• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acta Diurna - Neliti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Acta Diurna - Neliti"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TALKSHOW ͞MATA NADJWA͟ DI METRO TV

(STUDI PADA MASYARAKAT BAHU KECAMATAN MALALAYANG)

Oleh: Alfrini Tekkay Meity Himpong Ridwan Paputungan Email : alfrini.tekkay@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dengan judul persepsi masyarakat tentang Talkshow Mata Nadjwa di metro tv dengan objek penelitian pada masyarakat bahu kecamatan malalayang, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, memanfaatkan informan sebagai sumber data penelitian, dengan landasan teori Agenda Setting dan Media Critical Theory (Teori Media Kritis). Hasil penelitian adalah : Persepsi masyarakat tentang talkshow Mata Najwa oleh masyarakat kelurahan Bahu menimbulkan perpepsi yang positif . Daya tarik dan keaktualan dari talkshow Mata Najwa mampu membentuk pemahaman dari masyarakat akan isi pesan pada setiap episode yang ditayangkan. Kualitas talkshow Mata Najwa yang mampu menjunjung citra Jurnalis serta memberi contoh berdasarkan teori kritik media kepada para pemirsa untuk mengaktualisasikan berfikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan tambahan antara lain: (1) Penayangan Mata Najwa yang di siarkan di MetroTV menimbulkan efek dalam bentuk persepsi positif masyrakat kelurahan Bahu. Dalam artian isi pesan pada setiap episode yang hendak disampaikan oleh talkshow Mata Najwa dapat di tangkap dan di pahami oleh masyarakat. (2) Figur yang dihadirkan di Talkshow Mata Najwa tepat sasaran juga sesuai dengan tema pembahasan (3) Ketertarikan masyarakat untuk menyaksikan Mata Najwa tidak lepas dari peran presenter karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap acara yang terkenal sangat banyak dipengaruhi oleh pembawa acaranya.

(2)

2 PENDAHULUAN

Perkembangan dunia yang begitu cepat, mempengaruhi perkembangan teknologi. Televisi merupakan salah satu imbas dari perkembangan dunia tersebut. Media televisi sudah demikian besar daya tariknya bagi masyarakat berawal dari kemunculannya sampai sekarang, televisi memang menjadi media yang mampu menyajikan informasi suara dan gambar dengan program tayangan yang disajikan semakin manarik dan bervariatif yang membuat masyarakat lebih aktif untuk memilih tontonan sesuai dengan keinginan. Di era sekarang ini manusia sangat tergantung pada televisi oleh sebab itu stasiun televisi lebih variatif dalam memberikan informasi melalui tayangan atau program acara mereka.

Di Indonesia, program televisi degan tema politik semakin berkembang. Tema-temanya pun sudah semakin berani dan kreatif. Faktanya, sekarang ini program televisi dengan tema politk tak hanya sekedar dialog dengan topik yang normatif, namun seudah berani menggunakan topik yang menggelitik, variatif, kreatif dan menghibur. Sejak kehadiraya pada tahu 2000 MetroTV yang merupakan televisi berita pertama di Indonesia hadir dengan berbagai talkshow yang bertema politik. Talkshow atau gelar wicana adalah suatu jenis acara televisi atau radio yang

berupa perbincangan atau diskusi seorang atau sekelompok orang ‘tamu’ tentang

suatu topik tertentu atau bergam topik dengan di pandu oleh pemandu wicana. Salah satu talkshow unggulan MetroTV adalah Mata Najwa. Talkshow yang bergendre Peristiwa Terkini, yang membahas tentang hal-hal yang sedang hangat di masayarakat, di kemas dalam sebuah diskusi wawancara yang berdurasi 60 menit dan ditayangkan setiap hari rabu pukul 20.00-21.00 WIB.

Talkshow yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab dalam beberapa kesempatan sering mendatangkan bintang tamu kelas satu dengan topik topik yang menyangkut isu nasional, pemerintahan dan politik. Sebagian besar tokoh yang tampil dalam acara ini, merupakan tokoh yang populer dan newsmaker. Rasa keingintahuan pemirsa terhadap sisi lain kehidupan sang tokoh yang sebelumnya jarang diunggap di media massa lainnya. Hal inilah yang biasanya membuat para pemirsa meninggalkan aktifitasnya sejenak untuk menyaksikan acara tersebut walaupun ada beberapa yang sekedar ingin tahu siapa bintang tamu pada Tolkshow Mata Najwa. Berbeda dengan Talkshow lainnya hampir setiap kali bertanya, pembawa acara akan melihat catatan yang sudah disiapkan dan diletakkan di atas meja, Catatan itu tentunya dibuat setelah melakukan riset dan pengamatan yang cukup detil tentang kehidupan sang tokoh. Bahkan ke hal-hal yang sifatnya khusus dan pribadi. Begitu pula dengan petanyaan- pertanyaan pembawa acara yang spontan dan di luar dugaan sering membuat narasumber berfikir sejenak, tersenyum atau merenung sebelum menjawabnya. Najwa pun mampu berperan sebagai pewawancara yang mewakili apa yang ingin diketahui dan diraskan oleh pemirsa.

(3)

3

teori kultivasi dari Gerbner, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai (nilai sosial) serta adat dan tradisinya.Kaitannya dengan penelitian ini adalah “Persepsi Masyarakat Kelurahan Bahu, kecamatan Malalayang” dapat terbentuk akibat menyaksikan Talkshow Mata Najwa. Ini disebabkan karena apa yang di tangkap atau diterima oleh indera kita, mampu menciptakan satu makna baru, apabila itu terjadi dalam jangka waktu panjang. MetroTV dengan Talkshow Mata Najwa, bila ditayangkan secara terus menerus dan didukung oleh minat dan frekuensi menonton Masyarakat dapat berakibat terbentuknya persepsi Masyarakat Kelurahan Bahu, terhadap Talkshow tersebut.

Bersadarkan uraian di atas penulis mengangkat permasalahan bagaimana persepsi masyarakat tentang Talkshow Mata Najwa di MetroTV yang di lihat dari isi pesan dari setiap tema yang dibahas, apakah maksud dari isi pesan tersebut sampai kemasyarakat juga dapat di pahami oleh masyarakat. Figur yang dihadirkan pada talkshow ini tepat sasaran sesuai dengan pembahasan serta presenter Mata Najwa dalam memandu acara talkshow Mata Najwa apakah memiliki hubungan dengan kesuksesan talkshow tersebut. Untuk mempersingkat waktu dan biaya penulis mengambil lokasi penelitian dikelurahan Bahu, kecamatan Malalayang, disamping itu masyarakat kelurahan Bahu juga rata rata memiliki akses untuk menonton acara Mata Nadjwa tentu ini akan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini berusaha menjawab permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimana persepsi masyarakat kelurahan Bahu, kecamatan Malalayang

tentang program Talk show Mata Najwa di Metro TV ?”

Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat kelurahan, kecamatan

Malalayang tentang Talkshow Mata Najwa di Metro TV.”

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Secara teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memebrikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu komunikasi, jurnalistik

2. Di harapkan dapat memperkaya kajian jurnalistik khususnya di bidang ilmu komunikasi massa.

b. Secara praktis

1. Memberikan informasi bagaimana Persepsi Masyarakat tentang

Talkshow Mata Najwa di Metro TV.

(4)

4 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata comunis ini memiliki

makana ‘ berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatau usaha yang memiliki

tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.. Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI (2011) komunikasi adalah suatu proses penyimpanan informasi (pesan, ide, gagasan) dari suatu pihak ke pihak yang lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dimengerti oleh kedua bela pihak. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi nonverbal jauh lebi banyak dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. (Ngalimun, 2013: 19).

Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah dia alami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang digunakan, sehingga media kadang kala juga ikut mempengaruhi isi informasi dan penafsiran, bahkan media juga adalah pesan itu sendiri (Berhan Bungin 2013 :57)

Fungsi Komunikasi

Ngilum (2016) membahas mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fingsi- fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukn konsep diri, konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.

2. Fungsi Komunikasi ekspresif

komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Komunikasi ritual juga sering bersifat eksrefir, menyatakan perasaan terdalam seseorang.

4. Fungsi Komunikasi Instrumen

(5)

5 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti radio, televis,i surat kabar dan lain lain, dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Definisi komunikasi massa menurrut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. (Khomsahrial Romli 2016 :3).

Media massa dapat diartikan juga sebagai media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi (Burhan Bungin 2012:72). Berikut beberapa fungsi komunikasi massa : 1.Fungsi Pengawasan

Salah satu fungsi komunikasi massa adalah sebagai pengawasan, Karena dengan pengawasan ini akan lebih mempermudah pengontrolan kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi didalam masyarakat.

2.Fungsi Social Learning

Melalui media massa ini, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam berbagai hal yang bersifat positif, meski tidak bisa dipungkiri ada juga beberapa hal yang bernilai negative dalam media massa. Namun pada dasarnya dengan media massa, masyarakat dapat mendapat pencerahan dari media tersebut

3.Fungsi Pencerahan Informasi

Dengan adanya media massa, masyarakat akan lebih mudah mencari dan mendapat informasi. Karena fungsi utama dari media massa adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat yang menyangkut berbagai hal, baik dalam ekonomi, politik, agama, hukum dan budaya.

4.Fungsi Transformasi Budaya

Dalam keterkaitannya dengan budaya, media massa memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat. Karena dari media massa, masyarakat dapat belajar berbagai macam hal. Misal dalam hal kebudayaan, dari siaran atau tayangan televisi, masyarakat dapat belajar tentang budaya yang bersifat tradisional dan modern, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut.

5.Fungsi Hiburan

Fungsi lain dari media massa adalah sebagai hiburan, karena dalam media massa masyarakat akan mendapat hal-hal yang bersifat untuk menghibur, baik dari surat kabar, radio, tayangan televise dan lain-lain. Misalnya dalam tayangan televisi, masyarakat dapat menikmati hiburan musik, film, sinetron, dan olahraga. Sehingga dengan adanya tayangan-tayangan tersebut masyarakat akan terhibur.

Persepsi

(6)

6

yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran. Persepsi juga merupakan suatau proses yang di dahului oleh proses penginderaan, yaituh merupakan proses diterimahnya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhanti bagitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan. (Branca dalambimo walgito 1993 :88).

Tahap-tahap persepsi

Walgito (1993) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut :

➢ Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

➢ Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensorik.

➢ Tahap ketiga, merupakan tahap yang di kenal dengan nama proses

psikologis, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterimareseptor.

➢ Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaituh

berupa tanggapan dan perilaku. Televisi

Televisi atau television adalalah alat penangkap gambar atau penyiaran video secara broadcast. Istilah ini berasal dari nahasa Yunani tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harafiah berarti “melihat jauh” karena pemirsa berada jauh dari studio TV. Pemirsa bisa menikmati kombinasi antara gambar hidup dengan suara seperti berhadapan langsung dengan objek yang di tayangkan. Artinya, saat pemirsa menikmati acara televisi, sesunggunya yang tampak adalah gerakan-gerakan gambar yang terangkai dalam suatu pengertian sebagaamana halnya suatu proses komunikasi. Televisi tidak di temukan sebagai sebuah produk jadi oleh seseorang, melainkan melibatkan banyak ahli selama bertahun tahun. Namun, cikal-bakal penemuan ini bermula pada hukum gelombang lektromagnetik yang di temukan oleh Joseph Henry dan Michael Farady (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Penemuan televisi berdampak hebat bagi percepatan perubahan peradaban Dunia. Sebagai media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampu untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menhadirkan pengalaman yang solah-olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu bersamaan.

Fungsi Televisi

(7)

7 1. Fungsi informasi

Dalam melaksankan fungsi nya sebagai sarana informasi televisi adalah media yang sangat dekat dengan masyarakat dan sangat mudah di jangkau, sehingga memudahkan siapa saja untuk memperoleh informasi yang sedang terjadi dan menjadi pusat perhatian dunia

2. Fungsi pendidikan

Tidak hanya informatif televisi juga berfungsi sebagai sarana pendidikan acara acara yang berisi informasi yang mendidik tidak jarang di tanyangkan di dunia perlevisian tentu ini sangat memudahkan untuk memberi pendidikan kepada masyarakat luas

3. Fungsi hiburan

Karena televisi adalah media audio visual tentu kita bisa mnyaksikan gambar dan suara yang nyata, untuk acara acara tertentu ini bisa di manfaatkan sebagai hiburan bagi komunikan.

Program Siaran Televisi

Program siaran televisi merupakan acara-acara yangdisiapkan dan disiarankan oleh televisi. Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan program nonberita. Karena televisi media program yang bersifat audio visual, maka diharapkan televisi bisa memberikan program siaran yang berbeda kepada khalayak agar pesan yang disampaikan dapat mudah dimengeri dan dipahami sehingga dari alasan itu media televisi memebrikan kepada khalayak yang disebut stimulated experence yang berisikan hal berikut :

• Melihat sesuatuyang belum pernah dilihat sebelumnya.

• Berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah dijumpai.

• Datang kesuatu tempat yang belum pernah di kunjungi

Program siaran yang disiarkan televisi akan memberikan sugesti kepada khalayak di dalam kehidupan sehari-harinya sehingga akan menimbulkan dampak tertentu. Dengan hal ini maka akan memberikan bergabai perbendaharaan pengetahuan kepada khalayak dan pengetahuan yang dapat akan memberikan kesan yang mendalam dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.( Khomsahrial Romli 2016 : 94).

Jenis-jenis Siaran Televisi

(8)

8

program televisi disebuah siaran atau bagian perencanaan siaran. ( Khomsahrial Romli 2016 : 95).

Talkshow Mata Najwa

Mata Nadjwa adalah program talkshow unggulan MetroTV yang ditayangkan setiap Rabu pukul 20:00 hingga 21.30 WIB. Disiarkan perdana sejak 25 nopember 2009. Mata najwa konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber kelas satu. Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Nadjwa, diantarnya presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie (episode: Habibie Hari ini), presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri (episode: apa kata Mega?), mantan Presiden Jusuf Kalla (episode: pemimpin Bernyali), Gubernur DKI Jakarta serta Presiden Indonesia, JokoWidodo (episode: Laga Ibukota). Mata najwa juga pernah mengahadirkan gambaran eksklusif di dalam sel tahanan Lapas

Sukamiskin dan Rutan Cipinang dalam episode “Penjara Istimewa”. di tayanagan

tersebut, Najwa ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan terpidana kasus koprupsi,. (www.metrotvnews.com)

Talkshow yang di pandu oleh Najwa Shihab atau yang akrab disapa Nana jurnalis senior kelahiran Makassar september 1977 yang juga manatan pembawa acara beberapa berita dan Talkshow di MetroTV. Sepak terjalnya mulai mendapat simpati pemirs sejak tahun 2004 saat terjadi peristiwa Tsunami Aceh jutaan pemirsa Indonesia terharu biru oleh kesungguhan dan penghayatan Najwa yang selama berhari-hari melaporkan bencana langsung dari tempat kejadian. Konsisten Najwa pada profesinya teruji melalui berbagai peristiwa penting yang dilaporkannya sebagai jurnalis sejati. Kini dengan gayanya yang kritis, ia semakin mengukuhkan dirinya dalam jajaran news anchor Indonesia melalui program Mata Najwa (how to be a news anchor 2011: 19).

TEORI AGENDA SETTING

Teori Agenda setting atau teori penentu agenda adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaituh kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang di anggap penting oleh media massa. Agenda Setting di perkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw dalam Public Quarterly tahun 1972. Asumsi dasar teori agenda setting adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan memengaruhi khalayak untuk mengganggapnya penting. Jadi, apa yang dianggap penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, apabila media massa memberi perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Asumsi ini berasal dari asumsi lain bahwa media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan perubahan sikap dan pendapat. Agenda setting menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai siu-isu apa, dan bagaiaman isu-isu

tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Misalnya,dalam

merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu kampanye pemilu, media massa terlihat menentukanmana topik yang penting. Dengan kata

(9)

9

mempengaruhi peribahan hognitif individu ini merupakan aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa (Efendi dalam Burhan Bungin 2006: 286)

MEDIA CRITICAL THEORY (TEORI MEDIA KRITIS)

Teori ini berakar dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh pelopornya antara lain; Kerl Marx, Engels Guevera, Regis Debay, T Adimoto, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, John Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran moderen). Teori kritis membangun pernyataan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan hukum sosial media massa. Teori kritis sering menganalisis secara khusus lembaga sosial, penyelidik luas untuk yang dinilai objektif adalah mencari dan mencapai. Media massa dan budaya massa telah mempromosikan banyak hal yang ikut menjadi sasaran teori kritis. Bahkan ketika media massa tidak melihat sebagai sumber masalah khusus, mereka dikritik untuk memperburuk atau melindungi masalah dari yang diidentifikasikan atau disebut dan dipecahkan. Bisa dikatakan bahwa teori media kritis ini sebisa mungkin mendorong perubahan secara terus-menerus.

Menurut perspektif teori ini, media tidak boleh hanya memberitakan fakta atau kejadian yang justru memperkuat status quo. Media harus terus mengkritisi setiap ketidak adilan yang ada disekitarnya. Hal ini juga berarti, media tidak boleh tuduk pada pemilik modal yang kadang ikut menghegemoni isi medianya. Kaitanya dengan penelitian ini, dimana penulis membahas tentang Talkshow Mata Najwa yang pada penayangannya selalu menghadirkan wawancara kritis, dan pada akhir acara Mata Najwa hadir dengan ciri khas Catatan Najwa yang merupakan komentar atau persepktif dari Najwa terhadap topik yang diangkat. Segmen ini muncul dalam bentuk narasi yang diujarkan disertai running text. Suatu hal yang gampang diingat dan ditulis dengan kepakaan bahasa untuk juga enak di dengar. Teori media kritis berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa selalu saja ada struktur sosial yang tidak adil. Teori media kritis berhubungan dengan berbagai topik yang relevan, termasuk bahasa, struktur organisasi, hubungan interpersonal, dan media. Komunikasi itu sendiri menurut perspektif kritis merupakan suatu hasil dari tekanan (tension) antara kreativitas individu dalam memberi kerangka pada pesan dan kendala-kendala sosial terhadap kreativitas tersebut.

Dalam hubungannya dengan penelitian komunikasi, aliran kritis memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Aliran Kritis lebih menekankan pada unsur-unsur filosofis komunikasi. Pertanyaan-pertanyaan yang sering dikemukakan oleh kaum kritis adalah siapa yang mengontrol arus komunikasi? siapa yang diuntungkan oleh arus dan struktur komunikasi yang ada?, ideologi apa yang ada dibalik media?.

2. Aliran Kritis melihat struktur sosial sebagai konteks yang sangat menentukan realitas, proses, dan dinamika komunikasi manusia. Bagi aliran ini, suatu penelitian komunikasi manusia, khususnya komunikasi massa yang mengabaikan struktur sosial sebagai variabel berpengaruh, dikatakan bahwa penelitian tersebut a-historis dan a-kritis.

(10)

10

kelas yang berkuasa, baik untuk mempertahankan kekuasaannya maupun untuk merepresif pihak-pihak yang menentangnya.

4. Aliran Kritis sangat yakin dengan anggapan bahwa teori komunikasi manusia, khususnya teori-teori komunikasi massa, tidak mungkin akan dapat menjelaskan realitas secara utuh dan kritis apabila ia mengabaikan teori-teori tentang masyarakat. Oleh karena itu, teori komunikasi massa harus selalu berdampingan dengan teori-teori sosial (Akhmad Zaini Abar, 1999:54).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaiamana Persepsi masyarakat tentang Talkshow Mata Najwa di MetroTV . Maka untuk menjawab tujuan tersebut metode yang akan digunakan adalah metode Kualitatif yaitu, suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriftif berupa ucapa atau tilisan dan prilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Kelurahan bahuKecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Adapun waktu yang diprediksi sebagai proses penelitian yaituh selama 2 bulanl (april-mei 2017.)

Informan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling atau dengan sengaja penulis memili informan. Cara memproleh informan dengan tehnik ini yaituh penulis memilih informan yang paham tentang objek penelitian dan dapat membantu penulis selama penelitian berlangsung, sekaligus beberapa informan yang diwawancarai, kemudian dapat menunjukkan informan lain yang lebih paham dan di wawancarai untuk melengkapi informasi.

penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara dengan menentukan target informan masayarakat yang bertempat tinggal di sekitar kelurahan Bahu, Malalayang dari ligkungan 1 sampai lingkungan 9 yang pernah menonton Talkshow Mata Najwa, dengan informan kunci yaituh kepala lingkungan yang bersangkutan.

Fokus Penelitian

Penelitian ini membahas tentang persepsi masyarakat tentang Talkshow Mata Najwa yang memberi fokus pada :

➢ Isi Pesan (topik-topik pada peayanagan) Talkshow Mata Najwa

➢ Figur dari Talkshow Mata Najwa

➢ Presenter dari Talkshow Mata Najwa

Jenis dan Sumber Data

Untuk mensuksekan penelitian in dibutuhkan beberapa jenis data dan sumbernya sebagai berikut:

1. Data Primer, yaituh data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, dengan cara:

a. Wawancara adalah pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab dengan pihak yang berkompeten dalam penelitian ini.

(11)

11

2. Data sekunder, yaituh pengumpulan data yang bersumber dari instansi dan merupan data dasar atau data olahan dari instansi terkait.

Tehnik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Peran televisi sebagai media massa menjadi sangat penting yang tumbuh dalam masyarakat moderen. Aktifitas media televisi dalam melaporkan informasi atau peristiwa politik yang seringkali memberi dampak yang signifikan bagi perkembangan politik. Media tidak saja menjadi sumber informasi bagi masyarakat, namun juga bisa menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan politik. Pertautan media massa dengan perubahan politik ini tidak terlepas dari peran penting media massa dalam komunikasi politik, terutama dalam fungsi pengembangan opini dan pembentukan wacana publik(Sutarso, 2012). Televisi secara langsung ataupun tidak langsung telah membawa pengaruh dalam masyarakat karena miliki peran dalam pengembangan wawasan, membentuk pola pikir, pendapat umum, selain itu juga bisa menimbulkan persepsi yang berbeda.

Persepsi individu dimulai dari adanya perhatian atau atensi. Perhatian adalah syarat psikologi dalam individu mengadakan persepsi, yang merupakan lagkah persiapan, yaitu kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemutusan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek (Walgito, 2003:98). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.

(12)

12

dimaksud adalah proses penyeleksian pesan, dimana individu akan memilah mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses seleksi ini memunculkan alasan dari informan untuk menonton tayangan Mata Najwa. Mereka menganggap bahwa Mata Najwa merupakan tontonan yang penting untuk mereka sehingga mereka memutuskan untuk menontonnya.

pada penelitian ini telah ditemukan banyak indikasi terhadap pembentukan persepsi oleh masyarakat kelurahan Bahu dalam menyaksikan talkshow Mata Najwa. Menurut masyarakat kelurahan Bahu, Talkshow Mata Najwa adalah talkshow yang menarik, berkualitas dan menghibur.

Dari pendapat masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa talkshow Mata Najwa berdampak positif dan menghasilkan persepsi baik pada masyaraat akan tayangan yang ditayangkan oleh talkshow Mata Najwa. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat informan yang mengatakan bahwa Mata Najwa hampir memehuni beberapa fungsi media yakni infromatif edukatif dan menghibur . Dikatakan informatif karena setelah menyaksikan tayangan Mata Najwa masyarakat mendapat informasi terkait pembahasan pada talkshow Mata Najwa sebagai contoh menurut salah satu informan setelah ia menyaksikan salah satu episode favoritya yakni Kita KPK ia mendapat informasi tentang bagaimana sistem jaminan keamanan pada lembaga tersebut, juga pada informan yang mendapat pengetahuan baru untuk menamba wawasan terkait kinerja Gubernur DKI Jakarta dalam menciptakan sistem kartu kartu pintar yang di peroleh masyarakat DKI seperti kartu potongan biaya kesehatan, pendidikan dan tranportasi hal ini kemudian berdampak bagi perekonomian warga DKI.

Tidak hanya itu selain dua fungsi media di atas informan yang juga merasa terhibur dengan episode-episode yang menghadirkan komedian ternama Indonesia salah satunya komedian Sule pada pembahasan Politik Jenaka , pada eposode ini Mata Najwa membahas isu-isu politik di kemas dalam sentuhan komedi tentu diskusi seperti ini sangat jarang di tayangkan di talkshow lain .

Berdasarkan hasil penelitian, Selain dari tema dan figur pada talkshow Mata Najwa ada beberapa infroman yang tertarik untuk menyaksikan talkshow ini beralasan adanya peran seorang presenter dalam Talkshow Mata Najwa. Najwa Shihab sebagai jurnalis senior di Indonesia juga menjadi daya tarik dari Mata Najwa. Karena itu, tidak jarang bahwa untuk mendapatkan perhatian dari pemirsa, stasiun televisi mempekerjakan presenter senior yang sudah memiliki nama besar di media massa. Presenter ini nantinya akan mendramatisasi fakta untuk menarik minat dari pemirsa sehingga dapat mendongkrak rating program acara dan stasiun televisi. Hal ini juga dapat di lihat dari pendapat beberapa informan yang menilai bahwa peran seorang Najwa Shihab sangat penting dalam talkshow Mata Najwa di samping parasnya yang menraik, Najwa juga memiliki wawasan yang luas,serta sangat krtis dalam menyakan pertanyaan kepada nara sumber. Najwa Shihab juga memiliki kemampuan persuasif yang baik.

(13)

13

pada kahir acara yang merupakan kesimpulan perspektif dari tuan rumah Mata Najwa.

Namun,Topik yang menarik bisa saja berbeda untuk sebagian orang, salah satu contonya topik favorit dari informan AW yakni Babak Final Pilkada Jakarta, AW berpendapat bahwa pada episode ini Mata Najwa sangat pantas mendapat apresiasi karena Mata Najwa mampu mengadakan debat denga konsep sendiri dalam artian berbeda dengan stasiun TV yang menyiarkan debat seragam dengan bekerja sama dengan KPU, episode ini sekaligus menjawab masukan dari masyrakat yang menginginkan agar Najwa Shihab memandu acara debat pada saat itu. Dari pernyataan AW diatas, tersirat bahwa AW menganggap bahwa Najwa Shihab sangat berani dan berbedah untuk mengambil tema tersebut. Sebagai produser dari acara Mata Najwa, Najwa Shihab memang memiliki peran dalam menentukan tema yang akan dibahas dan narasumber yang akan diundang. Dari sini, terbentuk respon positif dari masyarakat terhadap Mata Najwa dan Najwa Shihab.

Hal lain yang menjadi daya tarik dari Mata Najwa adalah bahwa acara ini didesain khusus untuk mengangkat isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Dengan topik bahasan yang spesifik, target segmented yang disasar pun jelas. Target segmented ini diperlukan untuk menentukan sasaran audience yang hendak dicapai. Menurut Wibowo (2007 : 83), memilih narasumber untuk program bincang-bincang di televisi harus memenuhi 3 (tiga) syarat. Pertama, dia adalah public figure atau panutan masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap menguasai bidang atau permasalahan yang akan dibahas. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis, dan vokal. Pembicaraan akan menjadi menarik dan penuh tantangan lewat tokoh-tokoh semacam itu.Untuk memenuhi syarat sebagai narasumber yang baik, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami. Narasumber yang juga dapat disebut sebagai komunikator harus dapat menyusun dengan baik isi pesan yang akan disampaikan, sehingga pesan tersebut bisa dimengerti oleh pihak penerima. Komunikator yang baik juga harus mengetahui mana media yang paling tepat untuk mengirimkan pesan kepada penerima dan harus tau bagaimana mengantisipasi gangguan yang akan muncul pada proses pengiriman pesan. Selain itu, komunikator yang baik bertanggung jawab memberikan tanggapan terhadap umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh pihak penerima. Peranan utama komunikator adalah untuk menciptakan suasana yang baik dalam proses komunikasi tersebut

Faktor-faktor tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan informan sebagai penerima informasi tentang narasumber yang seharusnya dihadirkan dalam talkshow Mata Najwa. Narasumber harus memenuhi syarat reabilitas, akuntabilitas, dan dapat-tidaknya dikutip.

(14)

14

28 November 2012. Dalam episode Mendadak Capres yang membahas tentang peta politik di Pemilihan Presiden 2014, narasumber yang dihadirkan adalah Rhoma Irama, Kuskridho Ambardi (Direktur Eksekutif LSI), dan Fadli Zon.

Narasumber-narasumber yang tepat dapat menghadirkan diskusi yang berbobot karena semua narasumber saling berkaitan dengan topik yang dibahas. Dalam proses komunikasi, seorang narasumber sebagai komunikator akan sukses apabila berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya narasumber tersebut dipercaya.

Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Untuk mendapatkan hasil wawancara yang berimbang dan talkshow yang menarik, presenter sebagai pewawancara harus menjalankan prinsip cover both sides (meliput dua sisi). Karena itu, narasumber yang dihadirkan adalah pihak yang bertentangan. Pemilihan narasumber yang menarik menurut informan SS dapat kita lihat dalam episode yang mendatangkan Menteri kelautan dan perikanan Susi Pujiastuti di mana pada kesempatannya Najwa mengkonfirmasi beberapa parodi

tentang dirinya yang viral di masyarakat yakni kata “teggelamkan” hal ini sangat

menghibur dan menarik bagi informan. Hal berlawanan di sampaikan oleh iforman Y yang berpendapat bahwa dari talkshow Mata Najwa selain kita bisa menilai langsung figur yang berkompeten di talkshow ini juga pemirsa bisa menilai mana figur yang tidak berkompeten. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu cemas, merasa akan dipermalukan, dan perlindungan terhadap pihak-pihak tertentu. Mungkin juga mereka merasa terancam apa bila nantinya komentar tersebut akan dikaitkan dengan pihak lain.

Dari hasil penelitian tidak ada hambatan yang serius bagi masyarakat kelurahan Bahu dalam menyaksikan talkshow Mata Najwa atau dalam proses penayangan kalaupun ada hambatan eksternal,informan dapat mengatasinya dengan menonton kembali tayangan ulang di hari minggu siang, atau menontonnya kembali melalui media sosial youtube.

Teori Penentuan Agenda ( Agenda Setting Theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, mereka juga belajar sejauh mana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa.

(15)

15

adalah tingkat need for orientation yang ada pada khalayak, tingkat pendidikan serta tingkat kredibilitas media yang melakukan pengaturan atau setting terhadap agenda tertentu .Teori agenda setting merupakan teori penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu - isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Ada dua asumsi yang mendasari teori agenda setting yaitu:

1. Media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.

2. Media menyediakan sejumlah isu dan memberikan penekanan lebih kepada

isu tersebut yang kemudian memberikan kesempatan kepada publik menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan isu lainnya. Media Critical Theory (Teori Media Kritis)

(16)

16

Berikut adalah beberapa harapan informan untuk Talkshow Mata Najwa dan talkhow lainnya :

inisial SS (22 tahun) “apa yang telah Mata Najwa capai sekarang, di pertahankan

karena yang informan ketahui Mata Najwa pernah mendapat beberapa penghargaan

dari ajang ajang penghargaan dan itu patut di apresiasi.”.Informan AW (24 tahun) “ berharap akan muncul talkshow yang mampu bersaing dari segi kualitas bukan sekedar rating.”.Informan inisial YH (32)“berharap agar Mata Najwa mampu

berinovasi dalam membangun penonton yang cerdas dan untuk talkshow lain mari membuka diri untuk perubahan, karena sesuatu jika tidak ada perubahan susa untuk

maju.”.Informan inisial YT (26)“berharap agar Mata Najwa lebih fokus lagi

mengawasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia.”.Informan inisial NHT (22

tahun)“Ke depannya Mata Najwa lebih kritis dan semakin maju, informan juga

menambahkan untuk talkshow lain, informan berpesan jangan terlalu pro ke pemerintah, jangan mengabaikan isi hati masyarakat karena seharusnya media itu

netral.”.Informan Y (24 tahun)“Untuk Mata Najwa tetap semangat dan untuk

Talkshow Indonesia informan memberi masukan bahwa banyak hal yang harus disampaikan secara terbuka, talkshow Indonesia juga harus bersifat propesional, berani menampilkan fakta tanpa setingan, harus mempunyai manfaat bagi masyarakat yang membangun, jangan hanya menjadi hiburan yang tak

bermanfaat.”.Informan SPM (22 tahun) “untuk talkshow di Indonesia pentingkan

permasalahan yang benar-benar masalah bukan rating, agar tidak terkesan sebagai

hiburan semata tapi juga memiliki manfaat bagi semua kalangan.”

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang talkshow Mata Najwa oleh masyarakat kelurahan Bahu menimbulkan perpepsi yang positif . Daya tarik dan keaktualan dari talkshow Mata Najwa mampu membentuk pemahaman dari masyarakat akan isi pesan pada setiap episode yang ditayangkan. Kualitas talkshow Mata Najwa yang mampu menjunjung citra Jurnalis serta memberi contoh berdasarkan teori kritik media kepada para pemirsa untuk mengaktualisasikan berfikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan tambahan antara lain:

1. Penayangan “Mata Najwa” yang di siarkan di MetroTV menimbulkan efek

dalam bentuk persepsi positif masyrakat kelurahan Bahu. Dalam artian isi pesan pada setiap episode yang hendak disampaikan oleh talkshow Mata Najwa dapat di tangkap dan di pahami oleh masyarakat.

2. Figur yang dihadirkan di Talkshow Mata Najwa tepat sasaran juga sesuai

dengan tema pembahasan

3. Ketertarikan masyarakat untuk menyaksikan Mata Najwa tidak lepas dari peran presenter karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap acara yang terkenal sangat banyak dipengaruhi oleh pembawa acaranya.

SARAN

(17)

17

1. Kiranya talkshow Mata Najwa dapat mempertahankan eksistensinya di masayarakat dengan memberikan inovasi kreatif.

2. Sebaiknya talkshow Mata Najwa lebih aktual dalam menyajikan informasi-informasi dengan menghadirkan figur yang inspiratif dan propesional dalam bidangnya sesuai dengan pembahasan.

3. Kiranya Najwa Shihab dapat memberikan penampilan atau performance yang berbeda dari acara talkshow lainnya disetiap episodenya.

DAFTAR PUSTAKA

Abar, Akhmad Zaini. 1999. Menulis untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Cangara, H. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Prenada Media. Gerungan, W. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Refika Aditama.

Gumelar, H. M. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.

Larasati, G. U. (2011). How to be a news anchor. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ngalimun. (2016). Ilmu Komunikasi sebuah pengantar praktis. Jogjakarta: PT Pustaka Baru Pressz.

Romli, K. (2016). Komunikasi Massa. Jakarta: Pt Grasindo.

Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset. Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: PINUS. Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta

sumber lain :

(www.wikipedia.com)

(www.metrotvnews.com)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pola fragmentasi yang paling mendekati dengan spektrum MS produk utama adalah spektrum MS standar untuk senyawa Hexadecanoic Acid, Methyl Ester yang ditunjukkan

Salah satu hasil penelitian dalam rangka diversifikasi olahan bengkuang adalah yoghurt bengkuang dengan karakteristik mutu telah memenuhi sebagian besar syarat mutu

a. Memastikan jam pelaksanaan praktek kerja dilakukan secara proporsional dengan jam istirahat agar tidak menimbulkan kelelahan sangat yang dapat

BPRS Buana Mitra Perwira adalah salah satu bank di kabupaten Purbalingga. Dengan berbagai macam pendanaan, pembiayaan yang tersedia di BPRS Buana Mitra Perwira

Definisi konseptual merupakan konsepsi peneliti atas variabel-variabel atau aspek utama tema penelitian, yang disusun atau dibuat berdasarkan teori-teori yang telah

Sebagai sastra lisan seloko adat Jambi mempunyai fungsi informasional karena muncul dan berkaitan dengan pemanfaatan seloko adat Jambi itu sendiri yang digunakan untuk penyampaian

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis

 Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek,