• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian jaringan

Menurut Doug Lowe (2010) jaringan komputer adalah dua buah komputer atau lebih yang saling terhubung melalui kabel atau nirkabel untuk melakukan komunikasi atau pertukaran informasi. [9]

2.2 Jenis-jenis jaringan

Secara umum jenis jaringan terbagi MAN (Metropolitan Area Network) jadi 3 jenis antara lain :

1. Jaringan LAN

LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, dapat didefinisikan sebagai network

atau sejumlah jaringan komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu gedung atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon, melainkan pemilik dan pengelola media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri. Dari definisi diatas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun, penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar informasi data atau dengan kata lain berhubungan. Kerja sama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama.

LAN yang umumnya menggunakan hub, akan mengikuti prinsip kerja hub itu sendiri.

Dalam hal ini, adalah bahwa hub tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampain data secara broadcast, dan juga karena hub hanya memiliki satu domain

(2)

Beberapa komponen dasar yang biasanya membentuk suatu LAN adalah sebagai berikut : a. Workstation

Workstation merupakan node atau host yang berupa suatu sistem komputer. Sistem

komputer ini dapat berupa PC atau dapat pula berupa suatu komputer yang besar seperti sistem minicomputer, bahkan suatu mainframe. Workstation dapat bekerja sendiri

(stand-alone), dapat pula menggunakan jaringan untuk bertukar data dengan workstation atau

user yang lain.

b. Server

Server merupakan perangkat keras (hardware) yang berfungsi untuk melayani jaringan

dan workstation yang terhubung pada jaringan tersebut. Pada umumnya sumber daya (resources) seperti printer, disk, dan sebagainya yang hendak digunakan secara bersama oleh para pemakai di workstation berada dan bekerja pada server. Berdasarkan jenis pelayanannya dikenal disk server, file server, print server dan suatu server juga dapat mempuyai beberapa fungsi pelayanan sekaligus.

c. Link (penghubung)

Workstation dan server tidak dapat berfungsi apabila peralatan tersebut dalam secara

fisik tidak terhubung. Hubungan tersebut dalam LAN dikenal sebagai media tranmisi yang pada umumnya berupa kabel. Adapun beberapa contoh dari link adalah sebagai berikut :

1. Kabel Twisted Pair

Kabel ini terbagi dua, yaitu Shielded Twisted Pair dan Unshielded Twisted Pair (UTP)

Lebih banyak dikenal karena merupakan kabel telepon Relatif murah

Jarak yang pendek

Mudah terpengaruh oleh gangguan

Kecepatan data yang dapat terbatas, 10-16 Mbps 2. Kabel Coaxial

Umumnya digunakan pada televisi Jarak yang relatif lebih jauh

Kecepatan pengiriman data lebih tinggi dibanding Twisted Pair, 30 Mbps Harga yang relatif tidak mahal

(3)

Digunakan pada jarak yang jauh Kecepatan data yang tinggi, 100 Mbps Ukuran yang relatif kecil

Sulit dipengaruhi gangguan Harga yang relatif masih mahal Instalasi sulit

d. Network Interface Card (NIC)

Suatu workstation tidak dihubungkan secara LAN langsung dengan kabel jaringan ataupun transceiver cable, tetapi melalui suatu rangkaian elekronika yang dirancang khusus untuk menangani network protokol yang dikenal dengan Network Interface Card

(NIC).

e. Network Software

Tanpa adanya software jaringan maka jaringan tersebut tidak akan bekerja sebagai mana yang dikehendaki. Software ini juga yang memungkinkan sistem komputer yang satu berkomunikasi dengan sistem komputer yang lain.

Peralatan-peralatan pendukung yang banyak dipakai sebagai pendukung terbentuknya jaringan LAN biasanya terdiri dari :

1. Repeater

Pada OSI (Open System Interconection), bekerja pada lapisan physical Meneruskan dan memperkuat sinyal

Banyak digunakan pada topologi Bus

Penggunaanya mudah dan harga relatif murah

• Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data secara broadcast

Hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka

port-port yang lain harus menunggu.

2. Hub

Bekerja pada lapisan physical • Meneruskan sinyal

(4)

3. Bridge

Bekerja pada lapisan Data Link

Telah menggunakan alamat-alamat untuk meneruskan data ketujuannya

Secara otomatis membuat tabel penerjemah untuk diterima masing-masing port 4. Switch

Berkerja dilapisan Data Link

Setiap port di dalam swith memiliki domain collision sendri-sendiri

• Memiliki tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar penerjemah untuk semua

port

Memungkinkan transmisi secara full duflex (dua arah) 5. Router

Router berfungsi menyaring atau memfilter lalu lintas data

• Menentukan dan memilih jalur alternatif yang akan dilalui oleh data • Menghubungkan antar jaringan LAN, bahkan dengan WAN.

2.2.1 Ethernet

Ethernet pada awalnya diciptakan pada tahun 1970 oleh Robert Metcalfe dan beberapa

perusahaan bekerja sama dengan perusahaan Xerox di Palo Alto, California. Intel juga ikut terlibat dalam proyek ini memproduksi secara masal kartu Ethernet yang lebih murah. Perusahaan Digital Equipment Corporation (Digital) terbesar kedua pembuat komputer pada saat itu untuk mendukung memproduksi kartu Ethernet. Standar asli seperti yang didefinisikan oleh perusahaan-perusahaan yang kemudian disebut DIX Ethernet menggunakan huruf pertama dari ketiga perusahaan pada penulisan namanya. Bahwa standar ini juga dikenal sebagai Ethernet Versi 2, versi terakhir yang diciptakan oleh ketiga perusahaan ini adalah versi kedua dari spesifikasi protokol Ethernet.

(5)

jaringan LAN. Standar 802.3 juga disebut Media Access Control (MAC), dan standar 802.2 juga disebut Logical Link Control (LLC) [1].

Jenis-jenis jaringan Ethernet yang dibedakan berdasarkan kecepatan daya akses datanya antara lain sebagai berikut :

1. Ethernet

Memiliki kecepatan 10 Mbps, Standar yang digunakan (10 BaseT, 10 BaseF, 10Base2, dan 10Base5).

2. Fast Ethernet

Memiliki kecepatan 10 kali lipat lebih tinggi dari protokol 10BaseT, kecepatan akses data 100 Mbps dan harga yang relatif murah. Standar yang digunakan (100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4 dan 100BaseTX).

3. Gigabyte Ethernet

Kecepatan akses data 1000 Mbps atau 1 Gbps Standar yang digunakan (1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX dan 1000BaseT). Ini merupakan jenis protokol terbaru yang mendukung kecepatan akses data 1000 Mbps.

Gambar 2.1 Jaringan LAN Menggunakan Kabel UTP

2. Jaringan MAN

(6)

komputer yang terhubung tidak hanya berada dalam satu tempat atau satu ruang saja, suatu jaringan disebut MAN apabila menghubungkan dua buah gedung yang sama-sama memiliki jaringan LAN. MAN dapat pula kita artikan sebagai arsitektur jaringan yang didalamnya terdapat dua atau lebih jaringan LAN yang dihubungkan menjadi satu.

Jaringan MAN adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jangkauan dari MAN ini antara 10 hingga 50 km. MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor antar satu kota atau antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.[4].

Gambar 2.2 Jaringan MAN

3. Jaringan WAN

Wide Area Network (WAN) adalah suatu network komunikasi data yang menghubungkan

(7)

atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi seperti perusahaan layanan telepon. [13].

Adapun karakteristik WAN adalah sebagai berikut :

1. WAN merupakan jaringan komunikasi yang terhubung keperalatan yang tersebar di

area goegrafi yang luas.

2. WAN menggunakan jalur layanan publik, misalnya perusahaan telekomunikasi, PT.

Telkom, PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT. Excelcomindo dan lain-lain untuk membentuk jaringan didalam area geografik tersebut.

3. WAN menggunakan koneksi serial untuk akses bandwidth diseluruh area goegrafik

tersebut.

Sebuah WAN beroperasi pada layer fisik dan layer data link dari OSI layer. WAN menguhubungkan LAN-LAN dalam suatu area goegrafis yang luas. WAN mampu melakukan pertukaran data paket data dan frame antara router dan switch.

(8)

2.3 Routing (Pemetaan)

Routing merupakan pertukaran informasi, rute waktu tujuan, dan informasi metric antara

router untuk menemukan rute atau jalur yang optimal secepat mungkin pada jaringan, router

menggunakan informasi yang disediakan oleh routing protokol untuk membangun tabel

routing bagi setiap protokol untuk mencari informasi rute (path) dan metric yang terkait

pada saat penentuan rute yang akan dipilih. [1]. Pada saat kita berbicara tentang routing diatas kita telah menyadarinya bahwasanya routing tersebut terjadi pada perangkat router dengan demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak bisa dipasahkan dikarenakan

router merupakan perangkat proses terjadinya routing, Router dapat memilih rute tertentu

untuk mecapai tujuan (destination) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada saat proses routing terhadap router beberapa rute dapat dianggap lebih cepat dibandingkan rute lain, Router meyimpan tabel routing secara terpisah untuk setiap protokol setiap rute yang dianggap terbaik pada saat sekarang munkin tidak akan menjadi rute yang terbaik untuk beberapa menit kedepan disebabkan bandwidth yang berbeda dan gangguan (noise) pada

traffic jaringan. Menanggapi hal tersebut router telah beradaptasi dengan persoalan LAN

tersebut seperti ketersediaan bandwidth dan traffic lalu lintas. Dimana persoalan LAN ini telah dapat diselesaikan oleh algoritma link state yang terus menerus memantau keadaan pada setiap rute pada saat proses routing terjadi tabel routing melacak rute, waktu rute yang akan dilewati dan metric.

Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu sebagai berikut :

1. Routing Statis 2. Routing Dinamis

2.3.1. Routing Statis

Routing statis adalah pemerosesan routing pada router secara manual dimana pada saat

menentukan rute-rute dilakukan oleh administrator dengan menkonfigurasinya digunakan pada jaringan skala kecil. [1].

Routing statis akan sedikit menyulitkan bagi administrator jaringan karena setiap

router akan harus dikonfigurasi satu-satu sehingga pekerjaan ini tidak akan efisien walaupun

(9)

namun kelemahan pada routing statis pada jaringan skala besar akan susah pada saat melakukan maintenance (pengelolaan) ketika terjadi kerusakan atau masalah.

Adapun cara kerja routing statis antara lain :

1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router

2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing

3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data

Analogi

Misalkan kita berada pada persimpangan jalan mungkin kita akan merasa bingung jika tidak ada petunjuk jalan di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing analoginya seperti ada polisi yang membawa

HT(Handy Talkie) dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu

berkordinasi beberapa kali sehari agar jika ada jalan yang macet, ada taberakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain. Biasanya polisi yang berpangkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai RIP (Routing Information

Protokol) yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada

tempat yang ramai bisa menggunakan protokol IS-IS (Intermediate System to Intermadiate

System) atau OSPF biasanya sudah membawa HP(handphone) maupun PDA (Personal

Digital Assitant) jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat

dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pelacak jaringan seluruh dunia ini disebut BGP(Border Gateway Protokol).

2.3.2. Routing Dinamis

Routing dinamis adalah routing protokol yang mengupdate informasi secara otomatis dan

secara berkala pada topologi jaringan ketika ada perubahan pada jaringan tersebut kemudian menyampaikannya kepada router tetangganya. [10].

(10)

2. Akurasi yaitu routing protokol memberikan informasi perubahan pada jaringan dan memberikan informasi rute terbaik yang tersedia terhadap router

3. Skalabilitas yaitu alternatif terbaik untuk menentukan rute yang paling optimal pada jaringan berskala besar yang tidak mungkin dilakukan routing statis.

Protokol routing dinamis dikelompakan menjadi 2 jenis antara lain :

a. Protokol Distace Vector

Protokol distance vector merupakan protokol routing yang dikembangkan

berdasarkan algoritma Bellman-Ford dimana setiap router yang menjalankan protokol

routing distance vector yang sama akan mengirimkan tabel routing yang dimiliki ke

router tetangga nya dalam suatu interval waktu tertentu untuk meng-update tabel

routing-nya. [5].

Routing protokol distance vector mengunakan jarak rute terpendek untuk

mengevaluasi kualitas rute dari topologi jaringan. rute terpendek (rute dengan hop lebih

sedikit) di anggap lebih baik dari rute yang lain. Router menggunakan protokol untuk

membangun tabel routing berdasarkan jarak rute dan melakukan tukar informasi serta menggabungkan tabel routing dengan router tetangganya. Setiap router tetangga

(neighbor) akan menerima informasi yang disampaikan dan meneruskannya ke router

tetangga (neighbor) yang lain proses kerja protokol ini menggunakan routing distence

vector. Routing protokol distance vector dikenal sebagai routing rumor “mendengar”

tentang informasi dari tetangga mereka dan melajutkannya ke router yang lain ke semua

router dalam jaringan. [8]

b. Protokol Link State

Menurut (Ferrianto Gozali & Juniman, Universitas Trisakti). Protokol routing Link

state adalah protokol routing yang dikembangkan menggunakan algoritma Shortest Path

First (SPF) yang didasarkan pada algoritma Dijkstra. Berbeda dengan Distance vector

yang tidak memiliki informasi spesifik tentang metric. Link state membangun sebuah

table database yang kompleks yang berisikan informasi yang komplit tentang metric dan

link (interface) pada seluruh router di dalam jaringan. Akibatnya, penggunaan Link state

(11)

proses inisial discovery semua router yang menggunakan protokol routing Link state mengirim paket LSA (Link State Advertisement) ke router lainnya pada jaringan. Proses ini men-flood jaringan karena router menuntut kebutuhan bandwidth dan untuk sementara mengurangi bandwidth yang tersedia untuk pertukaran data. Routing protokol link-state membangun tabel routing mereka secara independen berdasarkan update rute yang mereka terima dari tetangga mereka. Protokol link-state tidak menggabungkan tabel

routing router tetangga. Sebaliknya mereka memungkinkan router untuk memiliki

gambaran yang jelas tentang tetangga mereka topologi jaringan dan rute ke tetangga dan seterusnya. [8].

Berikut adalah karakteristik utama dari protokol link-state :

1. update Rute hanya akan dikirim bila rute berubah sebagai lawan dari jarak vektor

protokol yang mengirim pembaruan rute secara berkala.

2. update Rute berisi informasi tentang rute yang berubah saja dibandingkan dengan

protokol distance vector yang mengirimkan update rute yang berisi tabel routing seluruh

digabungkan.

3. Router pertama pertukaran "Hallo" pesan untuk berkenalan dengan router tetangga

dibandingkan dengan protokol distance vector yang pertukaran dan menggabungkan

tabel routing mereka dari get-go.

4. Router mempertahankan tetangga dan tabel topologi selain untuk tabel routing akan

membantu router mencari rute tetapi juga mencari bentuk topologi jaringan dari router tetangga mereka.

Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:

Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya,

sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.

Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan

Algoritma Bellman-Ford sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra.

2.4. Protokol OSPF

OSPF diciptakan pada pertengahan 1980-an untuk mengatasi banyak kekurangan dan

(12)

besar bergantung pada protokol RIP yang belum mempuyai banyak kelebihan dibandingkan

OSPF. OSPF dikembangkan sebagai standart yang terbuka (Open Standart), OSPF sangat

populer pada perusahan dan instansi-instansi. [2]

OSPF merupakan Protokol Routing yang menggunakan Bandwith dalam penentuan rute

terbaik dan menggunakan algoritma Dijkstra sebelum tabel routing dibangun maka terlebih dahulu dibangun sebuah pohon rute terpendek (Shortest Path Tree), kemudian diisi tabel

routing dengan rute-rute terbaik. OSPF dapat dirancang secara hierarki yang pada dasarnya

berarti bahwa dapat memisahkan jaringan yang lebih besar menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil yang disebut area.

Richard Deal (2008) Menytakan beberapa keunutungan pada saat mengunakan protokol

OSPF dibandingkan protokol internal lainnya antara lain :

1. OSPF open standart berjalan pada hampir semua vendor router

2. Menggunakan algoritma SPF yang dikembangkan oleh Edsger Dijkstra

3. Melakukan konvergensi yang cepat pada saat ada perubahan pada topologi jaringan topologi.

4. Mendukung VLSM(Variabel Length Subnet Mask) dan CIDR (Classless Interdomain

Domain Routing)

5. Melakuakan kalkulasi untuk penentuan rute terbaik dibandingkan dengan protokol RIP

2.4.1. Protokol OSPF single area

Single area network merupakan topologi model jaringan yang hanya memiliki satu area

network dan biasanya digunakan untuk area yang kecil hal ini disebabkan karena jumlah

router yang ada

(13)

Gambar 2.4 protokol OSPF single area

2.4.2. Protokol OSPF multiple area

Pada protokol OSPF multiple area menerapakan metode summarization dan membuat metode area backbone atau Area (0) untuk proses penyebaran informasi tabel routingnya. Semua area yang ada pada topologi multiple area harus terhubung dengan area backbone sehingga proses untuk pemeliharaan dari topologi jaringan yang besar akan sangat mudah bila ada masalah pada topologi jaringan yang telah dibangun, Pengklasifikasian pada protokol

OSPF ini akan sangat membantu troubleshooting pada topologi jaringan serta akan

mempermudah penanganan konfigurasi jaringan. Setiap router terhubung ke area backbone yang disebut area 0 atau area backbone. OSPF harus memiliki sebuah area 0 dan semua

router harus terhubung ke area ini jika memungkinkan tetapi router-router yang

menghubungkan area-area lain ke backbone di dalam sebuah AS disebut Area border routers

(ABRs). Meskipun demikian paling sedikit satu interface harus berada di area 0. OSPF bekeja

di dalam sebuah autonomous system tetapi dapat juga menghubungkan banyak autonomous

system secara bersama. Router yang menghubungkan beberapa AS secara bersama disebut

(14)

Gambar 2.5 Protokol OSPF multiple area dan jenis routernya.

OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur

baik. Dengan adanya sistem area-area ini, OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe router ini dikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah

router dalam jaringan OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan

demikian selain menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada nama-nama tipe router ini juga akan menunjukkan fungsinya. [6].

Berikut tipe router OSPF berdasarkan letaknya dan fungsinya : 1. Internal Router

Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada dalam

satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan mengagap router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima informasi dalam area tersebut. Tugas internal router adalah me-maintain database topologi dan routing tabel yang akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding

paket LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai

(15)

2. Backbone Router

Salah satu peraturan yang diterapkan dalam OSPF routing protokol adalah setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai

area backbone. Area Backbone biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering

disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini dinamai dengan istilah router backbone. Router backbone memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.

3. Area Border Router (ABR)

Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong dalam jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan yang dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya konsep Area Backbone dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi kedua area berbeda satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini maka proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource processing dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth pada saat melakukan update.

4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)

Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS

router-router di dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya

routing protokol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua

router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF maka semuanya tentu juga menggunakan

OSPF. Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen jaringan tidak memungkinkan untuk

(16)

2.5. Quality of service (QoS) OSPF routing protokol

Menurut Ferguson Quality of service adalah sebuah ukuran seberapa baik kualitas koneksi pada suatu jaringan sehingga menghasilkan pengiriman data yang baik dan data tersebut terjamin sampai ketujuannya.(Ferguson dan Houston 1998). Aspek yang pada umumnya yang mempengaruhi quality of service adalah hilangnya paket di tengah jalan (packet loss), lamanya waktu yang dibutuhkan dari sumber ke tujuan (delay), dan ukuran data yang sebenarnya dapat dikirim per satuan waktu (throughtput). [3]

2.5.1. Delay

Delay (latency) adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke

tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.

Delay = waktu penerimaan – waktu pengiriman (2.1)

2.5.2. Throughput

Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman

data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi.

)

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang

menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena tabarakan (collision) dan antrian data (congestion) pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena

retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah

bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan

memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama,

buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.

(17)

2.6 Penelitian Terkait

Berikut merupakan beberapa kajian ilmiah yahg telah membahas tentang topologi single dan multiple area antara lain :

1. Menurut jurnal Ferriato Gozali & Juniman. OSPF sebagai routing protokol yang domain

public tidak hanya bekerja sebagai Interior Gateway Protokol (IGP) di Autonomous (AS)

tertentu tetapi juga sebagai Extrior Gateway Protokol (EGP) yang mampu mengendalikan rute dan paket data antara AS. Kemampuan ini dicapai dengan menerapkan beberapa interface OSPF dengan topologi database yang terpisah dengan informasi link di setiap

Autonomous system. Dalam penelitian yang dilakukan menggunkan software Zebra untuk

mengimplementasikan protokol OSPF dan analisis serta pengukuran menggunakan basis

paket-analyzer. Hasil yang ditemukan menunjukan bahwa jumlah lebih besar dari router

dan link pada router semakin besar bandwidth yang digunakan dalam jaringan pada jumlah area yang lebih besar dan begitu pula sebaliknya semakin kecil bandwidth yang digunakan untuk area yang lebih kecil. [5].

2. Berdasarkan jurnal Sami Ullah. Dari departemen of computer science university fisalabab

Pakistan. Routing ibaratkan seperti jantung yang berdeyut pada internet. Routing protokol

yang terbagi dalam dua kategori IGP dan EGP. Fokusnya dalam penelitian ini untuk mempelajari cara kerja routing protokol IGP, Beberapa protokol IGP yang umum digunakan seperti RIP dan OSPF. IGP digunakan untuk EGP atau dalam Autonomous

System (AS) yang mana sebagai EGP digunakan untuk antara system otonom yang

berbeda. Pada penelitian ini akan menganalisis kerja IGP terutama dalam hal lalu lintas di node dan konvergensi. Tujuan utama yang disajikan dalam penelitian ini untuk memberikan pemahaman IGP tentang efisiensi terbaik dan untuk menyediakan garis yang optimal saat memilih routing protokol untuk mendapatkan performa yang lebih cepat dan konvergen. [13].

3. Carlos Cerron Sanchez melakukan penelitian terhadap multi area yang ditulis dalam Projectnya Multi-Service OSPF network analyzing in the simulation environment

OMNET ++. Penelitian ini menguji terhadap model jaringan multi area untuk mencari

efisiensi dari menggunakan protokol OSPF. Parameter yang dihitung berupa delay,

Packet Loss, Throutput, Jiter, latency, dengan menggunakan software OMNET ++ untuk

Gambar

Gambar 2.1 Jaringan LAN Menggunakan Kabel UTP
Gambar 2.2 Jaringan MAN
Gambar 2.3 Jaringan WAN
Gambar 2.4  protokol OSPF single area
+2

Referensi

Dokumen terkait

cerita pendek. Peserta didik harus terus diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap tahap kegiatan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan meng- ubah model

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa pembelajaran melalui media langsung dapat mengenalkan pola hidup sehat

48  ASRM   ASURANSI RAMAYANA Tbk 

As is in the planar case, one can perform various operations on this manipulator Jacobian to obtain different corresponding robots that still have the property of optimal

[r]

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Keberhasilan program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan tahun 2016 diukur dengan indikator kinerja jumlah kemitraan

Analisis ragam gerak tari Srimpi Pandelori secara umum merupakan sebuah gambaran dari satu individu manusia, yaitu merupakan sebuah konlik internal antara sisi baik dan sisi