• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembentukan Karakter Siswa Mela (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pembentukan Karakter Siswa Mela (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pembentukan Karakter Siswa Melalui

Pembelajaran Bahasa Inggris Di Kelas XI IPA 6

SMA N 15 Semarang

Barokatun Nasikha

Testiana Deni W, S.Pd, M,Pd

Barokatunnasikha@gmail.com

Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Muhammadiyah Semarang

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pembentukan karakter pada siswa melalui proses pembelajaran bahasa Inggris, di SMA N 15 Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel dari penelitian ini diambil dari kelas XI IPA 6. Data diperoleh melalui observasi kegiatan siswa saat proses pembelajaran bahasa Inggris. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, dari beberapa indikator dari Kemendiknas, 2010 PP No 12 yaitu : religiusitas, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Dari indikator tersebut ada beberapa yang telah dicapai oleh siswa yakni : religiusitas, toleransi, kerja keras, dan kreatif. Jika ditinjau dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan indikator lainnya belum tercapai oleh siswa, hal itu dikarenakan masih adanya keterbatasan siswa yang mudah terpengaruh hal negatif seperti membolos, dan menginginkan hasil yang instan misalnya mencontek saat ujian akhir sekolah.

Kata kunci : pembentukan karakter, proses pembelajaran, bahasa Inggris

Abstract

(2)

the class XI of science 6. The data was collected by observing the activities of students in English learning process. The result of this research showed, from these indicator by Kemendiknas 2010 PP No 12, it is religious, honest, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, and responsible. From these indicator that has been achieved by students : religious, tolerance, hard work, and creative. It has been reviewed by students activities on learning process in the class. whereas, the other indicator has not achieved by students because, the limitation of students that contaminated easlily about negative things like ditching, and want to get immediate result for example they are cheating when the final examination.

Keywords : character buiding, learning process, English

PENDAHULUAN

Pembentukan karakter merupakan salah satu hal yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan suatu bangsa dan negara di masa yang akan datang. Karena melalui pendidikan karakter khususnya di sekolah hal tersebut akan menjadi tolak ukur seorang siswa dalam berperilaku pada kehidupan sehari-harinya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Namun pada kenyataannya kini karakter siswa belum menunjukkan karakter yang baik, seperti masih terlihatnya perilaku siswa yang menyimpang dari nilai-nilai, moral, dan norma yang berlaku. Oleh karena itu sekarang ini dunia pendidikan sedang menerapkan penguatan pembentukan karakter pada siswa, berdasarkan kurikulum yang mulai diterapkan dan dikembangkan Kurikulum 2013 yang merupakan sistem pendidikan yang mengarah kepada pembentukan sebuah sikap dan perilaku yang baik, mendidik anak untuk jujur, adil, menghormati orang tua, bermoral, dll. Hal tersebut dikarenakan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan tetapi berkenaan pula dengan pembentukan kepribadian, karakter masyarakat, dan kurikulum yang digunakan.

(3)

supervisi atau pengawas. Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman guna membimbing anaknya belajar di rumah. Selanjutnya, bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan dalam terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan saat proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPA 6 SMA N 15 Semarang. XI IPA 6 SMA adalah salah satu kelas dengan siswa yang paling aktif. Hal tersebut juga diungkapkan oleh salah seorang guru mata pelajaran bahasa Inggris. Kurikulum 2013 telah diterapkan pada kelas tersebut. Dimana kurikulum 2013 tersebut menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Akan tetapi tidak hanya terkait keaktifan siswa kurikulum 2013 juga bertujuan untuk membentuk karakter pada siswa. Dalam hal perangkat pembelajaran maupun kompetensi pendidiknya saat proses pembelajaran berlangsung sudah memadai, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung berkualitas. Namun apakah hal-hal tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan karakter siswa. Maka dari itu, adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 31 Juli - 11 Agustus 2017 ini adalah untuk menganalisis pembentukan karakter pada siswa melalui proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI IPA 6 SMA N 15 Semarang.

TINJAUAN PUSTAKA

(4)

Selanjutnya Wuryanto (2011 : 11) mengemukakan bahwa perspektif pembentuan karakter adalah peranan pendidikan dalam membangun karakter anak. Pola pengasuhan pada pembentukan perilaku anak sejak usia dini adalah mendidik dan membangun kemandirian anak. Konsep kasih sayang dalam proses pembelajaran untuk pengembangan karakter anak. Pendidikan karakter diintegrasikan dengan kognitif, afektif, psikomotor, keteladanan, pembiasaan, pengkondisian lingkungan dan kegiatan terprogram diversifikasi.

Dari penjabaran tersebut maka dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan dari pendidikan nasional. Pendidikan nasional itu sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Hal tersebut dibuat agar pendidikan itu tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau lebih berkarakter. Sehingga nantinya akan melahirkan generasi-generasi bangsa yang unggul dan tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pembentukan karakter yang sedemikian rupa diyakini akan berpengaruh terhadap ketercapaian suatu pendidikan. Sehingga pembentukan karakter ini dikaitkan dengan berbagai materi pembelajran di sekolah. salah satunya melalui proses pembelajaran bahasa asing.

Proses pembelajaran itu sendiri merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pendidik dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar agar tercipta proses memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk mengarahkan peserta didik agar bisa belajar secara baik dan dapat mencapai tujuan dari pembelajran itu sendiri.

(5)

bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan. Untuk terciptanya suatu proses pembelajaran yang berkualitas maka diperlukan adanya sebuah sistem yang dapat menkoordinir proses pembelajaran tersebut melalui pnggunaan kurikulum.

Latifatul (2013 : 147) berpendapat bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Bompetensi ( KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006.

Nuh (2013 : 81A) Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 ( 100 tahun Indonesia merdeka ), sekaligus memanfaatkan momentum populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi. Rancangan yang dibuat hendaknya memenuhi targetindikator yang dicapai dan dikolaborasikan dengan pembentukan karakter.

Untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ranah yang menjadi sasaran dalam pembelajaran diperlukan indikator-indikator. Indikator ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran dan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam sikapnya. Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh siswa sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMA yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten (Kemendiknas, 2010 : PP No 12 ), yang meliputi:

a. Religius

Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama.

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan baik itu terhadap diri sendiri maupun pihak lain.

c. Toleransi

(6)

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta tanah air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. Bersahabat atau komunikatif tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

n. Cinta damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca

Kebiasaaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

(7)

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Ranah indikator di atas yang dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran di kelas khususnya bahasa Inggris adalah religiusitas, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian kelas XI IPA 6 SMA N 15 Semarang yang diperoleh dari teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi kegiatan pembelajaran bahasa Inggris siswa.

Sugiyono (2009 : 311) menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dari pendapat tersebut dapat diasumsikan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan suatu lingkungan untuk memperoleh data yang akurat dan bermanfaat.

(8)

Karakter Peserta didik

Guru bahasa Inggris

Evaluas i

Pembentukan karakter Siswa

Meto de

Materi pelajaran

perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.

Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan kerangka teoritis yang relevan dengan tujuan penelitian. Adapun kerangka teoritis adalah kerangka berpikir yang bersifat konseptual mengenai masalah yang akan diteliti. Kerangka berpikir tersebut menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Konsep yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tentang pelaksanaan pembentukan karakter siswa melalui proses pembelajaran bahasa Inggris, yang diuraikan secara detail dikerangka berpikir berikut ini.

Proses Pembelajaran

Gambar 2: Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

(9)

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis pembentukan karakter di SMA N 15 Semarang, secara garis besar pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung yaitu, guru model di SMA N 15 Semarang pada praktiknya menggunakan metode ceramah dan diskusi informasi dengan siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode ini juga cukup efektif digunakan karena guru mengajak siswanya untuk berdiskusi, bertukar informasi sehingga proses pembelajaran tidak terpusat pada guru saja karena siswa dituntut berperan aktif pula saat proses pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah dimiliki masing-masing siswa. Ketersediaan sarana prasarana pendukung pembelajaran dalam keadaan baik dan guru memanfaatkannya pada saat proses pembelajaran seperti LCD dan white board. Selain itu ada evaluasi terencana dalam proses pembelajaran.

Evaluasi merupakan suatu keharusan bagi seorang guru, dengan evaluasi inilah guru dapat mengetahui sejauh mana para siswa telah dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru bahasa Inggris di SMA Negeri 15 Semarang. Penilaian yang dilakukan oleh guru berupa penilaian proses dan penilaian akhir.Penilaian proses biasanya tidak dalam bentuk tes yakni dengan mengamati baik itu keaktivan siswa ketika kegiatan belajar mengajar maupun diskusi, sedangkan penilaian akhir dalam bentuk tes yakni mengerjakan soal ulangan. Penilaian proses dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Siapa-siapa yang aktif bertanya atau menjawab, bagaimana perilaku mereka selama pembelajaran, dan seperti apakah sikap mereka terhadap guru dan siswa lain, serta kegiatan yang dilakukan ketika bekerja kelompok. Adapun untuk penilaian akhir dilaksanakan dengan tes ulangan. Untuk ulangan harian biasanya dilaksanakan setelah selesai satu bab pelajaran. Guru memberikan soal dalam bentuk uraian jumlahnya lima soal, sedangkan untuk ulangan tengah semester dari sekolah mengatur soal yang diberikan kepada siswa harus dalam bentuk pilihan ganda. Karakter siswa tidak ada penilaian yang dilakukan secara khusus, hanya

(10)

terdapat siswa yang nilainya kurang dari KKM sedangkan selama ini karakter siswa tersebut bagus maka itu akan menjadi pertimbangan guru untuk menaikkan nilai siswa tersebut sehingga bisa mencapai KKM. Menurut guru, karakter siswa lebih mudah dilihat ketika metode pembelajaran yang diterapkan adalah diskusi. Di sana akan bisa diamati siswa-siswa yang mau bekerja sama, berani, tanggung jawab, egois, dan sebagainya.

Adapun observasi yang dilakukan adalah dengan observasi partisipasi pasif. Jadi peneliti dalam hal ini datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti disini hanya sebagai pengamat.Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 15 Semarang, dengan menggunakan alat pengumpulan data yang berupa lembar observasi dan foto. Melalui observasi maka peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dengan alasan, untuk mengetes kebenaran informasi karena ditanyakan langsung kepada subjek secara lebih dekat dan untuk mencatat perilaku dan kejadian yang sebenarnya.

Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam diri siswa menurut pedoman dari kemendiknas terdapat 18 nilai antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab akan tetapi tidak semua nilai-nilai karakter tersebut relevan dengan pembelajaran bahasa Inggris maka kemudian dipilih yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Inggris yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggung jawab.

a. Religiusitas

Dalam hal religiusitas guru bahasa Inggris sangat menanamkan nilai karakter tersebut, melalui pembacaan doa sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hal tersebut telah tertanam dalam keseharian siswa, yang dapat dilihat dari keseriusan siswa saat berdoa.

b. Jujur

(11)

sebenar-benarnya dan guru sempat mengutarakan bahwa akan lebih mengargai kejujuran siswa dibandingkan aspek lainnya. Meski hal tersebut telah ditanamkan oleh guru lainnya yang berbeda dalam beberapa aspek. Hal ini pun telah dipraktekan siswa dalam praktek kesehariaanya, dimana siswa tidak mempermasalahkan berbagai perbedaan yang ada. siswa tepat waktu saat datang ke sekolah, memasuki jam pelajaran, dan mengumpulkan tugas-tugasa yang diberikan oleh guru.

e. Kerja keras

Aspek tersebut adalah aspek yang harus dimiliki oleh guru maupun siswa secara seimbang. Karena bila hanya satu pihak saja yang bekerja keras dalam proses pembelajaran maka hasil pembelajaran tersebut tidak akan tercapai dengan maksimal. Sehingga guru selalu menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi berbagai hal, hal tersebut telah disambut baik oleh siswa. Sehingga terjalin keselarasan antar kedua belah pihak.

f. Kreatif

Hal ini menjadi tugas berat bagi guru. Dimana guru harus selalu berinovasi dan kreatif saat menyampaikan materi

(12)

Hal tersebut yang memungkinkan siswa masih menggantungkan dirinya pada beberapa hal tersebut. h. Tanggung Jawab

Guru juga menghimbau agar siswa mulai bertanggung jawab atas hal maupun keputusan yang telah diambilnya. Dalam penerapannya memang belum sepenuhnya, karena masih dijumpai siswa yang tidak masuk sekolah tanpa adanya keterangan apapun. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa belum mampu bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai pelajar.

Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti, dapat dilihat bahwa pembentukan karakter dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMA N 15 Semarang sudah diterapkan sejak dahulu oleh para guru sebelum digalakkan oleh Depdikbud. Namun untuk memasukkan nilai-nilai karakter dalam silabus dan RPP hanya baru-baru ini saja namun pada dasarnya, nilai-nilai karakter yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran sudah diintegrasikan sejak lama. Adapun faktor penghambat dan faktor pendukung pembentukan karakter siswa yaitu :

1. Faktor Pendukung Pembentukan Karakter Siswa

(13)

dalam diri mereka. Selain itu, Kepala Sekolah mempunyai program, setiap pagi kepala sekolah dan beberapa guru berdiri di dekat gerbang sekolah untuk menyambut kedatangan para siswa. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan agar para siswa merasa nyaman di sekolah dimana hari disambut oleh para guru dengan senyum serta dibiasakan untuk hormat kepada guru. Kemudian poster-poster serta slogan-slogan bermuatan nilai-nilai karakter yang ditempelkan di lingkungan sekitar sekolah akan membuat peserta didik merasa selalu diingatkan ketika melihat poster tersebut.

2. Faktor Penghambat Pembentukan Karakter Siswa

Pelaksanaan pendidikan karakter untuk mengembangkan karakter siswa di SMA Negeri 15 Semarang tidak serta merta berjalan lancar. Terdapat beberapa faktor yang menghambat pengembangan karakter peserta didik ke arah yang lebih baik. Adapun hambatan tersebut selain dari dalam diri siswa juga dari luar lingkungan sekolah yang justru lebih sulit untuk menanganinya. Diantara hambatan-hambatan tersebut adalah karena latar belakang masing-masing siswa yang berbeda. Salah satunya karena anak-anak itu dari golongan ekonomi yang berbeda-beda, kebiasaan yang berbeda juga nah itu kita harus meluruskan mereka yang benar itu apa, yang baik itu bagaimana. Hambatan berikutnya yakni, dari pihak guru bahasa Inggris sendiri belum memiliki instrumen khusus yang digunakan untuk menilai karakter siswa. Hambatan lain dalam pembentukan karakter siswa tidak berasal dari diri siswa akan tetapi lingkungan di luar sekolah. Saat ini banyak sekali terdapat warnet serta game on line yang tempat dan harga yang ditawarkan terjangkau oleh siswa. Di tempat-tempat tersebut tidak diberlakukan batasan bagi pelajar sehingga dapat mengganggu waktu belajar siswa ssaat di luar sekolah.

KESIMPULAN

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto H. M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta: BPFE

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Mida, Latifatul M. 2o13. Kupas Tuntas Kurikulum 2013: Kata Pena: 2013

Nuh, Muhammad. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. KEMENDIKBUD: 2013.

Ramli, Mansyur. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas

Sudjana, nana, 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosydakarya

Referensi

Dokumen terkait

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penentuan Kawasan Perikanan Refugia Ikan Sidat ( Anguilla spp.) dari

Hasil analisa uji t pre eksperimen dan post eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p =0.000, yang berarti nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan ada

Berdasar- kan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

1) Keuntungan relatif (relatif advantages), yaitu tingkat dimana biopestisida dianggap sebagai inovasi yang memberikan keuntungan secara teknis, ekonomi,

Makalah disampaikan pada Seminar nasional rehabilitasi lahan tambang Departemen energi dan sumber daya mineral.. Status penelitian dan pemanfaatan cendawan Mikoriza arbuskula dan

Ciri khas metode ini adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Dengan metode survei, peneliti hendak menggambarkan

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Che-Ahmad, Shaharim, & Abdullah (2017), Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat interaksi guru-siswa, kesesuaian lingkungan

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila