• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Jejaring Aktor dalam Praktik Kawin Kontrak: Studi Kasus Kawin Kontrak di Cisarua Kabupaten Bogor T1 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Jejaring Aktor dalam Praktik Kawin Kontrak: Studi Kasus Kawin Kontrak di Cisarua Kabupaten Bogor T1 BAB VI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

96

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan mejelaskan mengenai kesimpulan yang didapat dari

analisis dan pembahasan data penelitian pada bab sebelumnya. Selain itu, bab ini

juga berisi mengenai saran-saran bagi aktor yang terlibat dalam kawin kontrak

dan bagi peneliti.

Kesimpulan

Selama melakukan penelitian di Desa Tugu Selatan, peneliti menemukan 2

kesimpulan yang menjawab rumusan masalah pada latarbelakang penelitian. Ada

tiga faktor yang mendasari pelaku perempuan melakukan kawin kontrak. Faktor

ekonomi merupakan faktor yang paling kuat dalam mempengaruhi pelaku

perempuan memutuskan untuk melakukan kawin kontrak. Tingkat perekonomian

keluarga yang rendah, serta tingkat pendidikan pelaku perempuan yang rata-rata

hanya lulusan SMP mendorong para pelaku perempuan rela melakukan kawin

kontrak. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, pelaku perempuan kesulitan

untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar. Kawin kontrak dinilai

sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang besar

dalam waktu singkat. Faktor biologis juga mempengaruhi pelaku perempuan rela

melakukan kawin kontrak. Dorongan seksual dan keinginan untuk mencapai

kepuasan dalam berhubungan intim mendorong aktor pelaku perempuan untuk

kawin kontrak dengan pria asal Timur Tengah. Sehingga faktor ekonomi dan

faktor biologis pun saling terpenuhi. Faktor terakhir adalah faktor sosial budaya.

Adanya anggapan dari pelaku perempuan bahwa kawin kontrak merupakan hal

yang wajar dilakukan, karena perkawinan ini sudah banyak dilakukan oleh teman

atau kerabat mereka. kemudian adanya kesamaan dalam agama juga mendorong

praktik ini terus hadir dalam masyarakat.

Selain ketiga faktor diatas, masih menggejalanya kawin kontrak di Desa

Tugu Selatan didasari karena adanya faktor determinan yakni masih banyaknya

(2)

97 faktor lainnya adalah penawaran. Para calo dengan sengaja menawari para

wisatawan untuk ditemani dengan perempuan lokal sebagai isteri kontrak.

Kesimpulan kedua, peran jejaring aktor dalam Praktik kawin kontrak

adalah membentuk TIM PORA (Tim Pengawasan Orang Asing). Tim ini di

bentuk oleh pihak Imigrasi yang kemudian bekerja sama dengan polisi dan

masyarakat sekitar untuk mengawasi dan menindak WNA yang kedapatan

melanggar aturan. Sedangkan aktor seperti kepolisian, perangkat desa ketua RW

dan masyarakat mengawasi lebih jauh mengenai kawin kontrak yang dilakukan

oleh WNA di kawasan Desa Tugu Selatan

Selain Tim Pora aktor juga Membentuk Satgas PPA (Perlindungan

Perempuan dan Anak) tingkat Kecamatan dan Desa. Pembentukan satgas PPA

bertujuan untuk mencegah terjadinya kawin kontrak antara warga Desa Tugu

Selatan dengan WNA. Upaya ini dinilai sangat berhasil karena penduduk

perempuan Desa Tugu Selatan, tidak ada yang melakukan kawin kontrak dengan

WNA asal Timur Tengah.

Saran

Berdasarkan simpulan serta pembahasan sebelumnya, peneliti mencoba

untuk memberikan saran, terutama bagi aktor-aktor yang terkait dengan penelitian

ini.

Pelaku Perempuan, Calo dan Jaringannya

hendaknya para wanita pelaku perempuan kawin kontrak lebih bisa

memahami betapa sakralnya nilai dari sebuah perkawinan. Disamping itu,

diharapkan para wanita dapat menjalankan nilai-nilai agama dengan benar

sebagaimana yang diyakininya. kemudian untuk Para calo dan jaringannya lebih

bisa memahami betapa pratik ini banyak merugikan kaum perempuan terutama

perempuan lokal. Para calo dan jaringannya seharusnya tidak menggunakan dalih

agama untuk mendukung praktik ilegal ini.

(3)

98 Keluarga adalah tempat pendidikan utama dan pertama bagi seorang anak.

Untuk itulah peran keluarga khusunya orangtua sangat diperlukan dalam

mengajarkan dan menanamkan nilai agama bagi anak. selain itu pendidikan

mengenai etika, moral dan budi pekerti juga sangat diperlukan agar saat anak

bertumbuh dan berkembang melakukan nilai-nilai yang positif sesuai dengan

nilai-nilai kebangsaan.

Aktor-Aktor Yang Terlibat Dalam Praktik Kawin Kontrak

Praktik kawin kontrak merupakan praktik yang ilegal yang sangat

meresahkan masyarakat karena tidak sesuai dengan budaya indonesia. Untuk itu

dibutuhkan penanganan yang khusus dan serius. Para aktor harus bekerjasama dan

berkomitmen bersama untuk mencapai langkah-langkah dalam mengatasi praktik

kawin kontrak yang terus tumbuh subur dikawasan Cisarua. Seluruh aktor harus

mampu bahu-membahu dalam menjalankan peran sesuai dengan tanggung

jawabnya sehingga praktik ini bisa diatasi oleh para aktor dan pada akhirnya

praktik ini hilang dari masyarakat.

Peneliti

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih jauh dan dalam

mengenai kawin kontrak di Desa Tugu Selatan. Peneliti menyadari bahwa dalam

penelitian ini, belum menggambarkan peran jejaring aktor secara mendalam.

Untuk itu peneliti menghararapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara

Referensi

Dokumen terkait

Toko Perabot Jati Di Medan Grosir Lemari

Menurut penulis perbuatan yang dilakukan terdakwa merupakan suatu tindak pidana, oleh sebab itu pertanggungjawaban pidana merupakan hal yang harus dilaksanakan

Dengan pembelajaran guided discovery menggunakan student worksheet mengusahakan agar siswa terlibat dalam masalah yang dibahas, siswa dituntut untuk selalu aktif dan

Lemari pakaian jati 4 pintu ukiran jepara salah satu produk furniture jepara yang kami tawarkan kali ini mempunyai fungsi untuk menyimpan baju,dengan adanya lemari pakaian di

Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan hukum normatif dan empiris, Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dalam

2 tahun 1989, tentang Pendidikan Nasional, pasal 16, ayat (2) disebutkan bahwa satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan disebut perguruan tinggi, yang dapat

[r]

Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam diri siswa menurut pedoman dari kemendiknas terdapat 18 nilai antara lain religius, jujur,