Nama: Fitri Almira Yasmin NPM : 1206230971
Adoption of E-commerce by SMEs in Indonesia
Fitri Almira Yasmin
Information System, Faculty of Computer Science University of Indonesia
Depok, Indonesia Fitri.almira@ui.ac.id
Abstract—Perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu kriteria globalisasi menuntuk para pengusaha kecil maupun menengah di indonesia untuk memenuhi perubahan perilaku konsumen.
Index Terms—Component, formatting, style, styling, insert. (key words)
I.PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi kontributor terbesar pada globalisasi yang menuntut rakyat Indonesia untuk mengetahui informasi dan pengetahuan yang termutakhir agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Masyarakat Indonesia mulai berlomba-lomba untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini membuat perubahan budaya masyarakat indonesia yang mendorong banyak pengusaha untuk tanggap terhadap perubahan perlaku konsumen yang berubah.
Untuk megantisipasi terhadap perubahan yang disebabkan oleh globalisasi, para pengusaha mulai mencoba melakukan berbagai inovasi, salah satunya dengan e-commerce. E-commerce adalah penggunaan internet untuk pembelian, penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, dan / atau informasi[3]. E-commerce menawarkan peluang dan potensi manfaat bagi UKM [4]. Namun, dalam menerapkannya UKM Indonesia masih banyak yang bersifat resisten terhadap penggunaan e-commerce sebagai salah satu channel
perdagangannya. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba mengulas topik yang dapat membuat pembaca memahami tentang penerapan e-commerce pada UKM di indonesia.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berguna untuk pembaca agar memahami konsep e-commerce.
II.I. GLOBALISASI
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang tercermin dengan k kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya[5].
II.II. E-COMMERCE
Defisi e-commerce adalah proses membeli, menjual, atau bertukar produk, jasa, atau informasi melalui komputer[1]. Terdapat dua konsep umum e-commerce yang dapat diterapkan oleh UKM, yaitu pure commerce atau partial e-commerce. E-commerce terdapat beberapa bentuk tergantung pada tingkat digitalisasi (transformasi dari fisik ke digital) dari:
1. produk (layanan) yang dijual
Nama: Fitri Almira Yasmin NPM : 1206230971 Suatu EC dikategorikan sebagai pure e-commerce apabila
ketiga poin diatas terpenuhi. Namun, apabila terdapat poin yang belum terpenuhi namun setidaknya terdapat satu poin yang sudah dipenuhi maka dikategorikan sebagai partial e-commerce.
II.III. E-BUSINESS
Sebuah definisi yang lebih luas dari EC yang meliputi tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis, dan melakukan transaksi elektronik dalam suatu organisasi[1]. Defini tersebut menegaskan bahwa dalam menjalankan e-commerce, selain mempertimbangkan transaksi jual dan beli, terdapat hal-hal penting lainnya yang harus diperhatikan untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifitas.
III.PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penerapan e-commerce di indonesia
III.I. USAHA KECIL DAN MENENGAH
Usaha kecil dan Menengah (UKM) yang didefinisikan sebagai independen produktif di Indonesia, berikontribusi terhadap pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia[4]. Akan tetapi kemampuan akan berkompetisi di dalam era global ini tentu sangat kecil jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Dengan pemanfaatan e-commerce para pengusaha UKM mencoba berkompetisi, walapun angka penerapan masih rendah dan juga terdapat perbedaan tingkat penerapan di setiap UKM[4].
III.II. PENERAPAN E-COMMERCE PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH
Model penerapan e-commerce secara umum dikembangkan berdasarkan perspektif teknologi, akan tetapi pada paper ini akan dijelaskan model penerapan e-commerce berdasarkan manfaat mendapatkan untuk menerapkan e-commerce untuk bisnis UKM yang digambarkan pada tabel dibawah ini[4].
Setelah keempat langkah tersebut diterapkan, Pengusaha juga harus memperhitungkan sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang diaplikasikan melalui program tertentu seperti iklan, agar dapat menyebabkan peningkatan jumlah transaksi e-commerce[3].
III.III. KENDALA PENERAPAN E-COMMERCE DI INDONESIA Tingkat kepercayaan pengguna Internet Indonesia terhadap B2C sistem E-Commerce di Indonesia yang memiliki 66% dan Tingkat kepercayaan dari pengguna internet Indonesia terhadap C2C e-commerce sistem hanya 10,7% [2]. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kendala paling besar dalam menjalankan bisnis e-commerce adalah isu mengenai kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah metode pembayaran dan reputasi penjual[2].
III.IV. SOLUSI DARI KENDALA PENERAPAN E-COMMERCE DI INDONESIA
Faktor pertama yang mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah metode pembayaran, untuk menangani hal ini dapat diterapkan beberapa solusi seperti rekening bersama, bank transfer, atau Cash on Delivery[2].
1. Rekening Bersama
Nama: Fitri Almira Yasmin NPM : 1206230971 dilakukan lalu mediator memberitahukan kepada
penjual bahwa pembayaran telah diterima, selanjutnya penjual mengirimkan barang kepada pembeli, dan apabila barang yang dipesan sudah diterima pembeli maka mediator akan mengirimkan pembayaran kepada penjual. Walaupun bisa menjadi mediasi yang memfasilitasi pembayaran, akan tetapi metode ini juga memiliki kekurangan yaitu kerumitan proses pembayaran yang dapat menyebabkan konsumen memilih untuk membeli lewat pengusaha konvensional.
2. Bank Transfer
Banyak konsumen memilih bank transfer karena minimnya kepercayaan pengguna terhadap e-payment dan karena penyedia barang atau jasa melalui e-commerce tidak menyediakan metode cash on delivery. Keuntungan pemakaian metode ini adalah pembayaran ini relatif lebih mudah dibandingkan metode pembayaran e-payment. Akan tetapi, metode ini akan menyulitkan pengusahaa untuk memverifikasi pembayaran karena rekapitulasi pembayaran dari bank masih harus dilakukan secara manual.
3. Cash on Delivery
Metode Cash on Delivery adalah pembayaran yang dilakukan bersamaan saat pembeli menerima barang yang diantarkan oleh penjual. Metode ini mempermudah pembeli yang tidak memiliki akun di bank atau pembeli yang hanya ingin memberikan pembayaran apabila sudah mendapatkan barang yang dinginkan, hal tersebut dapat membantu penjual untuk memperluas cakupan pasar, akan tetapi terdapat kerugian seperti kemungkinan tidak bertemunya pelanggan dengan kurir pengantar sehingga pembelian dibatalkan.
Faktor kedua yang mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah reputasi penjual. Hal ini dapat ditingkatkan dengan
penyediaan tempat untuk konsumen melihat ulasan yang diberikan oleh pembeli lain[2].
IV.RANGKUMAN
Nama: Fitri Almira Yasmin NPM : 1206230971 V.REFERENSI
[1] Pearson Education, “Overview of E-commerce”. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2015 melalui
http://scele.cs.ui.ac.id/file.php/2110/1._Overview_of_EC.pdf/
[2] Sayid Ali Hadi, James Purnama, Moh. A. Amin Soetomo,
Maulahikmah Galinium, “C2C E-Commerce Trust Level
Measurement and Analysis in Indonesia”. Diakses pada tanggal
28 Maret 2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/xpls/icp.jsp?arnumber=6761580/
[3] Ainur Rofiq, Joseph M Mula, Albert Scott, “Purchase Intention
to Undertake e-Commerce Transactions in Developing
Countries: Application of Theory of Planned Behavior in
Indonesia”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5999076/
[4] Evi Triandini, Daniel Siahaan, Arif Djunaidy, “Determining
E-commerce Adoption Level by SMEs in Indonesia Based on
Customer-Oriented Benefits”. Diakses pada tanggal 28 Maret
2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=7065757/
[5] Wikipedia, “Globalisai”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi/
[6] Pearson Education, “Overview of E-commerce”. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2015 melalui
http://scele.cs.ui.ac.id/file.php/2110/1._Overview_of_EC.pdf/
[7] Sayid Ali Hadi, James Purnama, Moh. A. Amin Soetomo,
Maulahikmah Galinium, “C2C E-Commerce Trust Level
Measurement and Analysis in Indonesia”. Diakses pada tanggal
28 Maret 2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/xpls/icp.jsp?arnumber=6761580/
[8] Ainur Rofiq, Joseph M Mula, Albert Scott, “Purchase Intention
to Undertake e-Commerce Transactions in Developing
Countries: Application of Theory of Planned Behavior in Indonesia”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5999076/
[9] Evi Triandini, Daniel Siahaan, Arif Djunaidy, “Determining
E-commerce Adoption Level by SMEs in Indonesia Based on Customer-Oriented Benefits”. Diakses pada tanggal 28 Maret
2015 melalui
http://remote-lib.ui.ac.id:2087/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=7065757/
[10]Wikipedia, “Globalisai”. Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi/