• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD DITINJAU DARI METODE MIND MAPPING DAN MODEL CONCEPT SENTENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD DITINJAU DARI METODE MIND MAPPING DAN MODEL CONCEPT SENTENCE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD DITINJAU DARI METODE MIND MAPPING DAN MODEL CONCEPT SENTENCE

Oleh: Kristian Aristiyono tiyonoaris1@gmail.com

Romirio Torang Purba romirio_tpoerba@yahoo.com

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran Concept Sentence. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain counter balance. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal tes. Teknik analisis data menggunakan teknik Uji ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence.

Kata Kunci: concept sentence, hasil belajar, mind mapping, pembelajaran IPA

PENDAHULUAN

Metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah dua hal yang memiliki peranan penting dalam suatu proses pembelajaran. Keduanya akan membuat suatu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan membuat siswa lebih nyaman dalam belajar, sehingga hasil belajar yang mereka dapat akan lebih maksimal. Beragam jenis metode pembelajaran dan model pembelajaran bisa digunakan oleh pendidik untuk diterapkan dalam suatu proses pembelajaran, beberapa diantaranya adalah metode pembelajaran

Mind Mapping dan model pempelajaran Concept Sentence.

(2)

kreatifitas mencatat siswa dengan menggunakan gambar, garis dan tulisan yng disusun dalam pola yang berkaitan.

Model pembelajaran Concept Sentence juga dapat diterapkan untuk membuat suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran

Concept Sentence merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam sebuah kalimat (Huda, 2013). Menyusun kalimat dengan menggunakan kata kunci mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran yang sudah mereka diterima. Pendapat yang hampir sama juga dikatakan oleh Suprijono (2012). Dia menyebutkan bahwa Concept Sentence merupakan salah satu ragam pembelajaran aktif yang dilakukan dengan penyajian beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam kalimat. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence

mengajarkan siswa untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata kunci yang sudah disiapkan sehingga dapat membuat siswa lebih memahami konsep atau materi yang sudah mereka terima.

Berdasarkan uraian tersebut, bisa dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence mampu memberikan dampak positif terhadap hasil belajar yang didapatkan oleh siswa. Telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menyatakan bahwa keduanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya adalah hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan Syam dan Ramlah (2015). Pada penelitian tersebut, peningkatan hasil belajar IPS didapatkan setelah model pembelajaran Mind Mapping diterapkan kepada siswa. Risnawati, dkk (2014) juga melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Penelitian tersebut dilakukan terhadap siswa kelas 7 SMP Negeri 24 Makasar. Hasil yang didapat menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping mampu meningkatkan daya ingat siswa. Perlakuan dengan menggunakan Mind Mapping juga mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang mencapai KKM. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan Mind Mapping, presentase awalnya adalah 58,06%, kemudian setelah diberi perlakuan, presentasenya meningkat menjadi 83,87%. Penerapan metode pembelajaran

Mind Mapping pada penelitian yang dilakukan Herlina (2012) juga berdampak postif terhadap hasil belajar. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Mind Mapping mampu mengubah pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh siswa menjadi lebih meningkat. Penelitian terhadap siswa kelas 10 A MAN 1 Cijeruk Kabupaten Bogor yang dilakukan oleh Rachmawaty, dkk (2011) juga menyatakan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran RRB mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap proses pembelajaran. Nilai rata-rata awal sebelum dilakukan tindakan adalah 64,3, kemudian terus mengalami peningkatan pada siklus I, di mana nilai rata-rata siswa berada pada angka 67,16 dan semakin meningkat menjadi 74,22 pada siklus II.

(3)

penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Kusmanto (2016). Penelitian yang mereka lakukan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran think pair share

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Tahun 2015, Devi, dkk. juga melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Pada penelitian tersebut, penggunaan metode Mind Mapping berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang dimikiki oleh siswa. Siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Mind Mapping, pemahaman konsepnya lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Widiari, dkk (2014) juga melakukan penelitian dengan jenis eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 3 SDN 1 Banjar Jawa, SDN 3 Banjar Jawa, SDN 5 Banjar Jawa dan SDN 1 Astina. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar matematika kelompok kontrol.

Telaah hasil-hasil penelitian sebelumnya juga dilakukan terhadap model pembelajaran Concept Sentence. Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence efektif terhadap berbagai variabel. Hal ini terbukti pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Munirah (2017). Penggunakan model pembelajaran Concept Sentence mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas 10 SMA Muhammadiyah Makasar. Kemampuan menulis siswa berada pada kategori yang baik, dari 30 siswa hanya 2 orang yang mendapat nilai di bawah KKM. Penelitian dengan jenis eksperimen yang dilakukan oleh Sumerti, dkk, (2014) terhadap siswa kelas 5 SDN 22 Dauh Puri, Denpasar, juga memperoleh hasil yang hampir sama. Pada penelitian dengan jenis ini, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence berbantu gambar berseri, berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran

Concept Sentence memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Keduanya seperti memiliki peran yang kuat dalam menentukan berhasil atau tidak berhasilnya siswa dalam mencapai hasil belajar mereka. Namun, dalam penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang mencoba untuk membandingkan antara metode pembelajaran

Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Ini menjadi dasar bahwa perlu diuji apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode Mind Mapping dengan kelompok yang menggunakan model

Concept Sentence. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran

Concept Sentence terhadap hasil belajar IPA Kelas 5 SD Negeri Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(4)

mengajarkan siswa untuk melestarikan dan memanfaatkan alam dengan lebih bijak. Hal ini bertujuan agar antara alam dan manusia dapat hidup beriringan. Definisi tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah banyak dikemukakan, antara lain menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014), Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Pengertian lain tentang IPA juga dikemukakan oleh Salirawati (2008). Menurut Das Salirawati, IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengait antara cara satu dengan cara lainnya.

Berdasarkan dua pendapat tersebut, bisa dikatakan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara khusus, yang di dalamnya mempelajari tentang fenomena alam yang faktual.

Metode Pembelajaran Mind Mapping

Menurut Huda (2013), strategi pembelajaran mind mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta. Buzan (2006) juga mengatakan bahwa Mind Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan akan memetakan pikiran kita ke dalam bentuk gambar, garis dan tulisan.

Bedasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah suatu metode dengan teknik mencatat untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta yag berisikan kata kunci, fakta, frasa, konsep dan gambar-gambar.

Model Pembelajaran Concept Sentence

Concept Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. Model ini dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara heterogen dan meminta mereka untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai dengan materi yang disampaikan (Huda, 2013). Pengertian tentang model pembelajaran Concept Sentence juga disampaikan oleh Suprijono (2009). Beliau menyatakan bahwa Concept Sentence merupakan model pembelajran yang diawali dengan penyampaian kompetensi yang diberikan oleh guru, setelah itu siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian disajikan beberapa kata kunci yang akan disusun ke dalam beberapa kalimat di mana hasilnya nanti akan didiskusikan secara bersamaan dan dibuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa concept sentence

(5)

Hasil Belajar

Suprijono (2009) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Pendapat lainnya dikemukanan Uno (2007). Beliau mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang relatif menetap pada diri seseorang sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Proses penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2017. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 yang berjumlah 33 siswa dan siswa kelas 5 SDN Dukuh 01 yang berjumlah 32 siswa. Siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 akan menjadi kelompok eksperimen 1, sedangkan siswa SDN Dukuh 01 akan menjadi kelompok eksperimen 2. Pada penelitian ini, fokusnya hanya pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi daur air.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping, siswa akan diajak untuk mengembangkan kreatifitas mereka dalam hal mencatat. Caranya, siswa akan diminta untuk membuat peta konsep yang terdiri dari beberapa garis yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata dan gambar, kemudian peta konsep tersebut diberi warna agar terlihat lebih menarik untuk mereka baca nantinya. Pembuatan peta konsepakan membuat siswa lebih tertarik dalam mencatat, kemudian mereka akan lebih senang untuk membaca catatan mereka sehingga akan berdampak pada pemahaman konsep mereka. Variabel bebas yang kedua adalah model pembelajaran Concept Sentence. Model ini merupakan model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun kata-kata. Caranya adalah dengan memberikan beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat sesuai dengan konsep yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Kegiatan itu akan membuat kreatifitas siswa dalam menyusun kata dan memahami konsep menjadi lebih baik.

Variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar pada dasarnya adalah kemampuan yang berupa perilaku baru yang ditunjukan oleh siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotor, maupun afektif. Namun, fokus dalam penelitian ini hanya pada ranah kognitif.

(6)

[image:6.595.84.520.147.191.2]

perlakuan, pada desain ini setiap kelompok subjek mengalami dua atau lebih jenis perlakuan. (Ali dan Asrori, 2014). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Desain Penelitian Counter Balance

Kelompok A

Kelompok B

Sumber: Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. 2014. Metodelogi dan Apllikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama, kelompok A (SDN Salatiga 10) memperoleh jenis perlakuan (metode pembelajaran Mind Mapping), kemudian dilakukan posttest untuk mengukur pengaruh perlakuan tersebut. Kelompok B (SDN Dukuh 01) memperoleh jenis perlakuan (model pembelajaran Concept Sentence), kemudian dilakukan posttest untuk mengukur perngaruh perlakuan. Pada pertemuan kedua, kelompok A memperoleh jenis perlakuan , kemudian dilakukan

posttest untuk mengukur pengaruh perlakuan. Kelompok B memperoleh jenis perlakuan , setelah itu dilakukan posttest untuk mengukur pengaruh perlakuan tersebut. Agar lebih jelas, desain penelitian ini disajikan dalam bentuk gambar yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini.

Gambar 1. Penelitian di Pertemuan Pertama

Gambar 2. Penelitian di Pertemuan Kedua

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Pada setiap akhir pembelajaran, tes pilihan ganda akan diberikan kepada siswa, untuk mengukur hasil belajar mereka. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji ANOVA dua arah. Namun, sebelum dilakukan Uji ANOVA dua arah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah rata-rata antar kelompok data memiliki varian yang sama atau tidak. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukanlah uji ANOVA dua arah. Uji ANOVA dua arah pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.

Mind Mapping SDN Salatiga 10 Post Tes MM

Concept Sentence SDN Dukuh 01 Post Tes CS

Mind Mapping SDN Dukuh 01 Post Tes MM

[image:6.595.85.526.371.494.2]
(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping

dilakukan pada dua sekolah, yaitu SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Pada SDN Salatiga 10, pemberian perlakuan dilakukan dipertemuan pertama, sedangkakan pada SDN Salatiga 10 dilakukan pada dipertemuan kedua. Pertemuan pertama di SDN Salatiga 10 dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2017 dan bertempat di ruang kelas 5 SDN Salatiga 10. Proses pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), di mana pemberian tindakan dilakukan sendiri oleh peneliti dan diamati oleh Triningsih (guru kelas 5 SDN Salatiga 10). Perlaukuan yang sama juga diterapkan terhadap 30 siswa kelas 5 SDN Dukuh 01. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 April 2017 dan bertempat di ruang pertemuan SDN Dukuh 01. Pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sendiri oleh peneliti dengan diamati oleh wali kelas 5 SDN Dukuh 01.

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh masing-masing guru kelas, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan. Presentase yang sama didapatkan di SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01, yaitu sebesar 100% dari 14 poin kegiatan. Hal itu mengartikan bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa telah dilakukan dengan tingkat keterlaksanaan pembelajaran yang baik.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01 mencakup 3 tahapan. Pada tahapan pertama, kegiatan pembelajaran diawali dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan pemberian tujuan pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini, siswa diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Metode ini mempunyai beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Langkah yang pertama adalah pemberian materi oleh guru, sedangkan siswa diminta untuk mencatat hal yang mereka rasa penting. Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok dan meminta mereka untuk membuat mind mapping bersama dengan teman kelompok mereka. Setelah pembuatan mind mapping

selesai, beberapa kelompok akan diminta untuk maju ke depan kelas dan menjelaskan

mind mapping yang sudah mereka buat.

Setelah kegiatan inti selesai dilakukan, tahapan terakhir adalah kegiatan penutup. Pada tahapan ini, dilakukan pemberian soal evaluasi untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Tingkat hasil belajarnya akan dipaparkan melalui statistik deskriptif yang di dalamnya terdapat rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), dan standar deviasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 : Statistik Deskriptif Skor Posttest Kelompok Eksperimen Metode Mind Mapping Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttest Kelompok 1 30 50 100 86.17 11.940

Posstest Kelompok 2 30 60 100 90.17 8.855

Valid N (listwise) 30

Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 2, dapat lihat bahwa skor mean kelas eksperimen metode

(8)

data terhadap rata-rata hitung (mean) adalah 8,855. Nilai tertinggi pada kelompok ini adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 60.

Hasil Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Concept Sentence

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Concept Sentence juga dilakukan kepada siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01. Pemberian perlakuan pada SDN Salatiga 10 dilakukan pada hari Sabtu, 15 April 2017 dan bertempat di ruang kelas 5 SDN Salatiga 10. Pembelajaran ini dilakukan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit) dan diikuti oleh 30 orang siswa. Sementara itu, pembelajaran pada SDN Dukuh 01 dilakukan pada hari Kamis, 13 April 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit) dan dibertempat di ruang kelas 5 SDN Dukuh 01. Pemberian perlakuan pada kedua sekolah dilakukan sendiri oleh peneliti dan diamati oleh guru kelas. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh masing-masing guru kelas, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan. Presentase yang didapatkan pada SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01 mencapai 100% dari 14 poin kegiatan. Hal ini mengartikan bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa telah dilakukan dan berada pada kategori sangat baik.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01 mencakup 3 tahapan. Pada tahapan pertama, kegiatan diawali dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan pemberian tujuan pembelajaran. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada ini siswa diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Concept Sentence. Model pembelajaran Concept Sentence memiliki beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Langkah yang pertama adalah pemberian materi oleh guru. Tahap selanjutnya membagi siswa ke dalam kelompok. Di dalam kelompok, mereka akan diberikan kata kunci yang berhubungan dengan materi yang sudah disampaikan sebelumnya, kemudian kata kunci tersebut disusun ke dalam kalimat. Kelompok yang berhasil menyelesaikan susunan kalimat terlebih dahulu, diminta untuk maju ke depan kelas dan membacakan hasil kerja kelompok mereka. Ketika salah satu kelompok maju di depan, kelompok yang lainnya diminta untuk memperhatikan agar dapat memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi mereka.

[image:8.595.96.513.614.676.2]

Setelah kegiatan inti pembelajaran sudah selesai dilakukan, tahap terakhir adalah pemberian soal evaluasi untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Tingkat hasil belajar akan dipaparkan melalui statistik deskriptif yang di dalamnya terdapat rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), dan standar deviasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3 : Statistik Deskriptif Skor Posttest Kelompok Eksperimen Model Concept Sentence Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttest Kelompok 1 30 50 100 86.67 12.058

Posstest Kelompok 2 30 60 100 86.33 9.091

Valid N (listwise) 30

Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 3, dapat lihat bahwa skor mean kelas eksperimen model

Concept Sentence untuk kelompok 1 (SDN Salatiga 10) adalah sebesar 86,67 dengan standar deviasi 12,058, atau bisa dikatakan bahwa jarak rata-rata setiap unit data terhadap rata-rata hitung (mean) adalah 12,058. Pada kelompok ini didapatkan nilai tertingginya adalah 100, sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Pada kelompok 2 didapatkan mean

(9)

setiap unit data terhadap rata-rata hitung (mean) adalah 9,091. Nilai tertinggi pada kelompok ini adalah 100, sedangkan nilai terendahnya adalah 60.

Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran

Perbandingan hasil pengukuran berdasarkan dari hasil posttest antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dipaparkan pada sebuah deskripsi komparasi. Deskripsi komparasi ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang di dalamnya tedapat perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Masing-masing kelompok akan mendapatkan dua perlakuan, perlakuan yang pertama yaitu metode pembelajaran Mind Mapping, sedangkan perlakuan yang kedua adalah model pembelajaran Concept Sentence. Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui adanya perbedaan skor rata-rata pada tahap pengukuran posttest antara kelompok eksperimen metode pembelajaran Mind Mapping dengan kelompok eksperimen model pembelajaran Concept Sentence. Pada tahap pengukuran posstest ini, skor rata-rata kelompok eksperimen Mind Mapping lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok eksperimen Concept Sentence. Selisih antara keduanya sebesar 1,67. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 3.

Tabel 4 : Komparasi Skor Postest Mind Mapping dan Concept Sentence

Grup Jumlah Skor Posttest Kelompok

Eksperimen Mind Mapping Eksperimen Concept Sentence

Kelompok Eksperimen 1 2585 2600

Kelompok Eksperimen 2 2705 2590

Rerata 88.17 86.5

[image:9.595.87.526.391.561.2]

Sumber: SPSS 16 for Windows

Gambar 3. Komparasi Skor Postest Mind Mapping dan Concept Sentence

Uji Prasyarat

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi yang normal atau tidak normal. Pada uji normalitas kali ini, dasar pengambilan keputusannya adalah; jika nilai signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Namun, apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Lebih jelasnya, uji normalitas terhadap kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 disajikan dalam Tabel 5.

86.17

86.67 90.17

86.33 80.00

85.00 90.00 95.00

1 2

1= mind mapping 2= concept sentence

Komparasi Skor Posttest Mind Mapping dan Concept Sentence

posttest 1

(10)
[image:10.595.87.521.105.274.2]

Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen1_01 eksperimen2_01 eksperimen1_02 eksperimen2_02

N 30 30 30 30

Normal Parametersa

Mean 86.17 86.67 90.17 86.33

Std. Deviation 11.940 12.058 8.855 9.091

Most Extreme Differences

Absolute .228 .189 .207 .142

Positive .123 .134 .133 .104

Negative -.228 -.189 -.207 -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.247 1.033 1.136 .776

Asymp. Sig. (2-tailed) .089 .236 .151 .583

a. Test distribution is Normal. Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) posttest

pada kelompok eksperimen 1 adalah 0,089 dan 0,236. Sementara itu, pada posttest

kelompok eksperimen 2, didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,151 dan 0,583. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 > 0,05, sehingga bisa dikatakan bahwa persebaran data hasil posttest kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

[image:10.595.88.517.497.567.2]

Setelah didapatkan hasil uji normalitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan pada uji homogenitas dapat dilihat dari nilai signifikansi/ probabilitasnya. Apabila nilai signifikansi/ probabilitas < 0,05, maka data dikatakan tidak homogen. Namun, apabila nilai signifikansi/ probabilitas > 0,05, maka data dikatakan homogen. Hasil uji homogenitas, disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 : Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

posttest1 .200 1 58 .656

posttest2 .032 1 58 .858

Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi/ probabilitas

posttest, pada kedua kelompok adalah sebesar 0,821 dan 0,363. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa nilai signifikansi keduanya > 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa skor posttest kelompok eksperimen Mind Mapping dan kelompok eksperimen Concept Sentence adalah homogen atau sama.

Uji Hipotesis

(11)
[image:11.595.86.521.126.285.2]

Tabel 7 : Hasil Uji ANOVA Dua Arah Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:nilai

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 325.000a 3 108.333 .965 .412

Intercept 915253.333 1 915253.333 8.153E3 .000

Sekolah 100.833 1 100.833 .898 .345

treatment 83.333 1 83.333 .742 .391

sekolah * treatment 140.833 1 140.833 1.255 .265

Error 13021.667 116 112.256

Total 928600.000 120

Corrected Total 13346.667 119

a. R Squared = .024 (Adjusted R Squared = -.001)

Sumber: SPSS 16 for Windows

Berdasarkan Tabel 7, terdapat dua jenis analisis yang dapat dilakukan. Analisis yang pertama adalah melakukan uji beda mean berdasarkan variabel yang berbeda, sedangkan analisis yang kedua adalah uji interaksi antar variabel kategori. Jika melihat Tabel 7, uji beda mean berdasarkan variabel yang berbeda ada dua macam. Uji beda mean

yang pertama adalah uji beda mean nilai berdasarkan sekolah. Pada uji ini, dasar pengambilan keputusannya berpedoman pada nilai probabilitas. Apabila nilai probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, atau mean nilai siswa di sekolah 1 dan 2 adalah

sama. Namun, apabila nilai probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak, atau mean nilai siswa

di sekolah 1 dan 2 tidak sama. Pada Tabel 10, didapatkan nilai probabilitas sekolah adalah sebesar 0,345, sehingga bisa dikatakan bahwa H0 diterima, karena 0,345 > 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa mean nilai siswa di sekolah 1 dan 2 adalah sama atau tidak ada perbedaan.

Uji beda mean yang kedua adalah uji beda mean nilai dengan berdasarkan

treatment. Hasil yang didapatkan pada uji yang kedua ini menunjukkan nilai probabilitasnya sebesar 0,391, sehingga bisa dikatakan bahwa H0 diterima. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa mean nilai siswa dengan treatment 1 dan 2 adalah sama atau tidak ada perbedaan.

Analisis kedua yang dilakukan berdasarkan Tabel 7 adalah analisis uji interaksi antara variabel. Pada uji interaksi antara variabel, pengambilan keputusan juga didasarkan pada nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa antar variabel tidak ada interaksi. Namun, apabila nilai probabilitasnya < 0,05, maka bisa dikatakan bahwa antar variabel terdapat interaksi. Berdasarkan Tabel 10, didapat nilai probabilitas sebesar 0,265, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada interaksi antara sekolah dengan treatment.

Berdasarkan dari uji-uji yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence yang dilakukan terhadap siswa SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran

(12)

Dukuh 01. Siswa kelas 5 pada SDN Salatiga 10 berperan sebagai kelompok eksperimen 1, sedangkan siswa kelas 5 pada SDN Dukuh 01 berperan sebagai kelompok eksperimen 2. Berdasarkan rata-rata pada kedua kelompok eksperimen, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran Concept Sentence. Hasil belajar IPA pada metode pembelajaran Mind Mapping memiliki rata-rata sebesar 88,17, lebih tinggi dari pada Concept Sentence yang hanya memiliki rata-rata sebesar 86,5.

Hasil yang berbeda didapatkan pada uji ANOVA dua arah. Hasil uji ANOVA dua arah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dengan model pembelajaran Concept Sentence, yang dilakukan terhadap siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 dan SDN Dukuh 01.

Berdasarkan hasil tersebut, bisa disimpulkan bahwa keduanya bisa digunakan oleh seorang pendidik untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa rata-rata hasil belajar siswa berbeda di tiap pertemuan. Salah satunya adalah materi pelajaran yang disampaikan. Pada pertemuan pertama, materi yang disampaikan adalah tentang daur air, sementara pada pertemuan kedau materi yang disampaikan berisikan tentang manfaat air, berkurangnya air bersih dan cara menghemat air. Materi pada pertemuan kedua dirasa lebih mudah dipahami oleh siswa, sehingga hasil belajar yang lebih baik didapat pada pertemuan kedua. Faktor lainnya adalah situasi yang terjadi dalam proses penelitian. Situasi yang terjadi pada pertemuan kedua dirasakan lebih mendukung daripada pertemuan yang pertama. Pada pertemuan pertama, di SDN Salatiga 10 sedang dilakukan kegiatan olahraga senam dengan menggunakan lagu. Ruang untuk penelitian jaraknya berdekatan dengan tempat yang digunakan untuk kegiatan olahraga senam, sehingga suara dari lagu membuat keadaan di dalam kelas menjadi kurang kondusif dan konsentrasi siswa menjadi terganggu. Situasi yang didapatkan di SDN Dukuh 01 juga tidak jauh berbeda. Pada pertemuan yang pertama, di lapangan sedang diadakan kegiatan penilaian untuk olahraga. Jarak antara tempat untuk penilaian olahraga dan ruang kelas 5 berdekatan, sehingga membuat keadaan kelas menjadi kurang kondusif.

Situasi yang berbeda didapatkan pada pertemuan yang kedua. Pada pertemuan yang kedua, proses penelitian dilakukan di ruang pertemuan. Hal ini dikarenakan ruang kelas 5 di SDN Dukuh 01 sedang digunakan untuk tryout agama. Pindahnya ruangan dan suasana

tryout membuat keadaan kelas menjadi jauh lebih tenang. Situasi yang hampir sama juga terjadi pada pertemuan kedua yang dilakukan di SDN Salatiga 10. Pada pertemuan ini, tidak ada kegiatan olahraga yang dilakukan disekitar kelas, sehingga membuat suasana kelas juga menjadi lebih tenang. Keadaan yang tenang lebih kondusif ini membuat siswa lebih fokus dalam melakukan proses pembelajaran, sehingga berdampak juga pada hasil belajar yang mereka dapat.

Pada penelitian ini, perlakuan yang diberikan kepada siswa menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Menurut Huda (2013), metode pembelajaran Mind Mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam mencatat. Catatan yang dibuat dalam Mind Mapping

(13)

mengembangkan kreatifitas mencatat siswa dengan menggunakan gambar, garis dan tulisan yng disusun dalam pola yang berkaitan.

Telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menyatakan bahwa keduanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satunya adalah hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan Syam dan Ramlah (2015). Pada penelitian tersebut, peningkatan hasil belajar IPS didapatkan setelah model pembelajaran Mind Mapping diterapkan kepada siswa. Risnawati, dkk (2014) juga melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Penelitian tersebut dilakukan terhadap siswa kelas 7 SMP Negeri 24 Makasar. Hasil yang didapat menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Mind Mapping mampu meningkatkan daya ingat siswa. Perlakuan dengan menggunakan

Mind Mapping juga mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang mencapai KKM. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan Mind Mapping, presentase awalnya adalah 58,06%, kemudian setelah diberi perlakuan, presentasenya meningkat menjadi 83,87%. Penerapan metode pembelajaran Mind Mapping pada penelitian yang dilakukan Herlina (2012) juga berdampak postif terhadap hasil belajar. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Mind Mapping mampu mengubah pembelajaran menjadi mudah dan menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh siswa menjadi lebih meningkat. Penelitian terhadap siswa kelas 10 A MAN 1 Cijeruk Kabupaten Bogor yang dilakukan oleh Rachmawaty, dkk (2011) juga menyatakan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran RRB mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap proses pembelajaran. Nilai rata-rata awal sebelum dilakukan tindakan adalah 64,3, kemudian terus mengalami peningkatan pada siklus I, di mana nilai rata-rata siswa berada pada angka 67,16 dan semakin meningkat menjadi 74,22 pada siklus II.

Hasil yang hampir sama juga ditemukan dalam jenis penelitian jenis eksperimen. Pada penelitian jenis ini, ditemukan hasil yang menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Kusmanto (2016). Penelitian yang mereka lakukan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran think pair share berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Tahun 2015, Devi, dkk. juga melakukan penelitian dengan jenis yang sama. Pada penelitian tersebut, penggunaan metode Mind Mapping berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang dimikiki oleh siswa. Siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Mind Mapping, pemahaman konsepnya lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Widiari, dkk (2014) juga melakukan penelitian dengan jenis eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 3 SDN 1 Banjar Jawa, SDN 3 Banjar Jawa, SDN 5 Banjar Jawa dan SDN 1 Astina. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar matematika kelompok kontrol.

Sebagai pembandingnya, pada penelitian ini juga digunakan model pembelajaran

(14)

kedua pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence

mengajarkan siswa untuk membuat kalimat dengan menggunakan kata kunci yang sudah disiapkan sehingga dapat membuat siswa lebih memahami konsep atau materi yang sudah mereka terima.

Pendapat yang diutarakan oleh para pakar sejalan dengan telaah hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan model pembelajaran Concept Sentence.

Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran

Concept Sentence efektif terhadap berbagai variabel. Hal ini terbukti pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Munirah (2017). Penggunakan model pembelajaran

Concept Sentence mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas 10 SMA Muhammadiyah Makasar. Kemampuan menulis siswa berada pada kategori yang baik, dari 30 siswa hanya 2 orang yang mendapat nilai di bawah KKM. Penelitian dengan jenis eksperimen yang dilakukan oleh Sumerti, dkk, (2014) terhadap siswa kelas 5 SDN 22 Dauh Puri, Denpasar, juga memperoleh hasil yang hampir sama. Pada penelitian dengan jenis ini, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa model pembelajaran Concept Sentence

berbantu gambar berseri, berpengaruh terhadap keterampilan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, bisa disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Keduanya mampu membuat siswa lebih kreatif dalam mencatat dan dapat membantu mereka dalam memahami suatu konsep pelajaran. Pada penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok. Mengerjakan sesuatu secara berkelompok sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5 SD yang berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Pada tahap ini, siswa sudah mampu untuk berpikir logis matematis, namun konkrit dalam wadah interaksi di lingkungan teman sebaya. Interaksi yang terjadi antara siswa satu dengan yang lainnya, akan membuat merela menjadi lebih santai dalam menerima pelajaran. Metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentece memiliki kelebihan mereka masing-masing. Namun, keduanya memiliki peranan yang hampir sama untuk membantu suatu proses pembelajaran, sehingga siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal tersebut mengartikan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan metode pembelajran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Keduanya memberikan dampak terhadap pencapaian hasil belajar siswa yang maksimal.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Concept Sentence. Keduanya bisa diterapkan pada pembelajaran IPA karena mampu memberikan capaian hasil belajar siswa yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad., Asrori, Mohammad. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Buzan, Tony. 2006. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(15)

Devi, Ratih Shintia, Margaretha Sri Yuliariatiningsih, tita Mulyati. 2015. Efektivitas Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Antalogi UPI Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015.Hidayat, Fuad dan Hadi Kusmanto. 2016. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Model Pembelajaran Koopeeratif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Eduma Vol 5 No.1 Juli 2016.

Hamzah B. Uno, 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Herlina, Lina. 2012. Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA MAteri Sistem Organ di SMP Negeri 281 Jakarta. Jurnal Lemit UHAMKA.Luh Sumetri, Ni, I Ketut A.P, Iwayan R.S. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence Berbantu Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Siswa Kelas V SDN 22 Dauh Puri. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pensisikan Ganesha Jurusan PGSD (vol:2 No: 1 Tahun 2014).

Hidayat, Fuad dan Hadi Kusmanto. 2016. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Model Pembelajaran Koopeeratif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Eduma Vol 5 No.1 Juli 2016.

Huda, Miftahul 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luh Sumetri, Ni, I Ketut A.P, Iwayan R.S. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe

Concept Sentence Berbantu Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Siswa Kelas V SDN 22 Dauh Puri. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pensisikan Ganesha Jurusan PGSD (vol:2 No: 1 Tahun 2014).

Munirah. The effectiveness of Concept Sentence Model toward Writing Skill of Persuasive Paragraph. Theory and practice in Language Studies, Vol 7 No 2, pp, 112-121, February 2017.

Salirawati, Das. 2008. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Shinta Devi, Ratih, Margaretha Sri Yuliaritiningsih, Tita Mulyati. 2015. Efektivitas Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Antalogi UPI Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprijino, Agus. 2012. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Syam, Natriani dan Ramlah. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V Nomor 3 September 2015.

Widi, Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wildiari, Made, A.A. Gd. Agung, I Nym. Jampel. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran

Gambar

Tabel 1 : Desain Penelitian Counter Balance
Tabel 3 : Statistik Deskriptif Skor Posttest Kelompok Eksperimen Model Concept Sentence Descriptive Statistics
Gambar 3. Komparasi Skor Postest Mind Mapping dan Concept Sentence
Tabel 6 : Hasil Uji Homogenitas  Test of Homogeneity of Variances
+2

Referensi

Dokumen terkait

SMK Ma’arif NU Tirto tidak memiliki faktor penghambat yang berarti, hanya saja ada kebijakan kepala sekolah yang belum dapat dilaksanakan yaitu membuat buku

Mengetahui angka dalam bahasa Prancis, cara penulisannya, dan cara membacanya dengan baik dan benar serta mampu menggunakannya untuk mengungkapkan umur dalam memperkenalkan

Dengan Nilai NMAE yang tinggi untuk parameter C2WP-Euthropical dengan C2WP-Regional pada TSS dan CDOM ini menunjukkan pada kondisi perairan pesisir cenderung sama dengan

[r]

Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Orde Baru adalah mengembalikan Indonesia menjadi anggota PBB kembali pada bulan November 1967 dan atas bantuan

[r]

nge ara mokot i Gayo dan makna e lues pedeh. Jadi, singket wa, jadi jema mepum nye. Oyale si apal ari jemen mi, kata-kata lagu noya.. ketep urum Alquran dan Sunnah

Upaya masyarakat dalam publikasi destinasi wisata untuk peningkatan ekonomi Desa Leuwikujang Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka adalah dengan cara