• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ISU ISU ETIKA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ISU ISU ETIKA (2)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ISU – ISU ETIKA DAN SOSIAL DALAM PERUSAHAAN

DIGITAL

Disususun Oleh :

Moch. Rizky Indra Pratama

NIM 156030202111001

PROGRAM PASCASARJANA ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

(2)

Latar Belakang

Teknologi bisa menjadi pedang bermata dua, teknologi dapat menguntungkan dimana kita dapat kemudahan dalam menganalisis sebuha kondisi, kemudahan dalam memberi maupun menerima informasi, disisi lain teknologi dapat juga membuat celah – celah yang mampu melawan hukum yang dapat merugikan orang lain. Dikondisi seperti ini seorang manajer harus mampu untuk memahami moral dari teknologi baru dan mampu menetapkan kebijakan – kebijakan etika perusahaan yang sudah mencakup isu-isu system informasi.

1. Pemahaman Etika dan Isu Sosial yang berhubungan dengan Sistem

Dalam sepuluh tahun terakhir kita menjadi saksi dari salah satu peroide etika yang paling menantang untuk bisnis di Amerika Serikat dan dunia. Tabel. Skandal Sistem Informasi dibawah ini akan memberikan sedikit contoh kasus terbaru yang menunjukkan gagalnya penilaian etika oleh manajer senior dan menengah. Pelanggaran dalam keputusan etika dan bisnis dari pihak manajemen ini terjadi di berbagai industri.

Lehman Brothers (2008-2010) Salah satu bank investasi tertua di amerika jatuh kolap pada tahun 2008. Lehman menggunakan sistem informasi dan kemampuan akutansinya menyembunyikan investasi buruknya. Lehman juga melakukan penipuan

Parmalat (2005) Kelompok industri terbesar kedelapan di Italia didakwa karena memanipulasi data pendapatannya sebesar 14 milyar uero di pembukuan perusahaan, meminjam uang dengan jaminan fiktif, serta keuntungannya, dan eksekutif seniornya didakwa melakukan penggelapan.

(3)

pada tahun 2002 dengan utang mencapai $41 Miliar.

Galleon Group (2009) Pendiri Galleon Grup dipidana dengan dakwaan melakukan pertukaran insider information dengan membayar 250 juta dollar kepada Bank Wall Street dan sebagai timbal baliknya galleon memproleh informasi pasar sedangkan pelaku investor lainnya tidak.

Tabel. Skandal Sistem Informasi

Etika dapat diartikan sebuah prinsip benar dan salah yang digunakan individu, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, dalam membuat pilihan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi memunculkan pertanyaan etika yang baru baik untuk individu maupun masyarakat karena sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan sosial yang besar, dan juga mengancam distribusi kekuatan, uang, kewajiban, dan obligasi. Teknologi informasi dapat juga digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi juga dapat digunakan untuk melakukan kriminal dan mengancam nilai sosial yang diinginkan.

Isu – isu etika dalam sistem informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin tumbuhnya internet dan perdagangan elektronik. Internet dan teknologi perusahaan digital membuat semakin mudah daripada sebelumnya untuk menyusun, menggabungkan, dan mendistribusikan informasi, memberikan perhatian baru tentang penggunaan informasi pelanggan dengan tepat, perlindungan privasi pribadi, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.

I. Model Pemikiran tentang isu – isu Etika, Sosial dan Politis

a. Isu etika, sosial, dan politis sangat terkait satu sama lainnya. Bayangkan masyarakat seperti sebuah danau yang tenang disuatu hari musim panas, ekosistem tenang yang memiliki keseimbangan dengan individu, sosial, dan institusi politik. Setiap individu tahu bagaimana harus bertindak dalam danau ini karena institusi sosial (keluarga, pendidikan, organisasi) didukung oleh aturan-aturan perilaku yang telah dikembangkan dengan baik, dan didukung pula oleh hukum yang dikembangkan di sektor politik yang memberikan saran-saran berperilaku dan memberikan sanksi atas setiap pelanggaran.

(4)

mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari teknologi informasi, yang saling melintasi berbagai tingkatan tindakan individu, sosial, dan politis.

II. Lima Dimensi Moral dalam Era Informasi

Isu etika, sosial, dan politis utama yang muncul setelah meningkatnya sistem informasi mencakup dimensi - dimensi moral berikut:

a) Hak dan kewajiban atas informasi.

Apa yang dimiliki individu dan organisasi? Apa yang dapat dilindungi hak tersebut? Apakah kewajiban individu dan organisasi yang berkaitan dengan informasi ini? b) Hak dan kewajiban atas kekayaan.

Bagaiamana hak kekayaan intelektual tradisional dilindungi dalam sebuah masyarakat digital di mana melacak dan menghitung hak kepemilikan sulit dilakukan dan mengabaikan hak-hak atas kekayaan tersebut menjadi sangat mudah?

c) Akuntabilitas dan pengendalian.

Siapa yang dapat dan akan dituntut akuntabilitas dan tanggung jawabnya atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu dan kolektif serta hak-hak pribadi?

d) Kualitas sistem.

Standar kualitas sistem dan data apakah yang harus dipenuhi untuk melindungi hak pribadi dan keamanan masyarakat?

e) Kualitas hidup.

Nilai apa yang harus dilindungi dalam sebuah masyarakat yang didasarkan pengetahuan dan teknologi? Institusi mana yang harus dilindungi dari kejahatan? Nilai dan praktik budaya mana yang harus didukung oleh teknologi informasi yang baru?

III. Tren Teknologi Utama Yang Memunculkan Isu Etika

Isu etika telah ada lama sebelum teknologi informasi ada. Meskipun begitu, teknologi informasi telah meningkatkan perhatian etika, mempersulit tatanan sosial yang ada, dan membuat beberapa undang-undang menjadi usang atau bahkan timpang. Sistem dan teknologi informasi juga menciptakan kesempatan baru bagi perilaku kriminal dan kejahatan. Ada empat tren teknologi utama yang bertanggung jawab atas tekanan-tekanan etika ini yang diringkas dalam table. Tren Teknologi yang Memuncukan Isu Etika

(5)

Akibatnya, ketergantungan pada sistem dan rentannya kita terkena pengaruh dari kesalahan sistem dan kualitas data yang buruk menjadi meningkat.

TREN PENGARUH memelihara secara terperinci masing-masing basis datanya.

Kemajuan analisis data Perusahaan dapat menganalisis data berukuran besar yang diperoleh secara terpisah untuk mengembangkan profil yang terperinci atas perilaku individu. Kemajuan jaringan dan internet Menyalin data dari satu lokasi ke lokasi

yang lain dan mendapatkan data pribadi dari lokasi yang jauh menajdi sangat mudah.

Tabel. Tren Teknologi yang Memunculkan Isu Etika

Salah satu contoh berkembangan teknologi system informasi adalah terciptanya sebuah teknologi analisis bernama nonobvious relationship awareness (NORA) atau bisa disebut juga teknologi analisis hubungan kesadaran yang belum ada, dimana NORA mampu mengambil informasi dari banyak sumber yang terpencar, seperti rekaman telepon, daftar pembeli, daftar - daftar yang ingin dicari dan menyambungkan hubungan tersebut untuk menemukan sebuah informasi tersembunyi yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi criminal atau teroris. Kondisi ini memungkinkan adanya efisiensi pengolahan data dalam jumlah besar dan memungkinkan kita mampu memonitoring data – data tersebut melalui perangkat yang lebih kecil, serta akan adanya pelangaran batas terhadap privasi tiap orang dalam skala yang tidak dapat dibayangkan.

2. Etika Informasi dalam Bermasyarakat

Etika adalah suatu masalah bagi manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika adalah tentang pilihan masing-masing orang: ketika berhadapan dengan berbagai alternatif tindakan, apa pilihan moral yang paling tepat? Apakah ciri-ciri utama pilihan etika?

(6)

Pilihan etika adalah keputusan yang dibuat oleh setiap orang yang akan bertanggung jawab untuk setiap konsekuensi yang timbul dari tindakannya. Tanggung jawab

(responsibility) adalah sebuah elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa anda menerima semua biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai konsekuensi dari keputusan yang anda buat

Akuntabilitas(accountability) adalah ciri-ciri dari sistem politis di mana suatu badan hukum mengambil peranan yang memberikan izin kepada individu untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh pelaku, sistem, atau organisasi lain. Liabiltas (liability) perpanjangan konsep dari pertanggungjawaban berada pada tempat yang mengizinkan individu untuk dipulihkan dari kerusakan atau kerugian yang diperbuat oleh pelaku lain, system, atau organisasi. Proses hak (due process) adalah ciri yang terkait dari masyarakat hukum dan merupakan sebuah proses di mana hukum diketahui dan dipahami dengan baik dan ada kemampuan untuk naik banding ke pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan.

Konsep-konsep dasar ini membentuk fondasi untuk analisis etika dari sistem informasi dan mereka yang mengelola sistem informasi tersebut. Pertama, teknologi informasi disaring melalui instusi sosial, organisasi, individu. Kedua, tanggung jawab atas konsekuensi teknologi jelas jatuh pada manajer institusi, organisasi, dan individu yang memilih untuk menggunkan teknologi tersebut. Ketiga, dalam sebuah masyarakat politis yang beretika, orang-orang dapat pulih dari kerusakan yang dilakukan terhadap mereka melalui seperangkat undang-undang yang dicirikan oleh proses wajib.

II. Analisis Etika

Ketika dihadapkan pada situasi yang tampaknya memunculkan isu etika. 5 langkah analisis etika yaitu:

1. Indentifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas. Disini ditentukan siapa yang melakukan apa kepada siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.

2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat. Isu etika, sosial, dan politis selalu merujuk pada nilai-nilai luhur.

(7)

4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan. Anda mungkin menemukan bahwa tidak ada pilihan yang dapat memuaskan semua kepentingan yang terlibat, tetapi beberapa pilihan lebih baik daripada yang lainnya.

5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda. Beberapa pilihan mungkin secara etika benar tetapi sangat merusak dari sudut pandang yang lain.

III. Prinsip – Prinsip Etika

Beberapa prinsip etika di beberapa kebudayaan yang telah bertahan sepanjang sejarah yaitu:

1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda (Aturan Emas-Golden Rule).

2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan berulang-ulang, tindakan itu tidak baik untuk dilakukan oleh siapa pun juga (Imperatif Kategories Immanuel Kant -Immanuel Kant’s Categorical Imperative).

3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat untuk diambi (Aturan Perubahan Descartes-Descartes Rule Of Change).

4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur (Prinsip Utilitarian-Utilitarian Principle).

5. Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Prinsip Menghindari Resiko-Risk Aversion Princple).

6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada pernyataan khusu yang lain (Aturan etika “tidak ada makan siang gratis”-ethical “no free lunch” rule).

3. Dimensi moral dari Sistem Informasi

I. Hak – Hak Informasi: Kebebasan Pribadi dan Kebebasan Dalam Era Internet

(8)

informasi membahayakan klaim individu atas privasi dengan membuat invasi terhadap privasi menjadi murah, menguntungkan, dan efektif.

Klaim terhadap privasi dilindungi oleh UU Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman dengan berbagai cara dan di beberapa negara lain melalui banyak undang-undang. Di Amerika Serikat, klaim terhadap privasi dilindungi terutama oleh Amandemen Pertama yang menjamin kebebasan berbicara dan berkumpul, Amandemen Keempat yang memberi perlindungan atas pemeriksaan tanpa alasan dan perampasan dokumen pribadi atau rumah seseorang, dan menjamin proses wajib.

Sebagian besar hukum privasi di Amerika dan Eropa didasarkan pada sebuah aturan yang disebut praktik informasi yang terbuka (Fair Information Practices-FIP) yang pertama kali ditetapkan dalam laporan tertulis pada tahun 1973 oleh sebuah komite penasihat pemerintah federal (departemen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan AS, 1973). Fair Information Practices (FIP) adalah sekumpulan prinsip yang mengatur pengumpulan dan penggunaan informasi tentang individu. Prinsip FIP didasarkan pada kepentingan bersama yang saling mengguntungkan antara yang menyimpan catatan dengan orang-orang yang informasinya disimpan.

Fair Information Practices (FIP) berisi yaitu :

1. Informasi tersebut harus bukan dari sistem catatan personal yang merupakan rahasia.

2. Individu memiliki hak atas akses, pengawasan, peninjauan dan merubah pada sistem yang memuat informasi tentang mereka.

3. Tidak ada penggunaan informasi personal untuk tujuan tertentu kecuali dengan ijin sebelumnya.

4. Manajer sistem bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi karena sistem untuk reliabilitas dan keamanan.

5. Pemerintah memiliki hak untuk campur tangan dalam hubungan informasi antara pihak swasta.

(9)

Teknologi Internet telah menimbulkan tantangan baru atas perlindungan privasi pribadi. Informasi yang dikirim melalui jaringan yang sangat luas mungkin saja melewati banyak sistem komputer yang berbeda sebelum informasi ini mencapai tujuan akhirnya. Setiap sistem ini mampu melakukan pengawasan, pengambilan, dan penyimpanan komunikasi yang melewati sistem ini. Internet memperkenalkan teknologi yang memunculkan tantangan baru dalam perlindungan privacy individu yang tidak dapat diselesaikan dengan FIP.

Informasi yang dikirim melalui jaringan yang luas ini akan melalui beberapa sistem komputer yang berbeda-beda sebelum sampai pada tujuan akhirnya. Setiap sistem tersebut akan mampu memonitor, menangkap dan menyimpan komunikasi yang melaluinya.

Sebuah web dapat mengetahui identitas jika pengunjung dengan suka rela mendaftarkan diri untuk membeli produk atau jasa atau untuk mendapatkan jasa gratis seperti informasi. Sebuah web juga dapat memperoleh informasi tentang pengunjungnya tanpa diketahui yaitu dengan cookie.

Cookie adalah file kecil yang tersimpan dalam hard drive komputer ketika seorang

user berkunjung ke dlm web tertentu. Cookie mengenali peranti lunak penjelajah Web pengunjung dan melacak kunjungan ke situs Web tersebut. Ketika pengunjung kembali ke sebuah situs yang telah menyimpan sebuah cookie, peranti lunak Web akan mencari komputer pengunjung, menemukan cookie-nya, dan mengetahui apa yang telah dilakukan oleh orang ini di masa lalu. Cookie sangat mungkin untuk diperbarui, bergantung pada aktivitas selama kunjungan.

b. Solusi Teknis

Selain perundang-undangan, teknologi baru telah bermunculan untuk melindungi privasi pengguna selama berinterkasi di Web. Banyak perangkat ini digunakan untuk mengenkripsi e-mail, untuk membuat e-mail atau aktivitas Webnya menjadi anonim, untuk melindungi komputer klien dari penerimaan cookie, atau untuk mendeteksi dan menghilangkan spyware.

(10)

memungkinkan komunikasi secara otomatis tentang kebijakan privacy antara e-commerce dengan pengunjungnya. P3P mencakup isu etika, isu sosial dan isu politik.

II. Hak Kekayaan : Kekayaan Intelektual

Sistem informasi yang kontemporer memiliki tantangan yang berat bagi undang-undang dan praktik yang ada serta melindungi kekayaan intelektual pribadi.

a. Rahasia Dagang

Produk karya intelektual apapun-rumus, perangkat, pola, atau kompilasi data yang digunakan untuk sebuah tujuan bisnis dapat diklasifikasikan sebagai rahasia dagang (trade secret), asalkan hal itu tidak didasarkan pada informasi di domain publik. Perlindungan untuk rahasia dagang bervariasi di setiap negara. Pada umumnya, undang-undang rahasia dagang mengizinkan monopoli untuk ide-ide dari sebuah produk karya, meskipun monopoli tersebut bisa jadi sangat lemah.

b. Hak Cipta

Hak cipta adalah pengakuan oleh undang-undang yang melindungi pencipta kekayaan intelektual dari penggandaan hasil karyanya oleh pihak lain untuk tujuan apapun selama usia hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah penciptanya meninggal. Sedangkan untuk perusahaan, perlindungan hak cipta akan berakhir 95 tahun setelah penciptaan pertamanya.

c. Hak Paten

Hak paten memberikan hak monopoli eksklusif kepada pemilik gagasan yang melatar belakangi suatu penemuan selama 20 tahun.

d. Tantangan Bagi Hak Kekayaan Intelektual

Dengan berkembangnya jaringan elektronik, termasuk internet, telah membuat perlindungan kekayaan intelektual semakin sulit dilindungi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Data Corporation untuk business software alliance mendapati bahwa lebih dari sepertiga peranti lunak di seluruh dunia telah ditiru atau dibajak, dan usiness alliance mealporkan bahwa kerugian pembajakan peranti lunak setiap tahunnya mencapai $ 29 milliar (Geitner, 2004: Lohr, 2004)

III. Akuntabilitas , Pertanggungjawaban Secara Hukum, dan Kontrol

a. Masalah Liabilitas Yang Berkaitan Dengan Komputer

(11)

diblok karena dananya tidak cukup. Karena adanya kesalahan operasional dikomputer pusat, sejumlah transaksi deposit langsung tidak dapat diproses. Bank ini tidak dapat melacak uang yang harus dikreditkan ke rekening nasabah, dan butuh waktu sehari untuk mengatasinya (Carr dan Gallagher, 2002).

Kasus ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi oleh para eksekutif informasi sistem yang harus bertanggung jawab penuh atas kerugian yang ditimbulkan oleh sistem yang dikembangkan oleh staf mereka.

IV. Kualitas Sistem: Kualitas Data dan Kesalahan Sistem

Ada tiga sumber prinsip kinerja sistem yang buruk adalah sebagai berikut: 1. Bug dan kesalahan dari peranti lunak.

2. Kegagalan fasilitas atau peranti keras yang disebabkan oleh penyebab alami atau lainnya.

3. Kualitas input data yang buruk.

V. Kualitas Hidup: Ekuitas, Akses, dan Batasan

Biaya sosial yang negatif menghadirkan teknologi dan sistem informasi yang baru mulai meningkat bersamaan dengan semakin majunya teknologi. Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari kebudayaan dan masyarakat meskipun disisi lain juga memberikan manfaat.

a. Menyeimbangkan Kekuatan: Pusat Vs Tepian

Ketakutan di era komputer adalah mainframe komputer yang terpusat yang akan memusatkan kekuatan dikantor-kantor pusat perusahaan dan diibu kota negara, menghasilkan masyarakat Big Brother seperti yang telah dikisahkan di novel George Orwell, 1984.

b. Kecepatan Perubahan : Berkurangnya Waktu Respons terhadap Kompetisi

Kompetisi yang didasarkan pada waktu memiliki sisi buruk : perusahaan mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk merepons para pesaing global dan mungkin telah diambang kehancuran.

(12)

Banyak instansi-instansi pemerintah maupun perusahaan yang bergantung pada sistem informasi, tanpa disadari para pengguna akan bergantung pada sistem informasi padahal sistem informasi yang digunakan sehari-hari itu sangat rentan terganggu.

d. Kejahatan dan Penyalahgunaan Komputer

Penyalahgunaan komputer (computer abuse) adalah tindakan menggunkan komputer yang mungkin legal tetapi dianggap tidak beretika. Popularitas internet dan e-mail membuat salah satu bentuk penyalahgunaan komputer spamming menjadi masalah besar, baik bagi perusahan maupun individu.

e. Pekerjaan : Teknologi Trickle-Down dan Merekayasa Ulang Hilangnya Lapangan Kerja

Merekayasa ulang pekerjaan adalah hal umum yang dianggap oleh komunitas sistem informasi sebagai suatu keunggulan utama dari teknologi informasi baru. Lebih sedikit dicatat bahwa merekayasa ulang proses bisnis dapat menyebabkan jutaan manajer tingkat menengah dan pekerja administrasi akan kehilangan pekerjaan.

f. Ekuitas dan Akses : Jurang Ras dan Kelas Sosial yang Semakin Melebar

Jurang digital (digital divide) yang terjadi disekolah-sekolah di Amerika Serikat, dengan sekolah yang terletak diwilayah kemiskinan cukup tinggi akan lebih kecil peluangnya memiliki komputer, program teknologi pendidikan berkualitas tinggi, atau akses internet bagi siswa. Jika tidak dikoreksi maka pemisahan digital akan menciptakan sebuah masyarakat yang kaya dengan kemampuan dan keahlian komputer.

g. Resiko Kesehatan : RSI, CVS, dan TECHNOSTRES

Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang paling penting adalah cedera stress yang berulang (repetitive stress injury-RSI). RSI terjadi ketika sekelompok otot yang dipaksa melakukan tindakan yang berulang-ulang dan dengan beban yang tinggi.

Penyebab dari RSI adalah keyboard komputer jenis RSI yang terkait dengan komputer paling umum adalah sindrom carpal turnel (CTS). Yaitu adanya tekanan pada saraf tengah yang melewati pergelangan tangan.

(13)

FBI dan Alat Pengawasan Digital.

Di tahun 1960 Biro Penyelidik Federal AS, atau disebut Federal Bereau of Investigation (FBI) mulai mengumpulkan file-file untuk mengindetifikasi warganya yang terlibat dalam masalah keamanan nasional bahkan orang – orang terkenal seperti Albert Einstein, Rock Hudson, dan Henry Ford juga disimpan. Undang – undang 1974 kemudian menjadi hukum yang melarang pengumpulan informasi seperti itu, kecuali jika Departemen Kehakiman bisa menunjukkan alasan yang mendukung bahwa orang yang bersangkutan melakukan tindak kejahatan atau pelanggaran hukum.

Kekhawatiran mengenai pengumpulan data rahasia milik warga Negara oleh FBI muncul kepermukaan di tahun 1999 sewaktu FBI mengakui bahwa mereka telah mengembangkan dan mengunakan produk komputer yang disebut Carnivore (DCS1000) yang berfungsi mengumpulkan secara rahasia informasi e-mail, namun kekhawatiran atas tindakan FBI untuk sementara terhenti disaat peristiwa terorisme pada gedung World Trade Center dan Pentagon 11 September 2011.

Carnivore bekerja dengan cara mengumpulkan informasi digital dari lalu lintas jaringan digital dari dan ke pengguna tertentu atau alamat internet tertentu. Carnivore harus terinstall dalam ISP target kemudian carnivore akan mengidentifikasi e-mail dari headernya saja tanpa membuka konten isinya, karena regulasi hukumnya lebih ringan daripada membuka konten e-mail.

Adanya carnivore menimbulkan pro dan kontra di parlemen Amerika dimana satu sisi setuju berlakunya carnivore bertujuan pencegahan terhadap kejahatan dilain sisi menganggap hak asasi mereka sebagai individu diambil.

5. Kesimpulan

Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi menciptakan situasi-situasi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak relevan lagi. Muncul berbagai macam daerah abu-abu dimana standar etika belum ditetapkan dan disosialisasikan. Diperlukan system etika yang baru untuk era informasi sebagai penuntun individu dan organisasi dalam mengambil tindakan.

(14)

Daftar Pustaka

Fajri,Fitria F, dkk. 2014. Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi. Fakultas Ekonomi. Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon

Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2005. Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan Digital. Edisi kelima. Penerbit Andi.

Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2012. Management Information Systems: Managing the Digital Firm. Twelfth Edition. Pearson.

Gambar

Tabel. Skandal Sistem Informasi
Tabel. Tren Teknologi yang Memunculkan Isu Etika

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa strategi kompetitif dasar dan dapat menjelaskan bagaimana teknologi informasi dapat digunakan untuk menghadapi kekuatan yang kompetitif

Tabel 5 menunjukkan terdapat hubungan negatif antara Intensitas Moral dan Intensi Keperilakuan, yang artinya bahwa ketika seseorang menilai suatu situasi mengandung Intensitas

Model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan suatu persepsi bahwa real word terdiri dari objek- object dasar yang mempunyai hubungan atau relasi

Istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM) Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) untuk menggambarkan sebuah model pengolahan data menjadi

Oleh sebab itu, dari permasalahan diatas dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis akan dibuatkan sebuah Sistem Informasi Manajemen Penjualan Vape dengan Model Konsinyasi

management – IRM) adalah aktifitas yang dijalankan oleh manajer pada semua tingkatan dalam perusahaan dengan. tujuan mengidentifikasi, memperoleh dan

Dalam kasus ini, penulis menggunakan waterfall model untuk menggambarkan proses bisnis dan sistem yang dibutuhkan pada perancangan sistem informasi geografi untuk

Melihat dari activity diagram yang menggambarkan proses pengadaan material impor yang sedang berjalan serta penghitungan peramalan permintaan dan model persediaan,