• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Berbagai Level Pupuk Kandang Ayam dan Interval Pemotongan terhadap Kandungan Nutrisi dan Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum scumach)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Berbagai Level Pupuk Kandang Ayam dan Interval Pemotongan terhadap Kandungan Nutrisi dan Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum scumach)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schumach)

Rumput gajah mempunyai sistematika sebagai berikut, yaitu phylum:

Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae;

Genus:pennisetum; Spesies:Pennisetum purpureum. Rumput gajah secara umum

merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan

rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai

6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3cm dan terdiri

sampai 20 ruas per buku. Rumput diperbanyak dengan potongan- potongan batang

atau rizhoma yang mengandung 3 sampai 4 buku batang (Reksohadiprodjo, 1985).

Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schumach) merupakan jenis

rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup

tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Tanaman

ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai

ternak. Rumput ini dapat hidup diberbagai tempat, tahan lindungan, respon

terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Rumput gajah mini tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak,

dan terus menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Morfologi

rumput gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter

sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman

utama(Syarifuddin, 2006)

Rumput gajah mini dibudidayakan dengan potongan batangatau sobekan

(2)

panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata)

(Reksohadiprodjo, 1994).

Pennisetum purpureum, disukai ternak, tahan kering berproduksi tinggi,

bernilai gizi tinggi dan merupakan rumput yang saangat baik untuk silase.

Pennisetum purpureum sebagai bahan pakan merupakan pakan unggul dari aspek

ingkat pertumbuhan (Ella,2002).

Produktifitas rumput gajah dapat mencapai 40 ton berat kering per hektar

pada daerah beriklim subtropis, dan 80 ton per hektar pada daerah beriklim tropis

(Woodard and Prine, 1993). Dilanjutkan dengan pernyataan Ella (2002), bahwa

rumput gajah (pennisetum purpureum) sebagai pakan ternak yang merupakan

hijauan unggul, dari aspek tingkat pertumbuhan, produktifitas dan nilai gizinya.

Produksi rumput gajah dapat mencapai 20-30 ton/ ha/ tahun.

Hijauan Makanan Ternak

Rumput memegang peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi

ternak ruminansia di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah

umum digunakan oleh peternak dan dapatdiberikan dalam jumlah yang besar.

Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup

ternak seperti air, lemak, serat kasar, beta-protein, mineral serta vitamin.

Dari cara tumbuhnya, rumput dapat digolongkan menjadi dua yaitu rumput

liar/alami, dan rumput budidaya. Ketersediaan rumput alami semakin berkurang

dengan meningkatnya persaingan antara lahan untuk tanaman pangan, perumahan

dan industri sehingga perlu diadakan upaya pembudidayaan rumput alami ini agar

(3)

Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi produktivitas rumput

yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan yang mencakup keadaan tanah dan

kesuburannya, pengaruh iklim termasuk cuaca dan perlakuan manusia atau

manajemen. Sementara Mc. Ilroy (1977) menjelaskan bahwa produktivitas rumput

tergantung pada faktor- faktor seperti persistensi, agresivitas, kemampuan tumbuh

kembali, sifat tahan kering dan tahan dingin, penyebaran produksi musiman,

kesuburan tanah dan iklim.

Tabel 1. Analisa Kadar Protein KasardanSeratKasar berbagai Jenis Hijauan

Makanan Ternak

Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik berasal dari alam atau

buatan yang diberikan kepada tanaman secara langsung maupun tidak langsung

untuk menambah unsur- unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman

(Pitojo,1995).

Bahan organik merupakan salah satu pembenah tanah yang telah dirasakan

manfaatnya dalam perbaikan sifat- sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi

tanah, menentukan tingkat perkembangan struktur tanah, menentukan tingkat

(4)

meningkatkan daya simpan lengas karena bahan organik mempunyai kapasitas

menyimpan lengas yang tinggi (Mowidu, 2001).

Salah satu jenis pupuk organik yang sering digunakan sebagai

penambahan bahan organik tanah adalah pupuk kandang. Pupuk kandang ayam

merupakan sumber bahan organik yang mudah diperoleh dibandingkan dengan

pupuk kandang lainya. Bahan organik koloidal lebih efektif dari pada liat sebagai

penyebab pembentukan agregat yang stabil dengan pasir. Penambahan koloid

humus ke pasir kuarsa menyebabkan 71-94 % pasir membentuk agregat dalam

sistem yang dijenuhi Ca dan H dibandingkan dengan bila menggunakan koloid

lempung meningkatkan agregasi tanah pasir lebih kurang 25% lebih tinggi bila

hanya menggunakan koloid liat. Dehidrasi atau pengurangan air dapat merupakan

pendorong utama pembentukan agregasi (Sangatanan, 1989) .

Pemberian 20-30 ton bahan organik berpengaruh nyata dalam

meningkatkan porositas total, jumlah pori berguna, jumlah pori penyimpanan

lengas dan kemantapan agregat serta menurunkan kerapatan zarah, kerapatan

bongkah dan permeabilitas (Mowidu, 2001).

Pupuk kandang merupakan salah satu contoh pupuk organik yang berasal

dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (faeces) yang bercampur sisa

makanan maupun air kencing (urine), sehingga kualitas pupuk kandang beragam

tergantung pada jenis, umur serta kesehatan pada ternak, jenis dan kadar serta

pakan yang dikonsumsi, jenis pekerjaan dan lamanya ternak bekerja, lama dan

kondisi penyimpanan, jumlah serta kandungan haranya (Sangatanan, 1989).

Pupuk kandang juga berperan untuk merangsang granulasi, memperbaiki

(5)

langsung terhadap fisiologi tanaman seperti meningkatkan kegiatan respirasi yang

merangsang peningkatan pertumbuhan tanaman (Soepardi, 1979).

Pupuk kandang sebagai salah satu jenis bahan organik yang mengandung

unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfat, kalium,

kalsium, magnesium, sulfur maupun sejumlah kecil unsur mikro. Susunan rata-

rata untuk pupuk kandang segar sekitar 1,5% N, 0,4% P, 0,4% K, atau dalam 1

ton pupuk kandang terdapat 15 kg N, 4 kg P, dan 4 kg K. Pemberian pupuk

kandang akan mengakibatkan rumput semakin rimbun, menghijau dan tegar serta

bulu semakin lebat seiring peningkatan pupuk kandang ayam yang diberikan

(Dinoto, 1990).

Fungsi pupuk kandang antara lain pensuplai N amonium, meningkatkan

gerak dan ketersediaan unsur P dan unsur mikro,meningkatkan retensi

kelembaban, memperbaiki struktur tanah dengan peningkatan kegemburan,

meningkatkan porositas tanah, meningkatkan laju permeabilitas tanah,

meningkatkan kapasitas buffer penggantian pH yang drastis, dan membentuk

komplek AP+

Pemberian pupuk kandang sebanyak 75 ton/ha pertahun selama 6 bulan

berturut- turut dapat meningkatkan 4% porositas tanah, 14,5% volume udara tanah

pada keadaan kapasitas lapangan dan 33,3% bahan organik serta menurunkan

kepadatan tanah sebanyak 3% (Sugito et.al, 1995).

sehingga mengurangi daya racunya (Tisdale et .al, 1985).

Penggunaan pupuk kandang bagi tanah secara kimia memberikan keuntun

gan menambah unsur hara terutama NPKsecara biologi dapat meningkatkan aktifi

(6)

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam adalah pupuk kandang yang berasal dari feses ayam

dimana kandungan N, P, dan Ca relatif lebih tinggi dari kotoran hewan lainya,

mudah terpecah- pecah atau terbagi dan pelapukanya pun akan berlangsung cepat.

Rata- rata feses ayam mengandung 25% CaO, karena itu ia bereaksi basa.

Komposisi bahan makanan penting artinya terhadap feses yang dihasilkan, hal ini

terbukti untuk ayam yang dipelihara sebagai pedaging makananya mengandung

65% asam fosfat, sedangkan untuk jenis petelur 90% asam fosfat ( Risema, 1983).

Pupuk kandang ayam berasal dari feses ayam yang kandungan N, P dan

Ca relative tinggi dari feses hewan lainya. Manfaat kotoran ayam telah diteliti

memberikan efek nyata terhadap pertumbuhan tanaman bahkkan lebih baik dari

kotoran ternak besar. Menurut Lubis (1986), dari segi kadar hara tiap ton kotoran

unggas terdapat 65,8 kg N, 13,7 kg P dan 12,8 kg K. sedangkan hewan ternak

besar dengan bobot kotoran yang sama mengandung 22 kg N, 2,8 kg P dan 13,7

kg K. dengan demikian dikatakan bahwa dengan pemakaian kotoran unggas jauh

lebih baik dari pada kotoran hewan lainya.

Menurut penelitian Manalu (1999), bahwa dengan pemberian pupuk

kandang ayam maka berat hijauan segar rumput akan terus meningkat sampai

level 3 kg/ plot. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk kandang ayam

(7)

Tabel 2. Kandungan zat hara beberapa kotoran ternak padat dan cair

Kelemahanpupuk organik (kandang) adalah kandungan hara relatif

rendah, sehingga jumlah pupuk organi yang dibutuhkan tinggi sekali. Hal ini

menyulitkan transportasi dan pemberian sehingga kurang ekonomis. Pupuk

organik tidak dapat seketika untuk tumbuhan, tidak dapat menyediakan unsur

hara secara cepat, terhitung dosis tidak dapat tepat dan respon tanaman lebih

lambat dari pada pupuk buatan. Pemberian pupuk kandang akan mengakibatkan

tanaman semakin rimbun, menghijau dan tegar seiring dengan peningkatan pupuk

kandang yang diberikan (Williams,2006).

Defoliasi dan Interval Pemotongan

Defoliasi adalah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada

diatas permukaan tanah, baik oleh manusia ataupun oleh renggutan hewan yang

digembalakan. Pengaturan defoliasi perlu dilakukan untuk menjamin

pertumbuhan kembali (regrowth) yang optimal, sehat dan kandungan gizi tinggi,

(8)

Interval pemotongan adalah selang waktu antara suatu saat pemotongam

sampai saat pemotongan berikutnya. Intensitas pemotongan dimaksudkan sebagai

tinggi pemotongan dari atas permukaan tanah (Kristyowantari, 1992).

Pada saat tanaman rumput dipotong, bagian yang ditinggalkan tidak boleh

terlalu pendek ataupun terlalu tinggi. Sebab semakin pendek bagian tanaman yang

ditinggalkan dan semakin sering dipotong pertumbuhan kembali tanaman tersebut

akan semakin lambat karena persediaan energi (karbohidrat) dan pati yang

ditinggalkan pada batang semakin sedikit (Nasution, 1997).

Interval pemotongan yang pendek di samping menurunkan kuantitas juga

menurunkan ketegaran tanaman, mengurangi perkembangan batang, akar serabut,

menghambat perkembangan tunas sehingga berpengaruh terhadap produksi

hijauan. Pada interval pemotongan yang lebih lama dapat menghasilkan produksi

bahan segar dan pertumbuhan perakaran yang lebih baik tetapi menurunkan

kualitas.Pada umur defoliasi yang lebih lama kesempatan menimbun cadangan

makanan dalam bentuk karbohidrat berlangsung lama sehingga rumput akan

menjadi semakin tinggi (Syafira, 1996).

Berdasarkan penelitian Andrianton (2010) bahwa hasil analisis nilai gizi

tanaman pada rumput gajah bahwa perlakuan pemotongan 4 minggu dianggap

lebih baik, dengan menghasilkan komposisi kadar air dan kadar protein kasar

yang lebih tinggi sebesar (82,79%) dan (8,86%) serta lemak kasar dan serat kasar

yang lebih rendah sebesar (4,46%) dan (33,20%), sedangkan interval pemotongan

8 minggu dan 10 minggu dianggap tanaman terebut agak terlalu tua dalam

hubungannya dengan analisis nilai gizi. Hal ini sesuai pendapat Lubis (1992),

(9)

menghasilkan komposisi kadar air dan protein kasar sebesar (85,50%) dan

(11,50%) serta lemak kasar sebesar (3,20%) dan (29,3%).

Dengan melakukan pemotongan berarti menghilangkan maristem apical

dibagian pucuk tanaman sebagai penghasil auxin, sehingga daya aktif auxin akan

mengalami gangguan. Keadaan inilah akan merangsang berkembangnya

tunas-tunas lateral (Prawiranata et al., 1981).

Mengingat pengaruh yang akan timbul akibat defoliasi tersebut maka perlu

pengaturan defoliasi yang baik. Karena dengan pengaturan defoliasi merupakan

syarat dari pengelolaan hijauan makanan ternak untuk memperoleh produksi yang

optimum (Kismono, 1980).

Pemotongan rumput gajah disisakan 10- 15 cm, pemotongan pada musim

penghujan dilakukan setiap 30-50 hari sedangkan pada musim kemarau setiap

Gambar

Tabel 1. Analisa Kadar Protein KasardanSeratKasar berbagai Jenis Hijauan
Tabel 2. Kandungan zat hara beberapa kotoran ternak padat dan cair

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Animasi Kartun ini jika dijalankan akan menampilkan sebuah tontonan animasi yang menarik untuk semua kalangan dan juga agar dapat membuat animasi sendiri sesuai dengan

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;6. Alokasi

Dengan adanya bahasa pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME) kita dapat membuat suatu aplikasi yang dapat dijalankan pada hand phone. Dengan bahasa pemrograman tersebut penulis

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;.. Alokasi

Kemajuan teknologi terutama pada bidang teknologi informasi pada satu dasawarsa terakhir ini telah berubah sangat cepat dimana komputer pada beberapa dasawarsa yang lalu hanya

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;6. Alokasi

Aplikasi berbasis web ini bekerja secara klien-server terdiri dari dua form utama yang menggunakan bahasa pemrograman web PHP4 dan MySQL