• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

Nama : Yenis Manila

NIM N

: Tb. 100538

Fakultas/Jurusan J: Tarbiyah / tadris biologi

Semester J: VI (Enam)

Judul Proposal :: Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya

untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya

yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insane maupun sebagai

sumber daya pembangunan. Pembangunan manusia sebagai insane dan sumber

daya pembangunan adalah menekankan pada harkat, martabat, hak dan kewajiban

manusia. Hal tersebut tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri

manusia, baik etika estetika, maupun logika oleh karena itu, pemahaman terhadap

manusia merupakan suatu yang penting pembangunan manusia sebagai insane

tidak terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi berlangsung dalam seluruh

kehidupan manusia salah satu kelompok manusia yang sedang dalam proses

dibangun di bangun adalah dalam konteks pendidikan.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia 20 Tahun 2003

tentang system Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.1

Proses pendidikan tersebut dapat dilihat usahanya pada lembaga

pendidikan seperti sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha

(3)

sekolah dalam membekali anak dengan pendidikan yang bersifat formal dan

terprogram secara sistematis. Membekali anak dengan pendidikan yang bersifat

formal dan terprogram secara sistematis. Pembekalan pendidikan melalui proses

belajar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui sumber daya

manusia yang berkualitas.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu interaksi atau hubungan timbale balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.2

Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan miskin

melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang

menarik minat orang lain tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dan

kebutuhannya.

Motivasi adalah unsure yang utama dalam proses belajar dan belajar tidak

akan berlangsung tanpa perhatian. Sesuatu secara spontan segera setelah diberi

perangsang. Karena itu tertarik kepada hal itu, dikatakan bahwa hal itu tidak lagi

menarik perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan menarik bila anak memperhatikan

secara spontan tanpa usaha. Hal ini dimungkinkan karena dorongan-dorongan

dasar (basic Drive) pada anak berfungsi atau sikap-sikap, penghargaan minat dan

tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui pengalaman, membuat sesuatu

(4)

menarik perhatian murid bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu

menarik, maka hal itu disebabkan oleh murid tertarik secara spontan kepada

materi itu.

Bila tidak ada perhatian spontan, yakni anak yang tidak tertarik dengan

segera dan akan memberi perhatian setelah motif yang kuat, maka guru harus

memotivasi atau memaksa murid memperhatikan aktivitas belajar. Kalau guru

sudah memiliki motif, ia akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak

menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang

diberikan di sekolah kurang menarik.

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup kesulitan

dalam mempelajari biologi terkadang membuat siswa menjadi jenuh, malas dan

kurang minat, terhadap materi yang disampaikan guru, jika kondisi semacam ini

terus dibiarkan dalam waktu yang panjang, hal ini akan berpengaruh terhadap

hasil belajar biologi dan juga akan berdampak buruk bagi perkembangan

pendidikan di Indonesia, karena pelajaran biologi termasuk dalam salah satu

pelajaran yang di UAN kan.

(5)

semakin Nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua) merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberi dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.3

Oleh sebab itu, di dalam proses pembelajaran guru wajib untuk

memberikan motivasi semaksimal mungkin demi mencapai tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan meningkatkan hasil belajar biologi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

penulis melihat pentingnya memberi motivasi pada peserta didik dalam

pembelajaran khususnya biologi. Maka hal ini peneliti mengambil judul.

“Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 kota jambi”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota jambi.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi di

sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

2. Seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah

Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

(6)

3. Seberapa besar skor signifikan hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar

biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?

C. Batasan Masalah

Untuk mencapai sasaran penelitian dan tidak menyimpang dari ruang

lingkup penelitian, dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, yang

penulis miliki dan agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari

ruang lingkup penelitian, maka penulis perlu membatasi kajian penelitian. Adapun

batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi

2. Hasil belajar siswa pada nilai ulangan harian siswa tentang penguasaan siswa

terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

3. Subyek penelitian siswa kelas VIII di sekolah Menengah Pertama Negeri 22

Kota Jambi tahun ajaran 2013-2014.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Ingin mengetahui seberapa skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi

b. Ingin mengetahui seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran

(7)

c. Ingin mengetahui seberapa besar skor signifikansi hubungan motivasi belajar

dengan hasil belajar Biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22

kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia pendidikan pada

umumnya dan pendidikan Biologi pada khususnya.

b. Sebagai masukan bagi guru mengenai motivasi belajar pada peserta didik dan

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu

(S1) dalam Ilmu Pendidikan Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.

E. Kerangka Teori

1. Motivasi Belajar

a. Definisi Konseptual

Motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu

demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi

intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

(8)

dikemukakan oleh Mc. Donald ini, maka terdapat tiga elemen/cirri pokok dalam

motivasi, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan

adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.4

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan

motif- motif pada diri peserta didik/ pelajar yang menunjang kegiatan ke arah

tujuan- tujuan belajar.5

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhan.6

Motivasi adalah kondisi fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan

(kebutuhan).7

Karena merupakan kondisi psikologis, motivasi tidak dapat dilihat dengan

kasad mata. Tetapi motivasi dapat dirasakan, diketahui dengan cara melihat

bagaimana antusiasme seseorang dalam melakukan suatu hal yang berhubungan

dengan keinginannya.

Motivasi yaitu suatu dorongan yang mengubah energy dalam diri

seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.8

Tanpa adanya sebuah aktivitas sebagai sebuah bentuk tindakan nyata,

maka dorongan untuk mengubah energy dalam bentuk aktivitas tidak dapat

4 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.19

5 Ahamad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm.11

6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm3.

7 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bum Aksara, 2009, hlm.101.

(9)

berjalan dengan baik. Aktivitas nyata adalah perwujudan dari usaha seseorang

untuk mendapatkan tujuannya.

Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan.9

Jadi motivasi merupakan sebuah perasaan yang halus yang lahir dari

dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari orang lain motivasi merupakan

sebuah keinginan yang dengan kebetulan tekad direalisasikan atau diwujudkan

oleh seseorang.

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia

maupun hewan yang mendorongnya untuk membuat sesuatu. Dalam pengertian

ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara

terarah.10

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power Motivation) , daya

pendorong (Driving Vorce) , atau alat pembangun kesediaan dan keinginan

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara

aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku,

baik dalam aspek kognitif, efektif, dan inovatif.11

Hewitt mengemukakan bahwa attentional set merupakan dasar bagi

perkembangan motivasi yakni yang bersifat social, artinya anak tersebut suka

bekerja sama dengan anak yang lain dan dengan guru, ia mengharapkan

9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.73.

10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.153.

(10)

penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan mereka, dan ingin

mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan sekelasnya. Selanjutnya anak

tersebut memperoleh motivasi untuk menguasai pelajaran (master), termasuk

penguasaan keterampilan intelektual. Dengan reforcement, yakni penghargaan

atas keberhasilannya motivasi itu dapat penghargaan atas keberhasilannya

keberhasilan itu dapat dipupuk. Taraf motivasi tertinggi menurut Hawitt ialah

motivasi untuk achievement atau keberhasilan yang merupakan syarat agar anak

itu didorong oleh kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam mengatasi

tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai, maka anak

itu sanggup untuk belajar sendiri.12

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada

pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka untuk belajar.

Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:

1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan bersiaga

2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan belajar.

3) Membantu memenuhi keberhasilan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka

panjang.13

Adapun jenis motivasi jenis motivasi dalam belajar dapat dibedakan dalam dua

jenis, yaitu sebagai berikut:

12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.181.

(11)

1) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang

kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

2) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.14

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Memberi angka

2) Hadiah

3) Saingan/kompetensi

4) Ego-involvement

5) Memberi ulangan

6) Mengetahui hasil

7) Pujian

8) Hukuman

9) Hasrat untuk belajar

10) Tujuan yang diakui.15

Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat disentesiskan bahwa motivasi

belajar adalah dorongan seseorang baik dari luar ataupun dari dalam diri

14 Hamzah B. Uno, Op.cit, hlm.23.

(12)

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan hasil belajar yang lebih

baik lagi.

b. Definisi Operasional

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan

dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapatkan perhatian agar tercapai

perbaikan dalam motivasi:

1) Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu.

Ini berarti hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya. Beberapa

usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah :

a. Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani,

jasmani, social dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan

keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.

b. Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanam pada anak hendaknya

disadari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.

c. Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang

tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah dapat

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, akan merasa putus asa.

(13)

2) Tetapkanlah tujuan-tujuan terbatas dan pantas serta tugas-tugas yang terbatas,

jelas dan wajar. Kalau murid-murid memahami dengan tepat apa yang

diinginkan dan dapat melihat dan merasakan nilai-nilai yang terdapat dalam

tugas-tugas, pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik. Bekerja sama dengan

kelas dalam menetapkan tujuan dan merencanakan kegiatan. Karena

partisipasi seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatan akan menambah

minatnya.

3) Usahakanlah agar murid-murid senantiasa akan mendapatkan informasi

tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya, dan janganlah menganggap

kenaikan kelas sebagai alat motivasi yang utama. Guru yang menakuti-nakuti

muridnya dengan mengatakan misalnya, kalau kamu tidak memperhatikan

pelajaran dan tugas-tugas kamu akan diturunkan ke kelas yang lebih rendah,

hanya menunjukkan bahwa pengajarannya tidak memadai. Pengetahuan akan

kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegiatan belajar dan

memperbesar minat.

4) Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman.

Kendatipun demikian, pada saat ini boleh dipastikan bahwa murid memahami

mengapa hukuman itu diberikan, dalam bentuk apa hukuman itu dan

bagaimana menghindarinya pada masa yang akan datang (jadi memberi

petunjuk bagaimana berbuat lebih baik). Perlu diingat bahwa seseorang yang

ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi

(14)

5) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya

anak-anak preadolescent dan permulaan adolescent memiliki cita-cita yang

tinggi dan sering mereka memberi respons dalam bentuk kerja sama,

permainan, kejujuran, dan kerajinan. Rasa ingin tahu murid adalah motivator

yang berharga. Kalau guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu murid,

dorongan itu akan menghasilkan usaha-usaha yang menakjubkan.

6) Setiap orang menginginkan sukses (berhasil) dalam usahanya dan kalau

sukses itu tercapai, akan menambahkan kepercayaan kepada diri sendiri.

Alangkah senangnya murid yang telah berhasil menyelesaikan ujian-ujiannya,

alangkah bahagianya regu olahraga kelas yang menjadi juara sekolah dan

sebagainya. Semua orang perlu akan sukses, harus mengusahakan bagaimana

sukses itu dapat dicapai.

7) Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan

mendorong partisipasi murid. Dalam situasi seperti itu proses belajar akan

berlangsung dengan baik, murid menyenangi sekolah dan kalau murid sudah

senang dengan sekolah, hasil belajar akan meningkat. Sekolah yang

menyenangkan adalah sekolah yang padanya banyak terjadi belajar mengajar

yang baik.

8) Motivasi adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaan

(15)

mengamati hanya semampu pengalaman, kesanggupan dan latar belakang

yang me mungkinnya.16

Tabel 1.1. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri

13 Sarolangun

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 10, 11, 12 4

3. Minat dalam ketajaman dalam belajar

13, 14, 15, 16 4

4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

26, 27, 30 3

5. Mandiri dalam belajar 19, 20, 28, 29`` 4

6. Drive / dorongan 17, 18, 21, 22, 23,

Hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh

siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.17

Kemampuan-kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah

dipelajari secara teoritis. Hasil belajar pada dasarnya juga merupakan sebuah

bentuk pemahaman terhadap pelajaran yang telah dilakukan oleh seseorang,

dalam institusi resmi dan merupakan bentuk pendidikan secara formal, hasil

belajar dapat diukur dengan menggunakan evaluasi, baik tertulis maupun

lisan.

16 Zakiah Daradjat, Op,cit, hlm.143-145.

(16)

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya.18

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.19

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.20

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya.21

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan (ability), dan keterampilan.22

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

disismpulkan bahwa sintesis dari teori hasil belajar adalah seauatu yang

didapat setelah mengalami proses pembelajaran yang dilakukan antara dua

orang individu atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan baik yang berupa

suatu nilai (angka) ataupun perubahan dari tingkah laku.

b. Definisi Operasional

Berdasarkan beberapa penjelasan teori mengenai hasil belajar maka

penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai ataupun

perubahan tingkah laku dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.

18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogayakarta Pustaka Pelajar, 2009. Hlm.45

19 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Pressindo, 2009, hlm.14

20Ibid, hlm.15

21 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2000, hlm.22

(17)

Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan, maka semakin banyak dan

semakin baik perubahan yang diperoleh. Masalah yang dihadapi sampai sejauh

mana tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa, dari sinilah dapat

timbul gambaran nyata tentang keberhasilan belajar siswa.

3. Analisis Teoritik Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa

Analisis hubungan adalah bentuk analisis variabel (data) penelitian untuk

mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara

variabel-ariabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas,

variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel terikat, variabel

dependen).

Motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat

non-intelektual. Peranannya yang sangat khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang tidak akan memiliki

motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedarseremonial. Seseorang yang

memiliki inteligensia cukup tinggi, mental(boleh jadi) gagal karena kekurangan

motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.23

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian ini sampai terbukti melalui data yang terkumpul.24

23 Sardiman, Op.cit, hlm.75

(18)

Penelitian ini menggunakan dua macam hipotesis, yaitu hipotesis

penelitian dan hipotesis statistic. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dibuat

atau yang digunakan dalam suatu penelitian, sedangkan hipotesis statistic adalah

hipotesis yang dibuat atau digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

1. Ha (hipotesis alternatif)

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22

Kota Jambi.

2. Ho (hipotesis nol)

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri

22 Kota Jambi.

BAB II

PROSEDUR PENELITIAN

(19)

Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif Penelitian ini bersifat

korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel, masing-masing

dinamakan, variabel dependen dan independen. Yang menjadi variabel dependen

ialah hasil belajar, sedangkan variabel independen adalah motivasi belajar.

Adapun subjek dari penelitian ini ialah siswa yang berada di lingkungan

Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun. Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, dokumentasi dang angket.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan, perumusan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang di gunakan, analisis data, dan mengetes hipotesis untuk mendapat hasil penelitian dan sebagainya.25

X  Y

Dimana:

X : Motivasi belajar siswa

Y : Hasil belajar biologi siswa

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

(20)

a. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.

Data primer disebut juga data asli atau data baru.26

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh

langsung dari individu-individu yang diselidiki atau data yang diperoleh langsung

dari sumbernya, yaitu siswa-siswi yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan

data di ambil dari hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa kelas VIII di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.27

Adapun data yang dikumpulkan adalah:

1) Geografis dan sejarah sekolah

2) Keadaan jumlah siswa dan guru

3) Struktur organisasi sekolah

4) Data-data lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.28

26 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.19

27Ibid, hlm.20

(21)

Sesuai dengan metode yang digunakan, maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah:

a. Peristiwa/keadaan/situasi

b. Orang (Kepala Sekolah, guru dan siswa)

c. Dokumen atau arsip

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa,

atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi

target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.29

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berada di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun yang berjumlah 52 orang.

Tabel 2.1. Populasi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13

Sarolangin

N

o

Kelas

Laki-laki

Perempua

n

Jumla

h

1. VIII A 10 17 27

2. VIII B 10 15 25

Jumla 20 32 52

(22)

h

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.30

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dengan mengacak jumlah

kelas pada populasi yang ada. Maka terpilihlah VIII A sebagai sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar konkret dan memiliki relevansi dengan

permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.31

Observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data sehingga

penulis dapat mengetahui dengan baik tentang situasi dan kondisi yang meliputi

keadaan fisik, kondisi gedung sarana dan prasarana dan fasilitas serta proses

belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.

2. Wawancara

30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Hlm.118

(23)

Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.32

Wawancara dilakukan untuk mencari tahu sejarah Sekolah Menengah

Pertama Negeri 13 Sarolangun. Metode ini digunakan untuk memperoleh data

berkenaan dengan histori sekolah, guru, proses belajar mengajar biologi.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang

berupa catatan transkrip buku, surat kabar, notulen, rapat agenda dan sebagainya.33

Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder dari peneliti.

4. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui terwawancara.34

Penyebaran angket ini dilakukan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan

tertutup langsung untuk mengetahui dan untuk mendapatkan data tentang motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri

13 Sarolangun.

Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan baik positif maupun negatif

berbentuk skala Guttman, yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas

32 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta Rineka Cipta, 2004, hlm.16

33 Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 231

(24)

seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif,

tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya.35

Angket yang peneliti gunakan dalam bentuk checklist, instrumen tersebut

hanya ada dua jawaban yang diberikan oleh responden, yaitu jawaban “ya” atau

“tidak”, sehingga dapat dilambangkan dengan angka 1 sebagai jawaban “ya” dan

angka 0 sebagai jawaban “tidak”.

Sebuah angket dapat dikatakan baik apabila soal pertanyaan yang diajukan

memiliki beberapa hal sebagai berikut:

a. Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Untuk menentukan validitas angket, rumus uji

validitas adalah poin biserial:

rpbi=

instrumen tersebut sudah baik. Untuk menentukan realibilitas angket. Rumus uji

realibilitas adalah rumus Formula Spearman-Brown:

r11=

(25)

r11 = Koefisien reabilitas tes secara keseluruhan r11

22

= Koefisien korelasi produkmoment antara separuh (1/2) tes (belahan I)

dengan separuh (1/2) dari tes (belahan II) dari tes tersebut 1&

2

= Bilangan conctanta

Untuk mengetahui besarnya rrbi atau r11

22 dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

N = Jumkah subjek (sampel.testee)

X = Skor-skor hasil tes pada sepaoh belahan pertama Y = Skor-skor tes pada separoh belahan kedua

F. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis

dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Pendekatan ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu untuk mencari

hubungan antar variabel.

Untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan

yang telah diajukan maka dilakukan analisis data. Namun sebelum analisis lebih

lanjut maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas dan uji Normalitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah

(26)

a. Menentukan skor besar dan kecil

b. Menentukan rentangan (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil

c. Menentukan banyak kelas (K)

BK – 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang kelas interval (I)

I = R BK

e. Menentukan rata-rata atau mean

X = Σfxn

f. Menentukan simpangan baku (s), dengan rumus

S =

n . Σ fx2−(Σ fx)

2

n(n−1)

g. Membuat draf frekuensi yang diharapkan dengan jalan:

1) Menentukan batas kelas

Yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan

kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

2) Mencari nilai Z – score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z = bataskelassx

3) Mencari luas O-Z dari tabel kurva norma daro 0-Z

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan

angka-angka 0-Z yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka

(27)

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan luas

tiap interval dengan jumlah responden (n)

6) Mencari Chi Kuadrat, dengan rumus:

x2=Σ

(

f0−fh

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua data mempunyai varian yang

homogen atau tidak, dengan menggunakan uji Barlet

Langkah-langkah uji homogenitas:

a. Menskor data variabel x dan vaiabel y

b. Mencari Standar Deviasi (SD) masing-masing variabel

SDx=i

c. Mencari varian dari skor-skor tersebut

d. Memasukan angka statistik untuk uji homogenitas pada tabel uji Barlet

(28)

e. Menghitung varian gabungan dengan rumus”

Sxy=

(

Nx. Sx

)

2+

(

Ny. Sy

)

2

Nx+Ny f. Menghitung log S2

g. Menghitung nilai B

xhitung2 =logs2. Σ(n−1).log(10)

[

BΣ dblogS2

]

h. Membandingkan dengan xhitung2 dengan xtabel2

dbk−1=1untuk a=0,0512

Pengolahan data merupakan kegiatan pokok yang wajib dilakukan oleh

peneliti, karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti

tanpa didahului oleh kegiatan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka

data tersebut di analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan

adalah product moment dimana N kurang dari 30, dengan mendasarkan diri pada

(memperhitungkan) Meannya, dengan rumus:

rxy= Σ XYN . MxMy

[

Σ x2−N Mx2

][

Σ y2−N M2y

]

Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan subjek penelitian

2. Menjumlahkan skor variabel X

3. Menjumlahkan skor variabel Y

4. Memperkalikan skor variabel X dengan skor variabel Y, setelah selesai

(29)

5. Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu : x2 ) dan setelah selesai lalu

taraf signifikan 1% dan 5%.36

G. Jadwal Penelitian

Adapun agar penelitian ni sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya

telah direncanakan, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.2. Jadwal Penelitian

(30)

6 .

Perbaika n dan Ujian Skripsi

x x 7

.

Penggan daan Laporan

Gambar

Tabel 1.1. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri
Tabel 2.1. Populasi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Tabel 2.2. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten

(1) Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS atau ODHA atau orang-orang berpotensi kena HIV/AIDS diwajibkan untuk mencegah penularan HIV/AIDS

meneliti masalah dengan judul “Iklan Pond‟s White Beauty Melalui Media Televisi Dan Perilaku Konsumen “(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan.. Pond‟s White

Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Rustiarini (2013) dan Rustiarini (2014) yang menyatakan bahwa Kepribadian terbuka dalam hal-hal yang baru (Openness to

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Unir.ersitas Sebelas \'Iaret, scgala bentuk tuntutan hukum yang timbrrl atas pelanggaran

[r]

Kedua, tahap pelaksanaan, yaitu tindak lanjut tahap ide tersebut (Tabrani, 2006:280) Dari penjelasan di atas, dalam proses kreatif ada tahapan-tahapan yang perlu kita lakukan.