• Tidak ada hasil yang ditemukan

Film Sejarah Rajai Oscar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Film Sejarah Rajai Oscar "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Film ‘Sejarah’ Rajai Oscar

Entah kenapa saat algojo mengayunkan kapaknya ke leher William Wallace hati saya tidak bisa menerimanya. Teriakan ‘freedom’ terus terngiang walau film yang bersetting tahun 1200-an ini telah berakhir. Sungguh, selama 3 jam 38 menit saya terbawa oleh begitu heroiknya perjuangan rakyat Skotlandia. Saya tidak tahu apakah hal yang sama dirasakan 44,8 juta orang yang tercatat telah menonton film ini di bioskop. Tetapi setelah mendengar kabar kalau film yang dibintangi Mel Gibson ini mendapat Piala Oscar pada perhelatannya yang ke-68, 25 Maret 1996, sepertinya saya yakin semua penonton merasakan perasaan yang sama.

Memang film yang berlatar belakang sejarah mendapat tempat tersendiri di ajang penghargaan film paling bergengsi di dunia, Academy Award. Film yang dimaksud dalam tulisan ini bukan berarti hanya film yang mengisahkan peristiwa sejarah yang pernah terjadi, namun juga film-film yang mengambil latar belakang di tahun yang jauh dari produksi atau pembuatan film tersebut.

Dari 85 kali perhelatannya, film-film ini berhasil mendapat penghargaan tertinggi. Film peraih oscar pertama (1929) Wings yang berkisah tentang pilot-pilot pesawat tempur Perang Dunia (PD) I juga dapat dikategorikan film sejarah—walau dibuat pada 1927 atau 13 tahun kemudian—karena bersetting 1914 saat Perang Dunia I berkecamuk. Selanjutnya, seperti yang kita ketahui bersama, film-film bersetting masa lalu merajai Oscar mulai dari Gone With The Wind (1940) yang bersetting pada masa perang sipil Amerika (1861–1865); Hamlet (1949), film adaptasi karya Shakespeare dengan latar belakang Denmark abad ke 16; Around the World in 80 Days (1957) yang bersetting London dan belahan dunia lain pada 1872; Ben-Hur (1960) dengan setting Yurusalem awal abad pertama dan merupakan satu dari tiga film yang meraih 11 Oscar sepanjang perhelatannya; Lawrence of Arabia (1963) dengan setting jazirah Arab pada masa PD I; Tom Jones (1964) bersetting Inggris tahun 1749; A Man for All Seasons (1967) yang berkisah tentang satu bagian kehidupan Raja Henry VIII (Inggris Abad Ke-16); Oliver! (1969) yang diadaptasi dari novel karangan Charles Dickens dengan setting pada tahun yang sama dengan terbit novelnya (1838); Patton (1971) sebuah film biografi perang tentang seorang Jenderal Amerika selama PD II (1939 – 1945).

(2)

Film berlatar belakang sejarah yang juga meraih Oscar (1987) adalah Platoon karya sutradara kawakan Oliver Stone. Film bersetting Perang Vietnam (1959-1975) ini bercerita tentang pengalaman pribadi sang sutradara saat bertugas di Vietnam. Menariknya mengurai fakta masa lalu lewat rol film juga mengusik hati para juri academy award sehingga memenangkan The Last Emperor (1988). Film yang berkisah tentang kehidupan kaisar terakhir China Puyi ini mengambil setting awal tahun 1900-an.

Selanjutnya berturut-turut dari 1990 sampai 2013 film bersetting masa lalu merajai perolehan Oscar. Dalam kurun waktu ini hanya tujuh film yang tidak berlakang sejarah mendapat Oscar, selebihnya adalah film dengan setting masa lalu. Dimulai dari Driving Miss Daisy (1990) yang berkisah tentang hubungan antara seorang wanita yahudi tua dengan sopirnya yang merupakan seorang Afrika-Amerika. Film yang dibintangi aktor watak Morgan Freeman ini bersetting Amerika pada 1948 sampai 1970-an. Merajut masa lalu menjadi sebuah epik yang menarik telah menjadikan Dance With Wolves merajai Oscar 1991 dengan memborong tujuh oscar termasuk menasbihkan Kevin Costner sebagai aktor terbaik.

Kenangan masa lalu—kali ini kelam—berhasil digambarkan oleh Steven Spielberg dengan begitu nyatanya sehingga Piala Oscar 1994 jatuh kepadanya. Schindler's List—salah satu masterpiece Spielberg—begitu nyata menghadirkan kembali suasana mencekam Polandia dan penderitaan orang-orang Yahudi pada masa pendudukan Nazi. Setahun kemudian, film dengan setting yang melintasi beberapa dakade waktu kembali meraih oscar. Forrest Gump seakan membawa kita bersamanya ke dalam beberapa peristiwa sejarah penting dunia dan bertemu tokoh-tokohnya.

Dominasi selanjutnya selama sewindu oscar (1996-2003) juga berpaling kepada film bersetting sejarah. Beberapa diantaranya didasarkan pada even masa lalu yang memang terjadi—walaupun kebenaran seperti yang dikisahkan di film perlu diverifikasi—Braveheart (1996), Titanic (1998), Shakespeare in Love (1999), Gladiator (2001), dan Beatiful Mind (2002). Sementara, film lainnya mengambil peristiwa masa lalu sebagai bungkus cerita, The English Patient (1997) setting PD II dan Drama Musikal Chicago (2003) tentang kehidupan perempuan yang berprofesi sebagai penyanyi koor di Chicago pada 1927.

Dan untuk 10 tahun terakhir ini Film bersetting masa lalu kembali berhasil mencuri Oscar. Mereka adalah The King’s Speech (2011), kisah nyata perjuangan King George VI (ayah Ratu Elizabeth II) untuk bisa berbicara lancar di depan umum. Film ini mengambil setting Inggris pada PD II. Dan terakhir yang cukup menggebrak dan menuai banyak pujian adalah The Artist (2012), film yang membuat kita jadi tahu kenapa pada masa era film bisu orang tetap bisa menikmati cerita sebuah film hanya lewat mimik, lagu, dan tarian.

(3)

Dan saat melihat Argo, saya juga merasa terbawa ke masa lalu. Sama seperti saat menyaksikan Braveheart walau dengan kadar yang berbeda. Plotnya yang dinamis dan cenderung berat membuat kita bagai terlibat di dalamnya. Entah ramuan apa yang diracik Ben Affleck sehingga membuat film ini lebih menegangkan dibanding film thrailer atau action manapun. Walau kita tahu operasi penyelamatan ini akan berhasil, tetapi tetap saja ada perasaan ‘khawatir’ jika pasukan revolusi Iran berhasil menangkap mereka sebelum manaiki pesawat. Film ini berhasil memutar pandangan bahwa heroisme bukan melulu dengan kontak senjata seperti apa yang diucapkan sang sutradara kepada majalah Time "heroisme akan lebih menarik bila disajikan nyata”.

Referensi

Dokumen terkait

Sebab, di dalam al-Quran, syirik dikatakan sebagai kezaliman besar, seperti dikatakan Lukman kepada anaknya: ”Wahai anakku, janganlah kamu menserikatkan

Aplikasi Pengolahan Data Keuangan Pada Klinik Bidan Praktek Mandiri Hatika Prabumulih yang dibuat dengan Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic NET dan Data base

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

‘Tata bahasa’ ini kemudian banyak dianggap sebagai dasar penting kerangka analisa multimodality , dan bersandar pada kerangka ini banyak kajian telah dilakukan

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah dengan pemberdayaan UMKM melalui pengelolaan mengelola jiwa kewirausahaan diharapkan dapat menciptakan

Tujuan penelitian ini adalah (1)Mengembangkan media pembelajaran berupa Modul Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Garis Lurus

penggunaan model TGT pada materi operasi hitung bilangan bulat di kelas IV. MI Darussalam Blimbing Rejotangan” ini diharapkan

an open dialog untuk memilih file atau teks yang akan dienkripsi Meneka n tombol “open” - Akan ditampilka n sebuah open dialog untuk file atau teks Tampil