan hal yang sangat penting dan berharga, namun jika digunakan dengan tidak bijaksana akan menimbulkan masalah. Suatu teknologi tidak dapat berjalan dengan sendirinya dalam setiap permasalahan.

TQM dapat diterapkan dalam SISTEM INFORMASI apabila memenuhi syarat-syarat berikut :

1) Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melakukan perbaikan proses pada mutu produk dan layanan, sehingga dapat memuaskan konsumen.

2) Memberikan kepuasan kepada pemilik, supplier, karyawan dan para pemegang saham.

3) Memiliki wawasan dan pandangan jauh kedepan dalam meningkatkan profit dari penjualan produk atau layanan.

(14)

5) Menciptakan kondisi di mana para karyawan dapat aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.

Oleh karena itu penggunaan SISTEM INFORMASI bagi perusahaan harus disesuaikan dengan kondisi, beberapa penggunaan SISTEM INFORMASI yang dapat diterapkan bagi perusahaan.

a. Menggunakan IT untuk meningkatkan jumlah customer dengan memperbesar pasar melalui internet. Cara yang termudah adalah dengan membuat website, karena sudah banyak tersedia program-program komputer untuk memudahkan dalam membuat website.

b. Menggunakan IT untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan menggunakan IT perusahaan dapat lebih mudah dalam mencari informasi yang dapat membantu meningkatkan produknya. Misalnya bertukar informasi dengan pakar yang secara fisik berlokasi jauh dengan menggunakan email.

c. Menggunakan IT untuk meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi. Sebagai contoh LAN intranet dapat dipasang di perusahaan/organisasi untuk mempercepat proses pertukaran informasi dalam bentuk email dan file sharring.

C. Manfaat TQM

Salah satu cara terbaik dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan suatu produk barang atau jasa dengan kualitas terbaik. Kualitas terbaik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara terus-menerus terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Penerapan TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan beberapa manfaat utama, sebagai berikut.

(15)

operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang semakin besar.

Manfaat TQM dalam jangka panjang, manfaat utama penerapan TQM pada sektor publik adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan.

D. Hambatan dan Kendala Dalam Mengadopsi TQM

1) Organisasi Pemerintah Yang Kaku

Pengalaman global menunjukkan budaya organisasi, baik di sektor swasta maupun sektor publik, sangat sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi adalah struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai serta praktek-praktek manajemen. Seperti telah dibahas sebelumnya, birokasi pemerintah Indonesia sangat lambat dalam mentransformasi diri dari struktur top-down menuju sistem bottom-up yang desentralistik. Undang undang desentralisasi dan otonomi daerah memberi kerangka baru mengenai cara penyediaan dan pembiayaan pelayanan pemerintah. Dan meskipun TQM berpotensi untuk menanggulangi hal-hal yang bisa menghambat pengadaan pelayanan yang lebih berorientasi pelanggan dan partisipatif, namun perlu disadari bahwa perubahan subtansial yang ingin dicapai akan memakan waktu lama untuk mewujudkannya.

2) Disfungsi Sistem Organisasi

(16)

yang berlaku dalam pelayanan Dinas Peternakan menjadi kendala utama untuk melembagakan perubahan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa mekanisme untuk menghargai kinerja. Sebagai contoh, struktur sekarang tidak memberi ruang untuk kenaikan gaji berdasarkan kinerja, sehingga semua pegawai mendapatkan gaji yang sama, tanpa mempertimbangkan mutu kerja mereka. Jadi meski ada pegawai yang suka terlambat bahkan tidak masuk kantor sekalipun, tetap menerima gaji sama besarnya dengan mereka yang bekerja untuk perbaikan pelayanan. Wewenang untuk merubah sistem ini dipegang oleh departemen pemerintah yang lain, walhasil, para pegawai di kabupaten kerap frustasi karena insentif untuk berinovasi terhambat.

3) Pengambilan Keputusan Yang Tradisional dan Sentralistik

Meskipun perlahan-lahan pemerintah mulai menerapkan desentralisasi, namun pemerintah tingkat kabupaten masih tetap ada kecenderungan untuk bertindak dengan gaya top-down. Di Balai Penyuluhan Pertanian, Kabupaten Boolang Mongondow, misalnya, petugas lapangan telah bekerja keras untuk menyediakan pelayanan yang lebih berorientasi pelanggan, melalui kerja sama dengan petani untuk mengidentifikasi prioritas mereka. Usaha ini memicu lahirnya program kredit baru yang sangat berhasil. Program ini telah diadopsi oleh pemerintah daerah, yang kini akan membangun ribuan kelompok tani dalam periode enam bulan dengan menggunakan teknik partisipatif. Pendekatan semacam ini merupakan penerapan dari prinsip dasar konsultasi dengan pihak terkait dan kepuasan pelanggan, yang sangat esensial dalam TQM. Penolakan sistemik untuk perubahan ini disebabkan oleh praktek perencanaan program yang top-down dan sangat sentralistik. Umumnya, pemerintah tingkat kabupaten bertanggung jawab untuk merespon pelaksanaan program dari tingkat pemerintahan lebih tinggi. Untuk merubah pendekatan mekanistik dalam perencanaan dan pelaksanaan program ini, memakan waktu bertahun-tahun.

4) Struktur Wewenang Yang Sangat Hierarkis

(17)

keadaan yang sangat struktural menuju ke lingkungan yang lebih fleksibel dan tidak terlalu hierarkis bisa menjadi bumerang. Tantangan bagi para manajer adalah menciptakan lingkungan dimana tingkat wewenang, minimal bisa “dilperlebar”. Di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, misalnya, Kepala Dinas Peternakan untuk bersedia membagi wewenangnya dan mengembangkan metode pengambilan keputusan baru. Usaha ini berperan penting dalam mempersempit jurang antar berbagai tingkatan.

5) Lemahnya Komitmen Para Manajer Senior

Biasanya, tangapan awal terhadap TQM cukup positif, namun kerap hanya dalam bentuk dukungan verbal semata. Masalah mulai muncul ketika diperlukan dukungan aktif dari para manajer senior untuk menciptakan atmosfer yang kondusif, dimana staf bisa bereksperimen dan mempelajari pendekatan baru tanpa takut disalahkan, atau ketika terjadi tekanan untuk melaksanakan “proyek pesanan ” (top-down). Keadaan ini bisa menyempitkan ruang lingkup TQM dan membuatnya tidak bisa berjalan dalam jangka panjang. Dalam studi banding program TQM pada kantor-kantor Dinas diketahui bahwa tipe kepemimpinan sangat instrumental dalam menanggulangi masalah tersebut. Jika manajemen senior hanya memberikan dukungan verbal, maka staf akan merespon prinsip-prinsip TQM hanya di mulut saja. Sebaliknya, jika manajemen senior berpartispasi aktif dalam proses, maka akan terjadi perubahan kualitatif mengenai kinerja para staf.

Bab 6 – Pengaruh Sistem

Informasi Pada Penerapan TQM

(18)

informasi teknologi memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan ke perusahaan untuk menangani inisiatif TQM.

Dikarenakan kebanyakan sistem utama mencakup beberapa departemen, Departemen Informasi Teknologi mengetahui dengan banyaknya fungsi divisi dalam perusahaan. Pengetahuan ini dapat berguna ketika kunci elemen yang serupa itu dalam TQM sebagai proses orientasi dan tim perubahan dimulai dalam organisasi. Keduanya memerlukan pandangan lintas fungsi dan partisipasi. Kelompok Teknologi Informasi mungkin akan memahami pengertian praktis dari keutamaan perubahan lebih baik dari yang lain. Pengalaman mereka dengan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan pelatihan dalam teknologi baru dapat dengan mudah digunakan dalam komponen serupa yang berhubungan dari TQM sebagai orientasi konsumen, matrik baru untuk mengukur performance, dan mengajari pegawai bagaimana untuk meninjau kembali kebiasaan kerja mereka dan sikap untuk mendamaikan atau menyesuaikan diri kedalam filosofi TQM.

sistem informasi itu sendiri telah berkembang diluar sistem akunting dan sistem keuangan saja. Sistem informasi menghadapi kekurangan ketika harus mengambil kepemimpinan dengan mematuhi kepada total quality. Mungkin akan terlihat terlalu terbatas dan orientasi teknologi bagi yang lain (pemakai) dan mungkin akan mendapatkan kesulitan dalam mengkomunikasikan dalam istilah pemakai atau users. Pemakai (user) mungkin akan melihat sistem adalah bagian dari masalah, bukan sebagai solusi.

Yang patut disayangkan, akan menjadi sulit untuk berpartisipasi apabila kita tidak diterima. Setelah itu semua, respek haruslah didapatkan, tidak ditentukan dengan otoritas tinggi dalam pelayanan Informasi organisasi yang telah menjadi rekan yang sukses dalam profit dengan lini organisasi yang memberikan ciri-ciri yang sama.

Pertama, mudah untuk berhubungan. Konsumen telah tersedia akses kedalam organisasi, meskipun ketidakleluasaan sumber membuat susah untuk melakukan permintaan. Kedua, mereka memulai dari kecil dan jangan bertindak berlebihan dalam syarat-syarat dari jadwal dan keuntungan. Demikian, mereka membangun kredibilitas dengan user/pemakai. Terakhir, mereka fokus pada proyek dengan nilai strategik yang tinggi, kelengkapan mereka tergantung pada komitmen mereka, dan manfaat dari implementasi.

(19)

pelayanan informasi dapat menjadi pelengkap pada tim manajemen. Diantara peranan tersebut yang harus mereka lakukan adalah sebagai berikut :

1) Membantu Manajemen Senior Untuk Mengembangkan Visi

Dalam 5 atau 10 tahun suatu visi membutuhkan teknologi perspektif. Hampir tidak ada perusahaan yang tidak akan tersentuh dengan perubahan yang sangat cepat dari teknologi.

2) Membantu Menentukan Proses Yang Menjadi Fokus Untuk Mengembangkan Tim

Proses haruslah merupakan proses yang mendekati konsumen dan mewakili keuntungan strategis dalam pasar.

3) Mengevaluasi Kembali Anggaran Sistem Informasi

Kebanyakan manager melakukan pada dua hal, pengembangan baru dan usaha pemeliharaan. Suatu usaha yang tidak sesuai dengan visi haruslah dihentikan, pengembangan haruslah dikoordinasikan dengan usaha peningkatan proses tim untuk mendapatkan keuntungan dari kinerja tim.

4) Pelatihan Tim Berkenaan Dengan Teknologi

Manager pelayanan informasi (IS) dapat menjadi internal konsultan bagi tim, menunjukkan bagaimana proses perbaikan dapat ditingkatkan melalui pengembangan software dan hardware.

Bab 7 – Keuntungan Penerapan

Sistem Informasi

(20)

Dalam penelitian lain bahkan disebutkan bahwa proses aplikasi SISTEM INFORMASI dapat membantu program TQM perusahaan dalam meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa penggunaan SISTEM INFORMASI dapat memberikan penjelasan yang lebih baik kepada konsumen perusahaan (Lagrosen, 2001).

Bab 8 – Mencapai Manajemen

Kualitas Dalam Jasa Informasi

A. Mengidentifikasi Pelanggan IS

Pada perusahaan yang secara historis telah menerapkan sumber daya informasinya untuk memenuhi kebutuhan pemakai, identifikasi pelanggan mungkin telah dilakukan. Kemungkinan besar perusahaan berorientasi pemakai akan memiliki steering committee SIM yang mewakili para pemakai di perusahaan secara menyeluruh, mengevaluasi permintaan dukungan informasi dan mengalokasi dana yang diperlukan.

B. Mendefinisikan Kebutuhan Kualitas Pelanggan

Bahkan saat IS telah berorientasi pelanggan dan mengetahui para pelanggannya dan kebuthuan informasi mereka, biasanya tetap perlu mendefinisikan dimensi kualitas yang dirasa penting oleh pelanggan.

C. Mendefinikan Kebutuhan Kualitas Produk

Suatu servei tahap kedua dapat mengumpulkan pendapat para pemakai mengenai dimensi – dimensi kualitas produk.

D. Menetapkan Metrik Kualitas

Setelah spesifikasi dimensi–dimensi kualitas produk dan jasa informasi ditentukan, dapat ditetapkan metrik untuk masing–masing. Metrik kualitas digunakan dalam mengevaluasi tingkat dimensi kualitas yang dicapai oleh tiap upaya sistem.

E. Mendefinisikan Strategi Kualitas IS

Setelah para pelanggan dan kebutuhan mereka diidentifikasi dan cara mengukur tingkat kepuasan ditetapkan, IS dapat mengikuti satu set strategi yang dirancang untuk menempatkan sistem kualitas pada tempatnya.

F. Menerapkan Program – program Kualitas IS

Manajemen IS menggunakan strategi – strategi yang telah didefinisikan tersebut untuk melaksanakan berbagai program kualitas mereka. Waktu yang diperlukan untuk penerapan berbeda bagi tiap perusahaan.

(21)

CIO dan para manajer IS lain memantau kinerja para spesialis informasi dan unit IS. Input diminta dari para pemakai dan informasi dihasilkan secara internal.

Bab 9 – Menempatkan Kualitas

Informasi System

Dalam

Perspektif

Kualitas sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru bagi IS. Banyak perusahaan yang telah bertahun – tahun membuat usaha terpadu untuk mencapai kualitas. Namun, yang baru adalaha perhatian pada kualitas IS dalam konteks budaya kualitas perusahaan.

Daftar Pustaka

 Glover, Steven M., Liddle, Stephen W., Prowitt, Douglas F. (2003). E-Business:

Principles and Strategies for Accountants. 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey

 O’Brien, James. A. (2005). Introduction to Information System. 12th Edition. McGraw-Hill.

Singapore.

 Sparague, R. H. and Watson H. J. 1993. Decision Support Systems: Putting Theory Into

Practice. Englewood Clifts, N. J., Prentice Hall.

 Turban , Efraim & Aronson, Jay E. 2001. Decision Support Systems and Intelligent

Systems. 6th edition. Prentice Hall: Upper Saddle River, NJ.

 Siagian, Sondang (2006). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

 Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta.

 Whiteley, David. (2000). E-Commrece: Strategy, Technologies and Applictions.

International Edition. McGraw-Hill. Singapore.

 http://lindawati485.blogspot.co.id/2014/11/peranan-informasi-dalam-kualitas-produk.html

https://milalanasution.wordpress.com/2014/11/03/peranan-informasi-dalam-kualitas-produk-dan-jasa/

(22)

 http://nidaaulia24.blogspot.co.id/2014/10/peranan-informasi-dalam-kualitas-produk.html

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan high technology maupun yang low technology menunjukkan hasil bahwa modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (p=0,000) dan

Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan dan pakaian)

1958'de Stresa'de toplanan bir konferansta sanayi ürünlerinde olduğu gibi tarım ürünleri alanında da üyeler arasındaki tarifeler ve öteki dış ticaret kısıtlamaları

Sedangkan solusi yang ditawarkan adalah pelatihan dan pendampingan guru dalam merancang RPP dengan kompetensi inti berdasarkan tema dan sub tema.Hasil yang diperoleh

Pada suatu inflamasi ringan, biasanya ditemukan kadar TNF- α rendah, tetapi kadar TNF- α sedang dapat memengaruhi pelepasan prostaglandin yang selanjutnya

Kalimat simpulan yang tepat untuk mengakhiri paragraf tersebut adalah Jadi orang yang berilmu luas sama halnya dengan tangkai padi yang berbulir benas (padat) akan semakin

Secara umum kecepatan kapal tunda ditentukan oleh besar daya mesin dan tipe propeller, oleh karena itu pada saat perencanaan kapal baru kecepatan

Berdasarkan definisi diatas, persepsi konsumen melihat suatu produk yaitu kafe dengan merek lokal dan kafe dengan merek asing di Kota Bandung dalam hal psikologis berdasarkan