Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015
PERAN UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN 2014 DALAM
MENDORONG TENAGA AHLI KONSTRUKSI BERWAWASAN
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
Irika Widiasanti 1
1 Mahasiswa Program Doktor Manajemen Rekayasa dan Konstruksi
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Jakarta, Jl.Rawamangun Muka , Jakarta Timur
Email: irika@unj.ac.id
ABSTRAK
Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat dikatakan seorang insinyur adalah seorang ahli atau tenaga ahli. Praktik Keinsinyuran perlu diatur untuk memberikan perlindungan hukum kepada Insinyur, Pengguna Keinsinyuran, dan Pemanfaat Keinsinyuran. Hal tersebut selain untuk menjamin keselamatan masyarakat, juga untuk meningkatkan keselamatan kerja, keberlanjutan lingkungan, keunggulan hasil rekayasa, meningkatkan kesejahteraan Insinyur dan masyarakat. Inilah yang mendasari diberlakukannya Undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran (UU Keinsinyuran).
Sejalan dengan tujuan UU Keinsinyuran yang antara lain untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan dalam Praktik Keinsinyuran, studi ini bertujuan untuk mengkaji peran UU ini dalam mendorong tenaga ahli agar berwawasan Teknologi Ramah Lingkungan dalam menjalankan profesinya. Pelaksanaan studi mengacu pada metodologi yang meliputi kegiatan utama Studi literatur, Pengumpulan data sekunder, Analisis, Perumusan kesimpulan dan rekomendasi. Lingkup studi dibatasi pada Praktik Keinsinyuran di bidang Jasa Konstruksi.
Kesimpulan dari studi ini, terdapat 3 pasal dalam UU Keinsinyuran yang mengatur profesi tenaga ahli konstruksi wawasan lingkungan, yaitu (1) Pasal 1 ayat 1 Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan ; (2) Pasal 2, Pengaturan Keinsinyuran berasaskan kelestarian lingkungan hidup ; dan (3) Pasal 25, kewajiban Insinyur mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan kerja, dan kelestarian lingkungan hidup. Meskipun hanya ada 3 pasal terkait wawasan lingkungan, tetapi pasal tersebut merupakan hal yang mendasar dari profesi insinyur, yaitu asas pengaturan dan kewajiban. Sistem nilai, prinsip dan konsep berdimensi pelestarian lingkungan ini mendasari perumusan peran, tanggung jawab, dan kewenangan insinyur Indonesia serta praktik Keinsinyuran. Selain itu, untuk dapat menjalankan Praktik Keinsinyuran, seorang tenaga ahli harus melalui proses sertifikasi dan registrasi. Dalam proses ini, yang dilakukan melalui beberapa tahap, di antaranya Program Profesi Insinyur dan Uji Kompetensi Insinyur, dapat dimasukkan nilai-nilai wawasan teknologi ramah lingkungan.
Kata kunci: UU Keinsinyuran, tenaga ahli konstruksi
1.
PENDAHULUAN
Pembangunan yang berwawasan lingkungan diartikan sebagai upaya dalam merencanakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan hidup. Taraf kesejahteraan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan dan tetap menjaga tersediannya sumber daya yang diperlukan. Diperlukan keseimbangan antara yang dieksploitasi dan yang direhabilitasi dalam konsep pembangunan berwawasan lingkungan.
Tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik akan berhubungan erat sekali dengan pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini pasti mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat