• Tidak ada hasil yang ditemukan

ekspor impor jadwal kegiatan id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ekspor impor jadwal kegiatan id"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

K A T A P E N G A N T A R

Assalamua’laikumWr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun Makalah Pengembangan Ekspor Dan Impor Indonesia.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai Pengembangan Ekspor Dan Impor Indonesia.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harap kan demi kesempurnaan Makalah ini dimasa mendatang.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan sehinnga kita dapat menelesaikan makalah ini, Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Amin yarabbal’ alamin.

Bireuen, 27 November 2015

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakanag... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1 Pengertian Ekspor dan Impor... 3

2.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia... 3

2.3 Manfaat Melakukan Ekspor Impor... 16

2.4 Faktor Pendorong... 17

2.5 Problema Ekspor... 17

2.7 Aneka Cara Ekspor... 19

BAB III PENUTUP... 21

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.

Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut.

Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda. Sehingga berdampak kepada jumlah ekspor dan impor yang naik turun seiring berjalannya waktu.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan dalamkegiatan Ekspor Impor adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Ekspor dan Impor ?

2. Bagaimana perkembangan Ekspor Impor di Indonesia? 3. Apa manfaat melakukan Ekspor Impor?

4. Apa saja yang menjadi faktor pendorong Ekspor Impor? 5. Apa yang menjadi masalah dalam Ekspor Impor?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Bahwa penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan antara lain : 1. Untuk mempelajari tentang pengertian Ekspor dan Impor.

2. Untuk mengetahui perkembangan Ekspor Impor di Indonesia. 3. Untuk mengetahui masalah dalam Ekspor Impor .

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekspor dan Impor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari beacukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor.

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.

2.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia

Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi oleh komoditi non migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas. Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan deregulasi di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan ekspot non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah mencapai 83,88% dari total nilai ekspor Indonesia, sementara pada tahun 1999 peran nilai ekspor non migas tersebut sedikit menurun, menjadi 79,88% atau nilainya 38.873,2 juta US$ (turun 5,13%). Hal ini berkaitan erat dengan krisis moneter yang melanda indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

Tahun 2000 terjadi peningkatan ekspor yang pesat, baik untuk total maupun tanpa migas, yaitu menjadi 62.124,0 juta US$ (27,66) untuk total ekspor dan 47.757,4 juta US$ (22,85%) untuk non migas. Namun peningkatan tersebut

(6)

tidak berlanjut ditahun berikutnya. Pada tahun 2001 total ekspor hanya sebesar 56.320,9 juta US$ (menurun 9,34%), demikian juga untuk eskpor non migas yang menurun 8,53%. Di tahun 2003 ekspor mengalami peningkatan menjadi 61.058,2 juta US$ atau naik 6,82% banding eskpor tahun 2002 yang sebesar 57.158,8 juta US$. Hal yang sama terjadi pada ekspor non migas yang naik 5,24% menjadi 47.406,8 juta US$. Tahun 2004 ekspor kembali mengalami peningkatan menjadi 71.584,6 juta US$ (naik 17,24%) demikian juga ekspor non migas naik 18,0% menjadi 55.939,3 juta US$. Pada tahun 2006 nilai ekspor menembus angka 100 juta US$ menjadi 100.798,6 juta US$ atau naik 17,67%, begitu juga dengan ekspor non migas yang naik 19,81% dibandingkan tahun 2005 menjadi 79.589,1 juta US$.

(7)

Tabel (Dalam US$)

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

Peran

Th. 2014

(%)

I. MIGAS 28.039.599.534 41.477.035.636 36.977.261.378 32.633.031.285 30.331.863.792 17,21%

1. Minyak

Mentah 10.402.867.668 13.828.677.857 12.293.410.847 10.204.709.564 9.528.227.064 5,40%

2. Hasil

Minyak 3.967.277.194 4.776.854.837 4.163.368.221 4.299.127.072 3.623.353.404 2,06%

3. Gas 13.669.454.672 22.871.502.942 20.520.482.310 18.129.194.649 17.180.283.324 9,75%

II. NON MIGAS 129.739.503.936 162.019.584.424 153.043.004.652 149.918.763.416 145.960.796.463 82,79%

1. Pertanian 5.001.899.002 5.165.793.669 5.569.216.244 5.712.976.032 5.770.578.795 3,27%

2. Industri 98.015.076.416 122.188.727.150 116.125.137.766 113.029.939.287 117.329.856.169 66,55%

3. Tambang 26.712.581.107 34.652.027.382 31.329.944.921 31.159.534.218 22.850.041.499 12,96%

4. Lainnya 9.947.411 13.036.223 18.705.721 16.313.879 10.320.000 0,01%

TOTAL

Peran Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri

Tabel (Dalam US$)

(8)

Kelompok Hasil

Industri 2010 2011 2012 2013 2014

Pera

Kelapa/Kelapa Sawit 17.253.751.946 23.179.189.217 23.396.998.187 20.660.402.210 23.711.550.465 20,21%

2. Besi Baja,

Mesin-mesin dan Otomotif 10.840.032.116 13.191.710.376 15.029.612.806 14.684.401.500 15.813.518.294 13,48%

3. T e k s t i l 11.205.515.350 13.234.016.875 12.446.506.596 12.661.681.508 12.720.312.060 10,84%

4. Elektronika

Minuman 3.219.558.339 4.505.240.017 4.652.902.475 5.379.821.652 5.554.396.593 4,73%

8. Pulp dan Kertas 5.708.164.342 5.769.378.283 5.517.965.818 5.643.997.372 5.498.591.201 4,69%

9. Pengolahan Kayu 4.280.345.672 4.474.988.094 4.539.877.317 4.727.650.015 5.202.156.290 4,43%

10. Pengolahan

Tembaga, Timah dll. 6.505.973.111 7.500.962.497 5.049.455.277 4.843.484.653 4.886.370.585 4,16%

11. Kulit, Barang Kulit

dan Sepatu/Alas Kaki 2.665.634.728 3.450.898.952 3.561.683.101 3.933.060.116 4.090.311.532 3,49%

12. Peng. Emas,

13. Alat-alat Listrik 2.657.943.780 2.995.110.990 3.084.974.047 3.188.670.057 3.060.765.055 2,61%

14. Barang-barang

Kimia lainnya 925.326.641 1.978.291.164 2.035.001.499 2.099.699.105 1.852.937.671 1,58%

15. Plastik 1.216.938.046 1.429.411.911 1.457.981.861 1.465.245.943 1.511.010.803 1,29%

16. Alat Olah Raga, Musik, Pendidikan dan

Mainan 894.894.542 1.000.753.315 1.098.401.215 1.184.450.430 1.217.668.238 1,04%

17. Rokok 598.860.694 648.437.318 732.537.409 834.266.121 942.271.844 0,80%

18. Keramik, Marmer

dan Kaca 901.381.338 952.623.900 885.864.150 855.714.236 868.068.116 0,74%

19. P u p u k 736.106.806 920.720.995 1.027.965.781 1.038.610.872 849.438.079 0,72%

20. Pengolahan

Aluminium 790.252.173 893.452.396 820.569.062 777.229.482 774.890.901 0,66%

21. Makanan Ternak 344.544.180 504.033.782 625.819.540 737.356.771 772.923.937 0,66%

22. Produk Farmasi 360.442.018 438.140.751 485.594.695 492.247.879 570.617.738 0,49%

23. Komoditi lainnya 557.864.036 546.572.007 466.187.387 457.399.964 431.191.137 0,37%

24. Barang-barang

(9)

Kelompok Hasil

Industri 2010 2011 2012 2013 2014

Pera

25. Kosmetika 269.790.385 349.090.073 361.488.129 392.019.158 398.927.158 0,34%

26. Pengolahan Tetes 253.512.494 296.184.669 320.929.557 367.794.319 397.390.652 0,34%

27. Minyak Atsiri 198.982.243 242.295.236 222.972.203 212.085.781 260.894.363 0,22%

28. Kamera dan

Alat-alat Optis 183.371.019 224.681.194 220.978.686 218.610.510 239.018.176 0,20%

29. Pengolahan Rotan

Olahan 195.057.949 208.012.240 286.722.512 264.106.856 214.331.225 0,18%

30. Semen dan Produk

dari Semen 112.195.859 123.001.904 53.895.286 107.422.212 87.144.398 0,07%

31. Pengolahan Hasil

Hutan Ikutan 71.015.951 53.965.165 43.139.745 42.989.549 45.433.810 0,04%

Nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen.

Penuruan ekspor februari disebablan oleh menurunya ekspor non migas sebesar 7,83 persen dari U$$11,279,0 juta menjadi U$$10,395,5 juta, demikian juga ekspor migas turun sebesar 8,82 persen yaitu dari U$$2.076,8 juta menjadi U$$1.893,6 juta. Lebih lanjut penurunan ekspor migas di sebabkan oleh menurunya ekspor hasil minyak sebesar 2,13 persen menjadi U$$207,2 juta dan ekspor gas turun sebesar 25,61 persen menjadi U$$941,3 juta, sementara ekspor minyak mentah meningkat sebesar 24,25 persen menjadi U$$745,1 juta. Volume ekspor migas februari 2015 terhadap januari 2015 untuk minyak mentah naik sebesar 21,26 persen sementara hasil minyak dan gas turun masing-masing sebesar 10,28 persen dan 14,40 persen, sementara itu harga minyak mentah indonesia di pasar dunia naik dari U$$45,28 per barel pada januari 2015 menjadi U$$54,32 barel pada februari 2015.

Tabel 1

(10)

Ringkasan perkembangan Ekspor Indonesia Januari-Februari 2015

Grafik 1

(11)

Bila di bandingkan dengan februari 2014, nilai ekspor nonmigas februari 2015 mengalami penurunan 12,68 persen, demikian juga ekspor migas turun sebesar 30,61 persen. Sementara secara komulatif nilai ekspor indonesia periode januari-februari 2015 mencapai U$$25,644,9 juta atau turun 11,89 persen di banding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor komulatif non mmigas mencapai U$$21,674,5 juta atau mengalami penurunan 9,22 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas februari 2015 terhadap januari 2015 terjadi pada perhiasan/ permata sebesar US$230,1 juta (29,94 persen), sedangkan peningkatan terbesar pada besi dan baja sebesar US$41,7 juta (56,13 persen)

Ekspor Nonmigas Beberapa Golongan Barang HS 2 Digit Januari-Februari 2015

9

(12)

Nilai impor Indonesia Februari sebesar US$11.550,8 juta atau turun US$1.061,5 juta (8,42 persen) di banding januari 2015. Hal tersebut di sebabkan oleh turunya nilai impor migar dan nonmigas masing-masing sebesar US$395,6 juta ( 18,70 persen) dan US$665,9 juta ( 6,34 persen). Penurunan impor migas di picu oleh turunya nilai impor minyak mentah US$119,4 juta (19,67 persen). Dan hasil minyak US$300,1 juta (22,01 persen). Sementara impor gas meningkat US$23,9 juta (16,49 persen).

Sementara nilai impor indonesia selama januari-februari 2015, yaittu US$24.163,1 juta atau turun US$4.543,8 juta (15,83 persen) di banding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada impor migas sebesar US$3.173,1 juta (45,28 persen) dan impor nonmigas sebesar US$1.370,7 juta (6,32 persen). Lebih lanjut penurunan impor migas di sebabkan oleh turunya impor minyak mentah, hasil minyak dan gas masing-masing sebesar US$873,7 juta (44,39 persen) US$1.973,9 juta (44,86 persen), dan US$325,5 juta (50,92 persen)

Tabel 2

(13)

Grafik 2

Impor Migas dan Nonmigas Indonesia (CIF) Januari-Februari 2014 dan 2015

Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada juli 2014 dengan nilai mencapai US$4.173,0 juta dan terendah terjadi di februari 2015 yaitu US$1.719,5 juta. Sementara itu nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di april 2014, yaitu US$12.562,2 juta dan terendah di juli 2014 dengan nilai US$9.908,7 juta.

Selama februari 2015, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai US$9.831,3 juta. Jika dilihatdari perkembangannya terhadap januari 2015, tiga

(14)

dari 10 golongan barang utama menurut HS 2 dijit mengalami peningkatan. Ketiga golongan barag tersebut adalah golongan kendaraan bermotor dan bagiannya US$39,9 juta (9,15 persen),serealia US$31,5 (13,24 persen) dan sisa industri makanan US$18,4juta (8,36 persen). Sementara itu tujuh golongan barang lainya mengalami penurunan nilai impor.

Dari tujuh golonganbarang yang mengalami penurunan, dua golongan diantaranya mengalami penurunan di atas US$100,00 juta, yaitu golongan mesin dan peralatan mekanik US$208,2 juta (10,29 persen) dan besi serta baja US$134,9 juta (17,54 persen). Sementara itu tiga golongan berikutnya turun antara US$50,0 sanpai US$100,0 juta, yaitu golongan mesin dan peralatanlistrik US$82,1 juta (6,17 persen), plastik dan barang dari plastikUS$78,1 juta (12,71 persen) dan bahan kimia organik US$68,1 juta (13,35 persen). Sedangkan dua golongan barag lainya turun di bawh US$50,0 juta, yaitu golongan kapas US$26,9 juta (12,54 persen) dan barang dari besi dan baja US$0,1 juta (0,03 persen).

Sementara jika di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, selama januari-februari 2014 hanya dua golongan barang yang mengalami peningkatan yaitu golongan surealia US$62,4 juta (14,02 persen) dan sisa industri makanan US$61,5 juta (15,49 persen). Sedangkan delapan golongan barag sisanya mengalami penurunan nilai impor dengan penurunan tertinggi di catat oleh golongan mesin dan peralatan listrik yaitu US$460,1 juta (15,14 persen).

Tabel 3

(15)

Dilihat dari eperanan terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari-Februari 2015 maka sepuluh golongan barang utama di atas memberikan peranan sebesar 63,26 persen. Besarnya peranan tersebut terutama disumbang oleh golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar 18,89 persen dan mesin serta peralatan listrik sebesar 12,69 persen. Sedangkan delapan golongan barang utama berikutnya peranannya di bawah 10,00 persen dimana peranan terkecil di berikan oleh golongan kapas sebesar 1,99 persen. Sementara itu jika di lihat dari total impor indonesia Januari-februari 2015, maka impor Sepuluh golongan barang utama diatas mencapai 52,22 persen. Selanjutnnya perkembangan lima golongan barang impor nonmigas terbesar Indonesia Januari-Februari 2014 dan 2015 dapat di lihat di grafik di bawah ini

Grafik 3

Impor Nonmigas Lima Golongan Barang Utama Indonesia Januari-Februari 2014dan 2015

(CIF ; juta US$)

(16)

2. Kondisi Ekspor Indonesia Dewasa Ini

Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.

(17)

Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor non migas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah.

Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap total ekspor non migas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 27,71% terhadap periode yang sama tahun 2007.

Sementara itu, peranan ekspor non migas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20%.

Jepang pun masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$11,80 juta (12,80%), diikuti Amerika Serikat dengan nilai 10,67 juta US$ (11,57%), dan Singapura dengan nilai 8,67 juta US$ (9,40%).

Peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%.

Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31%, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10%.

Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi 12,23 juta US$ bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami kenaikan sebesar 28,53%.

(18)

3. Kondisi Impor Indonesia Dewasa Ini

Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus, sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor untuk barang konsumsi dan bahan baku/penolong selama Oktober 2008 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi 5,99% dan 74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari 17,58% menjadi 19,12%.

Sedangkan dilihat dari peranannya terhadap total impor non migas Indonesia selama Januari-Oktober 2008, mesin per pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 17,99%, diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 15,15%, besi dan baja sebesar 8,80%, kendaraan dan bagiannya sebesar 5,98%, bahan kimia organik sebesar 5,54%, plastik dan barang dari plastik sebesar 4,16%, dan barang dari besi dan baja sebesar 3,27%.

Selain itu, tiga golongan barang berikut diimpor dengan peranan di bawah tiga% yaitu pupuk sebesar 2,43%, serealia sebesar 2,39%, dan kapas sebesar 1,98%. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 67,70% dari total impor non migas dan 50,76% dari total impor keseluruhan.

Data terakhir menunjukkan bahwa selama Oktober 2008 nilai impor non migas Kawasan Berikat (KB/kawasan bebas bea) adalah sebesar 1,78 juta US$. Angka tersebut mengalami defisit sebesar US$9,3 juta atau 0,52% dibanding September 2008.

Sementara itu, dari total nilai impor non migas Indonesia selama periode tersebut sebesar 64,62 juta US$ atau 76,85% berasal dari 12 negara utama, yaitu China sebesar 12,86 juta US$ atau 15,30%, diikuti Jepang sebesar 12,13 juta US$ (14,43%). Berikutnya Singapura berperan 11,29%, Amerika Serikat (7,93%), Thailand (6,51%), Korea Selatan (4,97%), Malaysia (4,05%), Australia (4,03%), Jerman (3,19%), Taiwan (2,83%), Prancis (1,22%), dan Inggris (1,10%). Sedangkan impor Indonesia dari ASEAN mencapai 23,22% dan dari Uni Eropa 10,37%.

(19)

Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :

 Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

 Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

 Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

 Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

2.4 Faktor Pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :

• Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

(20)

• Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara • Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi

• Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk

menjual produk tersebut.

• Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,

budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.

• Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

• Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari

negara lain.

• Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat

hidup sendiri.

2.5 Problema Ekspor

(21)

Sampai pada taraf itu Indonesia sudah dihadapkan pada masalah-masalah tertentu, yaitu :

A. Masalah pengumpulan dan masalah angkutan darat

Masalah pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya mengumpulkan barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari produsen yang tersebar itu. Bidang prasarana ekonomi inonesia memang tidak sempurna, sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan dalam usaha ke arah perbaikan dalam bidang-bidang lain.

B. Masalah pembiayaan Rupiah ( Rupiah Financing)

Persoalan pembiayaan ini merupakan pesoalan yang penting pula, apakah keuangan sendiri dari setiap pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah tidak perlu bantuan dari bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan lainnya. Kalau demikian halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat memberikan bantuan dalam pemecahan persoalan pembiayaan rupiah ini.

Barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya dipungut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang tidak sama, sehingga barang yang dihasilkan belum mempunyai mutu yang seragam, bahkan mungkin sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang masih sedemikian itu sudah tentu belum dapat diperdagangkan ke luar negeri, tetapi masih perlu di olah lebih dahulu.

C. Masalah sortasi dan Up-grading (sorting & up-grading)

Baik di desa maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah terkumpul harus disimpan dengan baik dan dimasukkan di dalam karung ataupun peti yang kuat sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan selama dalam penyimpanan atau selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun tidak dapat diabaikan persoalan.

2.7 Aneka Cara Ekspor

I. Ekspor Biasa

(22)

Dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di luar negeri. Sesuai dengan perturan devisa yang berlaku maka hasil devisa yang di peroleh dari ekspor ini dapat di jual kepada Bank Indonesia, sedangkan eksportir menerima pemabayaran dalam mata uang rupiah sesuai dengan penatapan nilai kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta, atau juga dapat dipakai sendiri oleh eksportir.

II. Barter

Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah. Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai (diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya.

III. Konsinyasi (Consignment)

Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk di jual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan eperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu diluar negeri.

IV. Package-Deal

(23)

kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka komoditi.

V. Penyelundupan (smuggling)

Di negara manapun hampir selalu ada, baik perorangan maupun badan-badan usaha yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku. Ada saja dalam perdagangan luar negeri golongan yang berusaha lolos dari peraturan pemerintah yang dianggapnya merugikan kepentingannya.

BAB III PENUTUP

(24)

3.1 KESIMPULAN

Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi oleh komoditi non migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas. Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan deregulasi di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan ekspot non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah mencapai 83,88% dari total nilai ekspor Indonesia, sementara pada tahun 1999 peran nilai ekspor non migas tersebut sedikit menurun, menjadi 79,88% atau nilainya 38.873,2 juta US$ (turun 5,13%). Hal ini berkaitan erat dengan krisis moneter yang melanda indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai 118,43 juta US$ atau meningkat 26,92% dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor non migas mencapai 92,26 juta US$ atau meningkat 21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65%, 21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

3.2 SARAN

- Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan impor.

- Banyaknya masalah yang terjadi dengan adanya kegiatan ekspor impor ini sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang benar dan tepat sasaran.

- Seharusnya pemerintah membuat keringanan peraturan bagi barang – barang ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar.

(25)

http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/03/makalah-ekspor-impor-indonesia.html

http://pratamafahri.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-ekspor-impor-di-indonesia.html

Gambar

Tabel (Dalam US$)
Tabel 17
Grafik 1Perkembangan Ekspor Februari 2013-Februari 2015
Grafik 2Impor Migas dan Nonmigas Indonesia (CIF)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Pengambilan data ini ditunjukan untuk mengetahui aktivitas guru dan. aktivitas siswa selama proses

Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung ( float method ) dapat dengan mudah dilakukan walaupun keadaan permukaan air sungai tinggi dan selain itu karena dalam..

Judul : PengaruhKualitas Komunikasi Organisasi Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening pada Bank CIMB NIAGA di Surabaya.. Disetujui

Secara umum, yang menjadi ciri utama hermeneutika yang mengandalkan verstehen ini antara lain; pertama, metode ilmu sosial yang dianggap paling cocok untuk menghasilkan

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X.. di SMK Bina

Seiring bertambahnya mahasiswa setiap tahun maka Manajemen AKAMIGAS Balongan menambah karyawan agar pelayanan kepada mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik, bertambahnya

Analisis spektrometri pendar sinar-x adalah suatu metode analisis berdasarkan pengukuran tenaga dan intensitas spektra sinar-x yang dihasilkan sebagai akibat

Skripsi dengan judul “ Upaya Guru Pendidian Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Melalui Perpustakaan Islam di SMKN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun