• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Stabili

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Stabili"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

FISIKA

PERCOBAAN 4 :

STABILITA

Disusun oleh,

Kelompok 5

Ashry Nurrachmah

31113007

Ina Lisnawati

31113021

Irfan Maulana

31113023

Novia Hergiani

31113035

Tia Sulistiani

31113049

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2015

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk suatu sediaan obat yang dibuat utamanya dalam skala besar, yang melalui waktu penyimpanan yang panjang, diharapkan suatu ruang waktu daya tahan selama kurang lebih 5tahun. Sedian obat sebaiknya berjumlah 3 tahun dalam kasus yang kurang baik. Obat yang dibuat secara reseptur, sebaiknya menunjukkan suatu stabilitas untuk sekurang-kurangnya beberapa bulan. Akan tetapi untuk preparat yang terakhir disusun dengan suatu pembatasan dari waktu penyimpanan.

Sifat khas kualitas yang penting adalah kandungan bahan aktif, keadaan galeniknya, termasuk sifat yang dapat terlihat secara sensorik, sifat mikrobiologis dan toksikologisnya dan aktivitasnya secara terapeutik. Skala perubahan yang diizinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope. Untuk barang jadi obat dan obat yang tidak terdaftar berlaku keteranganyang telah dibuat dalam peraturan yang baik. Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yanglama untuk sampai ke tangan pasien yang membutuhkan.

Penyebab ketidakstabilan sediaan obat ada dua watak, pertama kali adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu sendiri. Yang terakhir dihasilkan dari bahan kimia dan kimia fisika, untuk lainnya adalah faktor luar seperti suhu, kelembapan, udara, dan cahaya, menginduksi atau mempercepat reaksi yang berkurang nilainya.

Faktor-faktor yang telah disebutkan menjadi efektif dalam skala tinggi adalah bergantung dari jenis galenik dari sediaandalam obat padat, seperti serbuk, bubuk, dan tablet. Penjelasan di atas menjelaskan kepada kita bahwa betapa pentingnya kita mengetahui pada keadaan yang bagaimana suatu obat tersebut aman dan dapat bertahan lama, sehingga obat tersebut dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa menurunkan khasiat obat tersebut.

B. Tujuan Percobaan

1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat.

2. Menentukan energi aktivitas dari reaksi penguraian suatu zat.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan ( Connors,et al.,1986).

Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paro suatu obat. Waktu paro suatu obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Panas, asam-asam, alkali-alkali, oksigen, cahaya, kelembaban dan faktor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi (Moechtar, 1989).

Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Skala kualitas yang penting untuk menilai kestabilan suatu bahan obat adalah kandungan bahan aktif, keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara sensorik, secara miktobiologis, toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu sendiri. Skala perubahan yang diijinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope. Kandungan bahan aktif yang bersangkutan secara internasional ditolerir suatu penurunan sebanyak 10% dari kandungan sebenarnya (Voight, R., 1994).

Suatu obat kestabilannya dapat dipengaruhi juga oleh pH, dimana reaksi penguraian dari larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan asam (H+) atau basa (OH-) dengan menggunakan katalisator yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi dan tidak mempengaruhi hasil dari reaksi. (Ansel, 1989).

(4)

mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat membahaykan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat tersebut optimum. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Stabilitas fisik dan kimia bahan obat baik dan tersendiri dengan bahan – bahan dari formulasi yang merupakan kriteria paling penting untuk menentukan suatu stabilitas kimia dan farmasi serta mempersatukannya sebelum memformulasikan menjadi bentuk-bentuk sediaan. (Ansel, 1989)

Stabilitas farmasi harus diketahui untuk memastikan bahwapasien menerima dosis obat yang diresepkan dan bukan hasilditemukan degradasi efek terapi aktif. farmasi diproduksibertanggung jawab untuk memastikan ia merupakan produk yangstabil yang dipasarkan dalam batas-batas tanggal kedaluwarsa.apoteker komunitas memerlukan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas bahwa ia benar dapat menyimpan obat-obatan, pemilihan wadah yang tepat untukmengeluarkan obat tersebut, mengantisipasi interaksi ketikapencampuran beberapa bahan obat, persiapan, dan menginformasikan kepada pasien setiap perubahan yang mungkinterjadi setelah obat telah diberikan (Parrot, 1978).

Dalam mempertimbangkan stabilitas kimia farmasi yaitu untukmengetahui urutan reaksi, yang diperoleh secara eksperimentaldengan mengukur laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi obatmerendahkan. Urutan keseluruhan reaksi adalah jumlah darieksponen istilah konsentrasi tingkat ekspresi. Urutan sehubungandengan tiap reaktan itu eksponen dari istilah konsentrasi individu dalam tingkat ekspresi (Parrot,1978).

Solusi tingkat reaksi biasanya dinyatakan dalam satuanperubahan konsentrasi per periode waktu. Misalnya, mol per literper jam, dan laju reaksi kimia yang terjadi dalam larutan biasanyasebanding dengan konsentrasi spesies reaksi (Martin, 1971).

Reaksi orde nol di mana tingkat adalah independen darikonsentrasi reaktan. Laju reaksi ditentukan oleh faktor lain, sepertipenyerapan cahaya dalam reaksi fotokimia atau tingkat difusidalam reaksi permukaan tertentu (Parrot, 1978).

Dimana K adalah konstanta laju orde nol, yang memilikidimensi konsentrasi dibagi oleh misalnya waktu mol per liter per jam.Persamaan diferensial di atas pada hasil integrasiC = -Kot + Co

Dimana C adalah konsentrasi awal Orde Reaksi satu.

(5)

Log C = Pada umumnya penentuan kestabilan suatu zat obat dapat dilakukan dengan cara kinetika kimia. Cara ini tidak memerlukan waktu yang lama sehingga praktis digunakan dalam bidang farmasi. Hal-hal yang penting diperhatikan dalampenentuan kestabilan suatu zat dengan cara kinetika kimia adalah(Anonim, 2010) :

a. Kecepatan reaksi

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi

c. Tingkat reaksi dan cara penentuannya

Konstanta K yang ada dalam hukum laju yang digabung dengan reaksi elementer, disebut konstanta laju spesifik untukreaksi itu. Setiap perubahan dalam kondisi reaksi sepertitemperatur, pelarut atau sedikit perubahan dari suatu komponenyang terlibat dalam reaksi akan menyebabkan hukum laju reaksimempunyai harga yang berbeda untuk konstanta laju spesifik. Secara eksperimen, suatu perubahan konstanta laju spesifik berhubungan terhadap perubahan dalam kemiringan garis yangdiberikan oleh persamaan laju. Variasi dalam konstanta spesifik merupakan kebermaknaan yang fisik yang penting, karena perubahan dalam konstanta ini menggambarkan suatu perubahanpada tingkat molekul sebagai akibat variasi dalam kondisi reaksi (Martin,1983) .

B. URAIAN BAHAN

1. Parasetamol

Nama resmi : Acetaminophen

Sinonim : Paracetamol

Rumus molekul : C8H9NO2

Berat molekul : 151,16

Pemerian : Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau, serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkalihidroksida.

(6)

Farmakodinamik : Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral. Efek anti inflamasinya sangat lemah.

Farmakokinetik : Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.

2. Natrium Hidroksida ( FI ed.III,412

)-Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM- Sinonim : Natrium hidroksida-

RM/BM : NaOH /

40-Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur / keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur : putih, mudah meleleh basah.Sangat alkalis dankorosif. Segera menyerap karbondioksida Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol(95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik- Kegunaan : Larutan Standar Sekunder 3. Air suling (FI III : 96)

Nama resmi : Aqua Destilatta Nama lain : Air suling / aquadest RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Carian jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : sebagai pelarut.

4. Sirup parasetamol (Panadol anak) Mengandung paracetamol 120 mg/5 ml

C. Prinsip Percobaan

(7)

BAB III

METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat

Praktikum kelarutan ini berlangsung pada hari Senin-Jumat tanggal 9-13 Maret 2015 di Laboratorium Farmakologi Farmasi STIKes BTH Tasikmlaya.

B. ALAT DAN BAHAN

a. Alat : Labu takar 100 ml batang pengaduk Labu takar 50 ml Sendok Tanduk Labu takar 10 ml Vial

Spektrofotometer Oven Kuvet Mikropipet Gelas kimia 100 ml Botol Semprot Timbangan

b. Bahan :Parasetamol Sirup Parasetamol Aquadest

Larutan NaOH 0,1 N Kertas Timbang

C. PROSEDUR KERJA

a. penyiapan larutan uji

1.

100 mg paracetamol larutkan dalam 50 ml NaOH tambah air hingga 100 ml

Dari larutan 1000 ppm di pipet

1,2,3,4, dan 5 ml masukan ke

(8)

b. penentuan panjang gelombang maksimal

Tentukan panjang gelombang max paracetamol dengan menggunakan larutan paracetamol40 ppm pada panjang gelombang 200-300 nm

c. Pembuatan kurva kalibrasi

Konsentras (ppm) (x) Absorban (y)

10 20

30

40

50

d. Penetapan kadar sirup paracetamol e.

+

Parasetamol 1 mol larutan NaOH sampai 10 ml ambil 1 ml tambah air hingga 50 ml

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Pengamatan

a. Hasil Pengamatan

 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penetuan panjang gelombang maksimal menggunakan larutan standar 30 ppm. Dan didapatkan λ max = 251.0 nm.

 Pembuatan kurva kalibrasi dihasilkan data sebagi berikut :

Sampe l No.

Konsentrasi (ppm) (x) Absorban (y)

1 10 ppm 0,558 2 20 ppm 1,157 3 30 ppm 1,798 4 40 ppm 2,270 5 50 ppm 2,552

Dibuat persamaan regresi linier :

Object 3

Didapat persamaan : y = 0.05101x + 0.1367 R² = 0.9804

 Pengukuran Umur Simpan Sirup Paracetamol (dilakukan duplo)

Hari Ke Absorban (y)Suhu 40oC Suhu 75oC

(10)

1,799 1,856 2 1,755 1,7231,635

3 0,5620,638 0,5570,587

4 0,9061,066 0,9621,016

 Penentuan Kadar Sirup Paracetamol

Konsentrasi (x) dari hari ke 0-4

Hari ke - 0

Kelompok 1 dan kelompok 6

Suhu 40oC dan Suhu 75oC

Y = bx + a Y = bx + a

1,888 = 0,05101x + 0,1367 2,027 = 0,05101x + 0,1367 1,888 – 0,1367 = 0,05101 x 2,027 – 0,1367= 0,05101x1,7513 1,7513 = 0,05101 x 1,8903 = 0,05101x

x= 1,7513

0,05105 x=

1,8903 0,05101

x

=

34,3324 ppm x=¿ 37,0574 ppm

= 34332,4 mg/1000ml = 37057,4 mg/1000ml

= 34,3324 mg/ml = 37,0574 mg/ml

Hari ke -1 Kelompok 2

Suhu 40o C Suhu 75o C

Y = bx + a Y = bx + a

1,834 = 0,05101x + 0,1367 1,922 = 0,05101x + 0,1367 1,834 – 0,1367 = 0,05101 x 1,922 – 0,1367= 0,05101x1,7513 1,6973 = 0,05101 x 1,7853 = 0,05101x

x= 1,6973

0,05105 x=

1,7853 0,05101

x

=

33,2803 ppm x=¿ 35,0058ppm

= 33280,3 mg/1000ml = 35005,8 mg/1000ml

= 33,2803 mg/ml = 35,0058 mg/ml

(11)

Kelompok 7

Suhu 40o C Suhu 75o C

Y = bx + a Y = bx + a

1,799 = 0,05101x + 0,1367 1,856 = 0,05101x + 0,1367 1,799 – 0,1367 = 0,05101 x 1,856 – 0,1367= 0,05101x1,7513 1,6623 = 0,05101 x 1,7193 = 0,05101x

1,755 = 0,05101x + 0,1367 1,723 = 0,05101x + 0,1367 1,755 – 0,1367 = 0,05101 x 1,723 – 0,1367= 0,05101x1,7513 1,6183 = 0,05101 x 1,5863 = 0,05101x

(12)

0,562 = 0,05101x + 0,1367 0,557 = 0,05101x + 0,1367 0,562 – 0,1367 = 0,05101 x 0,557 – 0,1367= 0,05101x1,7513 0,4253 = 0,05101 x 0,4203 = 0,05101x

0,638 = 0,05101x + 0,1367 0,587 = 0,05101x + 0,1367 0,638 – 0,1367 = 0,05101 x 0,587 – 0,1367= 0,05101x1,7513 0,5013 = 0,05101 x 0,4503 = 0,05101x

0,906 = 0,05101x + 0,1367 0,962 = 0,05101x + 0,1367 0,906 – 0,1367 = 0,05101 x 0,962 – 0,1367= 0,05101x1,7513 0,7693 = 0,05101 x 0,8253 = 0,05101x

(13)

x= 0,9293

Data hasil rata rata kadar paracetamol dari hari ke 0-4

Har i

ke-Suhu 40°C Suhu 75°C

C C C C

0 34,3324 35,6949 34,3324 35,6949 37,0574 37,0574

1 33,2803 32,934 35,0058 34,353 32,5877279 33,70515585

2 31,7313 30,846045 31,1039 30,238285 29,96079 29,37267

3 8,33758 9,078682 8,23956 8,53362 9,819784 8,82768

4 15,081356 16,6496 16,17918 16,70844 18,21799 17,2377

 Penentuan Shelf Life Obat Paracetamol

1. Penentuan orde reaksi penguraian obat tersebut

 Suhu 40°C

Dicari lineraritas masing masing orde, kemudian dipilih nilai R yang mendekati 1

(14)

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Orde satu Suhu 40°C

(15)

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Orde satu Suhu 75°C

(16)

Jadi, orde reaksi untuk syrup paracetamol berada pada orde nol

2. Penentuan harga K pada suhu 40°C dan 75°C Orde nol : Ct = Co – Kt

Ct = – Kt + Co  y = - bx +a Suhu 40°C : y = -2,4244x + 35,583 Suhu 75°C : y = -2,7283x + 36,157 Berarti nilai:

K ( 40°C ) = 2,4244 K ( 75°C ) = 2,7283

3. Grafik antara log K terhadap 1/T

T 1/T (x) Log K (y) 40°C 0,003194888 0,384604275 75°C 0,002873563 0,435892123

0 0 0 0 0 0 0 0 0

0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.44 0.46

f(x) = - 159.61x + 0.89 R² = 1

Hubungan 1/T dengan Log K

Linear ()

1/T

lo

g

K

4. Penentuan harga K pada suhu kamar (25°C) y = -159.61x + 0.8946

y = -159,61 ( 1

(17)

y = -0,535604026 + 0,8946 y = 0,358995973

log K (25°C) = 0,358995973 K (25°C) = 2,28557761

5. Penentuan waktu kadaluarsa (sesuai orde yang telah ditentukan) dengan Co=100% dan Ct = 90 %.

Karena berada pada Orde nol , Ct = Co – Kt

0,9 Co = Co – Kt t = 0,1Co

k25

t = 0,12,28557761(35,6949)

t = 2, 285577613,56949 t = 1,561745261 hari

Jadi waktu kadaluarsa obat tersebut adalah 1,561745261 hari

B. Pembahasan

Stabilitas obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan sehingga mampu memberikan efek terapi yang baik dan menghindari efek toksik. Salah satu aktivitas yang paling penting dalam kerja preformulasi adalah evaluasi kestabilan fisika dan kimia dari zat obat murni. Adalah perlu bahwa pengkajian awal ini dihubungkan dengan menggunakan sampel obat dengan kemurnian yang diketahui

(18)

diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan farmasi tergantung pada profil sifat fisika dan kimia. Faktor utama lingkungan dapat menurunkan stabilitas diantaranya temperatur yang tidak sesuai, cahaya, kelembaban, oksigen dan mikroorganisme. Beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi stabilitas suatu obat adalah ukuran partikel, pH, kelarutan, dan bahan tambahan kimia.

Aplikasi stabilitas obat dalam bidang farmasi yakni kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan dosis yang diterima pasien berkurang. Adakalanya hasil urai tersebut bersifat toksis sehingga membahayakan jiwa pasien. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih kondisi pembuatan sediaan yang tepat sehingga kestabilan obat terjaga.

Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu Syrup Parasetamol. Variasi suhu yang digunakan dalam percobaan yaitu 40oC, 75oC, dimana maksud dari dilakukannya

variasi suhu tersebut yaitu agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara optimum dapat stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi suatu obat. Variasi waktu yang digunakan dalam percobaan yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 hari dimana maksud dilakukannya variasi waktu tersebut yaitu untuk mengetahui dimana pada setiap waktu, kestabilan suatu atau obat makin berkurang atau batas kadaluarsa obat semakin cepat.

Sebelum menentukan kadar dari sirup parasetamol, terlebih dahulu dilakukan pembuatan kurva kalibrasi untuk memperoleh persamaan regresi linier yang nantinya digunakan untuk perhitungan kadar paracetamol. Adapun persamaan yang didapat adalah

y = 0.05101x + 0.1367 dengan R² = 0.9804, pembuatan kurva kalibrasi tersebut sudah mendekati benar karena nilai linearitasnya hampir mendekati satu. Kemudiaan dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum, digunakan larutan paracetamol 30 ppm dan didapat nilai λ max sebesar 251 nm.

Setelah didapat data tersebut, kemudian dilakukan penentuan kadar dari sirup Paracetamol. Percobaan ini dilakukan duplo. Pada percobaan ini sirup parasetamol di masukkan hasil saringan sirup ke dalam vial sebanyak 5 ml. Kemudian vial-vial tersebut masukkan ke dalam oven pada suhu 40oC dan 75oC. Pada hari ke 1, 2, 3 dan 4 diambil 1 vial

(19)

sinar dari sumber sinar adalah sinar polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah menjadi energi listrik yang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan). Data atau hasil absorban tersebut dimasukkan kedalam persamaan nilai linearitas yang didapat dari hasil kurva kalibrasi, sehingga didapatkan kadar dari sirup paracetamol dari hari ke-0 sampai hari ke-4.

Setelah didapat data menegenai kadar paracetamol dari hari ke-0 sampai hari ke-4, kemudian menentukan shelf life obat atau waktu kadaluarsa obat. Adapun langkah langkahnya yaitu :

- Menentukan orde reaksi. Orde reaksi yang dihasilkan adalah Orde nol, karena nilai linieratas yang mendekati satu berada pada orde nol

- Menentukan harga K pada suhu 40oC dan suhu 75oC. Harga K(40oC) = 2,4244

dan K (75oC) = 2,7283

- Menentukan grafik hubungan antara 1/T dengan Log K. Adapun persamaan yang diperoleh adalah y = -159.61x + 0.8946

- Menentukan harga K pada suhu kamar (25oC) . Harga K (25oC) = 2,28557761

- Menentukan waktu kadaluarsa obat. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus orde nol, didapat hasil yaitu 1,561745261 hari

Dari hasil data tersebut dapa dilihat bahwa data tersebut jauh sekali dari etiket pada sirup paracetamol yang digunakan. Di etiket, kandungan paracetamol pada sirup adalah 120 mg/ 5ml atau 24 mg/ml. sedangkan hasil yang didapat adalah jauh sekali, sehingga waktu kadaluarsa obat yang dihasilkan sangat tidak sesuai. Hal tersebut disebabkan karena data yang diambil hanya sampai dua hari, dan juga disebabkan karena beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam percobaan ini yaitu :

a. Kesalahan dalam membuat larutan uji

(20)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan farmasi tergantung pada profil sifat fisika dan kimia.

2. Faktor utama lingkungan dapat menurunkan stabilitas diantaranya temperatur yang tidak sesuai, cahaya, kelembaban,oksigen dan mikroorganisme.

3. Nilai λ max yang diperoleh adalah 251 nm

4. Waktu kadaluarsa obat sirup Paracetamol adalah 1,56 hari

5. Hasil percobaan dengan data yang tertera pada etiket obat tidak sesuai. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor.

B. Saran

Sebaiknya selama praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium.

(21)

Ansel, Howart C . 1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta : Universitas Indonesia.

Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI,. Anief, M . 2003 . Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Yogyakarta : UGM-Press.

R. Voight . 1994 . Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press

Parrot, Eugene L. 1968. Pharmaceutical Technology . Penerbit Burgess Publishing Company Iowa.

Ansel C. Howard.1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB

Jones, D. 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London: Pharmaceutical Press.

Kurniawan, D. W. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Langley, C. 2008. FASTtrack: Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London: Pharmaceutical Press.

Perrie, Y. 2010. FASTtrack: Pharmaceutics - Drug Delivery and Targeting. London: Pharmaceutical Press.

Referensi

Dokumen terkait

Ü÷ŕƉÜ ǝŕǀ ƐƪƉƪ ƉŕŕƪĦŇĊ ǝŕǀƉ ŮĠŕŇÜÊ ĦƪƆƐ ĊŕŕÏ ĦÏÜ ƪŕ łĴÜ ®¾ĴǀŮ ŕ÷ ĦƪƐ ƐǝƐƪÜł ŮƉƪĦƪĦŕŇƐÊ Ɛŕ ǝŕǀ ¾Ň ǀƐÜ ƪĠÜ fw\Z ƉܾŕǖÜƉǝ ƪŕ Ůǀƪ Ħƪ ®¾Ĵ ƪĠÜ Ǘǝ Ħƪ ǗƐŶ *ŕ ®¾Ĵ

Sedangkan kelompok 3 adalah kabupaten/kota yang berwarna biru termasuk dalam kategori rumah tangga mendekati miskin yaitu Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri,

Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem secara lebih detail yang ada pada diagram konteks menjadi beberapa proses yang terjadi antara entitas yang ada

Hal-hal yang mempengaruhi dalam perencanaan pendapatan pada Perubahan APBD TA.2014 adalah adanya penerimaan pajak rokok dari Pemerintah Pusat yang dihitung

surat order pembelian, laporan penerimaan barang, & faktur dari pemasok 3... pencatatan ke dalam kartu utang & register bukti kas keluar ( voucher register

Adanya dampak yang ditimbulkan dari dana zakat terhadap penurunan jumlah penduduk miskin, maka diharapkan bagi lembaga pengelola zakat mampu untuk meningkatkan perolehan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.. Pesan Syariat dalam Rubrik Tafakkur Tabloid Tabangun Aceh sepanjang Tahun 2016 .... Dakwah melalui tulisan atau bil qalam adalah salah satu jenis dakwah

Diharapkan bagi profesi kebidanan dapat memberikan informasi tentang pentingnya dilakukan pijat aromatherapy lavender untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil dengan