PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND
PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014
–
2016
Diajukan Oleh:
Nama Mahasiswa : Dwi Noviana
No. Mahasiswa
: 2013031261
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014 – 2016
1. Merupakan hasil karya sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain atau dibuatkan oleh orang lain.
2. Disusun dengan mengacu kepada norma-norma etika penelitian.
3. Jika pernyataan saya ini ternyata tidak benar, saya bersedia dicabut gelar kesarjanaan saya oleh Ketua STIE Y.A.I.
Jakarta, 16 Agustus 2017
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Dwi Noviana
NIM : 2013031261
Program Studi : S1 Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Akuntansi Keuangan
Judul Skripsi :
Telah disetujui dan diterima baik oleh Pembimbing Skripsi, guna diujikan didepan
Tim Penguji Ujian Skripsi Program Studi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Y.A.I
Jakarta, 16 Agustus 2017
Mengetahui,
Pembimbing Ketua STIE Y.A.I
(Henni Handari,S.E.,M.M.,Ak.) (Dr.Reschiwati,S.E.,M.M.,Ak.,CA.,)
PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN
DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TANDA LULUS UJIAN SKRIPSI
Nama : Dwi Noviana
NIM : 2013031261
Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Skripsi :
Telah diuji dan dinyatakan lulus oleh Tim Penguji Ujian Skripsi, sehingga telah
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
S1 Akuntansi Sekolah Ilmu Ekonomi Y.A.I.
Jakarta, September 2017
Tim Penguji :
Ketua Penguji
Anggota Penguji I
Anggota Penguji II
PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN
DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAA PERTAMBANGAN
PENGARUH LABA PER SAHAM DAN DEVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah laba per
saham dan deviden per saham berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2014-2016 dengan menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 8
perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai sample penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel penelitian yang digunakan adalah
laba per saham dan deviden per saham. Uji yang digunakan adalah analisis regresi logistik dengan menggunakan fixed effect model dan menggunakan aplikasi program EViews 8.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel laba per saham
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham dan dividen per saham secara
parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham, secara simultan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel laba per saham dan dividen per saham
berpengaruh terhadap harga saham.
THE EFFECT OF EARNINGS PER SHARE AND DIVIDEND PER SHARE TO STOCK PRICE IN MINING COMPANY THAT LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN 2014-2016 PERIOD ABSTRACT
This study aims to empirically examine whether earnings per share and
dividend per share that affect the stock price of the mining company listed in Indonesia stock exchange in 2014-2016 period.
The research uses secondary data. The sample of this research the mining company listed in Indonesia Stock Exchange in 2014-2016 period by using purposive sampling method. There are 8 companies that fulfill the criteria as research sample. This research used quantitative methods. Research variable being used are earnings per share and dividend per share. The hypothesis test used is logistic regression analysis with fixed effect model and using application program EViews 8.0.
The results from this research showed that the variables earnings per share
partially were effect on the stock price and dividend per share partially were not
effect on the stock price. Simultaneously, the results of this research showed that
the variables earnings per share and dividend per share were effect on stock
price.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, shalawat serta
salam dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW karena
dengan kekuasaan dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER
SHARE TERHADAP HARGA SAHAM”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun materil, maka dari itu pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan dan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Julius Sjukur, selaku Ketua Yayasan Administrasi Indonesia.
2. Ibu Dr. Reschiwati, S.E., M.M., Ak., CA., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Y.A.I.
3. Ibu Wiwik Pratiwi, S.E., M.M., Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I.
4. Ibu Henni Handari, S.E., M.M., Ak. selaku dosen pembimbing materi yang
telah bersedia meluangkan waktu dan perhatian dalam mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah membekali penulis dengan ilmu
yang bermanfaat selama penulis menjalani pendidikan, dan petugas
perpustakaan serta staff administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Suharto dan Ibu Ermawati, yang senantiasa selalu
memberi dukungan, baik doa maupun financial dan melimpahkan kasih
skripsi ini selesai. Serta kakak dan adikku Erlyta Shintani ,S.E. dan Rangga
yang memberikan semangat agar secepatnya menyelesaikan skripsi ini
7. Untuk Ahmad Rinaldi atas semangat dan doanya.
8. Teman-temanku Rachmawati, Ayu, Paul, Juha, Anin, Mitha, Rachma, Indah,
indra, Siwi dan Seluruh keluarga akun 2013 terima kasih untuk seluruh kasih
sayang, do’a, canda tawa, dan semangat yang selalu diberikan kepada saya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan dan
kurang sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk menyempurnakan dan memperbaiki skripsi. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 16 Agustus 2017
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
TANDA PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii
TANDA LULUS UJIAN SKRIPSI ... iv
ABSTRAK ... v A. Latar Belakang Masalah ……….1
B. Identifikasi Masalah ……….9
C. Batasan Masalah ………9
D. Rumusan Masalah ……….10
E. Tujuan Penelitian ………10
F. Manfaat Penelitian ……….11
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Earnings per Share ………13
1. Pengertian Earnings per Share ………13
2. Kegunaan Earnings per Share ……….14
3. Hubungan EPS terhadap harga saham ……….15
1. Pengertian Saham ……….16
2. Jenis-jenis Saham ……….17
3. Harga Saham ……….18
4. Analisis Harga Saham ………..19
5. Keuntungan Pembelian Saham ………..20
6. Resiko Pembelian Saham ………20
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham ……22
C. Dividend Per Share ………..23
1. Pengertian Dividend Per Share ………..23
2. Hubungan DPS terhadap Harga saham ………...24
D. Dividend ……….25
1. Pengertian Dividend ……….25
2. Kebijakan Dividend ………...27
3. Teori Kebijakan Dividend ………28
4. Bentuk pembayaran Dividend ………30
5. Faktor – Faktor dalam kebijakan Dividend …………..31
E. Kerangka Pemikiran ………33
F. Penelitian Terdahulu ………34
G. Pengembangan Hipotesis Penelitian ………...36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………41
1. Variabel Penelitian ………41
B. Populasi dan Sampel ………..45
1. Populasi ………..45
2. Sampel ………45
C. Teknik Pengumpulan Data ……….46
1. Jenis Data ………..46
2. Sumber Data ……….46
3. Metode Pengumpulan Data ………46
D. Teknik Analisis ……….47
1. Statistik Deskriptif ……….48
2. Uji Normalitas Data ………..51
3. Analisis Regresi Data Panel ………51
4. Pemilihan Model Estimasi Data Panel ………..54
5. Uji Asumsi Klasik ………...55
a. Uji Normalitas ………55
b. Uji Multikolinearitas ………..56
c. Uji Heterokedastisitas………57
d. Uji Autokorelasi………..57
6. Pengujian hipotesis ………58
a. Uji Korelasi Berganda ………..58
b. Uji t – tes ……….60
c. Uji f – test ………60
d. Koefisien Determinasi ………..61
A. Deskripsi Objek Penelitian ………62
B. Analisis dan Pembahasan ………63
1. Statistik Deskriptif ………63
2. Uji Normalitas Data ……….65
3. Analisis Regresi Data Panel ………..66
a. Penentuan Model Estimasi Data Panel ……….66
b. Pemilihan Teknik Model Data Panel ………..69
c. Kesimpulan Pemilihan Teknik Model ……….74
4. Model Regresi Fixed Effect ………74
5. Uji Asumsi Klasik ……….76
a. Uji Normalitas ………..76
b. Uji Multikolineritas ………..77
c. Uji Autokorelasi ………..78
d. Uji Heteroskedastisitas ……….79
6. Uji Kelayakan Model Regresi Logistik ………80
a. Uji Korelasi Berganda ………..81
b. Uji t ………..82
c. Uji f ………..84
d. Uji Koefisien Determinasi ………85
7. Interpretasi Hasil Penelitian ……….85
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ………90
C. Saran ………..93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 99
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ikhtisar Peneltian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 44
Tabel 3.2 Uji Statistik DW ... 54
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 59
Tabel 4.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan ... 63
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 64
Tabel 4.3 Uji Common effect model ... 66
Tabel 4.4 Uji Fixed effect model ... 67
Tabel 4.5 Uji Random effect model ... 68
Tabel 4.6 Uji Chow ... 69
Tabel 4.7 Uji Hausman ... 71
Tabel 4.8 Uji Regresi Linier ... 74
Tabel 4.9 Uji Multikolineritas... 77
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi... 79
Tabel 4.11 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 81
Tabel 4.12 Uji Korelasi Berganda ... 81
Tabel 4.13 Uji T ... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33
Gambar 4.1 Uji Normalitas ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian Tahun 2014 - 2016 ... 100
Lampiran 2 Tabel Chi-square ... 103
Lampiran 3 Tabel T ... 104
Lampiran 4 Tabel F ... 105
Lampiran 5 Tabel Durbin Watson ... 106
Lampiran 6 Kartu Bimbingan Skripsi ... 107
Lampiran 7 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing ... 108
Lampiran 8 Surat Riset Y.A.I ... 109
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya harga saham selalu mengalami perubahan setiap hari,
bahkan setiap detik harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor
harus mampu memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi harga
saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan
dan penawaran (kekuatan tawar-menawar). Semakin banyak yang membeli
suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik.
Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang menjual saham suatu
perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari
internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah laba
perusahaan, pertumbuhan aktiva tahunan, likuiditas, nilai kekayaan total dan
penjualan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah
dan dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang,
rumor dan sentimen pasar serta pengabungan usaha (Yongki dan Siti, 2009).
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama peneliti ialah harga
saham pada sektor petambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016. Perusahaan sektor pertambangan merupakan sektor
Mempunyai kinerja yang cukup signifikan selama tahun 2007 hingga tahun
2010,hal ini disebabkan naiknya harga komoditas hasil tambang dan meningkat
nya jumlah permintaan hasil pertambangan di pasar internasional.
Pada tahun 2007, kinerja ekspor sektor pertambangan mencapai US$21,6
miliar atau tumbuh 17,2% dengan pangsa pasar 23,2%. Pertumbuhan nilai ekspor
pertambangan ini didukung oleh ekspor nikel(tumbuh 76,8%), batubara (12,8%)
dan tembaga (11,4%). Tingginya harga komoditas tambang telah menjadi
pendorong meningkatnya ekspor sektor pertambangan. Dari sisi volume, ekspor
pertambangan pada tahun 2007 juga mengalami kenaikan 7,8% atau mencapai
245 juta ton. Kenaikan volume ekspor pertambangan ini terjadi pada komoditas
nikel (tumbuh 103,7%), aluminium (65,5%) dan batubara (7,9%).
Dengan pertumbuhan kinerja sektor yang mengalami kenaikan, maka akan
meningkatkan pula keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan hal ini dapat
menjadi faktor pendorong meningkatnya minat investor di pasar modal sehingga
dapat meningkatkan jumlah permintaaan saham perusahaan pertambangan.
Kenaikan harga komoditas ini, kemudian membuat harga saham-saham batubara
mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Saham BUMI menjadi primadona
pasar. Saham BUMI yang pada awal tahun 2003 masih diperdagangkan di level
Rp 25, pada pertengahan tahun 2008 sempat menikmati level tertinggi di Rp 8750
(Sunarsip, dalam Priantinah dan Prabandaru, 2012).
Namun hal tersebut tidak bertahan lama, kinerja sektor pertambangan di
Indonesia tahun 2013 mengalami tekanan berat. Hal ini seiring dengan harga
komoditas pertambangan di pasar internasional yang tengah turun. Menurut Ketua
KEN Chairul Tandjung, turunnya harga komoditas pertambangan disebabkan
melemah seiring dengan lesunya kondisi perekonomian global. Menurut Chairul
Tandjung secara keseluruhan indeks harga saham di sektor pertambangan
mengalami pelemahan pada 2012 sejalan dengan melambatnya perekonomian
dunia.
Indeks harga saham di sektor pertambangan sebenarnya masih menguat
sepanjang kuartal pertama dan mulai menurun pada April dan Mei. Indeks harga
saham di sektor pertambangan ini bahkan sempat naik ke level 2804,1 pada
Februari. Akan tetapi, indeks tersebut mengalami penurunan sebesar 6,6 persen
(MoM) pada April dan sebesar 19,9 persen (MoM) pada Mei. Sehingga, dari awal
tahun hingga Oktober 2012 indeks harga saham di sektor pertambangan turun
sebesar 29,2 persen. Menurunnya harga saham perusahaan pada sektor
pertambangan tersebut tidak terlepas dari penurunan harga-harga komoditas
pertambangan di pasar internasional. Sejak awal tahun 2012, komoditas
pertambangan seperti aluminium, nikel, dan timah putih menunjukkan penurunan
yang cukup signifikan. Misalnya, harga nikel dari harga rata-rata 20.450 dolar AS
per ton pada Februari 2012 turun menjadi 15.658 dolar AS per ton pada Agustus
2012. Sedangkan, harga timah putih dari harga rata-rata sebesar 2.057dolar AS
per ton Februari 2012 turun menjadi 1.814 dolar AS per ton Agustus 2012. Pada
semester pertama 2012, pertumbuhan PDB sektor pertambangan masih
menunjukkan peningkatan. Hingga pertengahan tahun, sektor pertambangan
berhasil mencatatkan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 2,9 persen. Namun,
pada pertengahan ke dua tahun, pertumbuhan sektor pertambangan diperkirakan
akan menurun sehingga sektor pertambangan diperkirakan hanya tumbuh 2,2
Harga saham tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel,
diantaranya adalah Dividen per share dan Earning per share. Dividen per share
(DPS) adalah perbandingan antara dividen yang akan dibayarkan perusahaan
dengan jumlah lembar saham (Maryati, 2012:4). Informasi mengenai dividen per
share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap
lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Sedangkan
menurut Zaki Baridwan (2004:443) yang dimaksud dengan Earning per Share
(EPS) atau laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu
periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Laba per lembar saham dapat
memberikan informasi bagi investor untuk untuk mengetahui perkembangan dari
perusahaan. EPS juga merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan suatu
manajemen dalam hal mencapai keuntungan bagi para pemegang saham. Serta
EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
untuk tiap lembar sahamnya atau gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan
diperoleh oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu,
dengan mengetahui Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan maka investor
dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya.
Gallagher dan Andrew (2003:462) dalam Intan (2009:20) mengartikan
dividen yaitu “dividends are the cash payment that corporations make to their
common stockholders.” Stice et al (2004:902) menyatakan bahwa “dividen adalah
pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional
sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing
pemilik.”. Dalam Bird in the Hand Theory menyatakan bahwa nilai perusahaan
akan dimaksimalkan oleh rasio pembayaran dividen tunai yang tinggi, karena
potensi keuntungan modal. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan
pertimbangan dalam pembagian dividen pada rapat umum pemegang saham
tentang komposisi jumlah dividen yang akan dibagikan dengan jumlah laba
ditahan.
Kedua indikator ini dipilih karena ingin mengetahui apakah DPS dan EPS
memiliki pengaruh atau tidak terhadap harga saham pada perusahaan sektor
pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih sampel perusahaan
sektor pertambangan karena secara empiris prediksi turun atau naiknya harga
saham dikarenakan pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan serta
faktor-faktor lain yang berpengaruh langsung terhadap harga saham perusahaan
tersebut.
Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham yaitu untuk
mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih lebih harga
saham pada saat menjual dan membeli saham. Dividen adalah laba yang
diberikan emiten kepada para pemegang saham. Dari laba perusahaan, sebagian
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagaian lagi
disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning). Laba ditahan merupakan salah
satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.
Namun, dividen membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan
para pemegang saham. Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan
dividen dalam jumlah besar. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan
laba bersihnya dengan bijaksana.
Perusahaan yang biasa memberikan dividen yang besar, harga sahamnya
juga akan meningkat. Sebaliknya perusahaan yang terus menerus tidak
perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik. EPS merupakan salah
satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya
EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.
Dividend Per Share dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah
pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan
dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada
semua pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang
diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu
perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return
yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk
berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu
perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga
saham perusahaan tersebut cenderung akan naik.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh DPS dan
EPS terhadap harga saham diantaranya telah diteliti oleh Rhandhy Ichsan Salma
Taqwa (2013) pengaruh informasi laba, kebijakan dividend dan profabilitas
terhadap harga saham pada perusahaan terdaftar dibursa efek indonesia. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa Earning per share mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010. Dividen per share tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010. Return on equity tidak berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan Prabandaru (2012) yang meneliti tentang Pengaruh ROI, EPS dan DPS
terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode
2008-2010 menunjukkan bahwa ROI, EPS dan DPS secara parsial dan simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis mencoba
mengidentifikasikan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan.
Adapun yang menjadi pokok pembahasan masalah pada penelitian ini
adalah
1. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap
detik harga saham dapat berubah.
2. Perusahaan yang biasa memberikan dividen yang besar, harga
sahamnya juga akan meningkat.
3. Adanya kenaikan rasio earning per share pada beberapa perusahaan
sektor pertambangan akan tetapi kenaikan earning per share diikuti
dengan penurunan harga saham perseroan tersebut seperti pada PT.
Baramulti Suksessarana Tbk pada tahun 2015, PT. Indo Tambangraya
Megah Tbk pada tahun 2016.
4. Adanya kenaikan pada rasio dividend per share pada beberapa
perusahaan sektor pertambangan akan tetapi, kenaikan dividend per
share perusahaan diikuti dengan turunnya harga saham seperti pada PT.
Adaro Energy Tbk pada tahun 2015, PT. Resource Alam Indonesia Tbk
pada tahun 2015, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2016.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas,
penulis membatasi masalah agar fokus pada penelitian yang akan dilakukan,
Share , Devidend per Share dan Harga Saham. Perusahaan yang akan
dianalisa terbatas hanya pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Adapun untuk data yang akan diteliti yaitu data yang
diperoleh pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2014 - 2016
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh Variabel Earning per Share (EPS) terhadap
Harga saham perusahaan sektor pertambangan secara parsial.
2. Bagaimanakah pengaruh Variabel Dividend Per Share (DPS) terhadap
Harga saham perusahaan sektor pertambangan secara parsial.
3. Bagaimanakah pengaruh Variabel Earning per Share (EPS) dan Dividend
Per Share(DPS) terhadap Harga saham perusahaan sektor
pertambangan secara simultan.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ingin penulis kaji, maka tujuan
penelitian yang ingin penulis capai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Earning per Share (EPS)
terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan secara parsial.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Dividend Per Share (DPS)
3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Earning per Share(EPS) dan
Dividend Per Share(DPS) terhadap harga saham perusahaan sektor
pertambangan secara simultan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
berkepentingan dalam hal :
1. Aspek teoritis
Peneliti mengharapkan pengembangan hasil penelitian dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi dan mengkaji ilmu, juga
memperoleh gambaran langsung bagaimana pengaruh earning per share
dan dividend per share terhadap harga saham. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi agar peneliti selanjutnya bisa
mengembangkan kembali tentang pengaruh earning per share, dividend
per share terhadap harga saham. Dan bisa menjadi acuan untuk
melanjutkan penelitian selanjutnya yang lebih baik.
2. Aspek praktis
a) Bagi peneliti
untuk manambah wawasan peneliti sehubungan dengan pengaruh
DPS dan EPS terhadap Harga Saham.
b) Bagi calon investor
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atas
suatu investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan
c) Bagi manajemen perusahaan
sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham khususnya mengenai dividen dan laba
bersih.
d) Bagi pihak lain
sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Earning per share
1. Pengertian earning per share
Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan
membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat
dari Earnings Per Share. Earnings Per Share menunjukkan pendapatan
untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam
struktur modal, laba bersih harus dikurangi dengan dividen saham
preferen untuk menentukan jumlah yang akan dibagikan kepada
pemegang saham biasa. Makin tinggi nilai Earnings Per Share
perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai
keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
Earning Per Share merupakan salah satu indikator analisa yang
dilakukan oleh para pengguna laporan. Menurut Bringham dan Houston
(2010:26) menyatakan bahwa “Earning Per Share is the best income available to common stock dividend by the number of shares of common stock outstanding.”
Menurut Irham Fahmi (2012:70) mengemukakan bahwa Earning Per
Share adalah “Keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham
Tiap lembar saham yang dipegangnya.” Rasio Earning per Share merupakan
bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi
akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Earning per Share adalah
angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.
Angka Earnings Per Share dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan
jumlah lembar saham yang beredar. Untuk mencari EPS menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2012:154) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
2. Kegunaan Earning Per Share
Pada dasarnya, investor dalam menilai sebuah investasi melihat Earning
per Share (EPS) yang diperoleh oleh perusahaan. Sebab EPS yang tinggi
menandakan bahwa perusahaan tersebut kondisi dan kinerjanya dalam
keadaan baik sehingga mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang
tinggi kepada para stockholder. Keadaan ini juga memicu terjadinya
peningkatan harga saham perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan apabila
perusahaan berhasil meningkatkan atau menghasilkan EPS yang baik maka
akan memberikan manfaat terhadap pertumbuhan perusahaan, sebab harga
saham perusahaan akan mengalami peningkatan dan perusahaan akan
mendapatkan sumber pendanan yang memadai dari penerbitan saham.
Selain bagi perusahaan, EPS yang tinggi juga akan menguntungkan
investor, sebab mereka akan mendapatkan keuntungan tiap lembar saham
yang dimilikinya (Damayanti dan Anantawikrama Tungga Atmadja, 2014). Laba bersih setelah bunga dan pajak
3. Hubungan Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Menurut Tandelilin (2001:233), bagi para investor, informasi EPS
merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena
dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang.
Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka
keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan
meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan
saham.
Menurut Stice dan Skousen (2005:647), terdapat hubungan yang
signifikan antara perubahan earning dan perubahan saham. Apabila EPS
tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di
masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai suatu saham
akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
setiap lembar saham. Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan
investor, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga
meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya
permintaan akan saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan
taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk
menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Makin tinggi
nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham (Darmadji dan
harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga
saham ikut juga menurun.
B. Saham
1. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang
sahamnya. Termasuk juga hak klaim atas aset perusahaan, dengan
prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika
terjadi likuiditas. Menurut husnan (2004:303), menyebutkan bahwa
“sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak
pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh
bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas
tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut
menjalankan haknya”.
Pengertian lainnya, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan
surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham.”
Maka, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar
modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa
2. Jenis-jenis Saham
Jenis-jenis saham menurut Hanafi ialah:
1) Blue Chip Stock (saham unggulan) adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan,
dan manajemen yang berkualitas.
2) Growth Stock adalah saham-saham yang diharapkan memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham lain, dan
karenanya mempunyai PER yang tinggi.
3) Defensif Stock (saham-saham defensive) adalah saham yang
cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang
tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja
pasar.
4) Cyclical Stock adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat
ekonomi lesu.
5) Seasonal Stock adalah saham perusahaan yang penjualannya
bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan
hiburan.
6) Speculative Stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat
spekulasi yang tinggi yang kemungkinan tingkat pengembalian
hasilnya adalah rendah atau negative.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:7) saham dapat dibagi
menjadi dua jenis saham. Yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham
atau akhir terhadap pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak–
hak istimewa). Karakteristik saham biasa yang lainnya ialah dividen
dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham
biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan
sahamnya kepada orang lain. Sedangkan saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik golongan antara obligasi dan saham
biasa, karena menghasilkan pendapatan tetap (seperti Bunga obligasi).
3. Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2008: 143) harga saham merupakan harga yang
terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut
ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar
modal.
Pada pasar yang efisien, harga saham berubah berdasarkan informasi
yang ada. Dalam persaingan pasar seperti di Bursa Efek Indonesia
interaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual menghasilkan harga
pada tingkat keseimbangan (equilibrium price) atau yang biasa disebut
juga dengan istilah market value. Harga pasar saham yang aktif
diperdagangkan dapat dilihat di surat kabar. Harga penutupan (closing
price) menunjukkan harga pasar saham (market value) pada akhir hari
diperdagangkan. Menurut teori Miller dan Modigliani perubahan harga
harga saham suatu perusahaan akan turun sebesar dividen yang
dibagikan. Tapi para spekulan akan membeli saham sehari sebelum
tanggal ex-dividend dan menjual pada tanggal ex-dividend dengan
harapan harga saham setelah tanggal ex-dividend tidak turun, sehingga
spekulan tersebut akan menerima dividend dan capital gain (Jullie dan
Meily, 2011).
4. Analisis Harga Saham
Para analis investasi biasanya menggunakan dua metode analisis yaitu
analisis fundamental dan analisis eteknikal. Kedua metode ini digunakan
secara terpisah maupun sekaligus dalam menilai atau menganalisis
saham.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:149) analisis fundamental
merupakan:
“Analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk melakukan
penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator
yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi mikro ekonomi
suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen
perusahaan”.
Dan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:160) analisis teknikal
adalah :
“Analisis teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
penilaian saham, di mana dengan metode ini para analis melakukan
aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume
transakasi.”
5. Keuntungan pembelian saham
Ekspetasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan
keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham
memiliki potensi keuntungan dalam 2 (dua) yaitu, pembagian dividend dan
kenaikan harga saham (capital gain).
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
semua pemegang saham.Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk
dari deviden itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk
penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih
harga jual saham dengan harga beli.Dimana keuntungan didapat bila
harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.
6. Resiko Pembelian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:10), ada beberapa risiko yang
dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat
dividen dan mengalami capital loss.
1) Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat
membagikan dividen jika mengalami kerugian.Dengan demikian,
2) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang
dijualnya.Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual
lebih rendah dari harga beli.Dengan demikian, seorang investor
mengalami capital loss.Dalam jual beli saham, terkadang untuk
menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus
menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual
sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah
penghentian kerugian (cut loss).
Disamping risiko diatas, seorang pemegang saham juga masih
dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
a. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika
sebuah perusahaan bangkrut atau di likuidasi, maka secara otomatis
saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di
delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham
akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau
pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya,
setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu
akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan
jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang
saham.
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang
buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak
membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun,
dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan
efek di bursa.
c. Saham dihentikan sementara (suspensi)
Disamping dua risiko diatas, risiko lain yang juga “menggangu” para
investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di –
suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek,
yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga
suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam
waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi
perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu
beberapa hari perdagangan.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan
setiap detikpun harga saham dapat berubah.Oleh karena itu, investor
harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat
berasal dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal antara lain
a) Laba Perusahaan.
b) Pertumbuhan aktiva tahunan.
c) Likuiditas.
d) Nilai Kekayaan Total.
e) Penjualan.
Sementara itu, faktor eksternalnya adalah :
a) Kebijakan Pemerintah dan dampaknya.
b) Pergerakan suku bunga.
c) Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang.
d) Rumor dan Sentimen Pasar.
e) Penggabungan Usaha (business combination).
C. Dividend Per Share
1. Pengertian Devidend per Share (DPS)
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:140) menyatakan:
“dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan yang
didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham). Dividen itu sendiri dalam bentuk tunai (cash
dividend) ataupun dividen saham (stock dividen). “
Sedangkan menurut Arthur dan kawan-kawan (2000) kebijakan dividen
perusahaan meliputi dua komponen dasar, yaitu :
1) Rasio Pembayaran Dividen.
Rasio pembayaran dividen menunjukkan jumlah dividen yang
per lembar saham adalah $2 dan pendapatan per saham adalah $ 4,
rasio pembayaran adalah 50 persen ($2 : $4).
2) Stabilitas Dividen Sepanjang Waktu
Stabilitas dividen sama pentingnya pada investor dengan jumlah
dividen yang diterima. DPS menggambarkan besarnya jumlah
pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan pada para
pemegang saham biasa. DPS didapat dari rumus :
Perusahaan yang Dividend Per Share lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih mudah diminati
investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang
ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa
perusahaan juga perlu memperhatikan kebutuhan investasinya,
sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividen yang
berkaitan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk
investasi perusahaan.
2. Hubungan Dividen Per Share (DPS) Dengan Harga Saham
Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran bagi
perusahaan dan pemegang saham akan mempunyai pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Salah satu kebijakan di perusahaan yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah mengenai kebijakan Deviden Tunai
dividen. Menurut Brigham dan Houston (2006: 76) kandungan informasi
atau persinyalan yang terdapat didalam pengumuman dividen akan
memberikan sinyal bagi investor mengenai perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fama dalam Einde
(2008: 101) menyimpulkan bahwa rata-rata harga saham meningkat
setelah pembagian dividen. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat dikatakan bahwa kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen
dapat meningkatkan harga sahamnya. Dividen yang dibagikan oleh
perusahaan dapat berupa dividen saham atau dividen tunai. Dividen tunai
merupakan salah satu dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
D. Deviden
1. Pengertian Deviden
Gallagher dan Andrew mengartikan dividen yaitu “dividends are the
cash payment that corporations make to their common stockholders.”
Stice et al (2004:902) menyatakan bahwa: “dividen adalah
pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara
proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik.”
Ada beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para
pemegang saham tergantung pada posisi dan kemampun perusahaan
yang bersangkutan. Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut
Bringham dan Houston (2004:95).
Yaitu suatu dividen yang dibayarkan dengan uang tunai, atau lebih
kerapkali terjadi, dengan cek yang segera dapat ditukarkan dengan
uang tunai. Ini adalah cara yang bisaa mengenai pembayaran dividen.
b. Stock Dividend (Dividen Saham)
Yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham. Bukan dalam
bentuk uang tunai. Pembayaran Stock Dividend juga harus disarankan
adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adannya pembayaran
dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun
pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas
perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan
merupakan bagian dari arus kas perusahaan.
c. Dividen Likuidasi (liquidating dividend)
Yaitu suatu dividen yang dibayarkan dari aktiva, kepada para pemilik
suatu perseroan yang dibubarkan, atau kepada para kreditur suatu
maskapai yang dilikuidir, atau dalam keadaan bangkrut, atau kepada
para ahli waris suatu warisan yang sedang diselesaikan. Pembayaran
seperti itu dapat terjadi apabila suatu perusahaan jatuh bangkrut atau
apabila manajemen memutuskan untuk menjual aktiva perusahaan dan
hasilnya didistribusikan kepada para pemegang saham.
Yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (Scrip) janji hutang.
Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waktu tertentu,
sesuai dengan yang tercantum dalam Scrip tersebut. Pembayaran
dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang
jangka pendek kepada pemegang Scrip.
e. Property Dividend (dividen barang)
Yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas).
Property Dividen yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang
dapat dibagi-bagi serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak
akan mengganggu kontinuitas perusahaan.
DPS (Dividend pr share): merupakan total semua dividen tunai yang
dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.
2. Kebijakan dividen
Menurut Martono dan Agus :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir periode akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang.”
Sedangkan menurut Sutrisno “Kebijakan dividen adalah memutuskan
dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividend dan sebagian lagi tidak
dibagi dalam bentuk laba ditahan.”
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan di
bagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang. Rasio pembayaran dividen menentukan pendanaan.
Rasio ini menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan
kepada pemegang saham bisaa perusahaan berupa dividen kas. Apabila
laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan
dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek
penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai
diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan di
perusahaan (Jullie dan Meily, 2011).
3. Teori kebijakan dividen
Menurut Mahmud (2012:362-374) ada beberapa teori kebijakan dividen
yaitu :
1) Teori Irrelevansi Dividen
Miller dan Modligani (1961) mengemukakan bahwa kebijakan dividen
tidak relevan terhadap nilai perusahaan. Kenaikan nilai sebuah
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk
2) Teori Relevansi Dividen
Argument ketidakrelevanan kebijakan dividen mengasumsikan pasar
yang sempurna dan efisien. Jika pasar tidak sempurna, maka kebijaka
dividen akan relevan. Argumen yang menyatakan kebijakan dividen
relevan berangkat dari asumsi ketidaksempurnaan pasar. Di satu sisi,
argument tersebut mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar
dividen yang tinggi. Di sisi lain, argument tersebut mengatakan
sebaliknya, yaitu perusahaan perlu membayar dividen yang rendah.
3) Bird in Hand Theory
Bird in the hand theory dikemukakan oleh Gordon (dalam Weston dan
Brigham, 1985) bahwa pendapatan dividen (a bird in the hand)
mempunyai nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan
modal (a bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari pendapatan
modal.
4) Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka
menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen
dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena
dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham
yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari
pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan
ini akan makin terasa.
5) Teori Signaling Hypothesis
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti
dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat
dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari
pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen
yang diatas biasanya merupakan suatu “sinyal“ kepada para investor
bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik
dividen masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau
kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini
investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit
dividen waktu mendatang.
6) Teori Clientele Effect
Menurut Argumen ini, kebijakan dividen seharusnya ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Kelompok investor
dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena
dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan Capital
Gain. Sebaliknya, kelompok investor investor dengan pajak yang rendah
4. Bentuk pembayaran dividen
Menurut Abdul Halim (2005:94), ada tiga bentuk pembayaran dividen,
yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran
konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra.
1) Dividen dalam jumlah rupiah stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran
dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap
tahunnya relative tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.Pembayaran
dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang.
2) Dividen dengan rasio pembayaran konstan
Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan
presentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka
menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah
akan berfluktuasi.
3) Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra
Pembayaran dividen ini hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1
dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan
tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya
dividen mereka. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan
5. Faktor-faktor dalam Kebijakan Dividen
Menurut Mahmud (2012:375) ada beberapa faktor praktis yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen yaitu :
1) Kesempatan Investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang dibagikan
akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada
investasi yang menghasilkan NPV yang positif.
2) Profitabilitas dan Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang
baik hati membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang
sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain
pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh
perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan
seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi,
perusahaan tersebut membayarkan dividen, dan sekaligus membuat
senang pemegang saham.
3) Akses ke Pasar Keuangan
Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik,
perusahaan dapat membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik
dapat membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
4) Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relative stabil, aliran kas dimasa
semacam itu dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang lebih
sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan
yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang
membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.
5) Pembatasan – Pembatasan
Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen
membatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu. Perusahaan
harus menjaga tingkat modal kerja yang tertentu, atau rasio likuiditas
yang tertentu, atau perusahaan tidak dapat membayarkan dividen
sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang
bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah riset.
G
ambar 2.1 Kerangka Pemikiran Earnings per share (X1)
Dividend per share (X2)
F. Penelitian Terdahulu
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang
Go Public di Bursa Efek Indonesia.
(2011)
Secara parsial variabel
Dividend Per Share
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
harga saham
perusahaan go pubic di
Bursa Efek Indonesia,
Variable Earning Per
Share memiliki
signifikan terhadap
Return on Investment
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
pengaruh positif dan sig- nifikan terhadap
Harga Saham
Earning per Share dan
Dividen per Share
secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham
Perusahaan Per-
Pengaruh Earnings per share dan Dividend per share terhadap Harga
G. Pengembangan Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per
Share (DPS) sebagai variabel independen. Sedangkan variable dependen
dalam penelitian ini ialah harga saham. Hubungan antara variabel-variabel
tersebut akan dijelaskan pada bagian ini.
1) Hubungan Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Earning Per Share (EPS) merupakan suatu anlisis yang
menggambarkan jumlah keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap
lembar sahamnya. Istilah laba per lembar saham mengacu pada laba
bersih yang diperoleh dari setiap saham bisaanya yang beredar pada
periode tertentu.
Pada dasarnya, investor dalam menilai sebuah investasi melihat
Earning per Share (EPS) yang diperoleh oleh perusahaan. Sebab EPS
kinerjanya dalam keadaan baik sehingga mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang tinggi kepada para stockholder. Keadaan ini juga
memicu terjadinya peningkatan harga saham perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan apabila perusahaan berhasil meningkatkan atau menghasilkan
EPS yang baik maka akan memberikan manfaat terhadap pertumbuhan
perusahaan, sebab harga saham perusahaan akan mengalami peningkatan
dan perusahaan akan mendapatkan sumber pendanaan yang memadai
dari penerbitan saham. Selain bagi perusahaan, EPS yang tinggi juga akan
menguntungkan investor, sebab mereka akan mendapatkan keuntungan
tiap lembar saham yang dimilikinya.
Berdasarkan argument tersebut maka pengembangan hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho1: Earning Per Share tidak berpengaruh positif terhadap harga saham
secara parsial
Ha1: Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham secara
parsial
2) Hubungan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham
Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran bagi
perusahaan dan pemegang saham akan mempunyai pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Salah satu kebijakan di perusahaan yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan adalah mengenai kebijakan dividen.
Menurut Brigham dan Houston (2006: 76) kandungan informasi atau
persinyalan yang terdapat didalam pengumuman dividen akan memberikan
sinyal bagi investor mengenai perubahan harga saham. Berdasarkan hasil
menyimpulkan bahwa rata-rata harga saham meningkat setelah pembagian
dividen. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen dapat meningkatkan
harga sahamnya. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa
dividen saham atau dividen tunai. Dividen tunai merupakan salah satu
dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
Berdasarkan argumen diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut :
Ho2: Dividend Per Share secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap
harga saham
Ha2: Dividend Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham secara
parsial
3) Hubungan Earning Per Share dan Dividend Per Share Secara Simultan Terhadap Harga Saham
Pada saat seorang investor ingin berinvestasi di pasar modal, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih saham mana yang
akan dibeli. Sebab pada kenyataannya harga saham selalu mengalami
perubahan setiap waktunya. Saham merupakan salah satu instrumen
keuangan yang paling memiliki tingkat ketidakstabilan yang tinggi, oleh
karena itu investor harus menggunakan analisis yang tepat agar dapat
mengambil keputusan yang tepat dan kenaikan serta penurunan harga
saham masih dalam batas-batas kewajaran. Harga saham
menggambarkan nilai perusahaan, sehingga harga saham sangat
dipengaruhi oleh prestasi dan kinerja perusahaan serta prospek dalam
dan prestasi perusahaan meningkat, maka investor akan memperoleh
dampak yang positif pula yaitu dapat berupa dividend dan capital gain.
Harga saham yang berfluktuasi tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa variabel, diantaranya adalah Earning Per Share dan Dividen per
share. Menurut Abdul Halim (2005:194) pengertian Earning Per Share
(EPS) adalah:
“Earning Per Share (EPS) merupakan rasio keuangan lain yang
sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisis kemampuan
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki”
Menurut Tandelilin (2001:233), bagi para investor, informasi EPS
merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena
bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang.
Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka
keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan
meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan
saham.
Sedangkan Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua
dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang
beredar (Intan, 2009). Informasi mengenai dividen per share sangat
diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar
saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Jika dividen per
share yang diterima naik maka akan mempengaruhi harga saham di pasar
modal. Karena dengan naiknya dividen per share kemungkinan besar akan
banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan
naik di pasar modal (Maryati, 2012:4).
Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut :
Ho3: Earning Per Share dan Dividend Per Share secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ha3: Earning Per Share dan Dividend Per Share secara simultan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian,
menurut tingkat eksplanasi, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian asosiatif atau hubungan sebab akibat. Penelitian
asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan asosiatif adalah
hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Bentuk
hubungan ini memiliki variabel independen atau variabel yang
mempengaruhi (X) dan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi
(Y). Dalam penelitian ini Earning Per Share dan Dividend Per Share
merupakan variabel independen sedangkan harga saham merupakan
variabel dependen. Menurut analisis dan jenis data maka penelitian ini
termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, yaitu penelitian berbentuk angka.
Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data diskrit dan data
kontinum. Data diskrit, disebut juga data nominal, adalah data yang diperoleh
dari hasil menghitung atau membilang. Sedangkan data kontinum adalah
data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian terdapat tiga variabel yang terdiri
dari satu variabel dependen dan dua variabel independen.
a. Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independen variable) menurut Sugiyono (2014)
merupakan Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent (terikat). Dalam penelitian ini yang
termasuk ke dalam variabel independen adalah :
1) Earning per Share (X1)
2) Dividend per Share (X2)
b. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2014) variabel tergantung (dependent variable)
adalah Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang termasuk ke dalam variabel dependen (Y)
adalah Harga Saham (Y).
2. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Operasional Variabel adalah suatu konsep untuk membuat
variabel menjadi terukur, yang dilakukan dengan melihat properties
yang dijelaskan berdasarkan konsepnya. Dalam penelitian ini objek
pengamatan dalam penelitian yaitu variabel independen dan variabel
1) Variabel independen atau variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang berdiri sendiri atau
variabel yang tidak bergantung pada variabel lain. Adapun yang
menjadi variabel bebas dalam penyusunan skripsi ini antara lain :
a) Earning Per Share (X1)
Earnings Per Share merupakan bagian dari rasio
profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi
akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Earnings
Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator
tentang nilai perusahaan. Angka Earnings Per Share dihitung
sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang
beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut :
b) Dividend Per Share (X2)
Dividend Per Share merupakan rasio yang mengukur
seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan
jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini
memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang
dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham
untuk siap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi