• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI KESEHATAN MELALUI METOD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI KESEHATAN MELALUI METOD"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS JURNAL

SISTEM INFORMASI KESEHATAN MELALUI METODE PROTOTYPING SEBAGAI SOLUSI DALAM MENINGKATKAN MUTU

PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

”SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN”

Disusun Oleh: Gusti Kanzania Finansi

1610912420007

Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran

Program Studi Kesehatan Masyarakat Alih Jenjang Banjarbaru

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi pada dasarnya merupakan kumpulan sumber daya pengolah data yang mengelola data menjadi bentuk yang lebih berguna dalam rangka kegiatan manajemen asuhan keperawatan. Prototyping merupakan metodologi pengembangan software yang menitik beratkan pada pendekatan aspek desain, fungsi dan user-interface. Developer dan user bertemu dan melakukan komunikasi dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan.

Di Indonesia pada era keterbukaan ini, masyarakat telah mempunyai kebebasan dalam mengemukaan pendapatnya, sehingga bila pelayanan yang diberikan khususnya pelayanan kesehatan tidak bermutu dan memuaskan masyarakat mempunyai hak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat sepertinya belum didukung oleh kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan dokumentasi yang lengkap dipelayanan kesehatan khususnya rumah sakit. Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik umumnya pelayanan di rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan.

Kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat,memicu rumah sakit- rumah sakit yang ada untuk meningkatkan fasilitas kesehatan yang melakukan perbaikanterhadap manajemen pelayanan kepada pasien yang terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan secara komputerisasi.

(4)

tekhnologi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkwalitas.

Mutu pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit tergantung kepada kecepatan, kemudahan dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti serta pelayanan keperawatan tergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktur yang ada dalam keseluruhan sistem rumah sakit. Pelayanan rumah sakit terbagi dua pelayanan medis dan pelayanan non medis. Sebagai contoh dalam pelayanan non medis seperti proses penerimaan,proses pembayaran, sampai proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat adapun pelayanan medis terdiri dari pemberian obat, pemberian makan, asuhan keperawatan diagnosa medis dan lain-lain yang merupakan bentuk pelayanan yang tidak kalah pentingnya.

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada klien nya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. (hariyati, RT, 1999).

(5)

dan kepada pengguna sesuaidengan kebuutuhannya. Dan dapat membantu dalam proses pengolahan data yang lebih baik.

B. Tujuan

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem informasi

Gordon B. Davis dalam Moekijat, (1996:108) menguraikan sistem informasi sebagai suatu sistem, yaitu sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Model sistem dasar masukan, pengolahan, dan keluaran cocok dalam hal sistem pengolahan informasi yang paling sederhana apabila semua masukan diterima pada waktu yang sama. (Wajirah, 2010)

Dalam Sistem Informasi terkandung pengertian tentang suatu kegiatan yang dilakukan yang meliputi hal hal berikut :

1. Suatu sistem atau metode pengolahan data 2. Menyajikan informasi secara cepat dan tepat

3. Digunakan bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan (Wajirah, 2010) melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan

derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang baik. (Wajirah, 2010)

(7)

UU RS, tahun 2009). Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan perlu memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan memperhatikan mengikuti peraturan dan standar yang berlaku di rumah sakit. (Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 10 tahun 2015).

Bidang keperawatan berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur pelayanan, bertugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan. Sedangkan fungsinya adalah :

1. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan dan penyusunan standar program asuhan dan pelayanan keperawatan, peralatan keperawatan, serta peningkatan pelaksanaan etika profesi dan peningkatan keterampilan keperawatan.

2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, peralatan keperawatan, serta peningkatan pelaksanaan etika profesi dan peningkatan ketrampilan keperawatan. 3. Melakukan pengusulan penempatan tenaga keperawatan atas permintaan

kepala bidang terkait. (Wajirah, 2010)

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan keputusan Men.PAN Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang ‘’relevan, valid dan reliabel’’. Sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

(8)

4. Kedisplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan dan status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

(9)

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

(Desy afriyanti. Wahjoe pangestoeti. Alfiandri. 2014)

Yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pelayanan adalah sebagai berikut: ”Serangkaian tata cara, pola kerja, dan tata tertib yang menangani sebagai suatu sistem formal yang didalamnya terdapat kegiatan melaporkan, menggolongkan dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat yaitu dalam kaitannya dengan pelayanan kepada pelanggan serta untuk mendukung fungsi, operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986: hal 10 dan Gordon B. Davis, 2002 hal 3) (Wajirah, 2010)

Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka diperlukan perubahan cara pndang pihak manajemen dan klinisi. Pelayanan difokuskan kepada pelanggan dengan meningkatkan mutu produk, servis dan informasi.. Dalam upaya peningkatan mutu maka harus dilakukan perbaikan system yang ada. Peningkatan pelayanan mutu di rumah sakit memerlukan:

1. SDM yang professional di bidangnya dan mengemban visi misi rumah sakit

2. Control terapi rasional, penggunaan pemeriksaan penunjang secara tepat 3. Tinggalkan paradigm lama. Dokter dominan, profesi lain di Rumah Sakit

hanya membantu dokter

Dalam rumah sakit perlu ada kerja sama, komunikasi dan koordinasi antar bagian (Kasim, Felix dr. 2008)

(10)

Sumber daya informasi mencakup :(Mcleod, 1995) 1. Perangkat keras komputer

2. Perangkat lunak komputer

3. Para spesialis informasi : Analisis sistem, Pengelolah database, spesialis jaringan, programmer, operator

4. Pemakai sebagai pihak pemakai sistem 5. Fasilitas

Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem. Pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis.

Prototyping sistem informasi adalah suatu tehnik yang sangat berguna untuk mengembangkan informasi tertentu mengenai syarat-syarat informasi pengguna secara cepat.

Jenis-jenis informasi yang dicari saat melakukan prototyping (Kendal, 2003) 1. Reaksi awal dari pengguna : saat analis sistem menampilkan sebuah

prototipe sistem informasi, maka analis akan tertarik dengan reaksi pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe.

2. Saran-saran dari pengguna : Analis juga tertarik dengan saran-saran pengguna dan pihak manajemen perbaikan terhadap prototipe yang ditampilkan

3. Inovasi : merupakan bagian dari informasi yang dicari oleh analis sistem. Inovasi adalah kemampuan-kemampuan sistem baru yang tidak dianggap berhubungan dengan waktu saat pengguna mulai berinteraksi dengan protoyipe.

4. Rencana revisi : membantu mengidentifikasikan prioritas apa yang akan diprototipekan

(11)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan adanya sistem informasi pengelolaan data pasien yang terkomputerisasi, maka pengelolaan data menjadi informasi akan lebih cepat dibandingkan dengan cara manual. Informasi pasien, ruang rawat dan kegiatan pada setiap pasien yang dirawat khususnya masalah pendokumentasian asuhan keperawatan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Desain tampilan layar atau prototipe yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Aplikasi program dapat diakses oleh komputer yang ada disetiap unit rawat karena setiap komputer yang ada pada bagian tersebut sudah terintegrasi dengan adanya sistem jaringan lokal dan intranet.

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saatnya mulai berpindah dari sistem manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan berbasis komputer.

(12)

Perkembangan Rumah sakit Anutapura Palu yang sedemikian pesatnya sudah saatnya mulai menggunakan SIM Asuhan Keperawatan berbasis computer sebagai pemecahan masalah pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

B.

Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Desy afriyanti. Wahjoe pangestoeti. Alfiandri. 2014. Kualitas

pelayanan

keperawatan di rumah sakit umum daerah (rsud)

tanjung uban provinsi kepulauan riau. Tanjungpinang.

Universitas maritim raja ali haji.

http://jurnal.umrah.ac.id/wp-

content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/06/JURNA

L-DESYYYY.pdf. Diakses pada tanggal 01 oktober 2016.

Fatmawati, andi. 2010. Sistem informasi kesehatan melalui

metode prototyping

sebagai solusi dalam meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan di rumah sakit. Jakarta, universitas

indonesia. https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwi-8pmvzsHPAhVFuY8KHQo_Coo4ChAWCC0wAg&url=https

%3A%2F%2Fdigilib.uns.ac.id%2Fdokumen%2Fdownload

%2F13238%2FMjc4NDA%3D%2FSistem-informasi-

(14)

RSUD-Kabupaten-Cilacap-abstrak.pdf&usg=AFQjCNFxnACx3t4XPoozKGWrceFlpDy

a8g&bvm=bv.134495766,d.c2I. Diakses pada tanggal

01 Oktober 2016.

Kasim, Felix dr. 2008. Case manager dan aplikasinya di rumah sakit. Bandung. Seminar dan Lokakarya Nasional Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Pendidikan Keperawatan.

http://repository.maranatha.edu/2541/1/Case%20Manager

%20dan%20Aplikasinya%20di%20Rumah%20Sakit.pdf. .

Diakses pada tanggal 20 oktober 2016.

Perkasa, muhammad dika. 2015. Pengembangan sistem menggunakan Metode prototype pada sistem keuangan Azzahra salon dan spa muslimah. Yogyakarta. Universitas islam negeri sunan kalijaga.

Http://digilib.uin-suka.ac.id/16321/2/08650091_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf. Diakses pada tanggal 20 oktober 2016. (makalah yang dianalisis)

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 10 tahun 2015. 2015. Standar pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus. Menteri

kesehatan republik indonesia.

Http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/pmk%20no.

%2010%20ttg%20standar%20pelayanan%20keperawatan%20di

%20rs%20khusus.pdf. Diakses pada tanggal 20 oktober 2016.

Wajirah, 2010. Sistem informasi pelayanan kesehatan di rumah

(15)

daerah (rsud)kabupaten cilacap. Surakarta, universitas

sebelas maret. https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwi-8pmvzsHPAhVFuY8KHQo_Coo4ChAWCC0wAg&url=https

%3A%2F%2Fdigilib.uns.ac.id%2Fdokumen%2Fdownload

%2F13238%2FMjc4NDA%3D%2FSistem-informasi-

pelayanan-kesehatan-di-Rumah-Sakit-Umum-Daerah-

RSUD-Kabupaten-Cilacap-abstrak.pdf&usg=AFQjCNFxnACx3t4XPoozKGWrceFlpDy

a8g&bvm=bv.134495766,d.c2I. Diakses pada tanggal

Referensi

Dokumen terkait

Demokratisasi sebagai kecenderungan globalisasi itulah yang pada gilirannya akan menimbulkan gerakan reformasi pendidikan di Indonesia, yang diawali dengan otonomi daerah,

teliti yaitu keluarga Bapak Muh Yasin, Bapak Mudasir, Bapak H. Dan satu yang tidak termasuk kedalam. kriteria keluarga kafa’ah yaitu keluarga bapak

Penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk memberikan informasi empiris dari parameter proses (variasi jenis fluks dolomite, limestone, dan quicklime) yang optimal

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil karya tulis yang kreatif dan imajinatif. Karya sastra juga dijadikan sebagai wilayah yang menceritakan tentang kehidupan manusia dengan

Hasil Penelitian Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa T hitung = 3,847 dan dikonsultasikan dengan T Tabel= 2,032 untuk N= 34 pada taraf signifikansi 2,5% yaitu T Hitung =

Konsep Cinta Muslim ini adalah kajian cinta yang dilakukan secara saintifik dan Islamik dengan menghimpunkan ayat-ayat Qur’an, hadith- hadith Rasulullah SAW,

Dalam upaya Perusahaan Timah Karya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, Perusahaan tersebut harus memilih jenis bijih timah berkualitas baik atau berkualitas sedang yang

Hasil dari penelitian ini adalah suatu program aplikasi yang dapat mencari posisi objek dari input sebuah gambar dan menghitung perubahan sudut yang harus dilakukan oleh kamera