PROPOSAL
Nama : Yenis Manila
NIM N
: Tb. 100538
Fakultas/Jurusan J: Tarbiyah / tadris biologi
Semester J: VI (Enam)
Judul Proposal :: Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya
untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya
yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insane maupun sebagai
sumber daya pembangunan. Pembangunan manusia sebagai insane dan sumber
daya pembangunan adalah menekankan pada harkat, martabat, hak dan kewajiban
manusia. Hal tersebut tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri
manusia, baik etika estetika, maupun logika oleh karena itu, pemahaman terhadap
manusia merupakan suatu yang penting pembangunan manusia sebagai insane
tidak terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi berlangsung dalam seluruh
kehidupan manusia salah satu kelompok manusia yang sedang dalam proses
dibangun di bangun adalah dalam konteks pendidikan.
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia 20 Tahun 2003
tentang system Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 pasal 1 yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.1
Proses pendidikan tersebut dapat dilihat usahanya pada lembaga
pendidikan seperti sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha
sekolah dalam membekali anak dengan pendidikan yang bersifat formal dan
terprogram secara sistematis. Membekali anak dengan pendidikan yang bersifat
formal dan terprogram secara sistematis. Pembekalan pendidikan melalui proses
belajar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui sumber daya
manusia yang berkualitas.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu interaksi atau hubungan timbale balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.2
Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan miskin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang
menarik minat orang lain tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dan
kebutuhannya.
Motivasi adalah unsure yang utama dalam proses belajar dan belajar tidak
akan berlangsung tanpa perhatian. Sesuatu secara spontan segera setelah diberi
perangsang. Karena itu tertarik kepada hal itu, dikatakan bahwa hal itu tidak lagi
menarik perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan menarik bila anak memperhatikan
secara spontan tanpa usaha. Hal ini dimungkinkan karena dorongan-dorongan
dasar (basic Drive) pada anak berfungsi atau sikap-sikap, penghargaan minat dan
tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui pengalaman, membuat sesuatu
menarik perhatian murid bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu
menarik, maka hal itu disebabkan oleh murid tertarik secara spontan kepada
materi itu.
Bila tidak ada perhatian spontan, yakni anak yang tidak tertarik dengan
segera dan akan memberi perhatian setelah motif yang kuat, maka guru harus
memotivasi atau memaksa murid memperhatikan aktivitas belajar. Kalau guru
sudah memiliki motif, ia akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak
menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang
diberikan di sekolah kurang menarik.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup kesulitan
dalam mempelajari biologi terkadang membuat siswa menjadi jenuh, malas dan
kurang minat, terhadap materi yang disampaikan guru, jika kondisi semacam ini
terus dibiarkan dalam waktu yang panjang, hal ini akan berpengaruh terhadap
hasil belajar biologi dan juga akan berdampak buruk bagi perkembangan
pendidikan di Indonesia, karena pelajaran biologi termasuk dalam salah satu
pelajaran yang di UAN kan.
semakin Nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua) merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberi dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.3
Oleh sebab itu, di dalam proses pembelajaran guru wajib untuk
memberikan motivasi semaksimal mungkin demi mencapai tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan meningkatkan hasil belajar biologi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
penulis melihat pentingnya memberi motivasi pada peserta didik dalam
pembelajaran khususnya biologi. Maka hal ini peneliti mengambil judul.
“Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 kota jambi”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran biologi di sekolah Menengah Pertama negeri 22 kota jambi.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi di
sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?
2. Seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah
Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?
3. Seberapa besar skor signifikan hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar
biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk mencapai sasaran penelitian dan tidak menyimpang dari ruang
lingkup penelitian, dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, yang
penulis miliki dan agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari
ruang lingkup penelitian, maka penulis perlu membatasi kajian penelitian. Adapun
batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi
2. Hasil belajar siswa pada nilai ulangan harian siswa tentang penguasaan siswa
terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.
3. Subyek penelitian siswa kelas VIII di sekolah Menengah Pertama Negeri 22
Kota Jambi tahun ajaran 2013-2014.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui seberapa skor motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22 Kota Jambi
b. Ingin mengetahui seberapa besar skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran
c. Ingin mengetahui seberapa besar skor signifikansi hubungan motivasi belajar
dengan hasil belajar Biologi siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 22
kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam dunia pendidikan pada
umumnya dan pendidikan Biologi pada khususnya.
b. Sebagai masukan bagi guru mengenai motivasi belajar pada peserta didik dan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu
(S1) dalam Ilmu Pendidikan Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
E. Kerangka Teori
1. Motivasi Belajar
a. Definisi Konseptual
Motivasi berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu
demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
dikemukakan oleh Mc. Donald ini, maka terdapat tiga elemen/cirri pokok dalam
motivasi, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan
adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.4
Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif- motif pada diri peserta didik/ pelajar yang menunjang kegiatan ke arah
tujuan- tujuan belajar.5
Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhan.6
Motivasi adalah kondisi fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan).7
Karena merupakan kondisi psikologis, motivasi tidak dapat dilihat dengan
kasad mata. Tetapi motivasi dapat dirasakan, diketahui dengan cara melihat
bagaimana antusiasme seseorang dalam melakukan suatu hal yang berhubungan
dengan keinginannya.
Motivasi yaitu suatu dorongan yang mengubah energy dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.8
Tanpa adanya sebuah aktivitas sebagai sebuah bentuk tindakan nyata,
maka dorongan untuk mengubah energy dalam bentuk aktivitas tidak dapat
4 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.19
5 Ahamad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm.11
6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm3.
7 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bum Aksara, 2009, hlm.101.
berjalan dengan baik. Aktivitas nyata adalah perwujudan dari usaha seseorang
untuk mendapatkan tujuannya.
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan.9
Jadi motivasi merupakan sebuah perasaan yang halus yang lahir dari
dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari orang lain motivasi merupakan
sebuah keinginan yang dengan kebetulan tekad direalisasikan atau diwujudkan
oleh seseorang.
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia
maupun hewan yang mendorongnya untuk membuat sesuatu. Dalam pengertian
ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara
terarah.10
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power Motivation) , daya
pendorong (Driving Vorce) , atau alat pembangun kesediaan dan keinginan
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara
aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku,
baik dalam aspek kognitif, efektif, dan inovatif.11
Hewitt mengemukakan bahwa attentional set merupakan dasar bagi
perkembangan motivasi yakni yang bersifat social, artinya anak tersebut suka
bekerja sama dengan anak yang lain dan dengan guru, ia mengharapkan
9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.73.
10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm.153.
penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan mereka, dan ingin
mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan sekelasnya. Selanjutnya anak
tersebut memperoleh motivasi untuk menguasai pelajaran (master), termasuk
penguasaan keterampilan intelektual. Dengan reforcement, yakni penghargaan
atas keberhasilannya motivasi itu dapat penghargaan atas keberhasilannya
keberhasilan itu dapat dipupuk. Taraf motivasi tertinggi menurut Hawitt ialah
motivasi untuk achievement atau keberhasilan yang merupakan syarat agar anak
itu didorong oleh kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam mengatasi
tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai, maka anak
itu sanggup untuk belajar sendiri.12
Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka untuk belajar.
Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:
1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan bersiaga
2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan belajar.
3) Membantu memenuhi keberhasilan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka
panjang.13
Adapun jenis motivasi jenis motivasi dalam belajar dapat dibedakan dalam dua
jenis, yaitu sebagai berikut:
12 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.181.
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
2) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.14
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Memberi angka
2) Hadiah
3) Saingan/kompetensi
4) Ego-involvement
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Pujian
8) Hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Tujuan yang diakui.15
Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat disentesiskan bahwa motivasi
belajar adalah dorongan seseorang baik dari luar ataupun dari dalam diri
14 Hamzah B. Uno, Op.cit, hlm.23.
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan hasil belajar yang lebih
baik lagi.
b. Definisi Operasional
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapatkan perhatian agar tercapai
perbaikan dalam motivasi:
1) Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu.
Ini berarti hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya. Beberapa
usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah :
a. Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani,
jasmani, social dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan
keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.
b. Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanam pada anak hendaknya
disadari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.
c. Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang
tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, akan merasa putus asa.
2) Tetapkanlah tujuan-tujuan terbatas dan pantas serta tugas-tugas yang terbatas,
jelas dan wajar. Kalau murid-murid memahami dengan tepat apa yang
diinginkan dan dapat melihat dan merasakan nilai-nilai yang terdapat dalam
tugas-tugas, pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik. Bekerja sama dengan
kelas dalam menetapkan tujuan dan merencanakan kegiatan. Karena
partisipasi seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatan akan menambah
minatnya.
3) Usahakanlah agar murid-murid senantiasa akan mendapatkan informasi
tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya, dan janganlah menganggap
kenaikan kelas sebagai alat motivasi yang utama. Guru yang menakuti-nakuti
muridnya dengan mengatakan misalnya, kalau kamu tidak memperhatikan
pelajaran dan tugas-tugas kamu akan diturunkan ke kelas yang lebih rendah,
hanya menunjukkan bahwa pengajarannya tidak memadai. Pengetahuan akan
kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegiatan belajar dan
memperbesar minat.
4) Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman.
Kendatipun demikian, pada saat ini boleh dipastikan bahwa murid memahami
mengapa hukuman itu diberikan, dalam bentuk apa hukuman itu dan
bagaimana menghindarinya pada masa yang akan datang (jadi memberi
petunjuk bagaimana berbuat lebih baik). Perlu diingat bahwa seseorang yang
ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi
5) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya
anak-anak preadolescent dan permulaan adolescent memiliki cita-cita yang
tinggi dan sering mereka memberi respons dalam bentuk kerja sama,
permainan, kejujuran, dan kerajinan. Rasa ingin tahu murid adalah motivator
yang berharga. Kalau guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu murid,
dorongan itu akan menghasilkan usaha-usaha yang menakjubkan.
6) Setiap orang menginginkan sukses (berhasil) dalam usahanya dan kalau
sukses itu tercapai, akan menambahkan kepercayaan kepada diri sendiri.
Alangkah senangnya murid yang telah berhasil menyelesaikan ujian-ujiannya,
alangkah bahagianya regu olahraga kelas yang menjadi juara sekolah dan
sebagainya. Semua orang perlu akan sukses, harus mengusahakan bagaimana
sukses itu dapat dicapai.
7) Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan
mendorong partisipasi murid. Dalam situasi seperti itu proses belajar akan
berlangsung dengan baik, murid menyenangi sekolah dan kalau murid sudah
senang dengan sekolah, hasil belajar akan meningkat. Sekolah yang
menyenangkan adalah sekolah yang padanya banyak terjadi belajar mengajar
yang baik.
8) Motivasi adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaan
mengamati hanya semampu pengalaman, kesanggupan dan latar belakang
yang me mungkinnya.16
Tabel 1.1. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri
13 Sarolangun
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 10, 11, 12 4
3. Minat dalam ketajaman dalam belajar
13, 14, 15, 16 4
4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
26, 27, 30 3
5. Mandiri dalam belajar 19, 20, 28, 29`` 4
6. Drive / dorongan 17, 18, 21, 22, 23,
Hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh
siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.17
Kemampuan-kemampuan ini sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah
dipelajari secara teoritis. Hasil belajar pada dasarnya juga merupakan sebuah
bentuk pemahaman terhadap pelajaran yang telah dilakukan oleh seseorang,
dalam institusi resmi dan merupakan bentuk pendidikan secara formal, hasil
belajar dapat diukur dengan menggunakan evaluasi, baik tertulis maupun
lisan.
16 Zakiah Daradjat, Op,cit, hlm.143-145.
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.18
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.19
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah
dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.20
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.21
Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan (ability), dan keterampilan.22
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disismpulkan bahwa sintesis dari teori hasil belajar adalah seauatu yang
didapat setelah mengalami proses pembelajaran yang dilakukan antara dua
orang individu atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan baik yang berupa
suatu nilai (angka) ataupun perubahan dari tingkah laku.
b. Definisi Operasional
Berdasarkan beberapa penjelasan teori mengenai hasil belajar maka
penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai ataupun
perubahan tingkah laku dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogayakarta Pustaka Pelajar, 2009. Hlm.45
19 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Pressindo, 2009, hlm.14
20Ibid, hlm.15
21 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2000, hlm.22
Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan, maka semakin banyak dan
semakin baik perubahan yang diperoleh. Masalah yang dihadapi sampai sejauh
mana tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa, dari sinilah dapat
timbul gambaran nyata tentang keberhasilan belajar siswa.
3. Analisis Teoritik Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Analisis hubungan adalah bentuk analisis variabel (data) penelitian untuk
mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara
variabel-ariabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas,
variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel terikat, variabel
dependen).
Motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat
non-intelektual. Peranannya yang sangat khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang tidak akan memiliki
motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedarseremonial. Seseorang yang
memiliki inteligensia cukup tinggi, mental(boleh jadi) gagal karena kekurangan
motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.23
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian ini sampai terbukti melalui data yang terkumpul.24
23 Sardiman, Op.cit, hlm.75
Penelitian ini menggunakan dua macam hipotesis, yaitu hipotesis
penelitian dan hipotesis statistic. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dibuat
atau yang digunakan dalam suatu penelitian, sedangkan hipotesis statistic adalah
hipotesis yang dibuat atau digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
1. Ha (hipotesis alternatif)
Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama negeri 22
Kota Jambi.
2. Ho (hipotesis nol)
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri
22 Kota Jambi.
BAB II
PROSEDUR PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif Penelitian ini bersifat
korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel, masing-masing
dinamakan, variabel dependen dan independen. Yang menjadi variabel dependen
ialah hasil belajar, sedangkan variabel independen adalah motivasi belajar.
Adapun subjek dari penelitian ini ialah siswa yang berada di lingkungan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, dokumentasi dang angket.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan, perumusan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang di gunakan, analisis data, dan mengetes hipotesis untuk mendapat hasil penelitian dan sebagainya.25
X Y
Dimana:
X : Motivasi belajar siswa
Y : Hasil belajar biologi siswa
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Data primer disebut juga data asli atau data baru.26
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh
langsung dari individu-individu yang diselidiki atau data yang diperoleh langsung
dari sumbernya, yaitu siswa-siswi yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan
data di ambil dari hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa kelas VIII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.27
Adapun data yang dikumpulkan adalah:
1) Geografis dan sejarah sekolah
2) Keadaan jumlah siswa dan guru
3) Struktur organisasi sekolah
4) Data-data lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.28
26 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.19
27Ibid, hlm.20
Sesuai dengan metode yang digunakan, maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah:
a. Peristiwa/keadaan/situasi
b. Orang (Kepala Sekolah, guru dan siswa)
c. Dokumen atau arsip
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa,
atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.29
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berada di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun yang berjumlah 52 orang.
Tabel 2.1. Populasi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Sarolangin
N
o
Kelas
Laki-laki
Perempua
n
Jumla
h
1. VIII A 10 17 27
2. VIII B 10 15 25
Jumla 20 32 52
h
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.30
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dengan mengacak jumlah
kelas pada populasi yang ada. Maka terpilihlah VIII A sebagai sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang benar-benar konkret dan memiliki relevansi dengan
permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.31
Observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data sehingga
penulis dapat mengetahui dengan baik tentang situasi dan kondisi yang meliputi
keadaan fisik, kondisi gedung sarana dan prasarana dan fasilitas serta proses
belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Sarolangun.
2. Wawancara
30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Hlm.118
Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.32
Wawancara dilakukan untuk mencari tahu sejarah Sekolah Menengah
Pertama Negeri 13 Sarolangun. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
berkenaan dengan histori sekolah, guru, proses belajar mengajar biologi.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang
berupa catatan transkrip buku, surat kabar, notulen, rapat agenda dan sebagainya.33
Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder dari peneliti.
4. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui terwawancara.34
Penyebaran angket ini dilakukan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan
tertutup langsung untuk mengetahui dan untuk mendapatkan data tentang motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri
13 Sarolangun.
Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan baik positif maupun negatif
berbentuk skala Guttman, yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas
32 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta Rineka Cipta, 2004, hlm.16
33 Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 231
seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif,
tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya.35
Angket yang peneliti gunakan dalam bentuk checklist, instrumen tersebut
hanya ada dua jawaban yang diberikan oleh responden, yaitu jawaban “ya” atau
“tidak”, sehingga dapat dilambangkan dengan angka 1 sebagai jawaban “ya” dan
angka 0 sebagai jawaban “tidak”.
Sebuah angket dapat dikatakan baik apabila soal pertanyaan yang diajukan
memiliki beberapa hal sebagai berikut:
a. Validitas Angket
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Untuk menentukan validitas angket, rumus uji
validitas adalah poin biserial:
rpbi=
instrumen tersebut sudah baik. Untuk menentukan realibilitas angket. Rumus uji
realibilitas adalah rumus Formula Spearman-Brown:
r11=
r11 = Koefisien reabilitas tes secara keseluruhan r11
22
= Koefisien korelasi produkmoment antara separuh (1/2) tes (belahan I)
dengan separuh (1/2) dari tes (belahan II) dari tes tersebut 1&
2
= Bilangan conctanta
Untuk mengetahui besarnya rrbi atau r11
22 dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
N = Jumkah subjek (sampel.testee)
X = Skor-skor hasil tes pada sepaoh belahan pertama Y = Skor-skor tes pada separoh belahan kedua
F. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis
dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Pendekatan ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu untuk mencari
hubungan antar variabel.
Untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan
yang telah diajukan maka dilakukan analisis data. Namun sebelum analisis lebih
lanjut maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas dan uji Normalitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah
a. Menentukan skor besar dan kecil
b. Menentukan rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
c. Menentukan banyak kelas (K)
BK – 1 + 3,3 log n
d. Menentukan panjang kelas interval (I)
I = R BK
e. Menentukan rata-rata atau mean
X = Σfxn
f. Menentukan simpangan baku (s), dengan rumus
S =
√
n . Σ fx2−(Σ fx)2
n(n−1)
g. Membuat draf frekuensi yang diharapkan dengan jalan:
1) Menentukan batas kelas
Yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5
2) Mencari nilai Z – score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z = bataskelass −x
3) Mencari luas O-Z dari tabel kurva norma daro 0-Z
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan
angka-angka 0-Z yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan luas
tiap interval dengan jumlah responden (n)
6) Mencari Chi Kuadrat, dengan rumus:
x2=Σ
(
f0−fhUji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua data mempunyai varian yang
homogen atau tidak, dengan menggunakan uji Barlet
Langkah-langkah uji homogenitas:
a. Menskor data variabel x dan vaiabel y
b. Mencari Standar Deviasi (SD) masing-masing variabel
SDx=i
√
c. Mencari varian dari skor-skor tersebut
d. Memasukan angka statistik untuk uji homogenitas pada tabel uji Barlet
e. Menghitung varian gabungan dengan rumus”
Sxy=
(
Nx. Sx)
2+(
Ny. Sy)
2Nx+Ny f. Menghitung log S2
g. Menghitung nilai B
xhitung2 =logs2. Σ(n−1).log(10)
[
B−Σ dblogS2]
h. Membandingkan dengan xhitung2 dengan xtabel2
db−k−1=1untuk a=0,0512
Pengolahan data merupakan kegiatan pokok yang wajib dilakukan oleh
peneliti, karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti
tanpa didahului oleh kegiatan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka
data tersebut di analisis secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan
adalah product moment dimana N kurang dari 30, dengan mendasarkan diri pada
(memperhitungkan) Meannya, dengan rumus:
rxy= Σ XY−N . Mx−My
√
[
Σ x2−N Mx2][
Σ y2−N M2y]
Langkah-langkah sebagai berikut:1. Menjumlahkan subjek penelitian
2. Menjumlahkan skor variabel X
3. Menjumlahkan skor variabel Y
4. Memperkalikan skor variabel X dengan skor variabel Y, setelah selesai
5. Mengkuadratkan skor variabel X (yaitu : x2 ) dan setelah selesai lalu
taraf signifikan 1% dan 5%.36
G. Jadwal Penelitian
Adapun agar penelitian ni sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya
telah direncanakan, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.2. Jadwal Penelitian
6 .
Perbaika n dan Ujian Skripsi
x x 7
.
Penggan daan Laporan